8601 20015 1 SM PDF
8601 20015 1 SM PDF
Abstrak. Kekurangan gizi pada bayi akan menimbulkan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan, apabila tidak diatasi secara dini dapat berlanjut hingga dewasa. Usia 0
– 24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dan sekaligus
periode kritis. Kebutuhan dapat terpenuhi dari pemberian ASI serta dukungan MP-ASI.
Penelitian bertujuan untuk mengukur tingkat hubungan pemberian ASI dan MP -ASI
dengan pertumbuhan bayi pada usia 6 – 24 bulan. Penelitian dilakukan secara cross
sectionalsejak Februari – Maret 2016 di Lamreueng Aceh Besar. Sampel yaitu bayi
usia 6 – 24 bulan yang dipilih secara random. Data identitas sampel dan responden,
pemberian ASI dan MP-ASI dilakukan secara wawancara dan observasi, sedangkan
data pertumbuhan melalui pengukuruan antropometri TB/U. Hasil penelitian
menunjukan hubungan signifikan antara pemberian ASI (p= 0,000, OR= 21,0) dan
pemberian MP-ASI (p= 0,006, OR= 6,5) dengan pertumbuhan bayi 6 – 24 bulan.
Kesimpulan, rendahnya pemberian ASI eksklusif dan kurang baiknya pemberian MP -
ASI berhubungan dengan banyaknya anak yang tidak dapat tumbuh secara normal.
Disarankan, perlu dilakukan konseling dan penyuluhan secara komprehensif oleh
tenaga kesehatan untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan MP -ASI.
(JKS 2017; 1: 8-14)
Keywords: Infants aged 6-24 months, breastfeeding and complementary feeding, growth
8
Agus Hendra Al Rahmad1 Pemberian Asi dan Mp-Asi terhadap
Pertumbuhan Bayi Usia 6 – 24 bulan
balita mengalami gangguan pertumbuhan pada anak yaitu pemberian ASI pasca 30
dan hampir seperlima jumlah balita menit bayi dilahirkan, ASI eksklusif, MP-ASI
mengalami berat badan kurang. 2 pada usia 6 – 24 bulan, pemberian ASI sampai
usia 24 bulan.8
Data World Health Organization (WHO),
menyebutkan terdapat 51% angka kematian Beberapa hasil penelitian menunjukan bahwa
anak balita disebabkan oleh pneumonia, pemberian ASI secara eksklusif dapat
diare, campak, dan malaria. Lebih dari meningkat pertumbuhan pada anak usia
separuh kematian tersebut erat hubungannya dibawah 2 (dua) tahun, seperti penelitian Al
dengan masalah gizi. Oleh karena itu Rahmad5, menyatakan ASI eksklusif sebesar
prioritas utama penanganan utama adalah 4,2 kali dapat meningkatkan pertumbuhan
memperbaiki pemberian makan kepada bayi pada anak dibandingkan ASI tidak eksklusif.
dan anak serta perbaikan gizi ibunya.3 Begitu juga dengan pemberian MP-ASI,
Situasi gizi balita di Indonesia, belum bisa sebesar 70,8% anak balita yang tumbuh
terlepas dari masalah gangguan optimal mendapatkan MP-ASI dan
9
pertumbuhan (stunting). Hasil Riskesdas menunjukan hubungan signifikan. Lebih
menunjukan prevalensi balita stunting, lanjut, menurut Hermina & Prihatini10, bahwa
secara nasional tahun 2013 adalah 37,2% pertumbuhan pada bayi serta masalah gizi
(terdiri dari 18,0% sangat pendek dan 19,2% pada anak sering disebabkan oleh
pendek), yang berarti terjadi peningkatan ketidaktepatan orang tua dalam kebiasaannya
dari tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%).4 terhadap pemberian ASI dan MP-ASI yang
Provinsi Aceh sampai tahun 2013 juga tidak tepat, serta para ibu-ibu kurang
masih bermasalah dengan status gizi balita menyadari bahwa bayi berusia 6 bulan sudah
khususnya masalah kependekan, data memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu
menunjukan balita stunting mencapai yang baik.
sebesar 41,5%. Begitu juga dengan
Kabupaten Aceh Besar, prevalensi stunting Pemberian ASI eksklusif di Aceh masih
masih sangat tinggi (36,5%), selain itu sangat rencah cakupannya. Data
malnutrisi sepertiunderweight (22,1%) menunjukan bahwa hanya sebesar 4,6% bayi
danwasting (13,6%) juga semakin tidak yang mendapat ASI saja tanpa pemberian
baik.5 makanan dan atau minuman lain sampai usia
6 bulan, dan pemberian ASI saja sampai
Kekurangan gizi pada bayi akan menimbulkan usia 2 bulan menujukan cakupan yang baik
gangguan pertumbuhan dan perkembangan, yaitu sebesar 95,3%. Sedangkan cakupan
apabila tidak diatasi secara dini dapat pemberian MP-ASI pada bayi di bawah usia
berlanjut hingga dewasa. Usia 0 – 24 bulan 6 bulan mencapai 68,9%, usia 6-23 bulan
merupakan masa pertumbuhan dan untuk keluarga miskin baru mencapai
perkembangan yang pesat, atau disebut juga sebesar 25,48%, sementara target standar
sebagai periode emas sekaligus periode kritis. pelayanan minimal (SPM) harus mencapai
Periode emas dapat terwujudkan apabila pada 100%.11 Begitu juga dengan cakupan
masa ini bayi dan anak memperoleh asupan pemberian ASI eksklusif di Aceh Besar,
gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang masih sebesar 40,2% dan sangat rendah
optimal.6 Menurut Soetjiningsih7, bahwa dibandingkan target capaian program
faktor eksternal seperti pola asuh orang tua, (80,0%), sedangkan cakupan pemberian
asupan gizi (pemberian, frekuensi dan durasi MP-ASI pada bayi umur diatas 6 bulan baru
pemberian ASI serta pemberian MP-ASI), mencapai 13,8%.12 Masih tinggi kasus gagal
stimulasi dan social ekonomi sangat tumbuh menurut pemantauan data gizi serta
berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi. rendahnya cakupan pemberian ASI ekslusif
WHO dan Unicef merekomendasikan empat dan pemberian MP-ASI, maka peneliti
hal untuk mencapai pertumbuhan optimal tertarik untuk mengkaji lebih lanjut
9
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 17 Nomor 1 April 2017
hubungan pemberian ASI dan MP-ASI bulan sebanyak 1 kali/hari, dan usia 12 –
dengan pertumbuhan bayi usia 6 – 24 bulan. 24 bulan sebanyak 1-2 kali/hari). Data
pertumbuhan bayi diolah berdasarkan
Metodologi indeks PB/U atau TB/U mengacu
Penelitian ini menggunakan pendekatan kestandar pertumbuhan anak WHO 2005
deskriptif analitikdengan rancangan dengan katagori normal (z-score> -2 SD),
crossectional study, yang dilakukan di dan katagori tidak normal (z-score< -2
Lamreueng, Aceh Besar, yang SD).
dilaksanakan mulai dengan waktu
penelitian Februari – Maret 2016. Sampel Data dianalisis secara univariat dan
penelitian yaitu bayi berusia 6 – 24 bulan bivariat, untuk analisis bivariat
sebanyak 52 sampel, yang diambil secara menggunakan uji statistik Chi-Square test
acak menggunakan rumus besar sampel dengan CI:95%serta didukung dengan
untuk Uji Hipotesis Proporsi Populasi 13, perhitungan nilai prevalensi OR.
dengan persamaan:
Hasil penelitian
{ √ √ }
Pemberian ASI, Makanan Pendamping
ASI serta Pertumbuhan Bayi
Keterangan : Hasil penelitian secara deskriptif dirangkum
n = Besar Sample dalam Tabel 1, yang memberikan informasi
𝑃𝑜 = Proporsi awal anak gagal tumbuh (36,5%)pemberian ASI, pemberian MP-ASI serta
𝑃𝑎 = Proporsi antisipasi (58,5%) bagaimana pertumbuhan bayi usia 6 – 24
𝑍 𝛼 = Pada 95% CI = 1,96 bulan di Lamreueng Aceh
𝑍 𝛽 = Kekuatan Uji 90% = 1,2816 Besar.Berdasarkan hasil penelitian (Tabel
1), tergambarkan bahwa secara umum bayi
Pengumpulan data dilakukan menurut tidak mendapat ASI secara eksklusif yaitu
kebutuhan variabel. Untuk variabel mencapai angka sebesar 63,5%. Begitu juga
pemberian ASI dan MP-ASI dilakukan dengan pemberian MP-ASI, data
secara wawancara kepada responden (ibu menunjukan sebesar 65,4% bayi kurang
atau yang mengasuh bayi) menggunakan mendapatkan MP-ASI. Selanjutnya, data
kuesioner yang telah peneliti rancang pertumbuhan juga menunjukan secara
sebelumnya. Sedangkan untuk data mayoritas bayi yang berusia 6 – 24 bulan
pertumbuhan bayi usia 6 – 24 bulan mengalami tidak normal atau kependekan
dilakukan melalui pengukuran (61,5%) dan bayi yang mempunyai
antropometri yang meliputi perhitungan pertumbuhan normal hanya sebesar 38,5%.
umur (bulan genap penuh), pengukuran
panjang badan dan tinggi badan Tabel 1. Distribusi pemberian ASI, MP-
menggunakan body lenght board dan ASI dan pertumbuhan bayi
mikrotoa dengan ketelitian 0,1 cm.
Variabel Penelitian n %
Pengolahan data untuk pemberian ASI Pemberian ASI
dikelompokan 2 katagori yaitu eksklusif Eksklusif 19 36,5
(pemberian ASI saja sampai usia dibawah Tidak eksklusif 33 63,5
6 bulan) dan tidak eksklusif (selain Pemberian MP-ASI
diberikan ASI, juga mendapat makanan Cukup 18 34,6
atau minuman lain sampai usia dibawah 6 Kurang 34 65,4
bulan). Data pemberian MP-ASI terdiri Pertumbuhan
dari cukup (usia 6 – 11 bulan sebanyak 2-3 Normal 20 38,5
kali/hari, dan usia 12 – 24 bulan sebanyak Tidak normal 32 61,5
3-4 kali/hari), dan kurang (usia 6 – 11 Jumlah 52 100,0
10
Agus Hendra Al Rahmad1 Pemberian Asi dan Mp-Asi terhadap
Pertumbuhan Bayi Usia 6 – 24 bulan
Pertumbuhan Bayi
Pemberian ASI dan Tidak Jumlah OR
Normal p-value
MP-ASI Normal (CI:95%)
n % n % n %
Pemberian ASI
Tidak eksklusif 28 84,8 5 15,2 33 100,0 0,000 21,0
Eksklusif 4 21,1 15 78,9 19 100,0 (4,9 – 90,1)
Pemberian MP-ASI
Kurang 26 76,5 8 23,5 34 100,0 0,006 6,5
Cukup 6 33,3 12 66,7 18 100,0 (1,8 – 22,9)
Jumlah 32 79,0 20 21,0 52 100,0
11
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 17 Nomor 1 April 2017
pemberian makanan yang terlalu dini atau mendapatkan ASI eksklusif mempunyai
terlambat, makanan yang diberikan tidak pertumbuhan yang normal, sedangkan bayi
cukup dan frekuensi yang kurang yang tidak diberikan ASI eksklusif sebesar
berdampak terhadap pertumbuhan bayi.3 37,1% mempunyai pertumbuhan yang
Bayi sampai usia dibawah 6 bulan, kurang, selain itu bayi yang mendapat ASI
kebutuhan terhadap zat gizi dapat terpenuhi eksklusif berpeluang mendapatkan
melalui pemberian ASI yang eksklusif, pertumbuhan normal 1,62 kali lebih besar
namun setelah pada usia tersebut (6 bulan jika dibandingkan dengan bayi tidak
keatas) maka kebutuhan gizi bayi tidak eksklusif. Umumnya bayi yang memperoleh
cukup lagi oleh ASI saja, melainkan harus ASI eksklusif mengalami pertumbuhan yang
diberikan makanan tambahan yang pesat pada usia 2-3 bulan selain itu akan
berfungsi sebagai makanan pendamping. mencapai kondisi yang optimal selama 6
Pemberian MP-ASI yang kurang cukup bulan pertama bagi pertumbuhan bayi dalam
akan bermasalah terhadap tumbuh kembang memenuhi gizi yang normal.18
anak.15
Kegagalan pertumbuhan bayi merupakan
Pertumbuhan pada anak dimulai sejak jani suatu fenomena yang biasa terjadi di negara-
sampai usia 24 bulan, atau yang sering negara berkembang setelah anak berumur 3
disebut dengan golden periode. bulan. Hal ini terjadi disebabkan 3 faktor
Pertumbuhan dan perkembangan untuk yaitu : 1) tidak terpenuhinya asupan energi
mencapai kematangan yang optimal sangat dari air susu ibu saja setelah anak umur 3
ditentukan oleh asupan zat gizi pada usia atau 4 bulan; 2) rendahnya kualitas energi
tersebut.16 Pertumbuhan anak dipengaruhi dan mikronutrien dalam makanan tambahan
oleh faktor pasca natal yaitu faktor gizi. yang diberikan pada bayi dibanyak negara
Unsur gizi menjadi pengaruh yang dominan berkembang; dan 3) dampak negatif infeksi
dalam pertumbuhan anak terutama pada terhadap asupan energi yang diperlukan oleh
awal kehidupan sampai umur 12 bulan. tubuh, khususnya bayi.19
Kebutuhan nutrisi oleh bayi dapat dipenuhi
melalui pemberian ASI. ASI merupakan Aspek pertumbuhan anak yang tidak normal
pilihan optimal sebagai pemberian makan banyak di jumpai pada balita dengan
pada bayi karena mengandung nutrisi, frekuensi pemberian ASI kurang,
hormon, faktor kekebalan, faktor pertumbuhan tinggi pada anak balita di
pertumbuhan, dan antiinflamasi.17 karenakan adanya factor lain, hal ini
Kebutuhannya untuk pertumbuhan sampai merupakan akibat pengaruh faktor dari ibu
usia 24 bulan harus didukung oleh seperti rendahnya pendidikan ibu serta ibu
pemberian MP-ASI yang diberikan pada bekerja (wanita karir).20 Proporsi pendidikan
usia 6 bulan.3 ibu yang rendah mengalami anak gagal
tumbuh pada usia 6 – 24 bulan lebih besar,
Hubungan Pemberian ASI dengan dibanding dengan pendidikan ibu tinggi.
Pertumbuhan Bayi Demikian juga dengan proporsi ibu bekerja
Hasil penelitian menunjukan hubungan mengalami anak pendek, lebih besar
signifikan antara pemberian ASI dengan dibanding ibu yang tidak bekerja. Kesemua
pertumbuhan bayi di Lamreueng Aceh ini berdampak terhada kekurangan asupan
Besar, Bayi yang tidak mendapatkan ASI zat gizi yang diperluka untuk pertumbuhan
eksklusif berpeluang sebesar 21,0 kali yang baik bagi anak.
mengalami gangguan pertumbuhan
dibandingkan bayi yang mendapatkan ASI Hubungan Pemberian MP-ASI dengan
eksklusif. Pertumbuhan Bayi
Pemberian MP-ASI secara signifikan
Hasil penelitian searah dengan penelitian berhubungan dengan pertumbuhan bayi,
Fitri et al.17, bahwa sebesar 73,3% bayi yang selanjutnya kurang baik MP-ASI pada bayi
12
Agus Hendra Al Rahmad1 Pemberian Asi dan Mp-Asi terhadap
Pertumbuhan Bayi Usia 6 – 24 bulan
13
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 17 Nomor 1 April 2017
Dasar 2013 Provinsi Aceh. Pertama. 15. Kartika V, Jahari AB. Studi Dampak
Jakarta: Badan Penelitian dan Pemberian Makanan Pendamping Air
Pengembangan Kesehatan. Susu Ibu (Mp-Asi) Terhadap Tingkat
Kementerian Kesehatan RI; 2013. Pertumbuhan Anak Usia 5 Bulan.
5. Al Rahmad AH. Malnutrisi pada Balita Penelit Gizi dan Makanan The J Nutr
Pedesaan dengan Perkotaan Food Res. 2003;26(1).
berdasarkan Karakteristik Keluarga: 16. Al-Rahmad AH, Fadillah I.
Data PSG 2015. Idea Nurs J. Perkembangan Psikomotorik Bayi 6–9
2016;7(3):43–52. Bulan berdasarkan Pemberian ASI
6. Zahraini Y. 1000 Hari Pertama Eksklusif. Aceh Nutr J. 2016;1(2):99–
Kehidupan: Mengubah Hidup , 104.
Mengubah Masa Depan [Internet]. 17. Fitri DI, Chundrayetti E, Semiarty R.
Subdit Bina Gizi Makro. 2013 [cited Hubungan pemberian ASI dengan
2016 Feb 23]. p. 2–4. Available from: tumbuh kembang bayi umur 6 bulan di
http://gizi.depkes.go.id/1000-hari- Puskesmas Nanggalo. J Kesehat
mengubah-hidup-mengubah-masa- Andalas. 2014;3(2).
depan. 18. Tikoalu, Jeanne R, Sekartin R. Air Susu
7. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak. Ibu dan Tumbuh Kembang Anak.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Dalam Bedah ASI. Jakarta: Balai
(EGC); 2012. Penerbit FKUI; 2008.
8. World Health Organization, Unicef. 19. Kramer MS, Guo T, Platt RW,
Global strategy for infant and young Sevkovskaya Z, Dzikovich I, Collet J-P,
child feeding. Geneva, Swiss: World et al. Infant growth and health outcomes
Health Organization; 2003. associated with 3 compared with 6 mo
9. AL-Rahmad AH, Miko A, Hadi A. of exclusive breastfeeding. Am J Clin
Kajian stunting pada anak balita Nutr. 2003;78(2):291–5.
ditinjau dari pemberian ASI eksklusif, 20. Yngve A, Sjöström M. Breastfeeding
MP-ASI, status imunisasi dan determinants and a suggested
karakteristik keluarga di Kota Banda framework for action in Europe. Public
Aceh. J Kesehat Ilm Nasuwakes. Health Nutr. 2001;4(2b):729–39.
2013;6(2):169–84. 21. Septiana R, Djannah RSN, Djamil MD.
10. Hermina H, Prihatini S. Pengembangan Hubungan Antara Pola Pemberian
Media Poster dan Strategi Edukasi Gizi Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
untuk Pengguna Posyandu dan Calon dan Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan
Pengantin. Bul Penelit Kesehat. di Wilayah Kerja Puskesmas
2015;43(3):195–206. Gedongtengen Yogyakarta. Kesehat
11. Dinkes Aceh. Profil Kesehatan Provinsi Masy UAD. 2010;4(2):118–24.
Aceh Tahun 2013. Banda Aceh: Dinas 22. Rahmad AHAL, Miko A. Kajian
Kesehatan Provinsi Aceh; 2013. Stunting pada Anak Balita berdasarkan
12. Dinkes Aceh Besar. Profil Kesehatan Pola Asuh dan Pendapatan Keluarga Di
Kabupaten Aceh Besar. Jantho; 2015. Kota Banda Aceh. Kesmas Indones.
13. Lameshow S, Lwanga S. Sample Size 2016;8(2):58–77.
Determination in Health Studies, A 23. Shrimpton R, Victora CG, de Onis M,
Practical Manual. Geneva: WHO; 1990. Lima RC, Blössner M, Clugston G.
14. Maseko M, Owaga E. Child Worldwide timing of growth faltering:
Malnutrition And Mortality In implications for nutritional
Swizeland Situation Analysis Of The interventions. Pediatrics.
Immedate, Underlying And Basic 2001;107(5):e75–e75.
Causes 2012. African J Food, Agric
Nutr Dev. 2012;12(2):5994–6006.
14