Nim : 40400117024
Kelas :AP 1
Pertemuan 1 (STBI)
Intinya di sini adalah " Fungsi katalog perpustakaan yang beragam" . Semakin banyak
fungsi yang bisa ditunaikan oleh suatu katalog perpustakaan maka semakin bagus
STBI nya perpustakaan tersebut. indikator utama kualitas sistem temu balik
informasi di perpustakaan adalah " Menemukan kembali bahan pustaka yang relevan
dengan satu permintaan dengan cepat".
Pertemuan 2 ( Informasi )
Informasi itu merupakan suatu proses, ada juga yang mengatakan bahwa informasi
itu adalah pengetahuan (apa yang kita telah keatahui) dan ada lagi yang mengatakan
bahwa informasi itu adalah sesuatu.
Pertemuan 3 (Kompoen STBI)
Heting Chu (2010) dalam bukunya "Information Representation and Retrieval in the
Digital Age" menyebutkan bagian STBI yaitu:
c. Bahasa (Language)
a. Dokumen subsistem
b. Pengindeks subsistem
d. Penelusuran subsistem
f. Pencocokan subsistem.
Secara sederhana tujuan atau fungsi STBI adalah sama dengan tujuan atau fungsi
katalog itu sendiri. Dengan kemajuan teknologi Informasi dan Komunikasi maka
suatu STBI atau katalog tidak boleh hanya terbatas untuk "MENEMUKAN" bahan
pustaka tetapi harus bisa memiliki fungsi-fungsi lain yang berkaitan dengan aktifitas-
aktifitas seseorang yang berkaitan dengan informasi.
Beberapa kriteria atau indikator suatu system temu balik informasi yang efektif
menurut Liston dan Schoene dalam bukunya Chowdhury “Basic Concept of
Information Retrieval adalah sebagai berikut :
1. Suatu stbi harus bisa mendorong penyebarlausan keberadaan suatu bahan
pustaka.
2. Suatu stbi yang efektif harus bisa menfilter atau menyaring bahan pustaka
yang relevan dengan kebutuhan atau permintaan pemustaka.
3. Suatu stbi yang efektif adalah harus cepat memberikan respon terhadap
bahan pustaka apa yang dibutuhkan atau diinginkan oleh pemustaka
4. Suatu stbi yang efektif adalah memungkinkannya pemustaka untuk aktif
melakukan switch.
5. Suatu stbi yang efektif adalah harus bisa melakukan fungsi “komunikasi yang
interpersonal”.
6. Suatu stbi yang efektif adalah tersedianya menu “help” atau “bantuan” untuk
membantu pemustaka memberikan jawaban jika mengalami kesulitan
menggunakan suatu STBI.
7. Suatu stbi yang efektif adalah memungkinkannya pemustaka menerima
informasi mengenai keberadaan bahan pustaka baru yang dimiliki oleh
perpustakaan.
Untuk bahan pustaka digital,salah satu standardisasi yang digunakan untuk deskripsi
bibliografinya adalah “Dublin Core”. Kalau dalam AACR dikenal dengan 8 daerah
deskripsi bibliografi maka pada Dublin core dikenal dengan 15 elemen sets untuk
deskripsi bibliografi. Selain Dublin Core, standardisasi lainnya adalah RDF (Resource
Description Framework) dan DOI (Digital Object Identifier). Standardisasi yang lain
adalah MARC (Machine Readable Catalog) kususnya kode khusus atau identifier yang
digunakan untuk setiap ruas.
Bahasa yang dimaksudkan di sini adalah kata atau istilah yang digunakan oleh
pustakawan dalam membuat representasi bahan pustaka (membuat katalog) atau
kata atau istilah yang digunakan oleh pemusaka dalam mencari / menelusur
keberadaan suatu bahan pustaka.
Berdasarkan “asal atau “dari mana” kata atau istilah yang akan digunakan oleh
pustakawan dalam membuat representasi bahan pustaka, maka bahasa dibagi
menjadi 2 yaitu Bahasa alami dan bahasa terawasi (natural language dan controlled
language). Bahasa alami dan bahasa terawasi hanya dikenal pada IRR “Information
Representation and Retrieval” ( temu balik informasi)
Mekanisme penelusuran adalah menu yang berisi perintah untuk mencari kata atau
istilah di dalam satu pangkalan data (database) misalnya dalam katalog
perpustakaan. Mekanisme penelusuran secara garis besarnya dibagi ke dalam 2
jenis; mekanisme penelusuran tingkat dasar dan mekanisame penelusuran tingkat
lanjutan (basic search mechanism and advanced search mechanism).