Anda di halaman 1dari 13

PERJANJIAN KERJASAMA

ANTARA
PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO)
DENGAN
PT BANK PERKREDITAN RAKYAT PUNDI MASYARAKAT
TENTANG
PENUTUPAN ASURANSI KERUGIAN

No. PKS......PIHAK PERTAMA..........


No. ......../PKS/VI/2019

Pada hari ini Senin, duapuluh empatjuni dua ribu sembilan belas (24-06-2019) bertempat di
Batam kami yang bertanda tangan di bawah ini :
1. Achmad Herudin, Selaku Kepala Kantor PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Cabang
Batam, berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero)
No. SK 015/DMA.114/I/2017 tanggal 18 Januari 2017 dan Surat Kuasa No.SKU.
024/DMA/I/2017 tanggal 20 Januari 2017, dengan demikian sah bertindak sesuai dengan
jabatannya untuk dan atas nama PT. Asuransi Jasa Indonesia (Persero), berkedudukan di
Jalan Let.Jend. M.T Haryono Kav.61 Jakarta, 12780, selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA.

2. Gunarto, Selaku Direktur Utama PT Bank Perkreditan Rakyat Pundi Masyarakat


berdasarkan Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 01 tanggal 05 Januari 2004,
dihadapan Maria Anastasia Halim SH, Notaris dan PPAT di Pulau Batam beserta
perubahannya, dengan demikian bertindak sesuai dengan jabatannya untuk dan atas nama
PT Bank Perkreditan Rakyat Pundi Masyarakat berkedudukan di Jalan Sriwijaya
Komplek Puri Buana no.03, Batam, Kepulauan Riau yang selanjutnya di sebut PIHAK
KEDUA.
Untuk selanjutnya PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK dan masing-masing disebut PIHAK.
PARA PIHAK menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah perusahaan yang kegiatan usahanya bergerak dalam
bidang jasa asuransi umum dan telah memiliki ijin dari pihak yang berwenang
berdasarkan peraturan yang berlaku.
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah lembaga keuangan yang didirikan berdasarkan hukum
Negara Republik Indonesia yang kegiatan usahanya bergerak dalam bidang perbankan dan
telah memiliki ijin dari pihak yang berwenang berdasarkan peraturan yang berlaku.

Selanjutnya PARA PIHAK telah sepakat dan setuju untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama
Penutupan Asuransi Kerugian (yang selanjutnya disebut perjanjian) dengan ketentuan-
ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut :

PASAL I
DEFINISI
Dalam Perjanjian ini yang dimaksud dengan :
1. Nasabah atau Debitur adalah Perorangan atau Badan Hukum yang memperoleh fasilitas
kredit dari PIHAK KEDUA.
2. Premi adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh PIHAK KEDUA, Nasabah atau
Debitur kepada PIHAK PERTAMA sebagai imbalan atas jaminan asuransi yang
diberikan oleh PIHAK PERTAMA, tidak termasuk kedalamnya bea materai dan biaya
polis.
3. Tertanggung adalah PIHAK KEDUA dan/atau Nasabah atau Debitur dari PIHAK
KEDUA yang mengasuransikan barang-barang/kepentingan miliknya kepada PIHAK
PERTAMA dengan membayar sejumlah premi kepada PIHAK PERTAMA atas
jaminan asuransi tersebut.
4. Surveyor adalah pelaksana ahli yang ditunjuk PIHAK PERTAMA untuk melakukan
penilaian terhadap objek asuransi.
5. Adjuster adalah pelaksana ahli Independent yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA
untuk melakukan survey dan penilaian terhadap klaim asuransi.
6. Milik / kepentingan PIHAK KEDUA adalah kepentingan atau barang-barang Nasabah
atau Debitur yang dijaminkan oleh PIHAK KEDUA atau barang-barang milik PIHAK
KEDUA sendiri.
7. Cover Note adalah pernyataan tertulis dari PIHAK PERTAMA yang diberikan kepada
PIHAK KEDUA sebagai jaminan / penutupan awal sebelum polis diterbitkan.
8. Polis adalah perjanjian secara tertulis antara PIHAK PERTAMA selaku penerbit polis
dan PIHAK KEDUA selaku pemegang polis, termasuk semua klausula dan endorsemen
yang terlekat didalamnya.
9. Bankers’ Clause adalah suatu klausula yang dilekatkan didalam polis yang mengatur
mengenai kedudukan Pihak Bank sebagai Pihak yang lebih dahulu menerima penggantian
atas kerugian yang terjadi dari PIHAK PERTAMA.

PASAL 2
PERSETUJUAN PENUNJUKAN ASURADUR REKANAN BANK
1. PIHAK KEDUA menyetujui PIHAK PERTAMA sebagai Asuradur Rekanan untuk
memberikan jaminan asuransi atas Asuransi Kerugian, sebagaimana akan ditetapkan oleh
PIHAK KEDUA menurut kepentingannya sendiri maupun Nasabah atau Debiturnya.
2. Atas penunjukan PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, PIHAK
PERTAMA setuju dan bersedia akan melaksanakan penutupan asuransi atas objek
asuransi dengan ketentuan sepanjang objek asuransi yang dimohonkan penutupan
asuransinya, secara teknis asuransi layak ditutup dan/atau menerima dukungan reasuransi.

PASAL 3
JENIS ASURANSI
1. PIHAK PERTAMA akan menutup obyek pertanggungan menurut jenis asuransi
kerugian yang diminta oleh PIHAK KEDUA atau Debiturnya, yaitu :
a. Asuransi Kebakaran
Atas obyek pertanggungan untuk risiko kebakaran beserta perluasan-perluasan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) ,
kecuali Asuransi Tanaman dan Asuransi Risiko khusus.
b. Asuransi Kendaraan Bermotor Roda 2 dan Roda 4 :
b.1. Untuk obyek pertanggungan Roda 2
 Kondisi TLO
b.2. Untuk obyek pertanggungan Roda 4
 Kondisi TLO dan/atau Gabungan (Comprehensive)
b.3. Asuransi Kendaraan Bermotor Roda 2 dan Roda 4 diluar ketentuan tersebut
diatas, harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan PIHAK PERTAMA untuk
mendapatkan persetujuan / keputusannya

c. Asuransi Gabungan Meliputi :


c.1. PA + ND (Kecelakaan Diri + Meninggal Dunia)
2. Jenis asuransi kerugian lainnya diluar yang dimaksudkan pada ayat 1 Pasal ini, dapat
ditutup berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK.

PASAL 4
NILAI PERTANGGUNGAN
Nilai Pertanggungan atas obyek / kepentingan yang diasuransikan kepada PIHAK
PERTAMA didasarkan kepada besarnya Plafon Pinjaman yang disesuaikan dengan Harga
Pasar.

PASAL 5
PROSEDUR PENUTUPAN
1. Penutupan asuransi, termasuk penyelesaiannya yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
kepada PIHAK PERTAMA tunduk pada semua ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat
dalam Polis.
2. PIHAK PERTAMA akan menerbitkan Polis untuk setiap penutupan asuransi yang
diambil oleh PIHAK KEDUA, baik untuk keperluan sendiri maupun untuk masing-
masing Nasabah atau Debiturnya.
3. Untuk jenis pertanggungan dan atau penutupan berdasarkan perjanjian ini, Tertanggung
adalah PIHAK KEDUA QQ DEBITUR dan memberitahukan syarat Bankers’ Clause
untuk kepentingan PIHAK KEDUA.
4. Sehubungan dengan milik atau kepentingan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA tidak
diperkenankan untuk menerima, melayani permintaan penutupan pertanggungan secara
langsung dari Nasabah atau Debitur semuanya harus disalurkan pelaksanaanya melalui
PIHAK KEDUA.
5. Atas setiap penutupan asuransi, maka duplikat Polis asuransi beserta dokumen
pelengkapnya wajib diserahkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal berlakunya
jaminan asuransi (inception date).
6. Apabila permintaan penutupan asuransi (SPPA)/ konfirmasi perpanjangan polis telah
diterima dan/atau disetujui oleh PIHAK PERTAMA, namun PIHAK KEDUA belum
menerima polis, maka jika terjadi suatu kerugian yang dipertanggungkan, PIHAK
PERTAMA tetap bertanggung jawab dan berkewajiban membayar klaim tersebut
sepanjang klaim terjamin oleh polis dan premi telah dibayar lunas oleh PIHAK KEDUA
dalam jangka waktu pembayaran premi. Apabila PIHAK KEDUA belum melunasi premi
dalam jangka waktu pembayaran premi, maka PIHAK PERTAMA tidak bertanggung
jawab atas klaim yang terjadi tersebut dan asuransi dianggap batal.
7. Batalnya asuransi sebagaimana dimaksud ayat 6 pasal ini, maka PIHAK PERTAMA
akan menerbitkan lampiran pembatalan polis asuransi dengan memperhitungkan waktu
yang telah berjalan ditambah biaya-biaya yang berkaitan dengan hal tersebut tanpa
diperlukan pemberitahuan terlebih dahulu kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 6
TANGGAL BERLAKU PENUTUPAN ASURANSI
1. Pertanggungan (Polis Asuransi) mulai berlaku sejak tanggal disetujuinya Surat
Permohonan Penutupan Asuransi (SPPA) oleh PIHAK PERTAMA yang dapat
dibuktikan dengan diterbitkannya polis olehPIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA harus memberikan data pertanggungan (Underwriting Info) secara
lengkap dan jelas kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL 7
SUKU PREMI
1. Untuk segala jenis asuransi yang ditutup oleh PIHAK PERTAMA
terhadap obyek pertanggungan yang menjadi kepentingan PIHAK KEDUA
menggunakan suku premi yang diatur oleh Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI)
atau Tarif Maskapai dan/atau Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2. Dalam hal suku premi tidak diatur berdasarkan ketentuan AAUI atau
Tarif Maskapai dan/atau OJK, maka tarif preminya akan ditetapkan berdasarkan tarif yang
wajar yang disepakati oleh PARA PIHAK.

PASAL 8
PEMBAYARAN PREMI DAN IMBALAN JASA
1. PIHAK KEDUA wajib membayar premi kepada Pihak Pertama selambat-lambatnya 14
(empat belas) hari kerja sejak polis diterima oleh Pihak Kedua, setelah dikurangi besarnya
imbalan jasa kepada PIHAK PERTAMA atas setiap lampiran polis yang diterbitkan,
dengan besaran imbalan jasa :
a. Asuransi Kebakaran, maksimum sebesar 15% (incl. PPN) dari nilai premi.
b. Asuransi Kendaraan, maksimum sebesar 25% (incl. PPN) dari nilai premi.
c. Asuransi PA + ND, maksimum sebesar 10% (excl. PPN) dari nilai premi.
2. Ketentuan pembayaran premi sebagaimana yang dimaksudkan pada ayat 1 pasal ini
tunduk pada ketentuan yang tercantum dalam polis termasuk klausula dan endorsemen
yang diterbitkan.
3. Pembayaran premi sebagaimana tersebut pada ayat 1 Pasal ini dilakukan melalui transfer
ke rekening bank Pihak Pertama pada Bank Mandiri Nomor Rekening 1090089000814
Atas Nama PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) Kantor Cabang Batam.
4. Dalam hal pembayaran premi, melebihi jangka waktu pembayaran premi sebagaimana
dimaksud ayat 1 Pasal ini, maka atas klaim/kerugian yang terjadi tidak menjadi tanggung
jawab Pihak Pertama.
5. Klaim yang terjadi dalam tenggang waktu pembayaran premi menjadi tanggung jawab
Pihak Pertama, sepanjang klaim dijamin kondisi polis dan pembayaran premi tersebut
tidak melebihi jangka waktu pembayaran preminya.

PASAL 9
PENGAJUAN KLAIM
1. Dalam hal terjadi klaim, maka PIHAK KEDUA wajib melaporkan kepada
PIHAK PERTAMA dalam waktu 3x24 jam untuk Asuransi Kebakaran dan Kendaraan
Bermotor dan 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal klaim terjadi untuk Asuransi
PA+ND.
2. Laporan klaim asuransi sebagaimana diatur ayat 1 Pasal ini dapat dilakukan
melalui fasilitas telepon, telex, faxsimili, atau komunikasi lainya yang kemudian harus
ditegaskan secara tertulis paling lambat dalam waktu 3x24 jam untuk Asuransi Kebakaran
& Kendaraan Bermotor, dan 30 (tiga puluh) hari kerja untuk Asuransi PA+ND sejak
tanggal laporan tersebut.
3. Laporan klaim secara tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal ini
harus disusul dengan kelengkapan dokumen klaim sesuai persyaratan yang tercantum
dalam polis.
4. Dokumen-dokumen klaim yang diperlukan sesuai ketentuan ayat 3 Pasal ini
harus dilengkapi dalam waktu selambat-lambatnya 30 hari sejak tanggal terjadinya klaim.
5. Selanjutnya klaim dapat diselesaikan apabila klaim tersebut secara teknis
terjamin dalam polis dan dan premi telah dibayar lunas oleh PIHAK KEDUA dalam
jangka waktu pembayaran premi.
6. Apabila diperlukan survey, maka PIHAK PERTAMA dapat melakukan
survey langsung, atau menunjuk Independent Surveyor atau Independent Loss Adjuster.
Apabila untuk penyelesaian klaim akan ditunjuk Independent Surveyor atau Independent
Loss Adjuster, maka penunjukkannya dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, laporan
Independent Loss Adjuster bersifat rahasia dan biaya-biaya Independent Surveyor /
Adjuster menjadi beban PIHAK PERTAMA.
7. Pembayaran klaim akan dilakukan oleh PIHAK PERTAMA selambat-
lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak dokumen pendukung klaim
dinyatakan lengkap dan telah ada kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA mengenai jumlah klaim yang harus dibayar.

PASAL 10
MASA BERLAKU DAN PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatangani oleh PARA PIHAK untuk
jangka waktu 3 (tiga) tahun atau sejak tanggal 24Juni 2019 sampai dengan tanggal 24Juni
2022 dengan dilakukan evaluasi setiap tahunnya.
2. Perjanjian ini berakhir dengan sendirinya sejak tanggal perjanjian ini berakhir
dan tidak diperpanjang lagi serta dengan adanya pemberitahuan secara tertulis dari salah
satu pihak kepada pihak lainnya, apabila :
a. Salah satu pihak terkena likuidasi atau dinyatakan pailit oleh ketentuan perundang-
undangan yang berlaku atau ijin usahanya dicabut oleh instansi pemerintah yang
berwenang.
b. Salah satu pihak menghentikan usaha bisnisnya.
c. Berlakunya ketentuan hukum atau peraturan pemerintah yang menyebabkan Perjanjian
ini bertentangan dengan ketentuan hukum atau peraturan pemerintah tersebut apabila
Perjanjian ini tetap dilaksanakan.
3. Masing-masing pihak berhak untuk mengakhiri perjanjian ini, dengan
ketentuan Pihak yang bermaksud mengakhiri berkewajiban memberitahukan secara
tertulis kepada pihak lainnya dalam waktu 1 (satu) bulan sebelum dari tanggal
pengakhiran yang dikehendaki.
4. Dalam hal Perjanjian ini tidak diperpanjang lagi atau berakhir atau diakhiri
baik karena permintaan salah satu pihak sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal ini
atau karena kondisi sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini, pengakhiran Perjanjian ini
tidak mempengaruhi hak dan kewajiban masing-masing pihak yang masih harus
diselesaikan terlebih dahulu sebagai akibat dari pelaksanaan sebelum berakhirnya
Perjanjian ini dan juga tidak mempengaruhi hak dan kewajiban PIHAK PERTAMA
sebagai Penanggung yang masih harus diselesaikan terlebih dahulu sesuai dengan
ketentuan Perjanjian ini atau ketentuan dalam polis.
5. Dalam hal terjadi pengakhiran Perjanjian, PARA PIHAK sepakat dan setuju
untuk mengabaikan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
sehingga pengakhiran Perjanjian dengan alasan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini
secara sah cukup dilakukan dengan pemberitahuan tertulis dari masing-masing pihak dan
tidak memerlukan penetapan atau putusan Pengadilan.

PASAL 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila timbul suatu perselisihan dalam pelaksanaan dan/atau penafsiran perjanjian ini,
maka kedua belah pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah dan
mufakat.
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah tidak tercapai, maka para pihak sepakat dan
setuju untuk menyelesaikannya melalui Badan Arbitrase Nasional (BANI) menurut
Peraturan-Peraturan Administrasi dan Peraturan-Peraturan Arbitrase (BANI), yang
keputusannya mengikat pihak-pihak yang bersangkutan sebagai keputusan dalam tingkat
pertama dan terakhir. Biaya akan ditanggung oleh PARA PIHAK yang dibebankan secara
proporsional.

PASAL 13
PERNYATAAN DAN JAMINAN
1. Masing-masing pihak dengan ini menyatakan dan menjamin pihak lainnya dalam
Perjanjian ini sebagai berikut :
a. Masing-masing pihak adalah Perusahaan Berbadan Hukum yang merupakan Perseroan
Terbatas dan Perusahaan Daerah yang didirikan berdasarkan Hukum Negara Republik
Indonesia dan orang-orang yang mewakilinya mempunyai hak penuh untuk
menandatangani dan melaksanakan Perjanjian ini.
b. Perjanjian ini tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar masing-masing pihak serta
tidak melanggar Peraturan Pemerintah yang wajib ditaati masing-masing pihak didalam
menjalankan perusahaannya.
c. Masing-masing pihak telah mengambil semua tindakan yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar masing-masing pihak diantaranya mengenai kewenangan
untuk melaksanakan perjanjian ini dan subjek hukum yang menandatangani perjanjian
ini telah diberi wewenang untuk berbuat demikian untuk dan atas nama masing-masing
pihak.
2. PIHAK KEDUA dengan ini membebaskan PIHAK PERTAMA atas segala keluhan,
klaim, tuntutan, dan/atau kerugian dari Tertanggung yang disebabkan kelalaian dari
PIHAK KEDUA sehubungan dengan pembayaran premi Tertanggung yang tidak sesuai
dengan ketentuan dari Perjanjian ini.
3. PIHAK PERTAMA dengan ini membebaskan PIHAK KEDUA atas segala keluhan,
klaim, tuntutan dan / atau kerugian dari Tertanggung yang disebabkan kelalaian dari
PIHAK PERTAMA sehubungan dengan pembayaran klaim oleh PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK PERTAMA dengan ini menyatakan dan menjamin akan menindaklanjuti setiap
SPPA yang diterima dari PIHAK KEDUA sesuai ketentuan yang berlaku dalam
Perjanjian ini.
5. Para pihak dengan ini menyatakan bahwa PIHAK KEDUA adalah satu-satunya pihak
yang berhak atas segala pembayaran dalam rangka penyelesaian klaim sebagaimana yang
telah dinyatakan sebelumnya pada pasal 9 dan pasal 5 ayat (3) Perjanjian ini dan PIHAK
KEDUA akan menggunakan hasil pembayaran tersebut untuk keperluan pembayaran
hutang / kewajiban Tertanggung kepada PIHAK KEDUA (Banker’s Clause)

PASAL 14
KELALAIAN (WANPRESTASI)
1. Bilamana terjadi atau timbul salah satu hal atau peristiwa yang ditetapkan dibawah ini
akan merupakan suatu kejadian kelalaian (wanprestasi) terhadap perjanjian ini :
a. Kelalaian / wanprestasi dalam perjanjian
Apabila salah satu pihak lalai melaksanakan suatu kewajiban atau melanggar suatu
ketentuan yang termaksud dalam perjanjian ini.
b. Pernyataan tidak benar
Bilamana ternyata bahwa suatu pernyataan atau jaminan yang diberikan oleh salah
satu pihak kepada pihak lainnya dalam perjanjian ini tidak benar atau tidak sesuai
dengan kenyataannya.
c. Kepailitan
Apabila salah satu pihak dalam perjanjian ini oleh instansi yang berwenang dinyatakan
berada dalam keadaan pailit atau diberikan penundaan membayar hutang-hutang
(Surseance Van Betalling)

d. Permohonan Kepailitan
Apabila salah satu pihak dalam perjanjian ini mengajukan permohonan kepada instansi
yang berwenang untuk dinyatakan pailit atau diberikan penundaan membayar hutang-
hutang (Surseance Van Betalling) atau bilamana orang / pihak lain mengajukan
kepada instansi yang berwenang agar salah satu pihak dalam perjanjian ini dinyatakan
dalam keadaan keadaan pailit.
e. Terkena sitaan
Apabila PIHAK PERTAMA dikenakan suatu sitaan, baik sebagian maupun
keseluruhan harta / benda atau kekayaanya.
2. Dalam hal suatu kejadian kelalaian berdasarkan perjanjian ini terjadi dan berlangsung,
maka pihak yang tidak lalai dapat memilih apakah tetap meneruskan atau menghentikan
perjanjian. Apabila pihak yang tidak lalai berkehendak untuk mengakhiri perjanjian ini,
maka kehendak tersebut harus diberitahukan secara tertulis ke pihak yang lalai dengan
ketentuan sebagaimana diatur pada Perjanjian ini.

PASAL 15
FORCE MAJEURE
1. Force Majeure adalah kejadian-kejadian yang terjadi di luar kehendak dan kekuasaan Para
Pihak yang secara langsung dan material dapat mempengaruhi pelaksanaan kewajiban
Para Pihak berdasarkan Perjanjian ini, yaitu pada terjadinya peristiwa alam seperti gempa
bumi, angin topan, banjir, tanah longsor, sambaran petir, gunung meletus dan bencana
alam lainnya, kebakaran, huru hara, terorisme, sabotase, embargo dan pemogokan masal,
perang baik yang dinyatakan atau tidak, ketentuan atau kebijaksanaan Negara yang wajib
ditaati.
2. Dalam hal terjadi Force Majeure sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tersebut diatas,
Pihak yang mengalami Force Majeure wajib untuk memberitahukan secara tertulis tentang
terjadinya Force Majeure tersebut pada Pihak lainnya selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari Kerja disertai surat keterangan dari Kepolisian atau instansi yang berwenang
terhitung sejak terjadinya Force Majeure tersebut dan harus membuat rencana ulang
pelaksanaan kewajibannya yang tertunda tersebut disertai batas waktu pelaksanaannya
yang tidak lebih dari 14 Hari kerja setelah berakhirnya Force Majeure.
3. Apabila Pihak yang mengalami Force Majeure tidak melaksanakan kewajibannya
sebagaimana ditentukan dalam ayat 2 tersebut diatas, maka Force Majeure tidak akan
diakui oleh Pihak lainnya dan segala kerugian, resiko dan konsekuensinya yang mungkin
timbul menjadi beban dan tanggung jawab Pihak yang mengalami Force Majeure.

PASAL 16
KERAHASIAAN
Seluruh informasi dan data yang terkait dengan perjanjian ini harus dijaga kerahasiaannya
oleh PARA PIHAK yang sepakat untuk tidak memberitahukan dan/atau memberikan data
sebagian ataupun seluruhnya kepada pihak ketiga manapun juga, kecuali :
1. Atas persetujuan tertulis dari pihak lainnya.
2. Data tersebut sudah merupakan informasi milik umum, sudah dibuka kepada umum oleh
pihak pemilik informasi.
3. Harus diberikan kepada ketentuan hukum yang berlaku.

PASAL 17
PEMBERITAHUAN DAN KORESPONDENSI
1. Setiap pemberitahuan, surat-menyurat, permohonan, permintaan dan lain sebagainya
sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini (selanjutnya disebut “Pemberitahuan”)
harus dilakukan secara tertulis dan disampaikan secara wajar melalui pengantaran
langsung (courier), pos tercatat, faksimili, dan surat elektronik (electronic mail), maupun
dengan cara lain yang lazim, sebagaimana dipilih oleh Pihak yang menyampaikan
Pemberitahuan, yang ditujukan ke alamat dibawah ini :
PT Asuransi Jasa Indonesia
Jalan : Jl. Imam Bonjol Blok J No. 160B Lubuk Baja Batam – Kepulauan Riau
Telepon : 0778 - 458727
Faksimili : 0778 - 458928
PIC : Achmad Herudin – Kepala Kantor Cabang Batam
PT Bank Perkreditan Rakyat Pundi Masyarakat
Jalan : ............... – Kepulauan Riau
Telepon : 0773-31401
Faksimili : 0773-31402
PIC : ............ – Direktur Utama

2. Surat-menyurat atau pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal ini dianggap
telah diterima dengan ketentuan sebagai berikut :
2.1.1. Pada hari yang sama, apabila diserahkan langsung yang dibuktikan dengan
tandatangan penerima pada buku ekspedisi atau tanda terima lainnya yang
diterbitkan oleh pengirim
2.2. Pada hari yang sama, apabila pemberitahuan dikirimkan melalui faksimili dengan
hasil baik.
3. Dalam hal terjadi perubahan alamat sebagaimana dalam ayat 1 Pasal ini, maka
diberitahukan secara tertulis kepada masing-masing Pihak dalam Perjanjian ini selambat-
lambatnya 5 (lima) hari kerja sebelum terjadinya perubahan alamat yang dimaksud,
namun jika perubahan alamat tersebut diatas tidak diberitahukan, maka surat-menyurat
atau pemberitahun-pemberitahuan berdasarkan Perjanjian ini dianggap telah diberikan
semestinya sebagaimana dikirim melalui pos tercatat atau perusahaan ekspedisi dengan
alamat terakhir dari masing-masing Pihak.

PASAL 18
KETENTUAN KHUSUS
1. Apabila di dalam Perjanjian ini terdapat ketentuan yang berbeda dengan ketentuan di
dalam Polis mengenai suatu hal yang sama, maka ketentuan di dalam Perjanjian ini yang
berlaku.
2. Apabila di dalam Perjanjian ini tidak terdapat ketentuan yang mengatur, maka ketentuan
di dalam Polis yang berlaku.
PASAL 19
LAIN-LAIN
1. Hal-hal yang belum ditetapkan dengan jelas dalam Perjanjian ini, akan diatur dalam suatu
Perjanjian Tambahan (Addendum) yang akan dibuat kemudian, yang harus disetujui /
ditandatangani oleh Para Pihak dan merupakan bagian integral (bagian yang tidak
terpisahkan) dengan Perjanjian ini.
2 Perjanjian ini tidak dapat diubah, dimodifikasi dan atau ditambah, baik untuk
seluruhnya maupun untuk sebagian, kecuali bila terdapat persetujuan tertulis dari para
pihak.
3. Semua lampiran yang disebutkan dalam Perjanjian ini atau yang akan dibuat kemudian
oleh Para Pihak merupakan satu kesatuan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
4 Para Pihak tidak diperkenankan untuk mengalihkan hak dan kewajiban berdasarkan
Perjanjian ini, baik sebagian ataupun seluruhnya, kepada pihak ketiga selama
berlangsungnya Perjanjian ini, tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari salah satu Pihak
lainnya.
5. Kegagalan, keterlambatan atau penundaan PIHAK KEDUA untuk menjalankan haknya
berdasarkan Perjanjian ini atau kegagalan, keterlambatan atau penundaan PIHAK
KEDUA untuk meminta PIHAK PERTAMA agar memenuhi ketentuan-ketentuan dalam
perjanjian ini, tidak akan dianggap sebagai pengesampingan atau pelepasan hak,
wewenang atau tuntutan oleh PIHAK KEDUA di kemudian hari menuntut dipenuhinya
ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini.
6. Judul-judul yang ada dalam Perjanjian ini dibuat untuk kemudahan dalam membaca
Perjanjian ini dan tidak dimaksudkan untuk ikut menentukan penafsiran atas Perjanjian
ini.

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam 2 (dua) rangkap oleh Para Pihak,
keduanya asli, bermeterai cukup dan memiliki kekuatan hukum yang sama dan berlaku sejak
tanggal ditandatanganinya oleh Para Pihak

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT ASURANSI JASA INDONESIA(PERSERO) PT BANK PERKREDITAN RAKYAT
KANTOR CABANG BATAM PUNDI MASYARAKAT

ACHMAD HERUDIN .....................


Kepala Cabang Direktur Utama

Anda mungkin juga menyukai