(NO …./14/RSUI/V/2020)
2
Negara Republik Indonesia Nomor 4431
b. Undang Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 114, Tambahan Lembaga Negara
Republik Indonesia Nomor 5063)
c. Undang Undang Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 153, tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072)
d. Undang Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5607)
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 269
tahun 2008 tentang Rekam Medis
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 290
tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan
Medis
g. SK Menkes (812/Menkes/SK/VII/2007)
tentang Kebijakan Perawatan Paliatif
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS INDONESIA TENTANG PEDOMAN
PERAWATAN PALIATIF DAN AKHIR KEHIDUPAN
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS INDONESIA
3
Ditetapkan di Depok
Pada tanggal 27 Mei 2020
Direktur Utama,
4
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UNIVERSITAS INDONESIA
NOMOR : ....../SK/DIRUT/RSUI/2020
TENTANG
TIM PELAYANAN PALIATIF DAN AKHIR KEHIDUPAN RUMAH
SAKIT UNIVERSITAS INDONESIA
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS INDONESIA
5
Tahun 2009 Nomor 114, Tambahan
Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor
5063)
c. Undang Undang Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5072)
d. Undang Undang Republik Indonesia Nomor
36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 298, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5607)
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 269
tahun 2008 tentang Rekam Medis
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 290
tahun 2008 tentang Persetujuan Tindakan
Medis
g. SK Menkes (812/Menkes/SK/VII/2007)
tentang Kebijakan Perawatan Paliatif
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS INDONESIA TENTANG TIM
PELAYANAN PALIATIF DAN AKHIR
KEHIDUPAN (END OF LIFE) DI RUMAH
SAKIT UNIVERSITAS INDONESIA
6
dengan susunan sebagai sebagaimana
KETIGA tercantum dalam lampiran keputusan ini.
: Tugas Tim sebagaimana dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. Menghadiri Palliative Board sesuai dengan
jadawal yang telah ditetapkan
b. Menyusun dan melakukan monitoring
penerapan pedoman pelayanan paliatif dan
akhir kehidupan (end of life) yang
memenuhi standar, dan berlaku seragam
di lingkungan Rumah Sakit Universitas
Indonesia
c. Memenuhi elemen pengukuran terkait
Joint Comission International (JCI) melalui
system manajemen yang efektif dan efisien.
Merencanakan penggunaan teknologi
gamma knife pada kasus yang terindikasi
dengan pertimbangan pendekatan
multidisiplin untuk pelayanan pasien
paripurna.
KEEMPAT : Fungsi Tim sebagaimana dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. Melakukan pengelolaan pasien sesuai
dengan kompetensinya dalam tim
interdisipliner
b. Memfasilitasi penyusunan kebijakan dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
mencakup operasional pelayanan paliatif
dan akhir kehidupan (end of life), yang
mengutamakan safety dan sesuai dengan
elemen pengukuran dari Joint
Commission International (JCI),
pengembangan program baru dan
7
menamin tercapainya kebijakan yang
dijalankan
c. Melakukan sosialisasi kebijakan dan
Standar Operasional Prosedur (SOP) ke
seluruh unit kerja
d. Melakukan supervise
pelaksanaankebijakan dan standar
operasional prosedur (SOP) yang sudah
disusun sesuai proses pelayana paliatif
dan akhir kehidupan (end of life) yang
mencakup proses utama, proses
penunjang, dan proses pengembangan
e. Membuat usulan pengembangan
kebijakan pendayagunaan staf medis
yang terlibat dalam pelayanan paliatif
dan akhir kehidupan (end of life) kepada
Direksi
f. Memberi masukan kepada
penanggungjawab layanan di unit kerja
untuk meningkatkan kompetensi dari
tenaga medis, dokter, analis untuk
meningkatkan efisiensi dan performa
pelayanan paliatif dan akhir kehidupan
(End of Life)
g. Memonitoring dan evaluasi pelaksanaan
pedoman teknis, sarana dan prasarana
pelayanan paliatif dan akhir kehidupan
(End of Life)
h. Melakukan koordinasi dengan unit kerja
terkait untuk melakukan analisis dan
evaluasi terhadap hasil pencapaian
target indicator pelayanan paliatif dan
kahir kehidupan (end of life)
8
i. Menentukan kriteria kepala atau
penanggung jawab pelayanan paliatif dan
akhir kehidupan (end of life)
Ditetapkan di Depok
Pada tanggal 27 Mei 2020
Direktur Utama,
9
LAMPIRAN
SUSUSAN TIM PELAYANAN PALIATIF DAN AKHIR KEHIDUPAN
(END OF LIFE) DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS INDONESIA
A. Tim Inti
1. Ketua Tim Paliatif dan Akhir Kehidupan
2. Ketua Komite Medik
3. Ketua Komite Etik dan Hukum
4. Ketua Komite Mutu, Keselamatan Kerja
5. Kepala Bidang Pelayanan Medik
6. Kepala Bidan Keperawatan
7. Kepala Bagian Hukum dan Organisasi
8. Kepala Bagian Pemasaran
9. Kepala ICU
10. Kepala PICU
11. Kepala NICU
12. Kepala HCU
13. Kepala Unit Rawat Inap Terpadu
14. Ketua Pokja Paliatif dan Akhir Kehidupan Departemen dan Unit
Kerja
10
B. Kelompok Kerja
1. Departemen Medik Penyakit dalam
2. Departemen Medik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
3. Departemen Medik Telinga, hidung dan tenggorokan
4. Departemen Medik Radioterapi
5. Departemen Medik Penyakit Saraf
6. Departemen Medik Urologi
7. Departemen Medik Ilmu Kesehatan Anak
8. Departemen Medik Bedah Saraf
9. Departemen Medik Orthopaedi dan Traumatologi
10. Departemen Medik Mata
11. Departemen Medik Gizi Klinik
12. Departemen Medik Rehabilitasi Medik
13. Departemen Medik Anastesi
14. Departemen Medik Ilmu Bedah
15. Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa (Psikiatri)
16. Bidang Keperawatan
17. Instalasi Gizi
18. Instalasi Farmasi
19. Unit Pelayanan Jantung Terpadu
20. Instalasi Gawat Darurat
21. Unit Pelayanan Rawat Inap
22. Unit Pelayanan Terpadu HIV
23. Bidang Pelayanan Medik
11
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………12
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………13
BAB II KETENTUAN DAN TATA LAKSANA…………………………………………………15
BAB III MATERI DAN ISI PEDOMAN…………………………………………………………..23
BAB IV MONITORING DAN EVALUASI ………………………………………………………35
BAB V LOGISTIK ………………………………………………………………………………………37
BAB VI KESELAMTAN PASIEN ………………………………………………………………….38
BAB VII KESELAMATAN KERJA ……………………………………………………………… 39
BAB VIII PENUTUP………………………………………………………………………………….. 40
LAMPIRAN
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
RS Universitas Indonesia (RSUI) adalah rumah sakit yang menerima
rujukan dari seluruh pelosok Indonesia. Mengingat karakteristiknya
sebagai rumah sakit rujukan, pasien yang berobat ke RSUI adalah pasien
dengan penyakit terminal yang berada pada akhir kehidupan. Populasi
pasien tersebut membutuhkan pendekatan yang berbeda dari pasien
lainnya mengingat kondisi mereka yang rentan. Pasien pada akhir
kehidupan membutuhkan kebutuhan khusus pelayanan yang bermatabat
dan penuh empati, sesuai dengan kondisi klinis yang mereka alami. Oleh
sebabnya, petugas kesehatan yang melayani pasien juga membutuhkan
pelatihan dan/edukasi khusus terkait proses penilaian, pengkajian, dan
tatalaksana pelayanan pasien pada akhir kehidupan. Tatalaksana pasien
yang kompleks ini memenuhi tidak hanya pemberian obat sesuai gejala
dan keluhan pasien, tetapi juga mengatasi nyeri yang dialami pasien, dan
memberi dukungan psikologis, emosional, bidaya dan spiritual bagi
pasien dan keluarganya. Dalam rangka memastikan pemberian pelayanan
pasien paliatif dan pasien pada akhir kehidupan yang komprehensif,
pedoman ini dirancang untuk digunakan sebaik-baiknya oleh setiap
tenaga kesehatan dan tenaga administratif yang memberikan pelayanan
di RSUI.
B. TUJUAN PEDOMAN
a.) Tujuan Umum
Untuk menyediakan kebijakan dan standar pelayanan paliatif/end of
life care di RSUI.
13
b.) Tujuan Khusus
a. Untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi pasien dan
keluarga.
b. Untuk menjadi pegangan bagi tim medis dalam pengelolaan pasien
terminal/paliatif.
C. RUANG LINGKUP
a. Rawat jalan
b. Rawat inap
c. Ruang gawat darurat
d. Ruang intensif
e. Ruang jenazah
D. BATASAN OPERASIONAL
Adapun batasan operasional pada pedoman ini adalah:
a. Diterapkan untuk pelayanan di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
UniversitasIndonesia
b. Dilaksanakan oleh tim pelayanan paliatif yang berhubungan dengan
pelayanan IGD
c. Dilaksanakan selama 24 jam pelayanan hingga terdapat pedoman
baru yang disahkan kemudian
E. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum yang dipakai dalam pembuatan pedoman pelayanan
paliatif dan akhir kehidupan (end of life) Rumah Sakit Universitas
Indonesia:
a. Undang-undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
b. Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
c. Undang-undang RI No 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit
d. Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
e. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 269 tahun 2008 tentang Rekam
Medis
14
f. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 290 tahun 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Medis
g. SK Menkes (812/Menkes/SK/VII/2007) tentang Kebijakan Perawatan
Paliatif
BAB II
KETENTUAN UMUM DAN TATA LAKSANAN
A. DEFINISI
a. End of Life
Bagian dari kehidupan seseorang yang hidup dengan, dan mengalami
suatu kondisi yang akhirnya menjadi fatal, walaupun prognosisnya
bersifat ambigu atau tidak diketahui
15
perawatan formal, baik yang bersifat profesional maupun
sukarela dan dapat menyebabkan kematian
b. Lain-lain
i. Mati
- Mati klinis adalah henti nafas (tidak ada gerak nafas spontan)
ditambah henti sirkulasi (jantung) total dengan semua
aktivitas otak berhenti, tetapi tidak ireversibel
- Mati biologis (kematian semua organ) selalu mengikuti mati
klinis bila tidak dilakukan resusitasi jantung paru (RJP) atau
bila upaya resusiatasi dihentikan. Mati biologis merupakan
proses nekrotisasi semua jaringan, dimulai dengan neuron
otal yang menjadi nekrotik setelah kira-kira 1 jam tanpa
sirkulasi diikuti oleh jantung, ginjal, paru dan hati yang
menjadi nekrotik selama beberapa jam atau hari.
- Mati otak adalah mati serebral (kerusakan
ireversibel/nekrosis serebrum, terutama neokorteks)
ditambah dengan nekrosis sisa otak lainnya, termasuk
serebelum, otak tengan dan batang otak.
16
1. Bahwa pasien berada dalam keadaan koma dan henti nafas,
yaitu tidak responsif dan dibantu ventilator
2. Bahwa penyebabnya adalah kerusakn otak struktural yang
tak dapat diperbaiki lagi, yang disebabkan oleh gangguan
yang dapat menuju mati otak.
ii. Sekarat
Seseorang dianggap sekarat apabila mereka sedang melewati
suatu proses yang merupakan akhir dari kehidupan atau
meninggal.
17
- Menjaga keseimbangan psikologis dan spritual
- Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayat
- Berusaha membantu mengatasi suasana duka cita pada
keluarga
18
bersifat multidimensional, interdependen, kompleks dan terus
menerus. Kondisi kompleks dan kronis ditandai oleh
konsekuensi medis yang berulang dan terus-menerus yang dapat
berlangsung dalam jangka waktu tertentu.
x. Pasien
Pasien adalah penerima utama dari suatu perawatan. Dalam
praktek perawatan paliatif, seorang pasien, bersama dengan
keluarga dan caregivernya merupakan fokus dari perawatan
tersebut.
xi. Keluarga
Keluarga didefinisikan sebagai orang-orang yang paling dekat
dengan pasien dalam segi pengetahuan, perawatan dan kasih
sayang. Keluarga dapat mencakup, keluarga kandung (biologis),
19
keluarga akuisisi (yang terkait dengan pernikahan/kontrak) dan
keluarga yang dipilih oleh pasien serta teman-teman(termasuk
hewan pemeliharaan )
20
Tim paliatif adalah ahli kesehatan, keperawatan maupun ahli
lainnya yang bersifat profesional yang diakui sebagai ahli paliatif
oleh suatu badan akreditasi tertentu atau mereka yang secara
substansial bekerja pada layanan perawatan paliatif apabila
badan akreditasi tersebut tidak tersedia atau memiliki sertifikasi
pelatihan paliatif pada lembaga yang diakui atau seseorang
berminat dan ditugaskan oleh Direksi. Seorang ahli paliatif
memiliki keterampilan, pengetahuan dan keahlian dalam
perawatan pasien dengan kondisi fatal, beserta keluarga dan
caregivernya, termasuk dalam pengelolaan gejala yang
kompleks, serta rasa kehilangan, masa berduka dan masa
berkabung.
B. TUJUAN
1. Pemberian pengobatan yang sesuai dengan gejala dan kebutuhan
pasien
2. Menyampaikan isu yang sensitif seperti autopsi dan donasi organ
3. Menghargai nilai yang dianut pasien, agama dan preferensi budaya
4. Mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek
pelayanan
5. Memberi respon pada hal psikologis, emosional, spiritual dan budaya
dari pasien dan keluarganya
6. Melakukan terapi dengan mempertimbangkan benefit dan cost
effectiveness bagi pasien dan keluarga serta rumah sakit.
C. KEBIJAKAN UMUM
1. Rumah sakit menjamin pelaynan yang berkualitas pada pasien dalam
kondisi paliatif/akhir kehidupan (end of life).
2. Identifikasi paliatif atau end of life meliputi pelayanan paliatif atau end of
life secara interdisiplin, mengutamakan kebutuhan pasien dan keluarga,
komunikasi, informasi dan edukasi interaktif berkesinambungan bagi
pasien dan keluarga, serta penyediaan ruang dan fasilitas khusus untuk
pelayanan end of life.
21
3. Kesinambungan perawatan pada pasien paliatif maupun non-paliatif
dengan fase end of life.
4. Perawatan akhir kehidupan dan layanan masa duka (grief and
bereavement)
5. Tatalaksan pasien juga harus mencakup transfer pasien dari satu unit
perawatan ke unit/tempat lain.
6. Ethical manner dan legal aspects
D. KOMPETENSI
Seluruh dokter dan perawat, farmasis dan tenaga kesehatan lain yang
memiliki sertifikasi pelatihan paliatif atau yang diberi tugas oleh Direksi
E. KETENTUAN KHUSUS
Untuk saat ini tidak terdapat ketentuan khusus.
22
BAB III
MATERI DAN ISI PEDOMAN
23
1. Melakukan komunikasi anatara tim dokter yang merawat dengan
pasien atau keluarga tentang :
- Status kesehatan
- Penyakit yang diderita, perkembangan ke depan termasuk
prognosis
- Pilihan pengobatan
- Harapan pasien/keluarga
- Memberi hak kepada pasien terhadap pilihan pengobatan
2. Tim dokter bediskusi dengan pasien dan keluarga tentang diagnosis
dan perkembangan penyakit
3. Tim dokter memvalidasi informasi yang diberikan kepada
pasien/keluarga
4. Membuat pemahaman/kesepakatan bersama tentang DNR, wasiat,
pemberian organ tubuh/donor
5. Tim medis berempati dan menghormati segala keputusan
pasien/keluarga
6. Mendokumentasikan komunikasi dalam rekam medis dan formulir
persetujuan/penolakan
7. Evaluasi kesiapam keluarga dalam menghadapai kehilangan
8. Mendampingi pada saat kematian dan masa duka
9. Identifikasi komplikasi masa duka
* Berdasarkan Liverpool Care Pathway, Edmonton Symptoms Scale
24
4. Dukungan rohaniawan ditawarkan kepada pasien dan keluarga
5. Dukungan masa berduka ditawarkan kepada keluarga
25
7. Dokter melakukan identifikasi kebutuhan dan harapan pasien serta
keluarga dari perawataan yang dilakukan (dokter mengatasi gejala
sesuai dengan harapan pasien dan keluarganya)
8. Identifikasi dan memberikan respon terhadap masalah-masalah dari
aspek paikologis, emosional spiritual dan budaya yang menjadi
perhatian pasien dan keluarga.
9. Menghormati nilai, agama dan budaya yang diyakini oleh pasien dan
keluarganya.
10. Dokter yang merawat akan menunjuk Tim Interdisiplin yang terkait
sesuai dengan kondisi pasien.
11. Tim Interdisiplin melakukan diskusi dan memberikan informasi yang
diperlukan secara berkesinambungan dan interaktif dengan pasien
dan/atau keluarga mengenai efketifitas dari intervensi pengobatan
yang akan diberikan.
12. Menggunakan catatan medis khusus perawatan akhir kehidupan
*Gunakan Formulir Catatan Medis Khusus Perawatan Akhir Kehidupan
13. Tim interdispilin mendokumentasikan setiap pemeriksaan yang
dilakukan serta setiap keputusan yang diambil
14. Dokter yang merawat atau perawat yang melakukan visite harus
membuat grafik gejala/keluhan pasien
**Gunakan Formulir Catatan Medis Khusus Perawatan Akhir Kehidupan
15. Persetujuan dari pasien serta keluarga mengenai target terapi
16. Asesmen berulang terhadap kondisi pasien
17. Monitor keadaan pasien sesuai dengan kesepakatan tim interdisipliner
18. Menunjuk psikiater, ahli gizi dan tenaga medis yang sesuai dengan unit
terkait
19. Menunjuk pekerja sosial, rohaniawan yang sudah bekerjasama dengan
rumah sakit
20. Secara hati-hati menyampaikan isu terkait autopsi dan donasi organ
21. Melayani dan mendampingi saat menjelang kematian sampai dengan
masa duka
26
E. Identifikasi dan tatalaksana komplikasi masa duka (complications of
grief)
Asesmen awal
1. Asesmen awal dilakukan oleh tenaga medik yang memiliki kompetensi
atau surat tugas dari Direktur RSUI
2. Kemampuan berbahasa penderita dan keluarga
3. Tanda awal (warning sign) komplikasi masa duka diidentifikasi oleh
dokter yang merawat:
a. Gangguan fungsional jangka panjang
b. Reaksi kesedihan yang memanjang dan intense
c. Tidak peduli dengan diri sendiri
d. Ketergantungan obat-obatan atau minuman keras
e. Tidak fokus dalam berkomunikasi dan beraktifitas
f. Mengambil keputusan tanpa berpikir panjang
g. Gangguan mental karena rasa kehilangan
27
h. Selalu berpikir tentang kematian
i. Terganggu oleh bayangan kematian orang terdekat
j. Menghindari situasi atau orang yang mengingatkan tentang
kematian orang terdekat.
28
G. Komunikasi, informasi dan edukasi interaktif berkesinambungan
bagi pasien dan keluarga
1. menggunakan bahasa yang bisa dipahami dan biasa digunakan pasien
2. menjelaskan mengenai pelayanan akhir kehidupan dengan bahasa yang
mudah dimerngerti pasien serta keluarga
3. Identifikasi pandangan dan pengetahuan dari pasien dan kelaurga
terhadap kondisi pasien
4. Identifikasi kebutuhan dan harapan dari pasien serta keluarga
mengenai pelayanan akhir kehidupan
5. Rencana perawatan fase akhir kehidupan dijelaskan dan disiskusikam
oleh dokter pasien dan keluarga
6. Memberi informasi dan edukasi setiap keuntungan dan kerugian dari
setiap asesmen dan terapi yang dilakukan
7. Identifikasi faktor yang mempengaruhi setiap pengambilan keputusan
oleh pasien serta keluarga
8. Memberi informasi kepada pasien untuk mengambil keputusan sendiri
atau kepada wakilnya yang memiliki hak untuk mengambil keputusan
jika pasien tidak mampu membuat keputusan
9. Mendokumentasikan setiap keputusan individual pasien serta keluarga
10. Mendokumentasikan diskusi interaktif kepada pasien dan keluarga
serta keputusan yang diambil sesuai dengan kompetensi Tim
Interdisiplin.
11. Memberi informasi serta edukasi kepada pasien dan keluarga atas
setiap tindakan perawatan yang dilakukan.
12. Melakukan kunjungan rutin berkala dan meminta kelurga pasien
mendampingi pada saat kunjungan
29
3. Identifikasi prinsip, kepercayaan, budaya pasien serta keluarga
4. Pasien dan keluarga yang membutuhkan dukungan emosi dan spiritual
akan dikoordinasi oleh perawat dengan pekerja sosial dan rohaniawan
5. Evaluasi kesiapan keluarga dalam menghadapi kehilangan
6. Protokoler mengenai pelayanan paska kematian hanya satu orang atau
paling banyak dua
7. Mendampingi pada saat kematian dan masa duka
Asesmen lanjutan
1. Asesmen lanjutan dilakukan oleh dokter spesialis psikiatri
2. Asesmen kesiapan keluarga untuk menerima berita
3. Kebutuhan spiritual pasien dan keluarga dan hal yang terkait dengan
keagamaan serta kepercayaan
4. Perhatikan latar belakang budaya dan agama pasien dan keluarga
5. Gaya hidup, situasi rumah dan ikatan keluarga (inti)
6. Ikatan dengan kelaurga nesar/organisasi yang penting
7. Kedudukan, fungsi dan situasi pekerjaan dan fungsi sosial
Intervensi
Intervensi disesuaikan dengan fase-fase reaksi terhadap berita buruk yaitu:
Fase shock & denial , fase marah/anger, fase tawar-menawar/bargaining,
fase depresi dan fase pasrah/acceptance. Intervensi setiap fase akan
disesuaikan berdasarkan dengan hasil diskusi dari masing-masing
interdisiplin yang terkait. Perhatikan kebutuhan akhir hayat, yaitu:
- kebutuhan fisik (termasuk memberikan kenyamanan bagi pasien)
30
- Kebutuhan psikologis (rasa aman, mengerti kondisi penyakitnya,
rasa bermartabat dan tetap dihargai)
- Kebutuhan sosial (diterima apa adanya, bebas dari tanggung
jawab)
- Kebiutuhan spritual (dicintai, diampuni, harga diri, hidup yang
berarti)
- Kebutuhan keluarga : mengatasi stres dan anticipatory grief, serta
tetap sejahtera sepeninggal penderita )
31
16. Pelayanan fase kematian melibatkan tim forensik/kamar jenazah
*Gunakan Formulir Catatan Medis Khusus Perawatan Akhir Kehidupan
L. Kriteria Rujukan
Tabel 1.
Kriteria – Silakan membuat skor bila anda akan menentukan pasien dalam kriteria
paliatif
1. Penyakit Dasar SKORING
a. Kanker d. Penyakit Ginjal Kronis Skor 2, tiap poin
(Metastasis/Rekuren) e. Penyakit Jantung Berat –i.e. ________________
b. PPOK Lanjut CHF, Severe CAD, CM
c. Stroke(denganpenurunan (LVEF < 25%)
fungsional > 50% f. HIV/AIDS
2. Penyakit Ko Morbiditas
a. Penyakit hati kroni d. Gagal jantung Skor 1, tiap
b. Penyakit Ginjal Moderate Kongestif poin
32
c. PPOK Moderat e. ________________
Kondisi/Komplikas
i lain
3. Status Fungsional Pasien Skor spesifik
Menggunakan Status Performa ECOG (Easton Cooperative dibawah ini
Oncology Group) ______________
TOTAL SKOR
33
1. Pasien dapat dikelola oleh tim paliatif melalui (a) Pasien diskrining
berdasarkan kriteria paliatif/ end of life, DPJP mengkonsultasikan
kepada tim paliatif dengan membuat surat permintaan konsultasi, atau
(b) Kordinator pelayanan medis mengusulkan kepada DPJP utama /tim
medis untuk dikonsultasikan ke tim paliatif, atau pasien langsung
dikirim ke unit paliatif untuk dikelola oleh tim paliatif sebagai DPJP
utama
2. Setelah mendapat informasi konsultasi (lewat telpon/verbal) atau surat
konsultasi, maka tim paliatif akan melakukan penilaian dan tatalaksana
3. Tim paliatof akan melakukan tatalaksana sesuai kompetensi masing-
masing
4. Tim paliatif akan melakukan pembicaraan dengan DPJP dan keluarga
untuk penatalaksanaan
34
Pelayanan kunjungan rumah dilakukan oleh tim home care RS sesuai
kebutuhan pasien. Pelayanan home care juga dapat bekerjasama dengan
lembaga non profit/sosial (seperti Yayasan Kanker Indonesia dan Raschel
House yang disetujui oleh Direksi)
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
35
Terima kasih.
36
B. Pelaporan
1. Pelaporan kasus dilakukan melalui nurse officer, kemudian dilaporkan
ke Bidang pelayanan medik setiap tanggal 10
BAB V
LOGISTIK
1. Peralatan Medis
Ketentuan peralatan medis yang terdapat di RSUI ialah sebagai berikut:
a. Jenis peralatan medis minimal yang harus ada di RSUI sesuai dengan
standar yang berlaku. Berdasarkan ketetapan Kementrian Kesehatan
RI.
b. Semua peralatan medis yang tersedia di RSUI adalah milik RSUI dan
hanya dipergunakan bagi pasien RSUI
c. Akses yang cepat dan mudah terhadap peralatan medis yang ada di
RSUI bagi pelayanan pasien pada tiap unit pelayanan
d. Semua pencatatan peralatan medis yang ada di RSUI dilakukan oleh
penanggung jawab logistik dan laat medis yang ditunjuk RSUI,
dibawah pengawasan Direktur Umum
e. Pemeliharaan dan kalibrasi alat medisberkoordinasi dengan unit
sarana dan prasarana RSUI dengan persetujuan Direktur Umum
f. Permintaan dan pengadaan alat medis RSUI dilakukan sesuai dengan
peraturan yang berlaku di RSUI
37
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
38
g. Jika ada kejadian yang berpotensi membahayakan pasien, staf dan
pengunjung RSUI, petugas keamanan RSUI segera melakukan tindakan
pengamanan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
39
BAB VIII
PENUTUP
Pedoman pelayanan paliatif dan akhir hayat (end of life) di rumah sakit ini
dijadikan sebagai acuan bagi tim/unit serta semua petugas terkait dalam upaya
memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi pasien dengan tujuan akhir
kepuasan pasien, keluarga dan tim medis.
40
LAMPIRAN
41
Lampiran 2. Alur Pelayanan Pasien Paliatif/EOL
42
43
44
Lampiran 3. Alur Pelaporan
45
Lampiran 4.
46
DAFTAR PUSTAKA
47