Oleh :
Heryanto
103081029228
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010
Hari ini Kamis Tanggal 3 Juni 2010, telah dilakukan ujian komprehensif atas
berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Sebagai Persyaratan Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Heryanto
NIM : 103081029228
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010
ANALISIS INFLASI, BI RATE, KURS RUPIAH,
DAN JUMLAH UANG BEREDAR,
TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM
DI BURSA EFEK INDONESIA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Untuk memenuhi syarat-syarat meraih gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Heryanto
NIM : 103081029228
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji Proposal
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
Telp : (62-21) 7493318, 7496006, 74715705, Fax (62-21) 7496006, 74715705
Jl. Ir. H. Juanda no. 95, Ciputat 15412 Indonesia Website : www.uinjkt.ac.id email : feis@uinjkt.ac.id / uinjkt@indo.net.id
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan
replikasi maupun saduran dari hasil karya atau penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus
melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya
dibatalkan.
Demikian pernyataan ini di buat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.
(Heryanto)
ABSTRACT
This study aimed to analyze the effect of inflation, BI rate, exchange rates, and the
broad money on volume of stock trading in the Indonesia Stock Exchange since
January 2006 until December 2009 by using multiple linear regression analysis.
Results of multiple regression analysis found that BI rate has a significant
variable and has a negative correlation betwen the volume of stock trading in the
Indonesia Stock Exchange, while variable inflation, exchange rates and broad
money does has not significantly influence the volume of stock trading in the
Indonesia Stock Exchange.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh inflasi, BI rate, kurs rupiah,
dan jumlah uang beredar terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek
Indonesia dari bulan Januari 2006 sampai dengan Desember 2009 dengan
menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil analisis regresi linier
berganda ditemukan bahwa variabel BI rate berpengaruh signifikan dan
mempunyai hubungan negatif terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek
Indonesia, sedangkan variabel inflasi, kurs rupiah dan jumlah uang beredar tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap volume perdagangan saham di
Bursa Efek Indonesia.
Kata kunci : Inflasi, BI rate, Kurs Rupiah, M2, Volume Perdagangan Saham.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT karena hanya dengan
curahan Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan
judul “Analisis Inflasi, BI rate, Kurs Rupiah, dan Jumlah Uang Beredar
Terhadap Volume Perdagangan Saham Di Bursa Efek Indonesia”. Shalawat
serta salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesitas
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan
dukungan dan bantuan baik moril maupun materil dari berbagai pihak sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ayah dan Ibu saya tercinta yang telah mendidik, membimbing, dan mengasuh
dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang yang besar dan tulus serta tidak
pernah berhenti memberikan dorongan, perhatian, dan doa.
2. Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku Pudek I sekaligus Pembimbing I yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran disela-sela kesibukannya untuk
memberikan arahan, petunjuk dan bimbingan sehingga penyusunan skripsi ini
dapat berjalan dengan baik.
3. Bpk Indo Yama Nasaruddin, SE, MAB selaku Kajur sekaligus Pembimbing II
yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan
bimbingan, petunjuk, dan masukan yang sangat berharga mulai dari persiapan,
pelaksanaan penelitian sampai terselesaikannya skripsi ini.
4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bpk Herni Ali H.T SE, MM dan Bpk Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Penguji
Ahli Skripsi
iii
6. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom. MM selaku Penguji Proposal Skripsi.
7. Para Dosen Jurusan Manajemen yang telah memberikan ilmu dan bimbingan
selama masa Perkuliahan.
8. Seluruh staf pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah bersedia
membantu dalam segala urusan administrasi yang diperlukan.
9. Cici Yanti dan Cici Bella yang telah membantu dalam segala hal.
10. Rieke Febri Kencana yang tidak pernah lelah memberikan dorongan kepada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-temanku Dimas dan keluarga, Dika, Marwah, Ade, Soni, Ipung,
Ajeng, Kosasih, Dada yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini.
12. Teman-temanku angkatan 2003 manajemen B yang secara langsung maupun
tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Dan berbagai pihak yang telah banyak membantu tetapi namanya tidak dapat
disebutkan satu per satu, namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis
kepada mereka.
Semoga atas semua bantuannya diberikan balasan yang setimpal dan pahala yang
berlipai-lipat dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, masih
banyak terdapat kelemahan dan kekurangan baik dari segi materi bahasan
manupun teknis penyajiannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan dan
menghargai berbagai saran dan kritik guna menwujudkan karya ilmiah yang lebih
baik.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Semoga Allah SWT senantiasa
selalu memberikan kemudahan bagi kita semua dalam meraih masa depan yang
lebih baik. Amin.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRACT ................................................................................................. i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x
vi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 46
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................... 46
B. Metode Penentuan Sampel ................................................... 46
C. Metode Pengumpulan Data .................................................. 46
D. Metode Analisis .................................................................... 47
1. Uji Normalitas ................................................................ 47
2. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 48
a. Uji Multikolinieritas ................................................. 48
b. Uji Autokorelasi ....................................................... 49
c. Uji Heteroskedatisitas ............................................... 50
3. Analisis Regresi Linier Berganda ................................... 50
4. Uji Koefisien Determinasi R2 ......................................... 51
5. Uji Hipotesis ................................................................... 52
a. Uji F .......................................................................... 52
b. Uji t ........................................................................... 52
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................... 54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 56
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................... 56
B. Deskripsi Data ...................................................................... 58
1. Volume Perdagangan Saham .......................................... 58
2. Tingkat Inflasi ................................................................. 60
3. BI rate ............................................................................. 62
4. Kurs Rupiah .................................................................... 63
5. Jumlah Uang Beredar ...................................................... 65
C. Hasil Analisa dan Pembahasan ............................................. 67
1. Deskripsi Data Dalam Variabel ...................................... 67
2. Uji Normalitas ................................................................ 68
3. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 70
a. Uji Multikolinieritas ................................................. 70
b. Uji Autokorelasi ....................................................... 71
vii
c. Uji Heterokedastisitas .............................................. 71
4. Analisis Regresi Linier Berganda .................................. 72
5. Uji Koefisien Determinasi .............................................. 74
6. Uji Hipotesis ................................................................... 75
a. Uji F ......................................................................... 75
b. Uji t ........................................................................... 76
D. Interpretasi ............................................................................ 77
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
pada satu atau lebih jenis aset pada jangka waktu tertentu, dengan tujuan
dikemudian hari.
Secara garis besar investasi dapat dibagi menjadi dua bagian, investasi dalam
bentuk aktiva riil (real assets investment) dan investasi dalam bentuk aktiva
pendapatan pada saat ini ditambah nilai saat ini dari pendapatan masa datang
(Nugroho, 2008).
1
Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh
Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi ini umumnya ditandai dengan adanya
tersebut, maka akan semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana.
saham adalah jenis surat berharga yang paling dikenal masyarakat. Tujuan dari
memaksimalkan kekayaan yang didapat dari deviden atau capital gain saat
saham itu dijual. Tetapi mereka pun harus siap bila hal sebaliknya terjadi
(Nugroho, 2008).
pertama berasal dari dalam perusahaan yakni pemilik modal, maupun laba
luar yakni dalam bentuk pinjaman / hutang dari pihak lain. Selain pinjaman,
2
operasionalnya dapat diperoleh melalui penjualan saham pada investor /
pada publik adalah pasar modal (Nur Vetty Karina Puspitasari, 2009).
Salah satu indikator untuk melihat tingkah laku pasar / investor yaitu
3
Pasar modal yang berfungsi sebagai perantara untuk mempertemukan
operasionalnya.
masalah dana karena posisi yang dianggap tidak aman dapat diperbaiki dengan
menarik dana dari masyarakat melalui pasar modal dengan menjual saham
(Nugroho, 2008).
dihasilkannya banyak dipicu oleh para peneliti maupun prkatisi dalam melihat
Indonesia terhadap peran pasar modal tercermin dalam UU No.8 Tahun 1995
tentang pasar modal, dimana dinyatakan bahwa pasar modal mempunyai peran
(Rustamadji, 2001:36).
di lingkungan mikro yaitu peristiwa atau keadaan para emiten, seperti laporan
4
pemegang saham akan menjadi informasi yang menarik bagi para investor di
pasar modal diantaranya adalah tingkat suku bunga dan fluktuasi nilai tukar
rupiah. Tingkat suku bunga merupakan nilai yang sangat berpengaruh terhadap
besarnya nilai sekarang dari pendapatan deviden di masa yang akan datang.
saham.
kenaikan suku bunga mengubah peta hasil investasi. Kedua, kenaikan suku
bunga akan memotong laba perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua cara.
labanya bisa terpangkas. Selain itu, ketika suku bunga tinggi, biaya produksi
akan meningkat dan harga produk akan lebih mahal sehingga konsumen
5
Sedangkan Suta berpendapat (Moch. Ludfi Habib, 2007: 44) “Kurang
dari 0,5% dari rakyat Indonesia melakukan investasi pada saham dan obligasi,
Hal ini terjadi karena keuntungan investasi pada pasar modal tidak pasti,
yang dijamin pemerintah, apabila pada saat tingkat suku bunga sangat tinggi.
deposito dari pada dalam bentuk saham, begitu juga sebaliknya. Hal ini terjadi
bahwa tingkat bunga riil adalah tingkat bunga nominal dikurangi dengan
inflasi. Berdasarkan data empiris, tingkat inflasi selalu lebih tinggi dari suku
bunga, akibatnya daya beli dari uang penabung atau deposan mengalami
amriamir.wordpress.com).
nilai (hedge) yang baik dari pengaruh inflasi karena saham merupakan klaim
terhadap aset-aset riil. Teori tersebut dikemukakan antara lain oleh Bodie
6
("Common stocks as a hedge against inflation", Journal of Finance, 31, 459-
470, 1976) serta Fama dan Schwert ("Asset returns and inflation", Journal of
dengan teori kuatitas uang (quantity theory of money). Berdasarkan teori ini,
jumlah uang yang beredar dalam suatu perekonomian menentukan nilai uang,
tidak dapat dilihat dalam jangka pendek. Teori inflasi ini bekerja paling baik
Nilai kurs dolar Amerika Serikat (USD) merupakan salah satu pilihan
dananya
7
Berinvestasi dengan dolar AS (USD) tidak memerlukan perantara dan
dalam saham, terutama pada saat nilai kurs dolar AS (USD) tinggi, tetapi pada
saat nilai kurs dolar AS (USD) rendah para investor akan lebih memilih
berinvestasi dalam saham dari pada dolar AS (USD), karena para investor
pada pasar modal. Krisis ekonomi pada tahun 1997 menunjukkan bahwa
gejolak nilai tukar mempengaruhi pasar modal yang terlihat dari IHSG yang
penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar, peranan pasar modal sebagai
besar perusaahaan yang go public mempunyai hutang luar negeri dalam bentuk
rate, kurs rupiah terhadap dolar Amerika dan jumlah uang beredar apakah
8
Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Moch.
Ludfi Habib yang menggunakan SBI sebagai acuan untuk tingkat bunga,
kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Selain itu, variabel
bebas yang digunakan juga ditambahkan dengan tingkat inflasi dan jumlah
uang beredar.
B. Perumusan Masalah
BI Rates, nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika, dan jumlah uang
Rates, nilai tukar tupiah terhadap dolar amerika, dan jumlah uang beredar
9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
tukar rupiah terhadap dolar amerika, dan jumlah uang beredar terhadap
tukar tupiah terhadap dolar amerika, dan jumlah uang beredar terhadap
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Penulis
b. Bagi Investor
c. Bagi Akademisi
10
d. Bagi Pemerintah
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Saham
garis besar saham dibagi menjadi dua, saham biasa (common stock) dan saham
Sebagai akibatnya nilai investasi kita pada perusahaan tersebut mungkin akan
meningkat juga. Dalam keadaan tersebut harga saham mungkin naik menjadi
lebih tinggi dari harga pada waktu kita pertama kali membeli.
saham biasa mempunyai hak memilih dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang
(Suad Husnan, 2001, 36). Pembagian deviden pemegang saham biasa akan
12
pemegang saham biasa mempunyai hak terakhir atas aset perusahaan apabila
baik dari saham maupun obligasi. Saham preferen sama dengan saham biasa
karena ia tidak memiliki tanggal jatuh tempo yang ditetapkan, deviden yang
tertentu. Ukuran deviden saham preferen biasanya tetap, baik sebagai jumlah
nilai mata uang atau sebagai persentase nilai pari (Keown, 2001: 242).
preferen tidak mempunyai mempunyai hak suara dalam RUPS, tetapi mereka
memiliki hak paling dahulu dalam memperoleh deviden dan memiliki hak
13
b. Nilai buku (book value)
Nilai buku pada saham merupakan nilai surat berharga yang ditunjukkan
dalam neraca, dihitung dengan membagi jumlah saham yang beredar dari
total kekayaan aset dikurangi semua hutang dan nilai saham preferen.
saham yang terjadi maka akan menghasilkan volume perdagangan saham. hal
ini menyebabkan jumlah transaksi saham atau volume saham yang diperjual
2008).
kondisi saham yang diperjual belikan di pasar modal. Bagi investor sebelum
likuiditas dari suatu saham. Suatu saham dikatakan likuid jika saham tersebut
setiap hari ada transaksi atau aktivitas perdagangan. Jika saham tersebut
14
likuid, maka mempunyai kecendrungan harganya akan naik atau bertahan
menilai harga saham memiliki asosiasi positif atau negatif untuk membuat
∑ TVA
I =1
I
X TVA =
n
(Amilin, 2006).
15
3. Tingkat Inflasi
harga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke
IHK t IHK t -1
Laju Inflasi = x 100%
IHK t -1
16
Menurut Dornbush (2004:39 – 41) beberapa indeks harga yang biasa
The consumer price index measures the cost of buying a fixed basket of
c. GDP deflator
GDP deflator is the ratio of nominal GDP in a given year to real GDP of
that year.
yang terjadi. Selain itu CPI dan PPI juga kurang dapat mengakomodasi barang
dan jasa yang baru diciptakan walaupun kelompok dari subset barang dan jasa
yang dipakai sebagai pengukur pada CPI dan PPI tersebut selalu direvisi dari
Nominal GDP
Implicit Price Deflator = x 100%
Real GDP
17
Menurut Erawati (2002), tingkat laju inflasi ditentukan oleh kekuatan
perilaku para pelaku pasar atau masyarakat. Salah satu faktor yang
inflasi di masa yang akan datang. Ekspektasi laju inflasi yang tinggi akan
menjadi aset riil, seperti tanah, rumah, dan barang-barang konsumsi lainnya.
Begitu juga sebaliknya ekspektasi laju inflasi yang rendah akan memberikan
sektor-sektor produktif.
berdasarkan atas derajat inflasi tersebut. Inflasi ini dapat dibedakan menjadi
wilayah tertentu, sebab hal itu sangat bergantung pada beberapa bagian dan
golongan masyarakat mana yang terkena imbas dari inflasi yang sedang terjadi
(Atmadja, 1999).
18
Kedua inflasi dapat dibedakan berdasarkan penyebab awal terjadinya
inflasi, yaitu :
inflasi jenis ini, kenaikan harga-harga barang biasanya akan diikuti dengan
b. Cost push inflation yaitu inflasi yang disebabkan oleh kurva aggregaet
produksi baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri di pasar faktor
a. Domestic inflation (inflasi yang berasal dari dalam negeri), yaitu inflasi
19
b. Imported inflation (inflasi yang berasal dari luar negeri), yaitu inflasi yang
disebabkan oleh kenaikan harga-harga di luar negeri (di negara asing yang
kenyataannya inflasi yang terjadi pada suatu negara jarang yang disebabkan
oleh satu jenis inflasi saja. Hal ini disebabkan karena dalam suatu sistem
a. Teori Kuantitas
para ahli universitas Chicago, sehingga teori ini juga dikenal sebagai
mendatang.
b. Keynesian Model
20
jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat mengimbangi kenaikan
permintaan agregat.
tetap ada. Hal ini terjadi karena keadaan daya beli masyarkat yang tidak
yang berdaya beli tinggi. Hal ini akan terus berlangsung, sampai salah satu
pembelian barang yang ada pada tingkat harga yang berlaku. Sehingga
gap menghilang).
c. Mark-up Model
Pada teori ini dasar pemikiran model inflasi ditentukan oleh dua
21
Dengan demikian, apabila terjadi kenaikan harga pada komponen-
di pasar.
d. Teori Struktural
Teori sruktural adalah teori inflasi jangka panjang karena teori ini
moneter, tetapi juga berasal dari kekuatan struktur ekonomi. Hal ini
berasal dari dalam negeri atau hal-hal yang memiliki kaitan dengan
domestik.
suatu periode tertentu. Bagi sebuah negara, keadaan perekonomian yang baik
umumnya diwakili dengan tingkat inflasi yang relatif rendah dan terkendali.
negara. Pada saat terjadi inflasi harga barang cenderung naik. Hal ini akan
22
Menurut Atmaja (1999), faktor utama yang menjadi penyebab
jumlah uang beredar lebih banyak diterjemahkan dalam konsep narrow money
(M1) karena masih ada anggapan bahwa uang kuasi hanya merupakan
3. BI Rate
mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank
moneter (www.bi.go.id).
23
Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada
perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N).
perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit
perbankan (www.bi.go.id).
(www.bi.go.id).
sangat terkait dengan suku bunga internasional. Hal ini disebabkan oleh akses
Pengertian dasar dari teori tingkat suku bunga yaitu harga dari
penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Bunga merupakan imbalan atas
kredit. Tingkat suku bunga berkaitan denga peranan waktu didalam kegiatan-
harus dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman
24
untuk jangka waktu yang disepakati. Dengan kata lain, tingkat bunga dalam
hal ini merupakan harga dari kredit. Namun harga itu tidak sama dengan harga
angka perbandingan, yaitu jumlah biaya pinjaman dibagi jumlah uang yang
Suku bunga terdiri dari suku bunga riil dan suku bunga nominal.
Mankiw (2003:89) menyatakan bahwa “the nominal interest rate is sum of the
real interest rate and the inflation rate”. Suku bunga nominal adalah jumlah
suku bunga riil ditambah laju inflasi, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
r=i–π
π = laju inflasi
ukuran untuk menentukan besarnya bunga yang harus dibayar oleh pihak
persentasi dari nilai riil modal sebelum dibungakan (Sukirno, 2000: 386).
pinjaman. Dari sudut peminjam merupakan biaya dari dana yang mereka
pinjam.
25
Menurut Laksmono (2001), ada tiga teori yang menjelaskan hubungan
antara suku bunga yang berbeda jangka waktu. Yang pertama Segmented
waktu berbeda ditentukan oleh pasar yang berbeda dengan permintaan dan
instrumen jangka waktu berbeda dapat saling berganti secara sempurna. Suku
Diantaranya adalah :
a. Teori klasik tentang tingkat bunga (the classical theory of interest rate)
permintaan dan penawaran tabungan. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.1.
26
S
r1 E1 S1
r0 E0
r2 E2 I1
0 I0 I2 I1
Gambar 2.1. pandangan klasik dalam menentukan tingkat bunga
terjadi di titik E0 dan ini menunjukkan bahwa jumlah dana yang akan
diinvestasikan adalah I0, dan tingkat bunga adalah r0. Jika permintaan dana
keseimbangan akan bergeser ke E1. Hal ini berarti tingkat bunga naik dari r0
menjadi r1. Dan jika permintaan dana tetap sebesar I tetapi penawaran dana
naik dari S menjadi S1, maka titik keseimbangan akan bergeser ke E2. Dengan
oleh permintaan dan penawaran akan uang. Teori ini disebut teori suku bunga
Keynes. Teori suku bunga Keynes menyatakan bahwa permintaan uang oleh
27
Penentuan tingkat bunga yang dikemukakan oleh Keynes dapat dilihat
r0
r1
LP
0 M0 M1
atas uang. Permintaan uang untuk motif transaksi dan untuk motif berjaga-
masyarakat, semakin tinggi pula permintaan uang untuk kedua motif tersebut.
bunga. Pada saat tingkat bunga tinggi, maka hanya sedikit uang yang ditahan
masyarakat untuk spekulasi. Sedangkan pada saat tingkat bunga rendah, lebih
sempurna karena pada periode tertentu jumlah uang adalah tetap. Di dalam
gambar 2.2 ditunjukkan pada waktu jumlah uang M0 tingkat bunga adalah r0,
dan pada waktu jumlah uang M1 tingkaat bunga adalah r1. hal ini
28
The loanable fund theory of interest rate adalah harga dari dana
investasi, dengan demikian bunga adalah harga yang terjadi di pasar dan
a. Perbedaan resiko
29
a. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan investasi
pemilik modal apakah ia akan berivestasi pada real assets ataukah pada
financial assets.
4. Kurs Rupiah
Menurut Mansur (2009) Kurs valuta asing adalah salah satu alat
dapat di definisikan sebagai nilai seunit valuta (mata uang) asing apabila
30
Bank Indonesia (2003:69) menyatakan bahwa nilai tukar suatu mata
uang didefinisikan sebagai harga relatif dari suatu mata uang terhadap mata
uang lainnya.
tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan
perdagangan. Nilai tukar dibagi menjadi dua nilai tukar nominal dan nilai
tukar riil.
The Nominal Exchange rate is the relative price of the currency of two
Perubahan nilai tukar nominal akan diikuti oleh perubahan harga yang
negeri, dan tidak ada pengaruhnya terhadap aliran kas. Sedangkan perubahan
domestik.
dikenal tiga sistem dan diterapkan disemua negara di dunia ini yaitu sistem
floating exchange rates) dan kurs mengambang bebas (free floating exchange
rates).
31
Dalam sistem kurs tetap, pemerintah menetapkan nilai tukar mata uang
dalam negeri secara tetap terhadap nilai tukar mata uang lain. Sedangkan
Dalam sistem kurs bebas nilai tukar suatu mata uang tidak dapat
intervensi langsung di pasar valuta asing. Oleh karena itu pada sistem kurs
bebas ini fluktuasi yang terjadi cukup besar jika dibandingkan kurs
mengambang terkendali.
Menurut Madura (2000), penentuan nilai tukar mata uang dalam sistem
itu akan sangat bergantung pada kekuatan faktor-faktor ekonomi yang diduga
Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing akan sangat
32
bahan-bahan impor, sehingga biaya produksi meningkat, laba yang diperoleh
2006).
Perkiraan nilai tukar uang yang benar merupakan salah satu tujuan
utama pelaku pasar. Hal ini disebabkan oleh besarnya pengaruh pergerakan
nilai tukar uang terhadap kegiatan bisnis dan investasi, serta pembuatan
kebijaksanaan.
bagaimana nilai tukar uang itu ditentukan. Hasil studi empiris menjelaskan
bermanfaat untuk menjelaskan pergerakan dan tren nilai tukar uang dalam
tukar uang jangka pendek merupakan pergerakan acak (random walk) yang
sulit diramalkan.
memberikan prediksi yang lebih tepat untuk jangka pendek. Metode ini sangat
Oleh karena itu, pendekatan ideal dalam memprediksi nilai tukar uang
33
keuntungan jangka panjang dan pendekatan teknikal yang memberikan
para ekonom dalam menentukan nilai tukar uang untuk jangka panjang adalah
1999).
that the ratio between domestic and foreign price level should equal the
menyatakan bahwa rasio tingkat harga domestik dan luar negeri seharusnya
sama dengan tingkat ekuilibrium nilai tukar mata uang domestik dan luar
negeri.
bernama Gustav Cassel pada tahun 1918 (dalam versi relatifnya) mengatakan
inflasi pada negara-negara tersebut (kurs suatu mata uang dengan mata uang
pada arah yang ditentukan oleh perbedaan tingkat inflasi dari negara-negara
tersebut). Atau nilai tukar mata uang terhadap lainnya akan menyesuaikan diri
negara tersebut.
34
Menurut Salvatore (1997:43), pada dasarnya teori paritas daya beli
mengalami ketidakseimbangan nilai impor dan ekspor. Jadi jika nilai impor
lebih besar daripada nilai ekspornya (defisit) maka mata uang negera tersebut
menjelaskan pergerakan kurs antara mata uang dua negara disebabkan oleh
daya beli mata uang tersebut akan diikuti dengan terdepresiasinya mata uang.
dalam pasar valuta asing. Adanya depresiasi ataupun apresiasi mata uang ini
Jadi, suatu negara tidak akan mengalami kelebihan impor atau ekspor
teori paritas daya beli adalah pertama masalah dasar dari paritas daya beli,
yakni proporsionalitas tingkat harga dan nilai tukar hanya terjadi jika
penyebab goncangan yang mengubah tingkat harga dari nilai tukar merupakan
suatu goncangan moneter. Kedua, teori paritas daya beli tersebut tidak kerja
35
dikatakan bahwa teori tersebut menunjukkan hubungan keseimbangan jangka
Teori paritas daya beli memiliki dua versi, yaitu versi absolut dan versi
relatif. Teori paritas daya beli absolut mengatakan bahwa kurs ekuilibrium
sama dengan rasio tingkat harga yang berlaku di kedua negara yang terkait.
perubahan tingkat harga yang berlaku di kedua negara selama periode yang
sama. Jadi, paritas daya beli relatif mengubah versi absolutnya, dari sebuah
pernyataan mengenai tingkatan harga dan kurs menjadi perubahan harga dan
keseimbangan dari suatu nilai tukar ditentukan oleh rasio antara harga-harga
P
E=
Dimana : P∗
asumsi yang tidak realistis dalam versi paritas daya beli absolut, maka
(Pa1 Pa 0 )
Rab1 = x Rab0
(Pb1 Pb 0 )
36
Dimana :
daya beli dapat memberikan perkiraan yang cukup baik dalam jangka panjang
Definisi tentang uang sangat sulit untuk dibuat, karena pengertian dan
tentang uang adalah sesuatu (benda) yang diterima / diakui secara umum
dalam proses pertukaran barang dan jasa. Berdasarkan definisi tersebut dapat
dikatakan bahwa uang bisa saja berbentuk segala sesuatu, tapi tidak semua
benda merupakan uang. Syarat utama agar semua benda dapat digunakan
37
sebagai uang adalah benda tersebut harus diterima secara umum (Manurung,
2004:3).
supply dan demand terhadap uang. Sementara itu, jumlah uang yang diminta
melakukan transaksi tergantung pada tingkat harga barang dan jasa yang
tersedia. Semakin tinggi tingkat harga semakin besar jumlah uang yang
diminta. Dan sebaliknya, semakin rendah tingkat harga semakin sedikit jumlah
uang yang diminta. Dengan kata lain tingkat harga ditentukan dan berubah
sejalan dengan perubahan jumlah uang beredar. Hal ini sering disebut teori
seseorang menyimpan uang kas, tetapi lebih pada peranan dari uang. Irving
M.V = P.T
Dimana : M = Jumlah Uang beredar
V = Perputaran Uang
P = Harga Barang
adalah uang yang berada di tangan masyarakat. Tetapi definisi ini terus
38
beredar dalam perekonomian negara maju dan negara yang sedang
berkembang berbeda. Namun setidaknya ada dua definisi jumlah uang beredar
yang banyak dipakai, baik di negara maju maupun di negara yang sedang
beredar dalam arti sempit (narrow money), atau yang dikenal dengan M1. Di
adalah jumlah uang untuk kebutuhan transaksi ditambah uang kuasi. Dalam
arti luas (broad money, yang dikenal sebagai M2 yang terdiri atas M1
ditambah dengan uang kuasi. Di Indonesia, yang dimaksud dengan uang kuasi
adalah simpanan rupiah dan valuta asing milik penduduk pada sistem moneter
39
a. Deposito berjangka dan sertifikat deposito dalam rupiah (merupakan uang
c. Rekening giro dalam valuta asing (aktiva yang dapat memenuhi fungsinya
e. Tabungan dalam valuta asing (aktiva yang sifat likuidnya lebih rendah dari
Jadi uang kuasi merupakan aktiva milik sektor swasta domestik yang hanya
dapat dipakai memenuhi sebagian saja dari fungsi uang. Fungsi uang yang
tidak terpenuhi adalah sebagai media pertukaran. Selain itu uang quasi dapat
including money market deposit accounts, small (less than $100.000) time
keuangan, dan masyarakat. Jumlah uang beredar adalah hasil kali uang primer
40
banyak jumlah uang yang beredar di masyarakat, investasi menjadi lebih
dengan penawaran uang. Penawaran uang dalam suatu kurun waktu tertentu
manipulasi rasio simpanan legal (legal reserve), dan kontrol kredit selektif
(Siringoringo, 2003).
B. Penelitian Terdahulu
bunga SBI dan kurs dolar AS terhadap indeks harga saham gabungan bursa
efek jakarta periode tahun 2000 – 2002. Dengan menggunakan analisis jalur
menunjukkan bahwa secara bersama-sama tingkat suku bunga SBI dan kurs
41
Habib (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh tingkat bunga
SBI dan nilai kurs dolar AS terhadap volume perdagangan saham di BEJ
saham.
pengumuman right issue, hal ini menunjukkan bahwa pengumuman right issue
inflasi, jumlah uang yang beredar, exchange rates dan interest rates terhadap
indeks JII pada tahun 2002 – 2005. Dengan metode OLS (Ordinary Least
akan menaikkan indeks JII dan jumlah uang yang beredar mempunyai
kepemilikan saham oleh investor asing dan SBI terhadap pergerakan IHSG di
42
BEJ menyimpulkan bahwa variabel nilai tukar rupiah dan SBI kurang
nilai tukar rupiah, suku bunga, dan harga saham industri manufaktur di Bursa
maupun jangka panjang kurs rupiah dan suku bunga deposito tidak
manufaktur.
C. Kerangka Pemikiran
bunga SBI, jumlah uang yang beredar, nilai tukar rupiah terhadap dolar
digunakan teknik analisis regresi linier berganda. Selain itu juga dilakukan
model, yakni dengan melakukan uji F, uji t, dan koefisiensi determinasi (R2).
43
uji koefisien determinasi (R2) ditujukan untuk melihat seberapa besar
ini lebih dari dua. Secara skematis alur pikir penelitian ini dapat terlihat pada
gambar berikut.
Gambar 2.3
Uji Normalitas
Uji F Uji t
Interpretasi
44
D. Hipotesis
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
rate, kurs rupiah, dan jumlah uang beredar, terhadap volume perdagangan
2009.
sampel dalam penelitian ini adalah data bulanan selama 5 tahun, mulai dari
Januari 2006 sampai dengan Desember 2009 dari data tingkat inflasi, BI Rate,
jumlah uang yang beredar, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika, dan
Efek Indonesia.
sekunder runtun waktu (time series) dari bulan Januari 2006 sampai dengan
Desember 2009 yang bersumber dari Bank Indonesia, Biro Pusat Statistik, dan
46
D. Metode Analisis
1. Uji Normalitas
terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang
dapat dilihat dari penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik. Jika
data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
menyebar menjauhi garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
dengan Kolmogorov Smirnov. Jika nilai K-S kurang dari nilai tabel atau
nilai 2 tailed p lebih besar dari α berarti data adalah normal. Jika nilai K-S
lebih dari nilai tabel atau nilai 2 tailed p lebih kecil dari α berarti data tidak
normal.
47
2. Uji Asumsi Klasik
valid atau tidak bias maka perlu pengujian asumsi klasik pada model regresi
yang digunakan. Adapun asumsi dasar yang harus dipenuhi antara lain :
a. Uji Multikolinearitas
independent lainnya atau dengan kata lain satu atau lebih variabel
digunakan sama sekali tidak berkorelasi satu dengan yang lain bahwa bisa
dengan nol.
48
Untuk mendeteksi multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat
dari nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) dari masing-
masing variabel. Jika nilai tolerance tidak kurang dari 0.1 dan nilai VIF
b. Uji Autokorelasi
autokorelasi atau tidak pada model regresi dapat dilakukan dengan uji
∑ (e t − et −1 )
2
d= t =2
n
∑e
2
t
t −1
diantara -2 < d < 2 maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi baik
diambil patokan :
49
c. Uji Heteroskedastisitas
faktor pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas. Uji
yang lain. Jika residual dari satu pengamatan lain ke pengamatan yang lain
terjadi heteroskedastisitas.
model regresi dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut.
nol.
50
dependen dengan menggunakan data variabel independen yang sudah
sebagai berikut :
Dimana :
variabel independen)
X2 = Bi rates
εr = faktor pengganggu
suatu proporsi dari varian yang dapat diterangkan oleh persamaan regresi
(Regression Of Sum Square, RSS) terhadap varian total (Total Of Sum Square,
RSS
R2 =
TSS
51
Dan untuk menghitung R2 digunakan rumus sebagai berikut :
R2 =
n.ΣY 2 − (ΣY )
2
5. Uji Hipotesis
tersebut. Bila nilai Fhitung lebih besar dari pada Ftabel atau tingkat
R 2 / (k − 1)
F=
(1 − R 2 )/(n − k )
Dimana:
R2 = koefisien determinasi
lain bersifat konstan atau digunkan untuk mengetahui ada atau tidaknya
52
pengaruh yang signifikan antara variabel X dan variabel Y. Bila thitung
lebih besar dari pada ttabel atau nilai signifikan t < α : 5% (0.05) maka Ho
bi − (βi ) bi
t hitung = β1 = 0 dengan rumus thitung
Sb Sb
Dimana :
Sb = kesalahan standar
sebagai berikut :
se
Sb =
(∑ x ) 2
∑x 2
−
n
se =
∑e 2
n−2
∑ e = ∑Yt 2
− a ∑ Y − b∑ XY
53
E. Operasional Variabel
1. Variabel Dependen
2. Variabel Independen
b. BI rate (X2)
atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan
untuk membeli mata uang asing. Dalam penelitian ini yang digunakan
54
d. Jumlah uang yang beredar di Indonesia (X4)
independen adalah jumlah uang yang beredar dalam arti luas M2 yang
55
BAB IV
Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat
upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan
Indonesia pada abad 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan pemerintah kolonial
Bursa Batavia sempat ditutup selama periode Perang dunia Pertama dan
kemudian dibuka lagi pada 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintah kolonial juga
ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentera Jepang di Batavia. Pada
Setelah terhenti sejak tahun 1956, Bursa Efek Jakarta diaktifkan kembali
56
pada tanggal 10 Agustus 1977. Pada saat itu, Bursa Efek Jakarta dikelola oleh
BAPEPAM atau Badan Pelaksana Pasar Modal (Sekarang Badan Pengawas Pasar
tahun 1987, perkembangan Bursa Efek Jakarta bisa dikatakan sangat lambat,
dengan hanya 24 emiten yang tercatat dan rata-rata nilai transaksi harian kurang
dari Rp 100 juta. Pertumbuhan yang lambat tersebut berakhir pada tahun
Dengan pertumbuhan yang pesat dan dinamis, bursa efek perlu ditangani
swastanisasi bursa. Sehingga akhir tahun 1991 didirikan PT Bursa Efek Jakarta
Tahun 1995 adalah tahun BEJ memasuki babak baru. Pada 22 Mei 1995,
baru ini dapat memfasilitasi perdagangan saham dengan frekuensi yang lebih
besar dan lebih menjamin kegiatan pasar yang fair dan transparan dibanding
Mulai tahun 2002, BEJ mulai menerapkan sistem perdagangan jarak jauh
atau lebih dikenal dengan istilah remote trading. Remote Trading dapat diartikan
57
sebagai sistem Perdagangan Jarak Jauh, dimana setiap order transaksi di kantor
tanpa perlu memasukkan order dari Lantai Bursa (trading floor). Dengan
meningkatkan efisiensi serta daya saing di kawasan regional, maka efektif tanggal
3 Desember 2007 secara resmi PT Bursa Efek Jakarta digabung dengan PT Bursa
B. Deskripsi Data
dengan Desember 2009, dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini :
Tabel 4.1
Volume Perdagangan Saham Tahun 2006 - 2009
Tahun
BULAN
2006 2007 2008 2009
Januari 25.881 65.757 73.948 40.558
Februari 26.050 53.028 67.186 36.829
Maret 43.266 50.783 54.887 40.082
April 39.752 76.572 85.165 188.504
Mei 60.446 120.762 77.629 282.751
Juni 26.046 106.607 60.659 185.472
Juli 21.720 107.809 51.482 138.406
Agustus 31.062 109.920 49.365 185.121
September 32.663 99.175 69.668 80.123
Oktober 31.120 101.056 71.043 100.300
Nopember 46.490 87.398 64.909 116.416
Desember 52.441 60.675 61.905 73.098
Sumber data : bei.go.id
58
Pada tahun 2006 volume perdagangan saham di BEJ mengalami
rata-rata frekuensi perdagangan saham per bulan di BEJ mencapai 436973 juta
saham. Pada tahun 2007 terjadi penggabungan antara BES dengan BEJ
pertumbuhan yang sangat tinggi yaitu sebesar 137,9% dibanding tahun 2006.
Total volume perdagangan saham mencapai 1.039.542 juta saham. Hal ini
investasi pasar modal menjadi semakin menarik. Namum pada tahun 2008
787.846 juta saham. Hal ini terjadi karena krisis keuangan di Amerika yang
dari Januari 2006 hingga Desember 2009 dapat dilihat pada gambar 4.1
dibawah ini :
59
Gambar 4.1
Grafik Volume Perdagangan Saham Tahun 2006 – 2009
Volume Perdagangan Saham
250.000
200.000
Saham
150.000
100.000
50.000
0
M 6
M 7
M 8
M 9
6
Ja 7
9
S 6
S 9
S 7
S 8
-0
-0
-0
-0
0
0
-0
-0
-0
-0
n-
n-
n-
n-
ep
ep
ep
ep
ei
ei
ei
ei
Ja
Ja
Ja
Periode
2. Tingkat Inflasi
Data tingkat inflasi bulanan selama bulan Januari 2006 sampai dengan
Tabel 4.2
Tingkat Inflasi Tahun 2006 – 2009
Tahun
BULAN
2006 2007 2008 2009
Januari 17,03% 6,26% 7,36% 9,17%
Februari 17,92% 6,30% 7,40% 8,60%
Maret 15,74% 6,52% 8,17% 7,92%
April 15,40% 6,29% 8,96% 7,31%
Mei 15,60% 6,01% 10,38% 6,04%
Juni 15,53% 5,77% 11,03% 3,65%
Juli 15,15% 6,06% 11,90% 2,71%
Agustus 14,90% 6,51% 11,85% 2,75%
September 14,55% 6,95% 12,14% 2,83%
Oktober 6,29% 6,88% 11,77% 2,57%
Nopember 5,27% 6,71% 11,68% 2,41%
Desember 6,60% 6,59% 11,06% 2,78%
Sumber data : bi.go.id
dengan tahun sebelumnya. Tingkat inflasi tertinggi selama tahun 2006 terjadi
pada bulan Februari yaitu sebesar 17,92%. Tingginya tekanan inflasi pada
60
awal-awal tahun 2006 terjadi selepas kenaikan BBM pada Oktober 2005.
Sampai dengan tahun 2007, tingkat inflasi relatif stabil dikisaran 6% - 7%.
Tetapi selama tahun 2008, tingkat inflasi terus mengalami kenaikan. Hal ini
disebabkan oleh lonjakan harga minyak dunia. Tingkat inflasi tertinggi terjadi
pada bulan September 2008. Tekanan inflasi cenderung mereda pada triwulan
inflasi ringan.
Gambar 4.2
Grafik Tingkat Inflasi Tahun 2006 - 2009
Tingkat Inflasi
20,00%
15,00%
Inflasi (%)
10,00%
5,00%
0,00%
Jan-06
Jul-06
Jan-07
Jul-07
Jan-08
Jul-08
Jan-09
Jul-09
Apr-06
Okt-06
Apr-07
Okt-07
Apr-08
Okt-08
Apr-09
Okt-09
Periode
61
3. BI rate
Tabel 4.3
BI rate Tahun 2006 -2009
Tahun
BULAN
2006 2007 2008 2009
Januari 12,75% 9,50% 8,00% 8,75%
Februari 12,75% 9,25% 8,00% 8,25%
Maret 12,75% 9,00% 8,00% 7,75%
April 12,75% 9,00% 8,00% 7,50%
Mei 12,50% 8,75% 8,25% 7,25%
Juni 12,50% 8,50% 8,50% 7,00%
Juli 12,25% 8,25% 8,75% 6,75%
Agustus 11,75% 8,25% 9,00% 6,00%
September 11,25% 8,25% 9,25% 5,00%
Oktober 10,75% 8,25% 9,50% 6,50%
Nopember 10,25% 8,25% 9,50% 6,50%
Desember 9,75% 8,00% 9,25% 6,50%
Sumber data : bi.go.id
sebanyak 7 (tujuh) kali hingga mencapai level sebesar 9,75 % pada akhir
tahun 2006. pada tahun 2007 Bank Indonesia juga terus menurunkan BI rate
hingga mencapai level 8 % pada akhir tahun 2007, atau turun 175 basis poin
dibandingkan dengan akhir tahun 2006. Hingga akhir triwulan Bank Indonesia
sangat tinggi pada April 2008 menimbulkan tekanan inflasi yang tinggi. Untuk
bertahap dan terukur menaikan BI rate sebesar 150 basis poin hingga
mencapai 9,5 % pada November 2008. Pada tahun 2009, Bank Indonesia
62
Kemudian pada triwulan ke-IV tahun 2009 Bank Indonesia menaikkan
kembali BI rate hingga ke level 6,5 % atau sebesar 150 basis poin, dan terus
Gambar 4.3
Grafik BI rate Tahun 2006 – 2009
BI Rate
14,00%
12,00%
BI Rate (%)
10,00%
8,00%
6,00%
4,00%
2,00%
0,00%
Jan-06
Jul-06
Jan-07
Jul-07
Jan-08
Jul-08
Jan-09
Jul-09
Apr-06
Apr-07
Apr-08
Apr-09
Okt-06
Okt-07
Okt-08
Okt-09
Periode
4. Kurs Rupiah
Data kurs rupiah terhadap dolar Amerika selama bulan Januari 2006
sampai dengan Desember 2009, dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini :
63
Tabel 4.4
Kurs Rupiah/US$ Tahun 2006 -2009
Tahun
BULAN
2006 2007 2008 2009
Januari 9395 9090 9291 11355
Februari 9230 9160 9078 11980
Maret 9075 9118 9217 11575
April 8775 9083 9234 10713
Mei 9220 8828 9318 10340
Juni 9300 9054 9225 10225
Juli 9070 9186 9118 9920
Agustus 9100 9410 9153 10060
September 9235 9137 9416 9681
Oktober 9110 9110 10995 9545
Nopember 9165 9376 12151 9480
Desember 9025 9419 10950 9433
Sumber data : bei.go.id
nilai tukar rupiah bergerak dikisaran Rp 9.000,- / US$. Nilai tukar rupiah
terkuat terjadi pada bulan April 2006 yaitu sebesar Rp 8.775,- / US$. Namun
global yang memicu risk aversion dan anjloknya harga komoditas, yang
yang bersumber dari devisa hasil ekspor. Selama tahun 2008 nilai tukar rupiah
terlemah terjadi pada bulan November yaitu sebesar Rp 12.151,- / US$. Pada
semester pertama tahun 2009, nilai tukar rupiah masih berada dikisaran Rp
10.000,- / US$ lebih. Namun nilai tukar rupiah tersebut terus bergerak
menguat terhadap dolar Amerika, hingga pada akhir 2009 mencapai nilai
Rp 9.433,- / US$.
64
Perkembangan Kurs Rupiah di Indonesia dari Januari 2006 hingga
Gambar 4.4
Grafik Kurs Rupiah/US$ Tahun 2006 -2009
Kurs Rupiah
14000
Kurs Rupiah (Rp,-)
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
Jan-06
Jan-07
Jan-08
Jan-09
Jul-06
Jul-07
Jul-08
Jul-09
Apr-06
Okt-06
Apr-07
Okt-07
Apr-08
Okt-08
Apr-09
Okt-09
Periode
Data jumlah uang beredar selama bulan Januari 2006 sampai dengan
Tabel 4.5
M2 (jutaan rupiah) Tahun 2006 – 2009
Tahun
BULAN
2006 2007 2008 2009
Januari 1.190.834 1.363.907 1.596.565 1.874.145
Februari 1.193.864 1.366.820 1.603.750 1.900.208
Maret 1.195.067 1.375.947 1.594.390 1.916.752
April 1.198.013 1.383.577 1.611.691 1.912.623
Mei 1.237.504 1.393.097 1.641.733 1.927.070
Juni 1.253.757 1.451.974 1.703.381 1.977.533
Juli 1.248.236 1.472.952 1.686.050 1.963.180
Agustus 1.270.378 1.487.541 1.682.811 1.995.294
September 1.291.396 1.512.756 1.778.139 2.018.031
Oktober 1.325.658 1.530.145 1.812.490 2.021.517
Nopember 1.338.555 1.556.200 1.851.023 2.062.206
Desember 1.382.074 1.643.203 1.895.839 2.141.384
Sumber data : bps.go.id
65
Selama tahun 2006 velositas (perputaran) M2 cenderung meningkat.
M2 tercatat mencapat 1.382.074 juta pada akhir tahun 2006. kenaikan tersebut
terutama dari berasal dari naiknya uang kuasi (tabungan dan deposito). Pada
tahun 2007, M2 tumbuh 18.9% hingga mencapai 1.643.203 juta pada akhir
tahun 2007. selama tahun 2008 M2 juga mengalami peningkatan. Pada Akhir
1.895.839 juta. Tidak berbeda dengan tahun sebelumnya, di tahun 2009 pun
Gambar 4.5
Grafik M2 Tahun 2006 -2009
2.500.000
M2 (Miliar Rupiah)
2.000.000
1.500.000
1.000.000
500.000
0
Jan-06
Jul-06
Jan-07
Jul-07
Jan-08
Jul-08
Jan-09
Jul-09
Okt-06
Apr-06
Okt-07
Apr-07
Okt-08
Apr-08
Okt-09
Apr-09
Periode
66
C. Hasil Dan Pembahasan
peneltian, yaitu dari Januari 2006 sampai dengan Desember 2009 dapat dilihat
Tabel 4.6
Deskripsi Data Dalam Variabel
Descriptive Statistics
SPSS 15.0, Output SPSS ini menunjukkan bahwa volume perdagangan saham
dari 48 observasi atas sampel memiliki nilai terendah 10,33686 yang terjadi
pada Juli 2006, dan nilai tertinggi 11,45140 yang terjadi pada Mei 2009,
November 2008 atau sebesar 2.41%, dan nilai tertinggi 0,1493 yang terjadi
pada Februari 2006 atau sebesar 17.92%, dengan nilai rata-rata tingkat inflasi
0,0072794.
2009 atau sebesar 5%, dan nilai tertinggi 0,01063 yang terjadi pada bulan
Januari sampai April 2006 atau sebesar 12.75%, dengan nilai rata-rata sebesar
0.0075196.
67
Kurs memiliki nilai pertumbuhan terendah -0.09884 yang terjadi pada
Desember 2008, dan nilai pertumbuhan tertinggi 0,16769 yang terjadi pada
0,02838 yang terjadi pada Januari 2008, dan nilai pertumbuhan tertinggi
0,05665 yang terjadi pada September 2008. dengan nilai rata-rata 0,0122242.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah disribusi data yang akan
digunakan dalam variabel penelitian normal atau tidak. Data yang baik dan
atau keduanya terdisribusi normal atau tidak dapat dilihat dari grafik Normal
Gambar 4.6
Hasil Uji Normalitas
1.0
0.8
Expected Cum Prob
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
68
Dari grafik normal P-P plot tersebut dapat dilihat bahwa sebaran data berada
di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tersebut. Hal ini
menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki data
Tabel 4.7
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Volume
Perdagangan
Saham Tingkat Inflasi BI rate Kurs Rupiah M2
N 48 48 48 48 48
Normal Parameters a,b Mean 10,8184194 ,0072794 ,0075196 -,0000940 ,0122242
Std. Deviation ,24801783 ,00357569 ,00162831 ,04074828 ,01715967
Most Extreme Absolute ,053 ,163 ,153 ,165 ,093
Differences Positive ,053 ,163 ,153 ,165 ,093
Negative -,048 -,100 -,097 -,116 -,049
Kolmogorov-Smirnov Z ,368 1,133 1,059 1,145 ,647
Asymp. Sig. (2-tailed) ,999 ,154 ,212 ,146 ,797
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
didapatkan hasil nilai K-S untuk volume perdagangan saham sebesar 0,368
atau nilai 2 tailed p sebesar 0,999 > α = 0.05, tingkat inflasi sebesar 1,133 atau
nilai 2 tailed p sebesar 0,154 > α = 0.05, BI rate sebesar 1,059 atau nilai 2
tailed p sebesar 0,212 > α = 0.05, Kurs rupiah sebesar 1,145 atau nilai 2 tailed
p sebesar 0,146 > α = 0.05, dan Jumlah uang yang beredar sebesar 0,647 atau
nilai 2 tailed p sebesar 0,797 > α = 0.05. Hal ini menunjukkan, semua data
69
3. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linier berganda dapat disebut sebagai model yang baik jika
statistik.
a. Uji Multikolinieritas
inflation factor (VIF). Apabila tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang
multikolinieritas.
Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinieritas
BI rate, kurs dan M2) memiliki angka tolerance diatas 0,1 dan nilai VIF di
70
bawah 10. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
b. Uji Autokorelasi
variabel terikat tidak berkorelasi dengan variabel itu sendiri, baik periode
Tabel 4.9
Hasil Uji Autokorelasi
Pada output tersebut terlihat bahwa nilai Durbin Watson adalah sebesar
c. Uji Heteroskesdastisitas
pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
71
Hasil uji heteroskesdastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2 di bawah
ini :
Gambar 4.7
Uji Heteroskedatisitas
Scatterplot
3
Regression Studentized Residual
-1
-2
-3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
Pada gambar 4.2 terlihat titik-titik telah menyebar secara acak, dan
bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak
variabel bebasnya.
akan dianalisis dengan bantuan aplikasi SPSS 15.0 untuk mengetahui besarnya
pengaruh tingkat inflasi, BI rate, kurs rupiah, dasn jumlah uang yang beredar
72
dalam arti luas (M2), terhadap total frekuensi perdagangan saham. Hasil
pengolahan data dengan SPSS dapat dilihat pada tabel 4.10 di bawah ini :
Tabel 4.10
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 11,554 ,155 74,458 ,000
Tingkat Inflasi -13,122 13,938 -,189 -,941 ,352
BI rate -86,475 30,473 -,568 -2,838 ,007
Kurs Rupiah -,143 ,640 -,024 -,224 ,824
M2 ,834 1,516 ,058 ,550 ,585
a. Dependent Variable: Volume Perdagangan Saham
akan turun sebesar 13,122 dan sebaliknya, jika tingkat inflasi turun sebesar
73
c. Koefisien regresi BI rate (X2) sebesar -174,571 menunjukkan besarnya
turun sebesar 0,143 dan sebaliknya, jika kurs rupiah turun sebesar Rp 1,-
yang searah antara volume perdagangan saham dengan jumlah uang yang
beresar. Jika jumlah uang yang beredar meningkat sebesar Rp 1,- maka
frekuensi perdagangan saham akan naik sebesar 0,834 dan sebaliknya jika
jumlah uang yang beredar turun sebesar Rp 1,- maka volume perdagangan
74
determinasi dapat dilihat pada tabel model summaryb. Untuk regresi linier
Tabel 4.11
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Dari hasil output SPPS 15.0 tersebut memiliki koefisien determinasi 0,515.
saham dijelaskan oleh variabel independen tingkat inflasi, BI rate, kurs rupiah,
dan jumlah uang yang beredar. Sisanya sebesar 48,5% dijelaskan oleh
6. Uji Hipotesis
tingkat inflasi, BI rate, kurs rupiah, dan jumlah uang yang beredar secara
Ftabel. Hasil pengolahan data pada SPSS 15.0 dapat dilihat pada tabel 4.12
dibawah ini :
75
Tabel 4.12
Uji F
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,609 4 ,402 13,483 ,000a
Residual 1,283 43 ,030
Total 2,891 47
a. Predictors: (Constant), M2, BI rate, Kurs Rupiah, Tingkat Inflasi
b. Dependent Variable: Volume Perdagangan Saham
< 0,05, sedangkan Fhitung 48,820 > dari Ftabel 2,59. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat inflasi, Bi rate, kurs rupiah, dan jumlah uang yang beredar
Nilai dari uji t dapat dilihat dari p-value pada masing-masing variabel
Tabel 4.13
Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 11,554 ,155 74,458 ,000
Tingkat Inflasi -13,122 13,938 -,189 -,941 ,352 ,255 3,914
BI rate -86,475 30,473 -,568 -2,838 ,007 ,258 3,880
Kurs Rupiah -,143 ,640 -,024 -,224 ,824 ,933 1,072
M2 ,834 1,516 ,058 ,550 ,585 ,938 1,066
a. Dependent Variable: Volume Perdagangan Saham
76
Dari hasil output SPSS menunjukkan bahwa :
• Variabel tingkat inflasi memiliki nilai p-value 0,352 > 0,05 dan thitung -
0,941 > -ttabel 2,02. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial tingkat
saham.
• Variabel BI rate memiliki p-value 0,007 < 0,05 dan thitung -2,838 < -ttabel
• Variabel kurs rupiah memiliki p-value 0,824 > 0,05 dan thitung -0,224 > -
ttabel 2,01. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial kurs rupiah tidak
• Variabel jumlah uang yang beredar memiliki p-value 0,550 > 0,05 dan
thitung 0,585 < ttabel 2,01. Hal ini menunjukkan bahwa secara parsial jumlah
perdagangan saham.
D. Interpretasi
inflasi, BI rate, kurs rupiah, dan jumlah uang beredar. Sisanya sebesar 48,5%
dijelaskan oleh variabel lain di luar yang digunakan dalam penelitian ini.
77
deviden, perubahan strategi perusahaan, dan informasi-informasi lain yang
kurs rupiah, dan jumlah uang yang beredar secara simultan berpengaruh
terhadap volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Hal ini sesuai
(2007).
tidak jauh berbeda dengan penelitian Moch. Ludfi Habib (2007). Hal ini
disebabkan pada tingkat sedang bunga tinggi, para investor lebih cenderung
pasar modal. Dalam keadaan ceteris paribus jika tingkat bunga sedang tinggi
maka investasi di pasar modal akan turun, terutama bagi investor dengan tipe
konservatif (risk averse) yang lebih memilih investasi dengan resiko rendah.
78
Variabel kurs rupiah tidak berpengaruh dengan secara signifikan
dengan volume perdagangan saham di BEI. Hal ini sesuai dengan penelitian
disimpulkan tinggi atau rendah uang yang beredar di Indonesia tidak terlalu
79
BAB V
A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil uji F (simultan), tingkat inflasi. BI rate, kurs rupiah, dan
kenaikan. Variabel lainnya (tingkat inflasi, kurs rupiah, jumlah uang yang
80
B. SARAN
dilakukan agar memperoleh keuntungan saham yang lebih besar dan tidak
3. Bagi para emiten hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang
Indonesia.
4. Bagi kalangan akademisi penelitian ini dapat menjadi acuan dan memicu
pasar modal.
81
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Cahyono, Jaka E. Strategi dan Teknik Meraih Untung di Bursa Saham. Jil 1.
Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000.
Hamid, Abdul. Buku Panduan Penulisan Skripsi. Jakarta: FEIS UIN Press, 2004.
Keown, Arthur J., et al. Financial Management: Principles And Applications. 9th
edition. New Jersey: Prentice Hall, 2001.
Kuncoro, Mudrajad. Metode Kuantitatif: Teori Dan Aplikasi Untuk Bisnis Dan
Ekonomi. Yogyakarta: UMP AMP YKPN, 2001.
82
Rahardja, Pratama dan Mandala Manurung. Pengantar Ilmu Ekonomi. Jakarta: FE
Universitas Indonesia, 2004.
Santoso, Singgih. SPSS (Statistical Product And Service Solution), Jakarta: Elex
Media Komputindo, 2000.
Schiller, Bradley R. The Macro Economy Today. 9th edition. New York:
Mc Graw – Hill, 2000.
Shapiro, A.C. Multinational Financial Management. 8th edition. New Jersey: John
Wiley& Sons, 2006.
Suharyadi dan Purwanto S.K. Statistika: Untuk Ekonomi & Keuangan Modern.
Jakarta: Penerbit Salemba Empat, 2004.
Sukirno, Sadono. Pengantar Teori Mikro Ekonomi Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2000.
Sukirno, Sadono. Makro Ekonomi Ekonomi Teori Pengantar. Cet 16. Jakarta :
PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
JURNAL
Amilin dan Darwanto. “Analisis Pengaruh Publikasi Laporan Arus Kas Terhadap
Volume Perdagangan Saham,” Etikonomi Vol. 5 No. 1: 47 – 57. April
2006.
83
Ambarwati, Sri Dwi Ari. “Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham
dan Varian Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread Saham Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Tergabung Dalam Indeks LQ-45 Periode
Tahun 2003-2005,” Jurnal Siasat Bisnis Vol. 12 No. 1: 27 – 38. April
2008.
Erawati, Neny dan Richard Llewelyn. “Analisis Pergerakan Suku Bunga Dan Laju
Ekspektasi Inflasi Untuk Menentukan Kebijakan Moneter di Indonesia,”
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 4 No. 2: 98 – 107. September
2002.
Fahrudin, Muh. “Analisis Pengaruh Inflasi, Jumlah Uang Beredar, Exchange Rate
dan Interest Rate Terhadap Indeks JII.” Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi.
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Surakarta, 2006.
Fitra, Irwin Lah Nidi. “Pengaruh Informasi Arus Kas Terhadap Volume
Perdagangan Saham Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta.”
Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta, 2007.
Habib, Moch. Ludfi. “Analisis Pengaruh Tingkat Bunga SBI, dan Nilai Kurs
Dolar AS Terhadap Volume Perdagangan Saham (Studi Di Bursa Efek
Jakarta).” Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya,
Malang, 2007.
Haryanto, Ivan dkk. “Penentuan Nilai Tukar Mata Uang Asing Dengan
Menerapkan Konsep Paritas Daya Beli,” Jurnal Manajemen &
Kewirausahaan Vol. 2 No. 2: 14 – 28. September 2000.
84
Hidayat, Nasuhi dan Abdul Halim. “Studi Empiris Tentang Pengaruh Volume
Perdagangan Dan Return Terhadap Bid Ask Spread Saham Industri Rokok
Di Bursa Efek Jakarta Dengan Model Koreksi Kesalahan”. Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia , 3 (1). 2000.
Indrayadi, Yuki. “Inflasi Dan Kaitannya Dengan Kinerja IHSG,” Kompas, 7 Mei,
2004.
Mansur, Moh. Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI Dan Kurs Dolar AS Terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2000 -
2002,” Research Days. Faculty Of Economy Padjadjaran University
Bandung. Oktober 2009.
Nugroho, Ari Tri. “Pengaruh Beta Saham Terhadap Volume Perdagangan Saham
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik Di Bursa Efek Jakarta
Tahun 2007.” Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah, Surakarta, 2008.
85
Puspitasari, Nur Vetty Karina. “Analisis Perbedaan Likuiditas Dan Volume
Perdagangan Saham Sebelum Dan Sesudah Stock Split Di Bursa Efek
Indonesia.” Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah, Surakarta, 2009.
Wibowo, Tri dan Hidayat Amir. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar
Rupiah,” Kajian Ekonomi dan Keuangan Vol. 9 No. 4: 17 – 41. Desember
2005.
Wijaksono, Eky. “Pengaruh Right Issue Terhadap Return Saham Dan Volume
Perdagangan Saham Perusahaan Di Bursa Efek Jakarta.” Skripsi Sarjana
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2007.
PUBLIKASI
http//www. amriamir.wordpress.com.
http//www.asiafxonline.com
http// www.bei.go.id
http//www.bi.go.id
http//www.bps.go.id
http//www.djlk.depkeu.go.id
http//id.wikipedia.org
http// www.VisiBIznews.com
http// www.wartawarga.gunadarma.ac.id
86
Jumlah Uang Beredar / M2 Data Pertumbuhan Jumlah Uang Beredar / M2
(Miliar Rp)
Tahun Tahun
BULAN BULAN
2006 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009
Januari 1,190,834 1,363,907 1,596,565 1,874,145 Januari -0.01029 -0.01314 -0.02838 -0.01144
Februari 1,193,864 1,366,820 1,603,750 1,900,208 Februari 0.00254 0.00214 0.00450 0.01391
Maret 1,195,067 1,375,947 1,594,390 1,916,752 Maret 0.00101 0.00668 -0.00584 0.00871
April 1,198,013 1,383,577 1,611,691 1,912,623 April 0.00247 0.00555 0.01085 -0.00215
Mei 1,237,504 1,393,097 1,641,733 1,927,070 Mei 0.03296 0.00688 0.01864 0.00755
Juni 1,253,757 1,451,974 1,703,381 1,977,533 Juni 0.01313 0.04226 0.03755 0.02619
Juli 1,248,236 1,472,952 1,686,050 1,963,180 Juli -0.00440 0.01445 -0.01017 -0.00726
Agustus 1,270,378 1,487,541 1,682,811 1,995,294 Agustus 0.01774 0.00990 -0.00192 0.01636
September 1,291,396 1,512,756 1,778,139 2,018,031 September 0.01654 0.01695 0.05665 0.01140
Oktober 1,325,658 1,530,145 1,812,490 2,021,517 Oktober 0.02653 0.01149 0.01932 0.00173
Nopember 1,338,555 1,556,200 1,851,023 2,062,206 Nopember 0.00973 0.01703 0.02126 0.02013
Desember 1,382,074 1,643,203 1,895,839 2,141,384 Desember 0.03251 0.05591 0.02421 0.03839
Volume Perdagangan Saham log Frekuensi Tingkat Tingkat Inflasi BI rate Kurs Kurs Rupiah M2 (miliar
Observasi Bulan Bi Rate
Y log Y Inflasi X1 X2 Rupiah X3 rupiah)
1 Jan-06 25,881,000,000 10.4129811 17.03% 0.0141917 12.75% 0.0106250 9395 -0.0452236 1,190,834
2 Feb-06 26,050,000,000 10.4158077 17.92% 0.0149333 12.75% 0.0106250 9230 -0.0175625 1,193,864
3 Mar-06 43,266,000,000 10.6361467 15.74% 0.0131167 12.75% 0.0106250 9075 -0.0167931 1,195,067
4 Apr-06 39,752,000,000 10.5993590 15.40% 0.0128333 12.75% 0.0106250 8775 -0.0330579 1,198,013
5 May-06 60,446,000,000 10.7813676 15.60% 0.0130000 12.50% 0.0104167 9220 0.0507123 1,237,504
6 Jun-06 26,046,000,000 10.4157410 15.53% 0.0129417 12.50% 0.0104167 9300 0.0086768 1,253,757
7 Jul-06 21,720,000,000 10.3368598 15.15% 0.0126250 12.25% 0.0102083 9070 -0.0247312 1,248,236
8 Aug-06 31,062,000,000 10.4922294 14.90% 0.0124167 11.75% 0.0097917 9100 0.0033076 1,270,378
9 Sep-06 32,663,000,000 10.5140561 14.55% 0.0121250 11.25% 0.0093750 9235 0.0148352 1,291,396
10 Oct-06 31,120,000,000 10.4930396 6.29% 0.0052417 10.75% 0.0089583 9110 -0.0135355 1,325,658
11 Nov-06 46,490,000,000 10.6673595 5.27% 0.0043917 10.25% 0.0085417 9165 0.0060373 1,338,555
12 Dec-06 52,441,000,000 10.7196710 6.60% 0.0055000 9.75% 0.0081250 9025 -0.0152755 1,382,074
13 Jan-07 65,757,000,000 10.8179420 6.26% 0.0052167 9.50% 0.0079167 9090 0.0072022 1,363,907
14 Feb-07 53,028,000,000 10.7245052 6.30% 0.0052500 9.25% 0.0077083 9160 0.0077008 1,366,820
15 Mar-07 50,783,000,000 10.7057184 6.52% 0.0054333 9.00% 0.0075000 9118 -0.0045852 1,375,947
16 Apr-07 76,572,000,000 10.8840700 6.29% 0.0052417 9.00% 0.0075000 9083 -0.0038386 1,383,577
17 May-07 120,762,000,000 11.0819303 6.01% 0.0050083 8.75% 0.0072917 8828 -0.0280744 1,393,097
18 Jun-07 106,607,000,000 11.0277857 5.77% 0.0048083 8.50% 0.0070833 9054 0.0256004 1,451,974
19 Jul-07 107,809,000,000 11.0326550 6.06% 0.0050500 8.25% 0.0068750 9186 0.0145792 1,472,952
20 Aug-07 109,920,000,000 11.0410767 6.51% 0.0054250 8.25% 0.0068750 9410 0.0243849 1,487,541
21 Sep-07 99,175,000,000 10.9964022 6.95% 0.0057917 8.25% 0.0068750 9137 -0.0290117 1,512,756
22 Oct-07 101,056,000,000 11.0045621 6.88% 0.0057333 8.25% 0.0068750 9110 -0.0029550 1,530,145
23 Nov-07 87,398,000,000 10.9415015 6.71% 0.0055917 8.25% 0.0068750 9376 0.0291987 1,556,200
24 Dec-07 60,675,000,000 10.7830098 6.59% 0.0054917 8.00% 0.0066667 9419 0.0045862 1,643,203
25 Jan-08 73,948,000,000 10.8689264 7.36% 0.0061333 8.00% 0.0066667 9291 -0.0135896 1,596,565
26 Feb-08 67,186,000,000 10.8272788 7.40% 0.0061667 8.00% 0.0066667 9078 -0.0229254 1,603,750
27 Mar-08 54,887,000,000 10.7394695 8.17% 0.0068083 8.00% 0.0066667 9217 0.0153117 1,594,390
28 Apr-08 85,165,000,000 10.9302612 8.96% 0.0074667 8.00% 0.0066667 9234 0.0018444 1,611,691
29 May-08 77,629,000,000 10.8900240 10.38% 0.0086500 8.25% 0.0068750 9318 0.0090968 1,641,733
30 Jun-08 60,659,000,000 10.7828952 11.03% 0.0091917 8.50% 0.0070833 9225 -0.0099807 1,703,381
31 Jul-08 51,482,000,000 10.7116554 11.90% 0.0099167 8.75% 0.0072917 9118 -0.0115989 1,686,050
32 Aug-08 49,365,000,000 10.6934191 11.85% 0.0098750 9.00% 0.0075000 9153 0.0038386 1,682,811
33 Sep-08 69,668,000,000 10.8430333 12.14% 0.0101167 9.25% 0.0077083 9416 0.0287337 1,778,139
34 Oct-08 71,043,000,000 10.8515213 11.77% 0.0098083 9.50% 0.0079167 10995 0.1676933 1,812,490
35 Nov-08 64,909,000,000 10.8123049 11.68% 0.0097333 9.50% 0.0079167 12151 0.1051387 1,851,023
36 Dec-08 61,905,000,000 10.7917257 11.06% 0.0092167 9.25% 0.0077083 10950 -0.0988396 1,895,839
37 Jan-09 40,558,000,000 10.6080765 9.17% 0.0076417 8.75% 0.0072917 11355 0.0369863 1,874,145
38 Feb-09 36,829,000,000 10.5661899 8.60% 0.0071667 8.25% 0.0068750 11980 0.0550418 1,900,208
39 Mar-09 40,082,000,000 10.6029494 7.92% 0.0066000 7.75% 0.0064583 11575 -0.0338063 1,916,752
40 Apr-09 188,504,000,000 11.2753206 7.31% 0.0060917 7.50% 0.0062500 10713 -0.0744708 1,912,623
41 May-09 282,751,000,000 11.4514041 6.04% 0.0050333 7.25% 0.0060417 10340 -0.0348175 1,927,070
42 Jun-09 185,472,000,000 11.2682784 3.65% 0.0030417 7.00% 0.0058333 10225 -0.0111219 1,977,533
43 Jul-09 138,406,000,000 11.1411549 2.71% 0.0022583 6.75% 0.0056250 9920 -0.0298289 1,963,180
44 Aug-09 185,121,000,000 11.2674557 2.75% 0.0022917 6.00% 0.0050000 10060 0.0141129 1,995,294
45 Sep-09 80,123,000,000 10.9037572 2.83% 0.0023583 5.00% 0.0041667 9681 -0.0376740 2,018,031
46 Oct-09 100,300,000,000 11.0013009 2.57% 0.0021417 6.50% 0.0054167 9545 -0.0140481 2,021,517
47 Nov-09 116,416,000,000 11.0660127 2.41% 0.0020083 6.50% 0.0054167 9480 -0.0068098 2,062,206
48 Dec-09 73,098,000,000 10.8639055 2.78% 0.0023167 6.50% 0.0054167 9433 -0.0049578 2,141,384
M2
X4
-0.0102899
0.0025444
0.0010077
0.0024651
0.0329637
0.0131337
-0.0044036
0.0177386
0.0165447
0.0265310
0.0097288
0.0325119
-0.0131447
0.0021358
0.0066775
0.0055453
0.0068807
0.0422634
0.0144479
0.0099046
0.0169508
0.0114949
0.0170278
0.0559073
-0.0283824
0.0045003
-0.0058363
0.0108512
0.0186400
0.0375506
-0.0101745
-0.0019211
0.0566481
0.0193185
0.0212597
0.0242115
-0.0114430
0.0139066
0.0087064
-0.0021542
0.0075535
0.0261864
-0.0072580
0.0163582
0.0113953
0.0017274
0.0201280
0.0383948
Volume Perdagangan Saham Jan 2005 - Des 2009
Tahun
BULAN
2006 2007 2008 2009
Januari 25.881.000.000 65.757.000.000 73.948.000.000 40.558.000.000
Februari 26.050.000.000 53.028.000.000 67.186.000.000 36.829.000.000
Maret 43.266.000.000 50.783.000.000 54.887.000.000 40.082.000.000
April 39.752.000.000 76.572.000.000 85.165.000.000 188.504.000.000
Mei 60.446.000.000 120.762.000.000 77.629.000.000 282.751.000.000
Juni 26.046.000.000 106.607.000.000 60.659.000.000 185.472.000.000
Juli 21.720.000.000 107.809.000.000 51.482.000.000 138.406.000.000
Agustus 31.062.000.000 109.920.000.000 49.365.000.000 185.121.000.000
September 32.663.000.000 99.175.000.000 69.668.000.000 80.123.000.000
Oktober 31.120.000.000 101.056.000.000 71.043.000.000 100.300.000.000
Nopember 46.490.000.000 87.398.000.000 64.909.000.000 116.416.000.000
Desember 52.441.000.000 60.675.000.000 61.905.000.000 73.098.000.000
Total 436.937.000.000 1.039.542.000.000 787.846.000.000 1.467.660.000.000
Sumber data : bei.go.id
300.000
Volume Perdagangan
250.000
200.000
Saham
150.000
100.000
50.000
0
M 6
M 7
M 8
M 9
09
Ja 6
Ja 7
Ja 8
Se 9
Se 6
Se 7
Se 8
0
0
0
0
-0
-0
-0
-0
n-
n-
n-
n-
p-
p-
p-
p-
ei
ei
ei
ei
Ja
Periode
87
Tingkat Inflasi Jan 2004 - Des 2008
Tahun
BULAN
2006 2007 2008 2009
Januari 17,03% 6,26% 7,36% 9,17%
Februari 17,92% 6,30% 7,40% 8,60%
Maret 15,74% 6,52% 8,17% 7,92%
April 15,40% 6,29% 8,96% 7,31%
Mei 15,60% 6,01% 10,38% 6,04%
Juni 15,53% 5,77% 11,03% 3,65%
Juli 15,15% 6,06% 11,90% 2,71%
Agustus 14,90% 6,51% 11,85% 2,75%
September 14,55% 6,95% 12,14% 2,83%
Oktober 6,29% 6,88% 11,77% 2,57%
Nopember 5,27% 6,71% 11,68% 2,41%
Desember 6,60% 6,59% 11,06% 2,78%
Sumber data : bi.go.id
Tingkat Inflasi
20,00%
15,00%
Inflasi (%)
10,00%
5,00%
0,00%
Jan-06
Jul-06
Jan-07
Jul-07
Jan-08
Jul-08
Jan-09
Jul-09
Apr-06
Okt-06
Apr-07
Okt-07
Apr-08
Okt-08
Apr-09
Okt-09
Periode
88
BI Rate Juli 2006 - April 2009
(%)
Tahun
BULAN
2006 2007 2008 2009
Januari 12,75% 9,50% 8,00% 8,75%
Februari 12,75% 9,25% 8,00% 8,25%
Maret 12,75% 9,00% 8,00% 7,75%
April 12,75% 9,00% 8,00% 7,50%
Mei 12,50% 8,75% 8,25% 7,25%
Juni 12,50% 8,50% 8,50% 7,00%
Juli 12,25% 8,25% 8,75% 6,75%
Agustus 11,75% 8,25% 9,00% 6,00%
September 11,25% 8,25% 9,25% 5,00%
Oktober 10,75% 8,25% 9,50% 6,50%
Nopember 10,25% 8,25% 9,50% 6,50%
Desember 9,75% 8,00% 9,25% 6,50%
Sumber data : bi.go.id
BI Rate
14,00%
12,00%
BI Rate (%)
10,00%
8,00%
6,00%
4,00%
2,00%
0,00%
Jan-06
Jul-06
Jan-07
Jul-07
Jan-08
Jul-08
Jan-09
Jul-09
Apr-06
Okt-06
Apr-07
Okt-07
Apr-08
Okt-08
Apr-09
Okt-09
Periode
89
Kurs Tengah USD
(Rp/$)
Tahun
BULAN
2006 2007 2008 2009
Januari 9395 9090 9291 11355
Februari 9230 9160 9078 11980
Maret 9075 9118 9217 11575
April 8775 9083 9234 10713
Mei 9220 8828 9318 10340
Juni 9300 9054 9225 10225
Juli 9070 9186 9118 9920
Agustus 9100 9410 9153 10060
September 9235 9137 9416 9681
Oktober 9110 9110 10995 9545
Nopember 9165 9376 12151 9480
Desember 9025 9419 10950 9433
Sumber data : bei.go.id
Kurs Rupiah
14000
Kurs Rupiah (Rp,-)
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
Jan-06
Jul-06
Jan-07
Jul-07
Jan-08
Jul-08
Jan-09
Jul-09
Apr-06
Okt-06
Apr-07
Okt-07
Apr-08
Okt-08
Apr-09
Okt-09
Periode
90
Jumlah Uang Beredar / M2
(Miliar Rp)
Tahun
BULAN
2006 2007 2008 2009
Januari 1.190.834 1.363.907 1.596.565 1.874.145
Februari 1.193.864 1.366.820 1.603.750 1.900.208
Maret 1.195.067 1.375.947 1.594.390 1.916.752
April 1.198.013 1.383.577 1.611.691 1.912.623
Mei 1.237.504 1.393.097 1.641.733 1.927.070
Juni 1.253.757 1.451.974 1.703.381 1.977.533
Juli 1.248.236 1.472.952 1.686.050 1.963.180
Agustus 1.270.378 1.487.541 1.682.811 1.995.294
September 1.291.396 1.512.756 1.778.139 2.018.031
Oktober 1.325.658 1.530.145 1.812.490 2.021.517
Nopember 1.338.555 1.556.200 1.851.023 2.062.206
Desember 1.382.074 1.643.203 1.895.839 2.141.384
Sumber data : bps.go.id
2.500.000
M2 (Miliar Rupiah)
2.000.000
1.500.000
1.000.000
500.000
0
Jan-06
Jul-06
Jan-07
Jul-07
Jan-08
Jul-08
Jan-09
Jul-09
Apr-06
Okt-06
Apr-07
Okt-07
Apr-08
Okt-08
Apr-09
Okt-09
Periode
91
INPUT SPSS
log Volume
Tingkat
Perdagangan BI rate Kurs Rupiah M2
Observasi Inflasi
Saham
Y X1 X2 X3 X4
1 10,4129811 0,0141917 0,0106250 -0,0452236 -0,0102899
2 10,4158077 0,0149333 0,0106250 -0,0175625 0,0025444
3 10,6361467 0,0131167 0,0106250 -0,0167931 0,0010077
4 10,5993590 0,0128333 0,0106250 -0,0330579 0,0024651
5 10,7813676 0,0130000 0,0104167 0,0507123 0,0329637
6 10,4157410 0,0129417 0,0104167 0,0086768 0,0131337
7 10,3368598 0,0126250 0,0102083 -0,0247312 -0,0044036
8 10,4922294 0,0124167 0,0097917 0,0033076 0,0177386
9 10,5140561 0,0121250 0,0093750 0,0148352 0,0165447
10 10,4930396 0,0052417 0,0089583 -0,0135355 0,0265310
11 10,6673595 0,0043917 0,0085417 0,0060373 0,0097288
12 10,7196710 0,0055000 0,0081250 -0,0152755 0,0325119
13 10,8179420 0,0052167 0,0079167 0,0072022 -0,0131447
14 10,7245052 0,0052500 0,0077083 0,0077008 0,0021358
15 10,7057184 0,0054333 0,0075000 -0,0045852 0,0066775
16 10,8840700 0,0052417 0,0075000 -0,0038386 0,0055453
17 11,0819303 0,0050083 0,0072917 -0,0280744 0,0068807
18 11,0277857 0,0048083 0,0070833 0,0256004 0,0422634
19 11,0326550 0,0050500 0,0068750 0,0145792 0,0144479
20 11,0410767 0,0054250 0,0068750 0,0243849 0,0099046
21 10,9964022 0,0057917 0,0068750 -0,0290117 0,0169508
22 11,0045621 0,0057333 0,0068750 -0,0029550 0,0114949
23 10,9415015 0,0055917 0,0068750 0,0291987 0,0170278
24 10,7830098 0,0054917 0,0066667 0,0045862 0,0559073
25 10,8689264 0,0061333 0,0066667 -0,0135896 -0,0283824
26 10,8272788 0,0061667 0,0066667 -0,0229254 0,0045003
27 10,7394695 0,0068083 0,0066667 0,0153117 -0,0058363
28 10,9302612 0,0074667 0,0066667 0,0018444 0,0108512
29 10,8900240 0,0086500 0,0068750 0,0090968 0,0186400
30 10,7828952 0,0091917 0,0070833 -0,0099807 0,0375506
31 10,7116554 0,0099167 0,0072917 -0,0115989 -0,0101745
32 10,6934191 0,0098750 0,0075000 0,0038386 -0,0019211
33 10,8430333 0,0101167 0,0077083 0,0287337 0,0566481
34 10,8515213 0,0098083 0,0079167 0,1676933 0,0193185
35 10,8123049 0,0097333 0,0079167 0,1051387 0,0212597
36 10,7917257 0,0092167 0,0077083 -0,0988396 0,0242115
37 10,6080765 0,0076417 0,0072917 0,0369863 -0,0114430
38 10,5661899 0,0071667 0,0068750 0,0550418 0,0139066
39 10,6029494 0,0066000 0,0064583 -0,0338063 0,0087064
40 11,2753206 0,0060917 0,0062500 -0,0744708 -0,0021542
41 11,4514041 0,0050333 0,0060417 -0,0348175 0,0075535
42 11,2682784 0,0030417 0,0058333 -0,0111219 0,0261864
43 11,1411549 0,0022583 0,0056250 -0,0298289 -0,0072580
44 11,2674557 0,0022917 0,0050000 0,0141129 0,0163582
45 10,9037572 0,0023583 0,0041667 -0,0376740 0,0113953
46 11,0013009 0,0021417 0,0054167 -0,0140481 0,0017274
47 11,0660127 0,0020083 0,0054167 -0,0068098 0,0201280
48 10,8639055 0,0023167 0,0054167 -0,0049578 0,0383948
92
OUTPUT SPSS
Deskripsi Data Dalam Variabel
Descriptive Statistics
Uji Normalitas
1.0
0.8
Expected Cum Prob
0.6
0.4
0.2
0.0
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Observed Cum Prob
Volume
Perdagangan
Saham Tingkat Inflasi BI rate Kurs Rupiah M2
N 48 48 48 48 48
Normal Parametersa,b Mean 10,8184194 ,0072794 ,0075196 -,0000940 ,0122242
Std. Deviation ,24801783 ,00357569 ,00162831 ,04074828 ,01715967
Most Extreme Absolute ,053 ,163 ,153 ,165 ,093
Differences Positive ,053 ,163 ,153 ,165 ,093
Negative -,048 -,100 -,097 -,116 -,049
Kolmogorov-Smirnov Z ,368 1,133 1,059 1,145 ,647
Asymp. Sig. (2-tailed) ,999 ,154 ,212 ,146 ,797
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
93
Hasil Uji Multikolinieritas
Uji Heteroskedatisitas
Scatterplot
3
Regression Studentized Residual
-1
-2
-3 -2 -1 0 1 2
Regression Standardized Predicted Value
94
Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 11,554 ,155 74,458 ,000
Tingkat Inflasi -13,122 13,938 -,189 -,941 ,352 ,255 3,914
BI rate -86,475 30,473 -,568 -2,838 ,007 ,258 3,880
Kurs Rupiah -,143 ,640 -,024 -,224 ,824 ,933 1,072
M2 ,834 1,516 ,058 ,550 ,585 ,938 1,066
a. Dependent Variable: Volume Perdagangan Saham
Uji F
ANOVAb
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,609 4 ,402 13,483 ,000a
Residual 1,283 43 ,030
Total 2,891 47
a. Predictors: (Constant), M2, BI rate, Kurs Rupiah, Tingkat Inflasi
b. Dependent Variable: Volume Perdagangan Saham
Uji t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 11,554 ,155 74,458 ,000
Tingkat Inflasi -13,122 13,938 -,189 -,941 ,352 ,255 3,914
BI rate -86,475 30,473 -,568 -2,838 ,007 ,258 3,880
Kurs Rupiah -,143 ,640 -,024 -,224 ,824 ,933 1,072
M2 ,834 1,516 ,058 ,550 ,585 ,938 1,066
a. Dependent Variable: Volume Perdagangan Saham
95