Anda di halaman 1dari 2

KASUS POSISI

BERDASARKAN PUTUSAN NOMOR : 112/Pdt.G/2017PN.Pdg

Perkara antara PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT RAGA DANA SEJAHTERA


yang beralamat di Jalan Dr.Sutomo No. 48A Padang, dalam hal ini :

1.YERISMAL sebagai Direktur utama PT. BPR RAGA DANA SEJAHTERA,


2. FAUZIA ISFANDIARY sebagai Direktur PT. BPR RAGA DANA SEJAHTERA sebagai
PENGGUGAT yang mengajukan gugatan berdasarkan pembuatan surat kuasa khusus tanggal 17
Oktober 2017 yang didaftarkan dan dicatat di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padang tertanggal
24 Oktober 2017 (112/Pdt.G/2017/PN.Pdg) melawan JASRIL, yang merupakan Wiraswasta
beralamat di Jalan Intan Raya No.23 RT.002 RW. 012 Kelurahan Pangambiran Ampalu Nan XX
Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang.
Dalam kasus ini JASRIL sebagai TERGUGAT melakukan perjanjian kredit dengan PT.
BPR RAGA DANA SEJAHTERA dengan nilai kredit sebesar Rp 65.000.000,00 (enam puluh
lima juta rupiah) untuk jangka waktu 24 bulan dari tanggal 26 November 2013 dengan angsuran
setiap bulan sebesar Rp 3.737.600,00 (tiga juta tujuh ratus tiga puluh tujuh ribu enam ratus
rupiah) tetapi tergugat melakukan ingkar janji (WANPRESTASI) dengan tidak membayar
angsuran kreditnya atau tertunggak lebih dari tiga kali angsuran pokok dan bunganya hingga
angsuran kedelapannya itu sampai bulan Juli 2014. Untuk membantu usaha dari tergugat dalam
menyelesaikan tunggakan kredit maka atas permintaan tergugat tanggal 26 Juli 2014 diadakan
Restrukturisasi dengan nilai kredit sebesar Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) untuk
jangka waktu 24 bulan dengan angsuran setiap bulannya sebesar Rp 3.450.000,00 (tiga juta
empat ratus lima puluh ribu rupiah) Atas dasar perjanjian kredit tersebut, untuk menjamin
kelancaran dan kepastian pembayaran cicilan yang telah disepakati, maka dijaminkan benda
bergerak berupasatu unit kendaraan bermotor roda empat atas nama JASRIL)

Bahwa setelah dilakukan Restrukturisasi pada tanggal 26 Juli 2014, tergugat (Jasril) tidak
melaksanakan kewajiban atau ingkar janji (wanprestasi), pada bulan berikut jatuh temponya pada
tanggal 26 Agustus 2014 tidak melakukan angsuran kredit, baru pada tanggal 29 Oktober 2014
membayar untuk pertama kalinya sebesar Rp 3.200.000,00 (tiga juta dua ratus ribu rupiah)
sedangkan angsuran yang harus dibayar tergugat setiap bulannya sebesar Rp 3.450.000,00 (tiga
juta empat ratus lima puluh ribu rupiah) jadi angsuran pertama yang dibayar tergugat setelah
jatuh tempo tersebut pun kurang sebesar Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah).

Bahwa sampai tanggal 13 Desember 2014 tunggakan pembayaran angsuran kredit tertunggak
melebihi 4 kali angsuran dan sebelumnya penggugat telah meminta tergugat untuk segera
melunasi tunggakan tersebut melalui surat peringatan, akan tetapi tidak diindahkan oleh tergugat.
Pada tanggal 14 Desember 2014 pihak penggugat melakukan penarikan terhadap unit mobil
dengan alasan guna untuk menjaga tingkat kesehatan bank dari kredit macet, hal ini untuk
menyelesaikan tunggakan hutang tergugat kepada penggugat.

Bahwa setelah penggugat melakukan penarikan terhadap unit mobil yang dijadikan jaminan
tersebut, pihak tergugat tidak kunjung menyelesaikan masalah tunggakan kredit tersebut. Demi
alasan tingkat kesehatan bank dan demi nama baik dari nasabah (tergugat) maka dilakukan
tindakan penjualan unit kendaraan roda empat yang menjadi jaminan kredit tersebut kepada
pihak lain senilai Rp 61.500.000,00 (enam puluh satu juta lima ratus ribu rupiah) pada tanggal 19
Desember 2014. Dari penjualan unit kendaraan roda empat tersebut, ternyata belum mencukupi
dari sisa hutang tergugat beserta bunga dan dendanya. Adapun yang harus dibayar tergugat
sebesar Rp 64.878.000,00 (enam puluh empat juta delapan ratus tujuh puluh delapan ribu rupiah)
sedangkan mobil dijual sebesar Rp 61.500.000,00(enam puluh satu juta lima ratus ribu rupiah)
maka sisa hutang dari tergugat sebesar Rp3.378.000,00 (tiga juta tiga ratus tujuh puluh delapan
ribu rupiah).

Anda mungkin juga menyukai