Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL KEGIATAN

ROLE PLAY TIMBANG TERIMA


PRAKTEK KLINIK MANAJEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG CEMPAKA RS X

OLEH:
Bakti Nur Utama P27220019257
Delika Afriana Citra P27220019259
Dhinda Ratih M P27220019261
Intan Ayu Agustin P27220019276
Linda Ayu Putri Callista P27220019281
Rizky Ivan Perdana P27220019302
Tasya Syafhira Aprilia P27220019309
M. Yanuar Ridho R. P27220019284

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SURAKARTA
2019-2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan bagi
organisasi pelayanan kesahatan. Saat ini timbul keinginan untuk mengubah sistem
pemberian pelayanan kesehatan ke sistem desentralisasi. Dengan meningkatkan
pendidikan bagi perawat, diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan
keperawatan berdasarkan isi di masyarakat. (Nursalam, 2015).
Manajemen keperawatan adalah proses bekerja melalui anggota staff
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional.
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif
antar perawat, maupun dengan tim kesehatan yang lain. Salah satu bentuk
komunikasi yang harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat pergantian shift
(timbang terima klien) (Nursalam, 2015).
Timbang terima klien (hand over) merupakan cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan kondisi klien. Timbang terima
harus dilakukan seoptimal mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan
lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan /belum dan perkembangan klien saat itu. Informasi yang disampaikan
harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna (Nursalam, 2015).
Keselamatan klien telah menjadi isu dunia yang perlu mendapat perhatian
penting bagi sistem pelayanan kesehatan. Keselamatan klien merupakan prinsip
dasar dari pelayanan kesehatan yang memandang bahwa keselamatan merupakan
hak bagi setiap klien dalam menerima pelayanan kesehatan. World Health
Organization (WHO) Collaborating Center for Patient Safety Solutions
bekerjasama dengan Joint Commision International (JCI) pada tahun 2005 telah
memasukan masalah keselamatan klien dengan menerbitkan enam program
kegiatan keselamatan klien dan sembilan panduan/ solusi keselamatan klien di
rumah sakit pada tahun 2007 (WHO, 2007).
Sasaran keselamatan klien yang tertuang dalam PMK No.
1691/MENKES/PER/VIII/2011 dibuat dengan mengacu pada sembilan solusi
keselamatan klien oleh WHO bertujuan untuk mendorong perbaikan spesifik
dalam keselamatan klien. Timbang terima klien termasuk pada sasaran yang
kedua yaitu peningkatan komunikasi yang efektif.
Penyebab yang lazim terjadinya cidera klien yaitu kolaborasi tindakan medis
yang tak terbaca dan rancu yang rentan untuk salah terjemahan, prosedur yang
dijalankan klien yang keliru, pembedahan keliru tempat, kesalahan medis,
penundaan ruang darurat, para perawat yang tak berdaya untuk turun tangan saat
mereka melaporkan perubahan signifikan klien, ketidakmauan bertindak sebelum
suatu situasi menjadi krisis, ketidakmauan membelanjakan uang untuk
pencegahan, dokumentasi tak memadai dan kurangnya komunikasi (Fabre, 2010).
Program keselamatan klien (patient safety) adalah untuk menjamin
keselamatan klien di rumah sakit melalui pencegahan terjadinya kesalahan dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan bersifat kompleks dan
melibatkan berbagai praktisi klinis serta berbagai disiplin ilmu kedokteran dan
ilmu kesehatan. Kerja sama antarpetugas kesehatan sangat menentukan efektivitas
dan efisiensi penyediaan pelayanan kesehatan pada klien. Rumah sakit sebagai
institusi pelayanan kesehatan harus merespons dan produktif dalam memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu. Mutu pelayanan kesehatan
seharusnya menunjuk pada penampilan dari pelayanan kesehatan. Keselamatan
klien merupakan upaya yang harus diutamakan dalam penyediaan pelayanan
kesehatan. Klien harus memperoleh jaminan keselamatan selama mendapatkan
perawatan atau pelayanan di lembaga pelayanan kesehatan, yakni terhindar dari
berbagai kesalahan tindakan medis (medical error) maupun kejadian yang tidak
diharapkan (Koentjoro, 2007). Di Ruang Cempaka RS X, setiap timbang terima
dihadiri oleh perawat yang bertugas dan kepala ruangan kecuali untuk shift pagi
ke sore dan shift sore ke malam tanpa kepala ruangan. Prinsip timbang terima
belum sesuai dengan prosedur timbang terima, karena tidak semua klien yang
dirawat dioperkan dan dilanjutkan dengan validasi ke klien. Timbang terima
dimulai dengan pembukaan oleh kepala ruangan dan dipimpin untuk berdoa,
kemudian perawat primer dipersilahkan melaporkan timbang terima namun
perawat primer belum menyampaikan keadaan umum klien mencakup laporan
(M1-M5).
Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena
dengan timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan
akan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggungjawab
dan tanggunggugat dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan
dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang
diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar
pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan menurunkan kualitas pelayanan
keperawatan dan menurunkan tingkat kepuasan klien.
Dokumentasi keperawatan yang digunakan oleh Ruang Cempaka RS X adalah
sistem pendokumentasian timbang terima dengan SBAR. SBAR merupakan
bagian terpenting dari proses timbang terima karena komponen SBAR tersebut
yang disampaikan oleh perawat kepada perawat yang akan dinas selanjutnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka mahasiswa Program Studi Profesi Ners
Poltekkes Kemenkes Surakarta akan melaksanakan timbang terima klien
berdasarkan konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional Modular Nursing di
Ruang Cempaka RS X.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan timbang terima, maka mahasiswa dan perawat
Ruang Cempaka mampu mengkomunikasikan hasil pelaksanaan asuhan
keperawatan klien dengan baik, sehingga kesinambungan informasi mengenai
keadaan klien dapat dipertahankan.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi, tujuan, manfaat pada timbang terima.
2. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam timbang terima.
3. Mengetahui prosedur, alur dan evaluasi timbang terima.
4. Mengetahui kriteria evaluasi proses timbang terima
5. Menyampaikan kondisi dan keadaan klien (data fokus).
6. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan
kepada klien.
7. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindak lanjuti oleh perawat
dinas berikutnya.
8. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
9. Mengetahui contoh nyata pelaksanaan proses timbang terima dalam bentuk
role play
1.3 Manfaat
1. Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antara perawat.
b. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat.
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan.
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara menyeluruh.
2. Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
3. Bagi Rumah Sakit
Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara komprehensif.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan
kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift yang disampaikan secara
tertulis dan lisan oleh perawat primer yang bertanggungjawab. Timbang terima
klien harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas
dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah
dilakukan atau belum, dan perkembangan pasie saat itu. (Nursalam,2015)
2.2 Tujuan.
1. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah, belum dan akan dilakukan dalam asuhan
keperawatan pada klien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu untuk ditindaklanjuti oleh shift
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk shift berikutnya.
2.3 Manfaat
1. Bagi Perawat
a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antara perawat.
b. Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan.
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara menyeluruh.
2. Bagi Klien
Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal
2.4 Metode Timbang Terima
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
1. Menggunakan Tape recorder, Metode itu berupa one way communication.
2. Menggunakan komunikasi oral atau spoken.
3. Menggunakan komunikasi tertulis atau written.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan
bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.
Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety (2011), menyusun pedoman
implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:
1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya
pertanyaan dari penerima informasi tentang informasi klien.
2. Informasi tentang klien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi,
pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi.
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat
penerima dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang atau
mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk
perawatan dan terapi sebelumnya.
5. Timbang terima tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan
kegagalan informasi atau terlupa.
Berikut beberapa contoh model timbang terima, yaitu :
1. Timbang terima dengan menggunakan SBAR
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi klien yang
memerlukan perhatian atau tindakan segera (Nursalam, 2014).
a. S : Situation (kondisi terkini yang terjadi pada klien)
1) Sebutkan nama klien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan, serta
dokter yang merawat.
2) Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawtan yang belum atau
sudah teratasi/keluhan utama.
b. B : Background (Info Penting yang Berhubungan dengan Kondisi Klien
Terkini)
1) Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons klien dari setiap
diagnosis keperawatan.
2) Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat
invasive, dan obat-obatan termasuk cairan infuse yang digunakan.
3) Jelaskan engetahuan klien dan keluarga terhadap diagnosisi medis.
c. A : Assessment (Hasil Pengkajian dari Kondisi Klien Saat Ini)
1) Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian klien terkini seperti tanda
vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden score,status restrain,risiko
jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-lain.
2) Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.
d. R : Recommendation
Merekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu
dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge planning dan
edukasi klien dan keluarga.
2. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005) di
sebutkan bahwa overan jaga (handover) yang masih tradisional adalah :
a. Dilakukan hanya di meja perawat.
b. Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan
munculnya pertanyaan atau diskusi.
c. Jika ada pengecekan ke klien hanya sekedar memastikan kondisi secara
umum.
d. Tidak ada kontribusi atau feedback dari klien dan keluarga, sehingga
proses informasi dibutuhkan oleh klien terkait status kesehatannya tidak up
to date.
3. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang
sudah menggunakan model bedside handover yaitu timbang terima yang
dilakukan di samping tempat tidur klien dengan melibatkan klien atau
keluarga klien secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum
materi yang disampaikan dalam proses overan jaga baik secara tradisional
maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki
beberapa kelebihan diantaranya :
a. Meningkatkan keterlibatan klien dalam mengambil keputusan terkait
kondisi penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara klien dengan
perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi klien
secara khusus. Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang
kerahasiaan klien jika ada informasi yang harus ditunda terkait
2.5 Prosedur Timbang Terima
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi :
1. Persiapan
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
b. Prinsip timbang terima, semua klien baru masuk dan klien yang dilakukan
timbang terima khususnya klien yang memiliki permasalahan yang belum
atau dapat teratasi serta yang membutuhkan observasi lebih lanjut.
c. PA/PP menyampaikan timbang terima kepada PP (yang menerima
pendelegasian) berikutnya, hal yang perlu disampaikan dalam timbang
terima:
1) Aspek umum yang meliputi M1 sampai dengan M5
2) Jumlah klien
3) Identitas klien dan diagnosis klien
4) Data (keluhan atau subjektif dan objektif)
5) Masalah keperawatan yang masih muncul
6) Intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara
umum)
7) Intervensi kolaboratif dan dependen
8) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang, dan program lainnya)
2. Pelaksanaan
Timbang terima dilaksanakan oleh perawat primer kepada perawat primer
yang mengganti jaga pada shift berikutnya :
Nurse Station
a. Kedua kelompok dinas sudah siap (shift jaga)
b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan
c. Kepala ruangan membuka acara timbang terima
d. Penyampaian yang jelas, singkat dan lengkap oleh perawat jaga
bedasarkan NIC
e. Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali
pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci
f. Perawat jaga shift selanjutnya dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab
dan melakukan validasi terhadap hal – hal yang telah ditimbang terimakan
dan berhak menanyakan mengenai hal – hal yang kurang jelas
Bed Klien
a. Kepala ruangan menyampaikan salam dan PP menanyakan kebutuhan
dasar klien
b. Perawat jaga selanjutnya mengkaji secara penuh terhadap masalah
keperawatan, kebutuhan, dan tindakan yang telah atau belum
dilaksanaakan, serta hal – hal penting lainnya selama masa keperawatan.
c. Hal – hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang matang
sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian beserahterimakan
kepada petugas berikutnya.
3. Post Timbang Terima
a. Diskusi
b. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada format
timbang terima yang ditandatangani oleh PP yang jaga saat itu dan PP
yang jaga berikutnya diketahui oleh kepala rungan
c. Ditutup oleh kepala ruangan

2.6 Hal – Hal Yang Perlu Diperhatikan


1. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau pengangguang jawab klien (PP)
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dines.
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan
menggambarkan kondisi klien saat ini serta menjaga kerahasiaan klien
5. Timbang terima harus berorentasi pada permasalahan klien
6. Pada saat timbang terima di kamar klien, menggunakan volume suara yang
ukup sehingga klien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi
klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara
langsung di dekat klien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya dibicaran
di nurse station
2.7 Alur Timbang Terima

SITUATION

Data Demografi Diagnosis Diagnosis Keperawatan (Data)


Medis

Background

Riwayat Keperawatan

Assessment; KU; TTV; GCS;


Skala Nyeri; Skala Resiko Jatuh;
ROS (poin yang penting)

Recommendation:
1. Tindakan yang sudah
2. Dilanjutkan
3. Stop
4. Modifikasi
5. Strategi baru
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
`
3.1 Pelaksanaan Kegiatan
Hari / tanggal : Kamis, 16 April 2020
Pukul : 13.00 – 14.00 WIB
Pelaksanaan : Roleplay Timbang Terima dari PP pagi ke PJ sore, diikuti PA
dan Karu.
Topik : Aplikasi peran, pelaksanaan timbang terima.
Tempat : Ruang Cempaka RS X
Sasaran : Seluruh klien kelolaan.
3.2 Pengorganisasian
Penanggungjawab : Bakti Nur Utama
Kepala Ruangan : Dhinda Ratih M
PP1 ( Pagi ) : Delika Afriana Citra
PA (Pagi) : M. Yanuar Ridho R.
: Rizky Ivan Perdana
: Tasya Syafhira Aprilia
PA (Sore) : Linda Ayu Putri Callista
: Intan Ayu Agustin
Dokumentasi : Bakti Nur Utama

Pembimbing Akademik :
Pembimbing Klinik : Perawat Z,S.Kep.,Ns.,M.Kep
Pebimbing Akademik : Dwi Ariani, S. kep.,Ns. M.Kep
3.3 Metode dan Media
1. Metode :
a. Karu memimpin proses Timbang Terima
b. Melakukan timbang terima antara Perawat Primer pagi dengan Perawat
Primer sore.
c. Melaporkan status keadaan klien dari PP pagi ke PP sore.
d. Diskusi, tanya jawab dan validasi data kembali.
2. Media :
a. Materi disampaikan secara lisan.
b. Dokumentasi klien (status).
c. Buku Timbang Terima
3.4 Alur Timbang Terima

KLIEN

DIAGNOSA MEDIS DIAGNOSA


MASALAH KEPERAWATAN
KOLABORATIF

RENCANA
TINDAKAN

TELAH BELUM
DILAKUKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN /
KEADAAN PASIEN

MASALAH TERATASI SELURUHNYA,


SEBAGIAN, BELUM TERATASI DAN
TERDAPAT MASALAH BARU

3.5 Instrumen
1. Status klien
2. Nursing kit.
3. Buku catatan
3.6 Mekanisme Kegiatan Timbang Terima
TAHAP KEGIATAN WAKTU TEMPAT PELAKSANA
Persiapan 1. Kedua kelompok dinas sudah 5 menit Nurse Karu
Timbang siap dan berkumpul di Nurse Station PP
Terima Station PJ
2. Karu mengecek kesiapan PA
timbang terima oleh PP
3. Kelompok yang akan bertugas
menyiapkan catatan (Work
Sheet), PP yang akan
mengoperkan, menyiapkan buku
timbang terima & nursing kit
4. Kepala ruangan membuka acara
timbang terima dilanjutkan
dengan doa.
Pelaksanaan 1. PP dinas pagi menyampaikan 10 menit Nurse Karu
Timbang M1-M5 Station PP
Terima 2. PP dinas pagi melakukan PJ
timbang terima kepada PJ dinas PA
sore. Penyampaian laporan yang
singkat, padat, jelas, berikutnya,
hal yang perlu disampaikan
dalam timbang terima :
S : Situation (kondisi terkini
yang terjadi pada klien)
Sebutkan nama klien, umur,
tanggal masuk, dan hari
perawatan, serta dokter yang
merawat. Sebutkan diagnosis `
medis dan masalah keperawatan
yang belum atau sudah
teratasi/keluhan utama.
B : Background (Info Penting
yang Berhubungan dengan
Kondisi Klien Terkini)
Jelaskan intervensi yang telah
dilakukan dan respons klien dari
setiap diagnosis keperawatan.
Sebutkan riwayat alergi, riwayat
pembedahan, pemasangan alat
invasive, dan obat-obatan
termasuk cairan infuse yang
digunakan. Jelaskan pengetahuan
klien dan keluarga terhadap
14ancer14is medis.
A : Assessment (Hasil
Pengkajian dari Kondisi Klien
Saat Ini)
Jelaskan secara lengkap hasil
pengkajian klien terkini seperti
tanda vital, skor nyeri, tingkat
kesadaran, braden score,status
restrain,risiko jatuh, status
nutrisi, kemampuan eliminasi
dan lain-lain. Jelaskan informasi
klinik lain yang mendukung.
R : Recommendation
Merekomendasikan intervensi
keperawatan yang telah dan
perlu dilanjutkan (refer to
nursing care plan) termasuk
discharge planning dan edukasi
klien dan keluarga.
3. PP pagi dan PJ siang selanjutnya
dapat melakukan klarifikasi,
15ance jawab terhadap hal-hal
yang kurang jelas penyampaian
pada saat timbang terima secara Disamping
singkat dan jelas tempat tidur
4. Karu membuka dan memberi klien
salam kepada klien, PP pagi
menjelaskan tentang klien, PP
sore mengenalkan anggota
timnya dan melakukan validasi
data.
5. Lama timbang terima setiap
klien kurang lebih 5 menit,
kecuali kondisi khusus yang
memerlukan keterangan lebih
rinci.
Post timbang 1. Klarifikasi hasil validasi data 10 menit Nurse Karu
terima oleh PP sore. station PP
2. Laporan timbang terima PJ
ditandatangani oleh kedua PP PA
dan mengetahui Karu (kalau pagi
saja).
3. Reward Karu terhadap perawat
yang akan dan selesai bertugas.
4. Penutup oleh karu.
3.7 Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Menentukan penanggung jawab timbang terima
b. Menyusun teknik timbang terima bersama – sama dengan staf keperawatan
c. Menentukan materi timbang terima
d. Menyiapkan rekam medis klien yang akan digunakan dalam timbang terima
e. Mempersiapkan buku laporan
2. Evaluasi Proses
a. Melakukan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf
keperawatan pada setiap pergantian shift
b. Timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan
c. Timbang terima diikuti oleh perawat, mahasiswa yang berdinas dan yang
akan dinas
d. Timbang terima dilaksanakan di ruang perawat dengan pelaporan tiap klien
maksimal 5 menit
e. Menjelaskan masalah yang berfokus pada masalah keperawatan
3. Evaluasi Hasil
a. Perawat mampu melakukan timbang terima sesuai dengan konsep SBAR
b. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna
c. Dapat meningkatkan kemampuan dan komunikasi antar perawat
d. Menjalin hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar perawat
e. Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan berkesinambungan
3.8 Resume Pelaksanaan Timbang Terima
Hari/tanggal : Kamis, 16 April 2020
Jam : 13.00– 14.00 WIB.
Tempat : Ruang Cempaka RS X.
Acara : Timbang Terima.
1. Presensi
a. Pembimbing dari Ruangan Cempaka 1 orang
b. Mahasiswa Praktek Manajemen Profesi Ners sebanyak 8 orang
2. Hasil Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Persiapan dilakukan 4 hari sebelum acara dimulai. Acara sesuai dengan
jadwal gannt chart yang telah dibuat.
b. Evaluasi Proses
NO WAKTU KEGIATAN
1 13.00- 13.30 WIB Pelaksanaan timbang terima berlangsung
2 13.30-14.00 WIB Diskusi dan klarifikasi dari pembimbing Klinik
a. Saat timbang terima dalam susunan acara terdapat
kegiatan “Kelompok yang akan bertugas menyiapkan
catatan (Work Sheet), PP yang akan mengoperkan,
menyiapkan buku timbang terima & nursing kit” tetapi
kelompok tidak melakukan kegiatan tersebut.
b. Penyampaian PP dalam membacakan timbang terima
kurang singkat, padat, dan jelas serta kurang
komunikatif.
c. Saat PP menjelaskan kondisi pasien maka PA
diharapkan terlibat juga misalnya mengecek medikal
record.
d. Saat ke pasien karu hanya pembuka dan penutup saja,
PP lebih aktif mengklarifikasi dan validasi data.
e. Saat timbang terima selesai, tidak ada
pendokumentasian berupa tanda tangan dari Kepala
Ruangan.
f. Jika pasien tidak ada masalah khusus tidak perlu semua
di laporkan untuk efisiensi waktu dan kondisi pasien
harus sudah rapi.
g. Saat timbang terima PJ yang akan melanjutkan dinas
harus lebih aktif untuk validasi data dan rekam medik.
Alat-alat juga di timbang terimakan
c. Evaluasi Hasil
1) Kegiatan dihadiri 1 pembimbing akademi.
2) Selama kegiatan, masing-masing mahasiswa bekerja sesuai peran
masing-masing
3) Kegiatan berjalan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai.

Surabaya, 16 April 2020


Ketua Kelompok, Penanggung Jawab Kegiatan,

M.Yanuar Ridho R. Bakti Nur Utama


NIM.P27220019284 NIM.P27820715002
Mengetahui,
Pembimbing Ruangan, Pembimbing Akademik,

Perawat Z.,S.Kep.,Ns.,M.Kep Dwi Ariani, S. kep.,Ns. M.Kep


NIP. NIP.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu
laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan
yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat
disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang
telah atau belum dilaksanakan.

Timbang terima bertujuan untuk kesinambungan informasi mengenai keadaan


klien secara menyeluruh sehingga tercapai asuhan keperawatan yang optimal.

Pelaksanaan timbang terima terhadap seluruh klien kelolaan di ruang Isolasi


Cendana sebanyak 6 klien. Pelaksanaan dapat berjalan dengan 19ancer sesuai
perencanaan dan semua personal dapat melaksanakan kegiatan sesuai peran masing-
masing.

4.2 Saran

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan memperbaiki makalah laporan role play di atas dengan sumber – sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggungjawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan.

Kritik dan saran dari pembimbing sangat diharapkan demi kesempurnaan


penulisan makalah di kemudian hari.
Lampiran

SKENARIO TIMBANG TERIMA KEPERAWATAN

A. Strategi Pelaksanaan Timbang Terima Kepertawatan


1. PRE KONFERENS
Job Discription
Kepala Ruangan : Membuka dan fasilitator
Perawat Primer : Membuka intervensi selanjutnya
Melakukan validasi data
Perawat pelaksana : Menjelaskan data pasien
Menjelaskan implementasi yang sudah dilakukan
Menjelaskan intervensi yang akan dilakukan’
Melakukan evaluasi (SOAP)
Nursing Station
KARU : Assalamu alaikum wr.wb, sebelum kita melakukan timbang terima pada
pagi hari ini marilah kita berdoa terlebih dahulu yang akan dipimpin
oleh……….. Kepada…………….. dipersilahkan.
P.Pagi : Baiklah terimakasih, untuk yang beragama islam doa akan saya pimpin
dan yang beragama lain menyesuaikan (Pembacaan Do’a).
KARU : Pada pagi hari ini tanggal…………………2020 akan dilakukan kegiatan
rutin timbang terima yang dilakukan setiap pergantian shif. Kepada
perawat yang jaga pagi dipersilahkan menjelaskan kondisi masing-masing
pasien ke perawat jaga sore. Untuk masing-masing ketua tim saya
persilahkan menvalidasi data yang sudah ada dan merencanakan tindakan
keperawatan.
PP (Pagi) : Assalamu alikum wr.wb, terima kasih untuk kesempatan yang diberikan
kepada saya untuk menjelaskan pasien saat ini, jumlah pasien saat ini
adalah… orang dengan tingkat ketergantungan minimal …. orang ,
parsial …. orang, total ……..
Identifikasi pasien Bed 1
S: Nama……. umur …. Tahun, No. Rekamedis….. DPJP: dr……….,
Diagnosa medis ……………….. Hari rawat ke……….
B:
- Pasien bernafas spontan, tanpa/dengan alat bantu nafas,
RR…..x/menit, SPO2….%
- Keadaan umum pasien:……. TTV klien yaitu TD: …..mmhg Suhu:
….0C, Nadi:….x/menit, CRT </>2detik, Saat ini Klien terpasang
infus……… di…..,
- Kesadaran………GCS E:…V:….M:….., Skala nyeri:……..
- Pasien terpasang/tidak dower kateter dengan produksi urin…./….jam
dengan karakteristik jernih/pekat.
- Pasien terpasang/tidak NGT, makan habis/tidak, pasien mendapat
diet…….mual/muntah/kembung, retensi…
- Mobilitas pasien dibantu, resiko decubitus …… (….), HB:….
A : Masalah keperawatan………………..,
R: Implementasi sudah dilakukan……………………………., Intervensi
yang belum dilakukan………………..
Pasien mendapatkan
terapi…………………………………………………….. Rencana
Tindakan………………………………………………………………….
Identifikasi pasien Bed 2
S: Nama……. umur …. Tahun, No. Rekamedis….. DPJP: dr………,
Diagnosa medis ……………….. Hari rawat ke……….
B:
- Pasien bernafas spontan, tanpa/dengan alat bantu nafas,
RR…..x/menit, SPO2….%
- Keadaan umum pasien:……. TTV klien yaitu TD: …..mmhg Suhu:
….0C, Nadi:….x/menit, CRT </>2detik, Saat ini Klien terpasang
infus……… di…..,
- Kesadaran………GCS E:…V:….M:….., Skala nyeri:……..
- Pasien terpasang/tidak dower kateter dengan produksi urin…./….jam
dengan karakteristik jernih/pekat.
- Pasien terpasang/tidak NGT, makan habis/tidak, pasien mendapat
diet…….mual/muntah/kembung, retensi…
- Mobilitas pasien dibantu, resiko decubitus …… (….), HB:….
A: Masalah keperawatan………………..,
R: Implementasi sudah dilakukan……………………………., Intervensi
yang belum dilakukan………………..
Pasien mendapatkan
terapi…………………………………………………….. Rencana
Tindakan………………………………………………………………….
PP (sore) : Untuk pasien bed … apakah sudah dilakukan transfuse tadi pagi? Jika
sudah, nanti yang jaga sore mohon diingatkan dokternya untuk membuat
form cek lab
PP ( pagi) : Sudah, tadi dokter jaga pagi juga sudah kami ingatkan.
KARU : Baik apa adalagi yang perlu di klarifikasi dari perawat jaga pagi,
PP (Pagi) :Sudah tidak ada lagi
KARU : Terima kasih untuk perawat jaga pagi yang telah menyampaikan kondisi
pasien saat ini, jika sudah tidak ada marilah kita langsung saja menuju
keruangan pasien. Sebelum itu mari kita lakukan five moment dan cuci
tangan yang akan di pimpin oleh……………

KONFERENSI SAAT BERADA DIRUANGAN PASIEN


KARU : Selamat Pagi, bagaimana keadaan bapak saat ini? Seperti biasa bapak,
kita disini akan melakukan kegiatan timbang terima yang rutin setiap
pergantian sift, tujuan dari timbang terima ini adalah mengkomunikasikan
keadaan bapak sekarang dan menyampaikan informasi yang penting
antara sift jaga. Perkenalkan pada perawat pelaksana sift pagi ada
perawat.........dan perawat.....yang akan bertugas menggantikan perawat
yang jaga malam. Masing-masing perawat pelaksana yang jaga pagi akan
melakukan validasi langsung ke pasien.
PP (sore) : Bagaimana keadaan bapak hari ini? Apakah saat ini sudah ada
perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya?
Pasien : Hari ini saya merasa lemas dan sedikit sesak sus
PP (sore) : Iya bapak lemas HB bapak saat ini….karena tadi pagi bapak sudah
transfusi darah nanti bapak akan diamabil darah lagi untuk cek hb, namun
bapak jangan terlalu cemas karena sudah ada terapi obat…......yang
diberikan dokter.......untuk mengatasi masalah yang diderita bapak saat
ini, untuk oksigennya dipakai ya pak.
KARU : Sebelum saya akhiri mungkin ada tambahan atau koreksi yang perlu
didiskusikan kembali mengenai pasien yang ada diruangan? jika tidak ada
mari kita kembali ke nurse station.
Post Konferrence

KARU :Kita tadi sudah bersama-sama melakukan kegiatan timbang terima. Saya
berharap dengan adanya kegiatan ini proses pendelegasian tugas antara shif
bisa jelas dan terstruktur. Mungkin dari pasien yang tadi ada yang harus di
diskusikan lagi?
Perawat pelaksana dinas sore mengklasifikasikan hasil validasi kepada karu, katim,
serta perawat pelaksana yang dinas pagi.
PP (sore) : tidak ada, data yang sudah dilaporkan sudah sesuai dengan kondisi pasien
saat ini.
KARU : Terima kasih atas kerjasamanya dari ketua tim beserta perawat pelaksana
yang telah bekerja dengan baik. Demikian tadi timbang terima ini. semoga
apa yang telah kita lakukan tadi pagi dan sore ini bernilai ibadah dihadapan
Tuhan Yang Maha Esa, dan kita diberikan kelancaran dalam melaksanakan
tugas masing-masing. Tetap semangat dan tunjukkan sikap profesionalisme
kita sebagai perawat. Demikian saya akhiri wasalamu alaikum wr.wb
( sambil berjabat tangan dengan semua anggota timbang terima).
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika


Suarli, YB. 2009. Manajemen Keperawatan dengan Pendidikan Praktik. Jakarta :
Erlangga
Suyanto, 2008. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah
Sakit. Jakarta:Mitra Cendika Press.

Anda mungkin juga menyukai