Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

DASAR KESEHATAN KESELAMATAN KERJA

COST BENEFIT ANALYSIS (CBA)


PROGRAM HEARING CONSERVATION PADA PT X TEKSTIL
SURABAYA

Oleh:
1. Mas Amaliyah 101914253007
2. Ero Wahjuningdiah 101914253008
3. Okgi Tiara 101914253009
4. Tigowati 101914253017
5. Iskandar 101914253021
6. Yudha Andaka Setyawan 101914253023

PRODI MAGISTER KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2019
A. PENDAHULUAN
1. Sesuai Permenaker RI No 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan
K3 Lingkungan Kerja pasal 2 yang menyebutkan bahwa pengusaha dan atau
pengurus wajib melaksanakan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja, serta
pada pasal 3 yang menjelaskan syarat- syarat tersebut antara lain
pengendalian faktor fisika berupa kebisingan dan penyediaan personil K3
yang memiliki kompetensi dan kewenangan K3 di bidang Lingkungan
Kerja.
2. PT X Tekstil Surabaya merupakan perusahaan yang melakukan produksi
tekstil di daerah Surabaya Jawa Timur
3. Tepat di tahun 2019 PT X Tekstil Surabaya melakukan kerjasama dengan
BPJS Kesehatan sebagai fasilitas kesehatan tingkat lanjut, dengan setara
rumah sakit tipe B di Surabaya.
4. Waktu operasional perusahaan 24 jam dengan diberlakukan 3 shift kerja.
Shift I pukul 07.00 – 15.00 , shift II pukul 15.00 – 23.00 dan shift III pukul
23.00 – 07.00.
5. Jumlah karyawan pada PT X Tekstil Surabaya adalah 200 orang yang terdiri
dari karyawan kantor 50 orang dan karyawan bagian produksi 150 orang
dengan rincian 130 orang produksi (operator tenun) dan 20 orang petugas
utility (operator kompresor).
6. Sumber bising berasal dari mesin tenun dan mesin kompresor yang
dioperasionalkan selama 24 jam.
7. Menurut data WHO Multi Center Studi dalam Rencana Strategi Nasional
Penanggulangan Gangguan Pendenganran dan Ketulian Untuk Mencapai
Sound Hearing 2030 Menteri Kesehatan menyatakan bahwa Indonesia
termasuk 4 negara di Asia Tenggara dengan prevelensi ketulian yang cukup
tinggi yaitu 4,6 % per tahun. Diperkirakan dalam jangka waktu 1 tahun 6 –
7 orang karyawan produksi berisiko menderita ketulian atau gangguan
pendengaran.
8. Perusahaan melakukan investasi pada tahun 2019 berupa Silencer Box dan
Pelatihan pekerja.

1
9. Perusahaan membeli 10 unit Silencer box pada tahun 2019 dengan tujuan
untuk mengurangi kebisingan diarea produksi dan dipasang pada 10 unit
Kompressor diarea tersebut.
10. Perusahaan mengadakan 2 jenis pelatihan yaitu pelatihan
untuk safety officer dan pelatihan karyawan produksi. Pelatihan safety
officer diadakan untuk 5 orang pada tahun pertama dan pelatihan karyawan
produksi diadakan setiap tahun dengan jumlah 30 karyawan per tahun.
Diasumsikan tiap tahunnya biaya pelatihan naik 10% .
11. Perusahaan mengeluarkan biaya operasional berupa
pengadaan alat pelindung diri dan safety sign, pemeriksaan audiometri, dan
biaya gaji safety officer.
12. Pengadaan ear plug 150 pcs setiap 2 bulan, sehingga
dalam 1 tahun mengadakan sebanyak 18 box, dengan asumsi kenaikan biaya
10% pertahun.
13. Pengadaan safety sign sebanyak 10 pcs setiap tahun yang
akan diletakkan pada bagian produksi.
14. Pemeriksaan kesehatan audiometri yang dilakukan pada
200 karyawan dilakukan setiap tahun.
15. Perusahaan mengeluarkan biaya pemeliharaan setiap
tahun untuk pemeliharaan pengecatan silencer box dimulai pada tahun
kedua dan untuk perawatan mesin kompresor dilakukan sebanyak 4 kali
dalam satu tahun, dengan asumsi kenaikan biaya 10% pertahun.
16. Dalam penghitungan CBA (Cost Benefit Analysis) ini
akan dilakukan khusus untuk melihat bagaimana kebermanfaatan (benefit)
Program Hearing Convservation pada PT X Tekstil Surabaya.

2
B. PERINCIAN BIAYA
Data yang berkaitan dengan pengembangan Klinik Mata Utama Bangkalan
adalah sebagai berikut:
1) Rincian Biaya Cost
Biaya Investasi
No. BIAYA Jumlah Jumlah
1 Silencer Box Mesin Compressor 10 Unit Rp 200.000.000
2 Pelatihan Petugas K3 3 Orang Rp 9.000.000
3 Pelatihan Karyawan penggunaan APD 30 Karyawan/Tahun Rp 15.000.000
Rp 209.000.000
TOTAL BIAYA INVESTASI

Biaya Operasional

No. BIAYA Jumlah Jumlah


1 Biaya Gaji Petugas K3 5 Orang Rp 240.000.000
2 Biaya Pembelian Earplug 18 box Rp 21.600.000
3 Biaya Pemeriksaan Audiometri 200 Orang Rp 37.500.000
4 Biaya Pengadaan Safety Sign 10 pcs Rp 2.000.000
TOTAL BIAYA OPERASIONAL Rp 301.100.000

Biaya Pemeliharaan
No. BIAYA Jumlah Jumlah
1 Biaya Pemeliharaan 1 kali / tahun Rp 20.000.000

2) Rincian Biaya Benefit


Manfaat Tak Langsung

No. BIAYA Jumlah Jumlah


1 Hilangnya biaya operasi THT 7 orang Rp. 245.000.000
2 Biaya implant koklea 7 orang Rp. 2.100.000.000
3 Hilangnya biaya rawat jalan 7 orang Rp. 9.730.000
4 Pemeriksaan audiometri 7 orang Rp. 1.750.000
5 Hilangnya Kerugian waktu kerja 7 orang Rp. 14.000.000
Rp. 2.370.480.000

Hasil dapat dilihat dalam perhitungan pada Excell

Hasil Analisis

3
a) NPV untuk tingkat Inflasi 10% = +
8.292.717.430  Ini berarti penerapan Hearing Conservation Program layak
diteruskan.
b) Ratio B/C = 4,95 > 1  Ini berarti
pendirian penerapan Hearing Conservation Program layak diteruskan.

B. COST BENEFIT ANALYSIS (CBA)


Berdasarkan perincian data dan hitungan CBA di atas, yaitu dalam
penerapan Hearing Conservation Program adalah program yang paling
menguntungkan untuk menekan angka kerugian akibat kehilangan pendengaran.
Hearing Conservation Program adalah salah satu panduan yang dikeluarkan oleh
National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH), program tersebut
dapat dianalisis menggunakan Cost Benefit Analysis (CBA) dalam kurun waktu 10
tahun (sejak dibangun pada tahun 2019) untuk menentukan apakah investasi
Hearing Conservation Program ini mempunyai manfaat yang layak dan
menguntungkan.
Cost Benefit Analysis (CBA) adalah suatu teknik yang digunakan untuk
memilih atau mengevaluasi suatu program/ proyek dalam keadaan atau situasi
tertentu, yang mana memakai ukuran-ukuran atau index tertentu sehingga dapat
ditentukan proyek mana yang paling layak atau mengevaluasi keberadaan suatu
proyek dapat dipertahankan atau tidak.
Cara atau metodenya, yaitu dengan membandingkan manfaat (benefit)
dengan biaya (cost) yang dibutuhkan dari setiap program/ proyek. Teknik ini
hanya menekankan pada faktor ekonomi saja (nilai uang).
Cost Benefit Analysis (CBA) sebagai alat bantu dalam pengambilan
keputusan, baik dalam perencanaan maupun evaluasi.
Tahapan menghitung Cost Benefit Analysis (CBA), adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi unsur benefit dan cost.
2. Memberi nilai setiap unsur benefit dan cost sesuai dengan besarnya nilai
nominal.
3. Menghitung nilai sekarang (Net Present Value - NPV) dari benefit dan cost.
4. Menghitung Internal Rate of Return (IRR).
5. Menghitung rasio benefit-cost-nya.

4
6. Apabila ada dua program atau lebih:
a. Membandingkan rasio B/C dari masing-masing program.
b. Pilih rasio yang terbesar dari ratio B/C-nya, dimana menunjukkan program
yang paling menguntungkan.
7. Apabila hanya terdapat satu program:
a. NPV (Net Present Value) > 0, maka program dapat diterima.
b. Rasio B/C (Benefit – Cost) > 1 (positif), maka program dapat diterima.

C. KESIMPULAN
Berdasarkan perincian data dan analisis menggunakan Benefit Analysis (CBA)
dalam kurun waktu 10 tahun didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan Hearing Conservation Program ini diterima
karena sangat menguntungkan dari sisi faktor ekonomi (nilai uang).
2. Penerapan Hearing Conservation Program bila
dijalankan, maka investasi ini akan kembali modal (feed back) pada tahun
ke-3 (Tahun 2022).

Anda mungkin juga menyukai