Anda di halaman 1dari 10

SIKLUS BATUAN, BATUAN BEKU,

SEDIMEN, DAN METAMORF


GEOLOGI FISIK
SIKLUS BATUAN
Siklus batuan adalah suatu proses dalam pembentukan batuan. Berdasarkan penelitian-
penelitian yang telah dilakukan oleh ahli geologi, diketahui bahwa pembentukan batuan
membutuhkan proses yang panjang dan waktu yang lama, bahkan bisa hingga jutaan
tahun.
Melalui siklus batuan diketahui bahwa terdapat hubungan yang erat di antara ketiga jenis
batuan. Adapun jenis batuan tersebut adalah batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf. Batuan beku dapat dikatakan sebagai “nenek moyang” karena batuan lainnya
terbentuk dari hasil perubahan-perubahan pada batuan beku.

Dengan demikian, siklus batuan juga dapat didefinisikan sebagai proses perubahan antara
satu kelompok batuan menjadi kelompok batuan lainnya. Siklus batuan pertama kali
dikemukakan oleh James Hutton pada abad ke 18.

Adaptasi Siklus Batuan dari James Hutton


Sumber: Noor (2013)

Lihat juga materi StudioBelajar.com lainnya:


Penginderaan Jauh
Litosfer
Proses Pada Siklus Batuan
Adapun proses pada siklus batuan adalah sebagai berikut.

1. Pembekuan magma
Siklus batuan bermulai dari terbentuknya batuan beku akibat adanya pendinginan dan
pembekuan magma dalam bentuk lelehan silikat. Lelehan silikat kemudian mengalami
proses penghabluran melalui erupsi gunung berapi.

 Magma yang erupsi sampai ke permukaan bumi disebut dengan magma
ekstrusif, sedangkan yang tidak disebut dengan magma instrusif.
2. Pelapukan batuan beku
Batuan beku yang keluar dari gunung berapi tersebut kemudian tersingkap di permukaan
bumi dan bersentuhan dengan atmosfer/hidrosfer. Hal ini menyebabkan batuan beku
mengalami pelapukan sehingga menjadi hancur.
3. Pergerakan batuan
Batuan beku yang telah hancur tersebut kemudian akan bergerak atau berpindah bisa
karena aliran air (baik di atas ataupun bawah permukaan) ataupun angin. Pergerakan ini
akan terjadi secara terus menerus.

4. Sedimentasi
Hasil pergerakan batuan beku yang sudah hancur itu kemudian mengendap di tempat-
tempat tertentu hingga menumpuk lalu mengeras kembali. Proses ini dinamakan
sedimentasi dan menghasilkan batuan sedimen. Hal ini dikarenakan adanya perekatan
senyawa mineral dalam larutan batuan tersebut (pergerakan batuan dengan air).

5. Metamorfis
Apabila batuan sedimen mengalami peningkatan tekanan dan suhu akibat pengendapan,
maka terjadi perubahan pada bentukan batuan tersebut. Penyesuaian akan lingkungan
akan menyebabkan batuan sedimen berubah bentuk menjadi batuan malihan atau batuan
metamorf.

6. Pencairan magma kembali


Batuan metamorf yang sudah terbentuk seiring berjalannya waktu akan mengalami
peningkatan tekanan dan suhu sehingga akan kembali meleleh dan berubah menjadi
magma. Lalu siklus batuan terulang kembali.

Jenis-jenis Batuan
Terdapat tiga jenis-jenis batuan, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Berikut penjelasannya.

BATUAN BEKU
Pengertian Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneous berasal dari Bahasa Latin, yaitu ignis (api). Hal ini
dikarenakan batuan beku terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras.

Jenis Batuan Beku Berdasarkan Struktur Batuan


Batuan beku memiliki dua jenis struktur batuan, yaitu sebagai berikut.

1. Batuan Beku Ekstrusif merupakan batuan beku yang proses pembekuannya


berlangsung di permukaan bumi. Meliputi struktur seperti masif (seragam), sheeting
joint (berbentuk lapisan), pillow lava (bergumpal), dan lain-lain. Contohnya adalah riolit,
basalt, dan andesit.
2. Batuan Beku Instrusif merupakan batuan beku yang proses pembekuannya di dalam
kantung-kantung magma. Contohnya adalah granit, diorite, sienit, dan lain-lain. Meliputi
bentuk diskordan dan konkordan.

 Diskordan: struktur yang memotong lapisan-lapisan batuan di sekitarnya.
Terdiri atas batolith (dapur magma yang membeku), gang atau korok (tipis dan
panjang), apofisa (cabang-cabang dari gang), dan diatrema (pengisi cerobong
gunung api).
 Konkordan: struktur sejajar lapisan-lapisan batuan di sekitarnya. Terdiri atas
sill (lembaran yang sejajar), laccolith (berbentuk kubah), lopolith (berbentuk
cekung), dan paccolith (menempati sinklin atau antiklin).
Jenis Batuan Beku Berdasarkan Kandungan Silikat atau Kuarsa
Jenis batuan beku berdasarkan kandungan silikat atau kuarsa adalah sebagai berikut.

1. Batuan Beku Asam (Granitis): mineral SiO2 tinggi, sedangkan mineral MgO rendah
2. Batuan Beku Intermediet (Andetis): mineral SiO2 dan MgO relatif seimbang
3. Batuan Beku Basa (Basaltis): mineral SiO2 rendah, sedangkan mineral MgO tinggi

Contoh Batuan Beku


Sumber: Noor, 2013

Batuan Sedimen
Pengertian Batuan Sedimen
Sedimen telah mengalami proses pengangkutan dari satu tempat ke tempat lainnya dan
mengendap, lalu mengeras sehingga membentuk batuan sedimen. Faktor pembentukannya
berupa iklim, topografi, vegetasi, air, angin, bahkan salju/gletser.
Jenis Batuan Sedimen Berdasarkan Cara Pengendapan
Jenis batuan sedimen berdasarkan cara pengendapan adalah sebagai berikut.

1. Hancur mengendap (endapan klastik / endapan mekanis): batuan breksi,


konglomerat, batu pasir, serpih, dan napal
2. Larut mendendap: batuan evaporit (secara langsung mengalami penguapan) dan
batu bara (prosesnya lama)
Jenis Batuan Sedimen Berdasarkan Tempat Pengendapan
Jenis batuan sedimen berdasarkan tempat pengendapan adalah sebagai berikut.

1. Sedimen terisentris: diendapkan di daratan


2. Sedimen marine: diendapkan di lautan dan mengandung kapur (mineral karbonat)
3. Sedimen limnis: diendapkan di danau atau rawa
4. Sedimen fluvial: diendapkan di sekitar wilayah sungai dan banyaknya di hilir sungai
5. Sedimen glasial: diendapkan di pegunungan atau bongkahan es

Contoh Batuan Sedimen


Sumber: Noor, 2013

Berbagai penggolongan dan penamaan batuan sedimen telah


dikemukakan oleh para ahli, baik berdarkan genetis maupun
diskriptif. Secara genetis disimpulkan dalam dua golongan (Pettijohn,
1975 ddan W. T. Huang, 1962) :

BatuanSedimen Klastik
Batuan Sedimen klastik merupakan batuan sedimen yang terbentuk
akibat proses pengendapan secara mekanik ataupun litifikasi batuan-
batuan yang telah ada sebelumnya. Batuan sedimen klastik banyak
mengandung Allogenic Minerals (mineral yang terbentuk di
lingkungan sedimenasi atau pada saat sedimenasi berlangsung).

Allogenic mineral mempunyai daya tahan yang tinggi. Mineral ini


berasal dari bataun yang telah ada yang telah mengalami tahap
transportasi dan kemudian mengendap pada lingkungan sedimenasi.
Beberapa contoh mineral ini, antara lain kwarasa, hornblende, biotit,
plagioklas, kaolinite, montmorillonite, hydromuscovite, gypsum,
kalsedon, hematit, siderit, limonit, dan garnet.

Batuan Sedimen Non-Klastik


Batuan sedimen non-klastik merupakan batuan sedimen yang
terbentuk akibat proses kimia baik dari larutan ataupun aktivitas
organik. Didalam batuan sedimen non-klastik banyak sekali dijumpai
Authigenic mineral (mineral yang terbentuk di daerah cekungan atau
lingkungan sedimenasi).

Beberapa contoh Authigenic mineral yaitu gypsum, anhydrite, kalsit,


dan halit. Selain tersusun atas mineral-mineral, batuan sedimen juga
tersusun atas fragmen batuan dan fosil. Kristal-kristal pada batuan
sedimen juga memiliki andil dalam pengklasifikasian batuan sedimen.
Pengklasifikasian batuan sedimen berdasarkan ukuran kristal
dilakukan oleh Howell dan Hirschwald. Pengklasifikasiannya sebagai
berikut :
1. Makrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal
penyusunnya berukuran lebih dari 0,75mm.
2.  Mesokristalin, batuan dengan mineral yang kristal penyusunnya
berukuran 0,2mm hingga 0,75mm.
3.  Mikrokristalin, batuan dengan mineral yang kristal
penyusunnya berukuran 0,01mm hingga 0,2mm.
4.  Kriptokristalin, batuan dengan mineral yang kristal
penyusunnya berukuran lebihkecil dari 0,01mm

Batuan Metamorf
Pengertian Batuan Metamorf
Batuan metamorf mengalami perubahan akibat tekanan dan suhu baik dari batuan beku
ataupun batuan sedimen. Contohnya batuan granit menjadi gneis (beku) dan batu kapur
menjadi marmer (sedimen). Faktornya adalah suhu, tekanan, fasa fluida, dan waktu.
Jenis Batuan Metamorf Berdasarkan Faktor Pembentuknya / Tipe
Metamorfosa
Jenis batuan metamorf berdasarkan faktor pembentuknya adalah sebagai berikut.

1. Batuan Metamorf Kataklastik: deformasi mekanis, yaitu dua blok batuan yang
mengalami pergeseran satu dan lainnya di sepanjang zona sesar/patahan. Jenis ini
jarang dijumpai.
2. Batuan Metamorf Kontak: terjadi di dekat intrusi magma atau batuan beku dengan
suhu yang tinggi dan pada cakupan yang tidak luas. Batuan yang dihasilkan sering kali
batuan berbutir halus tanpa foliasi.
3. Batuan Metamorf Dinamo (Metamorfosis Regional): terbentuk akibat faktor tekanan
dan waktu yang lama, misalnya terbentuk dari sedimen tanah liat yang tertimbun
batuan di atasnya dalam waktu yang lama. Contohnya batu sabak (slate), schist, dan
gneisses.
4. Batuan Metamorf Kontak Pneumatalitis: penambahan bahan lain pada saat
perubahan batuan metamorf kontak dan dinamo. Conothnya kuarsa menjadi batu
topaz.
Contoh Batuan Metamorf
Sumber: Noor, 2013

Secara umum struktur batuan metamorf dapat dibedakan menjadi 2


yaitu : struktur foliasi dan struktur non foliasi (Gambar 1)

Metamorf berdasarkan struktur


Struktur Foliasi
Struktur foliasi adalah struktur paralel yang dibentuk oleh mineral
pipih/ mineral prismatik, seringkali terjadi pada metamorfosa
regional dan metamorfosa kataklastik.
Beberapa struktur foliasi yang umum ditemukan :

 Slaty cleavage :
struktur foliasi planar yang dijumpai pada bidang belah batu
sabak/slate, mineral mika mulai hadir, batuannya disebut slate
(batusabak).
 Phylitic :
rekristalisasi lebih kasar daripada slaty cleavage, batuan lebih
mengkilap daripada batusabak (mulai banyak mineral mika),
mulai terjadi pemisahan mineral pipih dan mineral granular
meskipun belum begitu jelas/belum sempurna, batuannya
disebut phyllite (filit).
 Schistose :
struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular,
mineral pipih orientasinya menerus/tidak terputus, sering
disebut dengan close schistosity, batuannya disebut schist
(sekis).
 Gneisose :
struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular,
mineral pipih orientasinya tidak menerus/terputus, sering
disebut dengan open schistosity, batuannya disebut gneis.

Struktur Non Foliasi


Struktur non foliasi adalah struktur yang dibentuk oleh mineral-
mineral yang equidimensional dan umumnya terdiri dari butiran-
butiran granular, seringkali terjadi pada metamorfosa termal.
Beberapa struktur non foliasi yang umum ditemukan :

 Granulose : struktur non foliasi yang terdiri dari mineral-


mineral granular
 Hornfelsik : struktur non foliasi yang dibentuk oleh mineral-
mineral equidimensional dan equigranular, tidak terorientasi,
khusus akibat metamorfosa termal, batuannya disebut hornfels.

 Cataclastic : struktur non foliasi yang dibentuk oleh


pecahan/fragmen batuan atau mineral berukuran kasar dan
umumnya membentuk kenampakan breksiasi, terjadi akibat
metamorfosa kataklastik, batuannya disebut cataclasite
(kataklasit).

 Mylonitic : struktur non foliasi yang dibentuk oleh adanya


penggerusan mekanik pada metamorfosa kataklastik,
menunjukan goresan-goresan akibat penggerusan yang kuat dan
belum terjadi rekristalisasi mineral-mineral primer, batuannya
disebut mylonite (milonit).
 Phyllonitic : gejala dan kenampakan sama dengan milonitik
tetapi butirannya halus, sudah terjadi rekristalisasi, menunjukan
kilap silky, batuannya disebut phyllonite (filonit).

Anda mungkin juga menyukai