Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REPORT

MK.MORFOLOGI
PRODI S1 SI-FBS

Skor Nilai :

( Morfologi )
(Prof. Drs. M. Ramlan ,1983)

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

Nama : Fitri Salimah L.G


Kelas : Non-Dik a 2019
Nim : 2191210013
Dosen pengampu : Dr. Malan Lubis, M.Hum

PROGRAM STUDI S1 SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2020

1
EXCECUTIVE SUMMARY
Morfologi merupakan salah satu kajian llinguistik yang membahas tentang masalah
berbahasa yang ada di dalamnya terdapat berbagai bagian-bagian yang dikaji. Karena dalam
bahasan terdapat sub-sub yang membedakan jenis bahasa. Dari sini muncul gagasan untuk
lebih memfokuskan pada satu bahasan masalah dalam kajian morfologi tentang afiksasi.
Sebelum kita membahas apa itu Afiksasi, kita harus tahu dulu apa itu Afiks? Afiks adalah
morfem terikat yang dilekatkan pada morfem dasar atau akar (Fromkin dan Rodman,
1998:519).
Salah satu bidang pengkajian bahasa Indonesia yang cukup menarik adalah bidang tata
bentukan atau morfologi. Bidang ini menarik untuk dikaji karena perkembangan kata-kata
baru yang muncul dalam pemakaian bahasa sering berbenturan dengan kaidah-kaidah yang
ada pada bidang tata bentukan ini. Oleh karena itu perlu dikaji ruang lingkup tata bentukan
ini agar ketidaksesuaian antara kata-kata yang digunakan oleh para pemakai bahasa dengan
kaidah tersebut tidak menimbulkan kesalahan sampai pada tataran makna. Jika terjadi
kesalahan sampai pada tataran makna, hal itu akan mengganggu komunikasi yang
berlangsung. Bila terjadi gangguan pada kegiatan komunikasi maka gugurlah fungsi utama
bahasa yaitu sebagai alat komunikasi. Hal ini tidak boleh terjadi. Salah satu gejala dalam
bidang tata bentukan kata dalam bahasa Indonesia yang memiliki peluang permasalahan
dan menarik untuk dikaji adalah proses morfofonemik atau morfofonemis. Permasalahan
dalam morfonemik cukup variatif, pertemuan antara morfem dasar dengan berbagai afiks
sering menimbulkan variasi-variasi yang kadang membingungkan para pemakai bahasa.

KATA PENGANTAR

2
Puji syukur senantiasa penyusun ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
Critical Book Report tepat pada waktunya.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Malan Lubis, M.Hum selaku
dosen pengampu mata kuliah Sastra Nusantara yang merupakan matakuliah wajib yang
diselenggarakan di seluruh Program Studi Sastra Indonesia. Didalamnya membahas dasar-
dasar teoritis berupa penghantar mengenai “MORFOLOGI” yang nantinya akan dijadikan
bekal mahasiswa/i untuk mengkaji di kehidupan sosial pada pembahasan matakuliah
selanjutnya.

Karena sifatnya membantu, maka seyogyanya mahasiswa/i yang lain dapat melengkapi
makalah ini dengan bahan bacaan materi yang lain sehingga akan membantu dan memahami
materi yang sebelumnya telah disajikan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangat penyusun nantikan. Semoga pembuatan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Medan, Mei 2020

Penyusun

3
DAFTAR ISI

EXCECUTIVE SUMMARY .......................................................................................


KATA PENGANTAR ..................................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR.........................................................
B. Tujuan Penulisan CBR.....................................................................
C. Manfaat Penulisan CBR...................................................................
D. Identitas Buku .................................................................................
BAB II RINGKASAN ISI BUKU...............................................................................
BAB III PEMBAHASAN
A. Pembahasan Isi Buku Utama (Pertama)...........................................
B. Pembahasan Isi Buku Pembanding (Kedua).....................................
C. Kelebihan dan Kekurangan Buku Pertama.......................................
1. Dari Aspek Tampilan Buku (Face Value) ...................................
2. Dari Aspek Layout, Tata Letak, Tata Bahasa, Serta Tata Tulis.
3. Dari Aspek Isi Buku ....................................................................
D. Kelebihan dan Kekurangan Buku Kedua.....................................
1.Dari Aspek Tampilan Buku (Face Value)..............................
2.Dari Aspek Layout, Tata Letak, Tata Bahasa, Serta Tata Tulis.
3.Dari Aspek Isi Buku.................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................
B. Rekomendasi/Saran ..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................

BAB I

4
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari
segi analisis bahasa, pembahasan tentang Linguistik, oleh karena itu penulis
membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca dalam memilih
referensi, terkhusus pada pokok bahasan tentang Ilmu bahasa.

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Mengulas isi sebuah buku.
2. Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku.
3. Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh
setiap bab dari buku pertama dan buku kedua.
4. Membandingkan isi buku pertama dan kedua.
5. Mengkritisi satu topik materi kuliah pengantar ilmu bahasa dalam dua buku yang
berbeda.

C. Manfaat Penulisan CBR


1. Untuk menambah wawasan tentang Ilmu bahasa.
2. Untuk mengetahui cakupan beberapa aspek-aspek yang terdapat dalam buku
linguistik.
3. Untuk mengetahui sumber-sumber fakta dari banyaknya teori dalam linguistik.
4. Untuk mengetahui kesinkronan sejarah linguistik
5. Untuk memahami macam-macam ruang lingkup linguistik.

D. Identitas Buku
1. Buku Utama (Pertama)
Judul : Morfologi
Pengarang : Prof. Drs. M. Ramlan

5
Penerbit : Universitas Gadjah Mada
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : Januari 1983

E.Buku Kedua (Pembanding)


2. Judul. : Kajian Morfologi (Bentuk Derivasional Dan Infleksional)
Pengarang . : Prof. Dr. Ida Bagus Putrayasa, M.Pd.
Penerbit. : Refika aditama
Tahun Terbit. : 2008
Kota Terbit. : Bandung
ISSBN. : 979-1073-5
Jumlah Halaman : x + 122 hlm.

BAB II
RINGKASAN ISI BUKU
Buku Pertama(Utama) Fungsi Proses Pembubuhan Afiks dan Pengulangan

6
A.Fungsi dan Makna
Proses morfologik itu mempunyai fungsi gramatik ialah fungsi yang berhubungan dengan
ketatabahasaan. Di samping itu, proses morfologik juga mempunyai fungsi semantik.
Misalnya kata sepeda. Kata ini telah memiliki arti leksikal se- perti dijelaskan dalam kamus.
Akibat melekatnya afiks ber- pada kata itu, berubahlah arti leksikalnya menjadi ‘mempunyai
atau menggunakan sepeda'. Maka dapat dikatakan bahwa afiks ber- mempunyai fungsi
semantik menyatakan makna ‘mempunyai atau menggunakan Fungsi gramatik di sini disebut
dengan istilah fungsi. Sedangkan fungsi semantik disebut makna. Berturut-turut dalam ini
akan di bicarakan fungsi dan makna afiks meN-, ber-, di-, ter-, peN-, pe-, se-, per-, ke-,
maha-, para-, -kan, -an, -i, -wan, ke -un, peN- an, per-an, ber-an,dan se-nya. Serta fungsi dan
makna proses pengulangan.

B. Afiks meN-
Semua kata berafiks meN- termasuk golongan kata verbal. Karena itu, afiks meN- hanya
memiliki satu fungsi saja ialah sabagai pembentuk kata verbal. Yang dimaksud kata verbal
ialah kata yang pada tataran klausa mempunyai kecenderungan menduduki fungsi predikat.
Contohnya seperti: 1.Petani.mengerjakan sawahnya dengan tekun. 2. Dengan rajin bapak
guru memeriksa karangan murid. Kata verbal daoat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu,
kata kerja dan kata sifat. Sebagian besar kata berafiks meN- termaduk golongan kata kerja.
Ada yang termasuk golongan kata kerja transitif ialah kata kerja yang dapat diikuti kata atau
kata-kata sebagai objeknya. Misalnya kata kerja menulis, membaca, menjual, membeli,
membuat, memegang, memasak, menanam, menggali, mengimport, danmenyusun.
Sedangkan yang termasuk kata kerja intransitif yaitu kata kerja yang tidak dapat diikuti kata
atau kata-kata sebagai objeknya, misalnya kata-kata melebar, menyempit, menepi, merokok,
mendarat, mengudara, membesar, meninggi,dan meluas. Yang termasuk golongan kata sifat,
misalnya kata mengantuk
dan menyendiri. Akibat pertemuan afiks meN-dengan bentuk dasarnya timbullah berbagai
makna. Makna yang banyak dijumpai dalam penggunaaan bahasa yaitu: a.Apabila bentuk
dasarnya berupa pokok kata.
b.Apabila bentuk dasarnya berupa kata sifat.
c.Apabila bentuk dasarnya berupa kata nominal.
d.Pada kata mengantuk dan menyendiri afiks meN- menyatakan makna ‘dalam keadaan' atau
juga boleh dikatakan makna ‘statif’.

7
C.Afiks ber-
Akibat pertemuan afiks ber- dengan bentuk dasarnya timbullah berbagai makna. Makna yang
digolongkan antara lain yaitu:
1.Menyatakan makna ‘suatu perbuatan yang aktif' yaitu perbuatan yang dilakukan oleh
pelaku yang menduduki fungsi subjek.
2.Pada kata-kata bergembira, berpadu, berbahagia, bersedih ialah pada kata-kata berafiks
ber- yang bentuk dasarnya berupa kata sifat.
3.Pada kata-kata yang berbentuk dasar kata bilangan afiks ber- menyatakan makna
‘kumpulan yang terdiri dari jumlah tersebut pada bentuk dasar'.
4. Apabila kata dasarnya berupa kata nominal, afiks ber- mempunyai berbagai kemungkinan
makna.
5. Apabila bentuk dasarnya berupa kata nominal, afiks ber-mungkin juga menyatakan
makna.

D.Afiks di-
Bentuk dasar kata berafiks di- sebagian besar berupa pokok kata. Afiks di- hanya memiliki
satu fungsi yaitu membentuk kerja padif, berbeda dengan afiks meN- yang mempunyai fungsi
membentuk kata kerja aktif.

E. Afiks ter-
Sama halnya dengan afiks di- , afiks ter- juga mempunyai fungsi membentuk kata kerja
pasif, misalnya pada kata-kata ter-bawa, terdengar, dan masih banyak lagi. Kemukakan di
sini bahwa tidak semua kata berafiks ter-termasuk golongan kata kerja pasif, misalnya kata-
kata tertidur, terbangun. Disamping itu, ada juga kata berafiks ter- yang termasuk golongan
kata sifat, misalnya kata-kata tertinggi, terendah, terutama, terbalik, terkecil, terpandai, dan
sebagainya.

F. Afiks peN-
Kata berafiks peN-
termasuk golongan kata nominal, misalnya kata-kata pembaca, penulis, dan sebagainya.
Bentuk kata dasar berafiks peN- bermacam-macam. Ada yang berupa pokok kata, yang

8
berbentuk kata dasarnya berupa kata sifat, dan ada juga yang bentuk dasarnya berupa kata
nominal.

G. Afiks pe-
Afiks
pe-
kadang-kadang sukar dibedakan dengan afiks peN- karena pada suatu kondisi afiks peN-
mungkin kehilangan N-nya, yaitu apabila diikuti bentuk dasar yang berfonem awal / l, r, y, w,
dan nasal/, misalnya pada kata-kata pelerai, pelukis, peramal, pekokok, pewaris . Dalam hal
ini dapat dipakai suatu petunjuk bahwa afiks peN- pada umumnya bertalian dengan kata
kerja berafiks meN-, sedangkan afiks pe- pada umumnya bertalian dengan kata kerja
berafiks ber-.

H. Afiks per-
Ada dua jenis afiks per-, yaitu afiks per-yang berfungsi membentuk kata nominal, dan afiks
per- yang tidak berfungsi membentuk kata, melainkan berfungsi membentuk pokok kata.
Afiks per- yang berfungsi membentuk kata nominal termasuk afiks yang tidak produktif.
Afiks ini hanya terdapat oada kata pelajar dan pertapa. Pada kata pelajar afiks per-
mengalami proses morfofonemik menjadi pel-

I.Afiks se-
Afiks se- ada yang melekat pada bentuk dasar yang berupa kata nominal. Selain itu ada
juga yang melekat pada bentuk dasar yang berupa kata sifat, dan ada yang melekat pada
golongan kata tambah. Akibat pertemuannya dengan bentuk dasarnya, afiks se-mempunyai
makna yaitu:
1 .Menyatakan makna ‘satu’.
2. Menyatakan makna ‘seluruh’.
3. Menyatakan makna ‘sama, seperti
4. Menyatakan makna ‘setelah’.

J .Afiks ke-
Pada umumnya afiks ke- melekat pada bentuk dasar yang termasuk golongan kata bilangan,
misalnya keempat ,kelimab,dan seterusnya. Ada juga yang melekat pada bentuk dasar yang
bukan kata bilangan, tetapi jumlahnya sangat terbatas, ialah kehendak, ketua, kekasih,dan

9
ketahu. Pada katakehendak, ketua, dan kekasih, afikske- berfungsi membentuk kata nominal,
sedangakan pada ketahu afiks ke- berfungsi membentuk pokok kata, yang terdapat pada kata
mengetahui, diketahui, dan pengetahuan.

K. Afiks para-
Afiks ini selalu melekat pada bentuk dasar yang termasuk golongan kata nominal
insani.Maknanya hanya satu yaitu menyatakan makna ‘banyak’.

L. Afiks maha-
Afiks ini pada umumnya terdapat pada kata-kata yang menyatakan sifat Allah. Misalnya
maha pengasih, maha pemurah, maha penyayang, mahaagung, maha kuasa, maha mendengar,
maha melihat, maha mengatahui, dan sebagainya. Afiks maha- pada kata- kata itu pada
umumnya menyatakan makna ‘sangat’ atau ‘sifat yang lebih daripada sifat makhluk'.
Disamping itu, ada juga afiks maha- yang terdapat pada kata nominal, yaitu pada kata
mahasiswa, mahaguru, maharaja, maharesi, mahadewa, dan mahadewi . Afiks maha- pada
kata- kata tersebut pada umumnya menyatakan makna ‘besar, tertinggi',tetapi karena
hubungannya dengan bentuk dasarnya sudah terlalu erat, maka maknanya tidak begitu jelas
lagi.

M. Afiks -kan
Afiks -kan tidak berfungsi membentuk kata, melainkan berfungsi membentuk pokok kata.
Dengan tambahan prefiks meN-, di-, ter-, atau dengan tambahan satuan-satuan lain seperti
ku- , kau-, dan sebagainya, pokok kata itu membentuk suatu kata. Bentuk dasarnya mungkin
berupa kata verbal, baik yang berupa kata kerja.

N. Afiks -i
Afiks -i tidak berfungsi membentuk kata,melainkan membentuk pokok kata. Dengan
tambahan prefiks meN-, di-, ter-, atau dengan tambahan ku, kau, dan sebagainya, pokok kata
itu menjadi suatu kata.
O. Afiks -an
Afiks -an ada yang melekat pada bentuk dasar yang termasuk golongan kata kerja, yang
melakat pada bentuk dasar yang berupa pokok kata,berupa kata nominal, dan berupa kata
bilangan. Afiks -an hanya mempunyai satu fungsi yaitu sebagai pembentuk kata nominal,
sedangkan makna yang dinyatakannya dapat digolongkan sebagai berikut:

10
1. Menyatakan ‘sesuatu yang berhubungan dengan perbuatan yang tersebut
2. Menyatakan makna ‘tiap-tiap’
3. makna ‘satuan yang terdiri dari apa yang tersebut pada bentuk dasar'.
4. Menyatakan makna ‘beberapa’.
5. Menyatakan ‘sekitar’.

P. Afiks -wan
Afiks -wan hanya mempunyai satu fungsi yaitu sebagai pembentuk kata nominal. Makna
yang dinyatakannya sebagai berikut:
1. Menyatakan ‘orang yang ahli dalam hal yang tersebut pada bentuk dasar, dan tugasnya
berhubungan dengan hal yang tersebut pada bentuk dasar'.
2. Menyatakan ‘orang yang memiliki sifat yang tersebut pada bentuk dasar'.

Q. Afiks ke-an
Ada dua jenis afiks ke-an, yang pertamaafiks ke-an yang berfungsi membentuk kata
nominal, misalnya kebaikan, keberanian,dan lain sebagainya. Yang kedua yaitu afiks ke-an
yang berfungsi membentuk kata verbal, baik yang termasuk golongan kata kerja maupun
yang termasuk golongan kata sifat, misalnya kehujanan, kedinginan,kematian,ketahuan, dan
sebagainya. Akibat pertemuan afiks ke-an dengan bentuk dasarnya timbullah berbagai makna
yang dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Menyatakan ‘suatu abstraksi' atau ‘hal’, baik abstraksi dari suatu perbuatan maupun dari
suatu sifat atau keadaan.
2. Menyatakan ‘hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang tersebut pada bentuk dasar'.
3. Menyatakan makna ‘dapat dikenai perbuatan yang tersebut pada bentuk dasar'.
4. Menyatakan makna ‘dalam keadaan tertimpa akibat perbuatan, keadaan, atau hal
yangtersebut pada bentuk dasar'.
5. Menyatakan makna ‘tempat' atau ‘daerah’.

R. Afiks peN-an
Afiks peN-an hanya memiliki satu fungsi yaitu sebagai pembentuk kata nominal, dan kata
berafiks peN-an itu sebagian besar merupakan hasil nominalisasi dari kata berafiks meN-,
baik disertai afiks -i. atau -kan, .ataupun tidak.

11
S. Afiks per-an Afiks per-an hanya mempunyai satu fungsi yaitu sebagai pembentuk kata
nominal. Bentuknya dasarnya ada yang berupa pokok kata,ada yang berupa kata verbal, baik
kata kerja maupun kata sifat, ada yang berupa kata nominal, dan ada juga yang bentuk
dasarnya beruapa kata bilangan.

T. Afiks ber-an
Afiks ber-an hanya mempunyai satu fungsi, yaitu sebagai pembentuk akta kerja. Bentuk
dasarnya ada yang termasuk golongan pokok kata, ada yang termasuk golongan kata kerja.

U.Afiks se-nya
Pada umumnya afiks se-nya berkombinasi dengan proses pengulangan. Misalnya sepenuh-
penuhnya, serajin-rajinnya, secepat-cepatnya, sedapat-dapatnya, dan sebagainya. Fungsinya
hanya satu, yaitu membentuk kata keterangan dari kata sifat.Kecuali pada sedapat-
dapatnyayang dibentuk dari golongan kata tambah.

V. Proses Pengulangan
Proses pengulangan ada yang berfungsi mengubah golongan kata, ada yang tidak.Pada kata
ulang sepertikarang-mengarang, cetak-mencetak, potong-memotong, proses pengulangan
mempunyai fungsi sebagai pembentuk kata nominal dari kata kerja, dan oada kata ulang
seperti secepat-cepatnya, serajin-rajinnya, sekuat-kuatnya, proses pengulangan berfungsi
sebagai pembentuk kata keterangan dari kata sifat,tetapi pada kata ulang seperti binatang-
binatang , pembangunan-pembangunan, kuda-kudaan, anak-anakan, proses pengulangan
tidak mengubah golongan kata.

b. Buku Kedua (Pembanding) (Proses pembubuhan imbuhan)


A. Pengertian Afiksasi
Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan membubuhkan afiks
(imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks.Misalnya,
pembubuhan afiks men- pada bentuk dasar
 jual menjadi menjual
 benci menjadi membenci
 tari menjadi menari

12
 Peluk menjadi memeluk,
 masak menjadi memasak
 baca menjadi membaca,
 bolak-balik menjadi membolak-balik,
 pertanggungjawabkan menjadi mempertanggungjawabkan.

Dalam pembentukan kata dengan peroses afiksasi, afikslah yang menjadi dasar untuk
membentuk kata. Afiks adalah bentuk linguistik yang pada suatu kata merupakan unsur
langsung dan bukan kata atau pokok kata, yang memiliki kemampuan melekat pada bentuk-
bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Menurut Kridalaksana (1993) afiks
adalah bentuk terikat yang jika ditambahkan pada bentuk lain akan mengubah makna
gramatikalnya.

B.Jenis-jenis Afiks
Robins (1992) mengemukakan, afiks dapat dibagi secara formal menjadi tiga kelas utama
sesuai dengan posisi yang didudukinya dalam hubungan morfem dasar, yaitu prefiks, infiks,
dan sufiks. Dari segi penempatannya, afiks-afiks tersebut dapaty dibedakan menjadi beberapa
kelompok. Jenis-jenis tersebut adalah sebagai berikut.

a. Prefiks (awalan), yaitu afiks yang diletakkan di depan bentuk dasar. Contohnya: meN-,
ber-, ter-, pe-, per-, se-. b.
Infiks (sisipan), yaitu afiks yang diletakkan di dalam bentuk dasar. Contohnya: -el-, -em-,
-er-, dan -in-.
b. Simulfiks, yaitu afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri segmental yang dileburkan
pada bentuk dasaar. Contoh: kopi menjadi ngopi, soto menjadi nyoto, sate menjadi nyate,
kebut menjadi ngebut, sabit menjadi nyabit. e.

c. Konfiks, yaitu afiks yang terdiri dari dua unsur, yaitu di depan dan di belakang bentuk
dasar. Contoh: ke-an, peN-an, per-an,danber-an.

e. Imbuhan gabung (kombinasi afiks), yaitu kombinasi dari dua afiks atau lebih yang
bergabung dengan bentuk dasar. Contoh: meN-kan, meN-i, memper-kan, memper-i, ber-kab,
ter-kan, per-kan, peN-an,dan se-nya.

13
f. Suprafiks, atau superfiks adalah afiks yang dimanifestasikan dengan ciri-ciri
suprasegmental atau afiks yang berhubungan dengan morfem suprasegmental. Contoh:bitti
‘kecil’ dan bittik ‘kecil kali’, malampo ‘gemuk’dan malo’pok ‘gemuk sekali’.

i. Interfiks, yaitu jenis afiks yang muncul diantara dua unsur. Misalnya interfiks – n-dan – o-
pada gabungan indonesia dan logi menjadi indonesianologi, jawa dan logi menjadi
jawanologi.

j. Transfiks, yaitu jenis infiks yang menyebabkan bentuk dasar menjadi terbagi.Misalnya,
akar ktb dapat diberi transfiks a-a, l-a, a-l, dan lain sebagainya menjadi katab (ia menulis),
kitab (buku), katib (penulis), dan sebagainya. Berdasarkan asalnya, afiks dalam bahasa
indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
a.Afiks asli, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa indonesia. Misalnya, meN-, ber-, ter-,
-el-, -em-, -er-, -l, -kan, dan lain-lain.

b. .Afiks serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun bahasa daerah.
Misalnya, -man, -wan, -isme, -isasi, danlain-lain.
Pembubuhan Prefiks

1. Prefiks Asli Bahasa Indonesia


a. Prefiks meN-
 Bentuk prefiks meN- a)Prefiks meN- berubah menjadi meng- jika diikuti oleh bentuk
dasar yang bermula dengan fonem /k/,/g/, /h/, /kh/, dan semua vokal (a,i,u,e,o).
 Prefiks meN- berubah menjadi me- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula
dengan fonem /l/, /m/, /n/, /ny/, /r/, /y/, /w/.
 Prefiks meN-. Berubah menjadi men- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula
dengan fonem /d/ dan /t/.
 Prefiks meN- berubah menjadi mem- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula
dengan fonem /b/, /p/, /f/.

14
 Prefiks meN- berubah menjadi meny jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula
dengan fonem /c/, /j/, /s/, dan /sy/.

1. Prefiks meN- berubah menjadi menge- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bersuku
satu.
2. prefiks meN- Fungsi prefiks meN- adalah membentuk kata kerja, baik kata kerja
transitif maupun intrasitif.
3. prefiks meN-
 Mengerjakan sesuatu perbuatan atau gerakan; menari, menyanyi, mengembara,
mendidih, merangkak
 Menghasilkan atau membuat sesuatu hal: menguak, mencicit, meringkik,
menyalak.
 Jika kata dasrnya menyatakan tempat, kata yang mengandung meN- memiliki arti
menuju ke arah; menepi, menyisi, meminggir, mnelaut.
 Berbuat seperti, berlaku seperti, atau menjadi seperti; merajalela, membabibuta,
membatu, menyemak, menghutan.
 Jika kata dasarnya adalah kata sifat atau kata bilangan, kata yang mengandung
meN- memiliki arti menjadi; meninggi, merendah, memutih, menghitam.
 lain dari meN-+ kata bilangan adalah menyatakan membuat untuk kesekian
kalinya, terutama dalam beberapa ungkapan seperti; menuju hari, meniga hari.
b. Prefiks peN-
1) Bentuk prefiks peN-
 Prefiks peN- berubah menjadi peng- jnika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula
dengan fonem /k/, /g/, /h/, /kh/, dan semua vokal (a,i,u,e,o).
 peN- berubah menjadi pe- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula dengan fonem
/l/, /m/, /n/, /ny/, /ng/, /r/, /y/, dan /w/.
 peN- berubah menjadi pen- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula fonem /d/,
dan /t/.
 peN- berubah menjadi pem- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula dengan
fonem /b/, /p/, /f/.
 peN- berubah menjadi peny- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bermula dengan
fonem /c/, /j/, /s/.
 peN- berubah menjadi penge- jika diikuti oleh bentuk dasar yang bersuku satu.

15
2) Fungsi prefiks peN- Fungsi pertama dari prefiks peN- adalah membentuk kata benda.
Tetapi, ada juga yang membentuk kata sifat.

3) Arti prtefiks peN-


 Menyatakan orang yang biasa melakukan tindakan yang tersebut pada bentuk dasar.
 alat yang dipakai untuk melakukan tindakan yang tersebut pada bentuk dasar.
 memiliki sifat yang tersebut pada bentuk dasar.
 yang menyebabkan adanya sifat yang tersebut pada bentuk dasar.
 memiliki sifat berlebihan yang bersifat pada bentuk dasar.
 yang biasa melakukan tindakan yang berhubungan dengan benda yang tersebut pada
bentuk dasar.

c. Prefiks ber-
1) Bentuk prefiks ber-
 Prefiks ber- berubah menjadi be- jika ditempatkan pada bentuk dasar yang bermula
fonem /r/ atau bentuk dasar yang suku pertamanya berakhir dengan /er/.
 ber- berubah menjadi ber- (tidak mengalami perubahan) jika ditempatkan pada
bentuk dasar yang suku pertamanya tidak bermula dengan fonem /r/ atau suku
pertamanya tidak mengandung /er/.
 ber- berubah menjadi bel- jika dilekatkan pada bentuk dasar ajar

2) Fungsi prtefiks ber- Fungsi prefiks ber- adalah membentuk kata-kata yang termasuk ke
dalam golongan kata kerja.

3)Arti prefiks ber-


 Prefiks ber- mengandung arti mempunyai atau memiliki.
 atau memakai sesuatu yang disebut dalam kata dasar.
 sesuatu atau mengadakan sesuatu.

16
 atau menghasilkan sesuatu.
 pada keadaan sebagai yang disebut dalam kata dasar.

d. Prefiks ter- dan di-


1) Bentuk prefiks ter- dan di- Prefiks ter- memp[unyai alomorf ter- dan tel-. Bentuk tel hanya
terjadi pada kata-kata tertentu seperti telanjur dan telentang. Sedangkan prefiks di- tidak
pernah mengalami perubahan bentuk ketika dilekatkan dengan bentuk lain.

2) Fungsi prefiks ter- dan di- Kedua prefiks tersebut (ter- dan di-) sama-sama berfungsi
membentuk kata kerja pasif. Kata kerja pasif adalah kata kerja yang subjeknya dikenai
tindakan, sedangkan kata kerja aktif adalah kata kerja yang subjeknya sebagai pelaku
tindakan
3) Arti prefiks ter- dan di- Prefiks ter- memiliki arti yang lebih bervariasi dibandingkan
prefiks di-. Prefiks di- mempunyai arti menyatakan suatu tindakan yang pasif.

e. Prefiks per-
Prefiks per- sangat berkaitan dengan prefiks ber-. Jika kata kerjanya berawalan ber- dan
tidak pernah ditemukan dalam bentuk meN-, kata bendanya menjadi per-. Prefiks per- hanya
memiliki satu makna, yaitu menyatakan kausatif. Kausatif yang dibentuk dengan per-
memiliki variasi sebgai berikut. Scribd Dipercayai oleh lebih dari 1 juta anggota Cobalah
Scribd GRATIS selama 30 hari untuk mengakses lebih dari 125 juta judul tanpa iklan atau
gangguan! Mulai Coba Gratis Batalkan Kapan Saja.

1. Apabila bentuk dasarnya berupa kata sifat, kausatif yang terbentuk berarti membuat
jadi lebih. Misalnya, perbesar, pertinggi, percantik
2. Apabila bentuk dasarnya berupa kata bilangan, kausatif yang terbentuk berarti
membuat jadi. Misalnya, perdua, pertiga, perempat
3. Apabila bentuk dasarnya berupa kata benda, kausatif yang terbentuk berarti membuat
jadi atau menganggap sebagai. Misalnya, perbudak, pertuan.

f. Prefiks ke-
Prefiks ke- tidak mengalami perubahan bentuk pada saat digabungkan dengan bentuk dasar.
Hal yang perlu diperhatikan adalah perbedaan antara ke- sebagai prefiks dan ke- sebagai kata

17
depan. Ke- sebagai kata depan penulisannya dipisahkan. Sedangkan prefiks ke- berfungsi
membentuk kata benda dan kata bilangan.

g. Prefiks se-
Prefiks se- berasal dari kata sa yang berarti satu. Tetapi karena tekanan struktur kata, vokal a
dilemahkan menjadi e. Arti prefiks se- adalah sebagai berikut.

1. Menyatakan makna satu.


2. Menyatakan makna seluruh.
3. makna sama.
4. makna setelah.

2. Prefiks Serapan. Bahasa indonesia banyak menyerap kata-kata maupun afiks dari bahasa
lain, baik bahasa daerah maupun bahasa asing. Penyerapan tersebut antara lain, untuk
memperkaya perbendaharaan kata bahasa Indonesia.

D. Pembubuhan Infiks
Dewasa ini, infiks dalam bahasa indonesia menjadi tidak produktif. Pemakaiannya terbatas
pada kata-kata tertentu. Infiks yang terdapat dalam bahasa indonesia adalah –em-, -el-, -er-.
Contoh : Gigi+-er- = gerigi Tunjuk+-el- = telunjuk Guruh+-em- = gemuruh

E. Pembubuhan Sufiks
Sufiks atau akhiran adalah morfem yang terikat yang dilekatkan dibelakang suatu bentuk
dasar dalam bentuk kata. Jumlah sufiks asli dalam bahasa indonesia terbatas, yaitu, -an, -i,
-kan, dan – nya. Contoh : jawab + an = ja.wa.ban ,lompat + an = lom.pa.tan kenang + an=
ke.na.ngan.

18
BAB III
PEMBAHASAN
A.Penilaian Isi Buku
Kedua buku sama-sama membahas tentang hal-hal yang mengenai morfologi.
a.Buku Pertama (Utama)
 Kelebihan:
a) Materi disajikan secara rapi dan terstruktur sehingga memudahkan pembaca dalam
mencari informasi yang akan dicarinya.
b) tulisan dengan ukuran yang tepat.
c) contoh materi dalam setiap pemaparannya.

 Kekurangan:
a) Bahasa yang digunakan sulit dimengerti dan tidak efektif.
b) menyertakan glosarium dan daftar istilah dibagian akhir buku.
c) menyertakan daftar pustaka.
d) materi pada bab tidak spesifik langsung pada intinya.

19
e) terdapat pengantar di setiap awal bab yang menggambarkan isi materi yang akan
dibahas.
f) menarik untuk dibaca karena tidak terdapat warna warni tulisan.

b. Buku Kedua (Pembanding)


 Kelebihan:
a) Materi disajikan secara rapi dan terstruktur sehingga memudahkan pembaca
dalam mencari informasi yang akan dicarinya.
b) yang digunakan mudah dipahami.
c) tulisan dengan ukuran yang tepat.
d) banyak contoh yang dipaparkan.
e) daftar pustaka.
f) pada subbab spesifik, langsung pada intinya.

 Kekurangan:
a) Warna pada cover buku tidak menarik sehingga tidak terlalu diminati untuk dibaca.
b) menarik untuk dibaca karena tidak terdapat warna warni tulisan dalam tiap lembaran
pembahasannya.
c) banyak materi yang dipaparkan.

20
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara populer, orang sering menyatakan bahwa linguistik adalah ilmu tentang bahasa,
atau ilmu yang menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya, atau lebih tepat lagi yaitu
telaah ilmiah mengenai bahasa manusia. Kata linguistik itu sendiri berasal dari bahasa
latin lingua yang berarti ’bahasa’. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang
menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya. Dalam bahasa Perancis ada tiga istilah
untuk menyebut bahasa yaitu: Langue: Suatu bahasa tertentuLangage : Bahasa secara
umumParole  : bahasa dalam wujud yang nyata yaitu berupa ujaran.

Ilmu linguistik sering juga disebut linguistik umum (general linguistics). Artinya, ilmu
linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk
bahasa pada umumnya, yang dalam peristilahan Perancis disebut langage. Pakar
linguistik disebut linguis. Bapak Linguistik modern adalah Ferdinand de Saussure (1857-
1913). Bukunya tentang bahasa berjudul Course de Linguistique Generale yang
diterbitkan pertama kali tahun 1916. Dalam dunia keilmuan, tidak hanya linguistik saja

21
yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya. Ilmu atau disiplin lain yang juga
mengkaji bahasa diantaranya: ilmu susastra, ilmu sosial (sosiologi), psikologi, dan fisika.
Yang membedakan linguistik dengan ilmu-ilmu tersebut adalah pendekatan terhadap
objek kajiannya yaitu bahasa. Ilmu susastra mendekati bahasa sebagai wadah seni. 
           

B. Rekomendasi
Tidak banyak yang akan saya rekomendasikan pada buku yang penyusun reveiw ini
yaitu buku morfologi Umum, di karenakan buku ini sudah cukup bagus pada tata bahasa,
pembahasan dan lain-lainnya, penyusun hanya bisa memberikan rekomendasi satu hal
yaitu evaluasi atau latihan serta uji kompetensi pada setiap subbab yang dapat membantu
para pembaca untuk mengasah kemampuannya dalam memahami materi yang tertera.

22
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Drs.Ramlan . M.,Morfologi,1983.,Yogyakarta

Prof. Dr. M.Pd. Putrayasa bagus ida Kajian Morfologi (Bentuk Derivasional Dan
Infleksional).,2008.Bandung.

23

Anda mungkin juga menyukai