Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM KIMIA LOGAM DAN NON LOGAM


KEKUATAN MEDAN LIGAN
Dosen Pengampu: Fachri Hakim, M.Pd.

Disusun oleh:
Az-Zafira Syairul Faizah (1808076060)

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
PERCOBAAN 5

KEKUATAN MEDAN LIGAN

A. Tujuan
Mempelajari perbedaan kekuatan medan ligan antara ligan ammonia, etilendiamin dan
air.
B. Pendahuluan
Dalam teori medan kristal, ligan-ligan direduksi menjadi titik yang bermuatan.
Interaksi muatan-muatan titik ini dengan elektron dalam orbital d ion logam akan
menaikkan energi semua orbital d, tetapi mereka tidak lagi memiliki energi yang sama.
Elektron-elektron dalam orbital dz2 dan dx2-y2 akan mengalami interaksi yang lebih besar
dengan muatan-muatan ligan yang mendekatinya daripada elektron-elektron dalam
orbital dxy, dyz dan dxz. Pertimbangan simetri juga menghasilkan kesimpulan yang sama
terhadap orbital-orbital d lainnya. Pola pemisahan tersebut berlaku untuk semua ion
kompleks yang terkoordinasi secara oktahedral. Δo (didefinisikan sebagai 10 Dq)
menunjukkan perbedaan energi antara tiga orbital setingkat d xy, dyz dan dxz dengan dua
orbital setingkat dz2 dan dx2-y2.

Spektrum oktahedral [Ti(H2O)6]3+ dengan elektron d tunggal dapat ditemukan


dalam salah satu orbital dxy, dyz dan dxz. Pada absorpsi suatu photon ekivalen energi
dengan Δo, elektron dalam salah satu orbital d dengan energi lebih rendah akan dinaikkan
ke orbital d dengan energi lebih tinggi d z2 dan dx2-y2. Suatu harga yang khas untuk Δo,
perbedaan energi antara dua tingkat energi dalam gambar 1 adalah 5,8 x 104 kalori/mol
(frekuensi 20.300 cm-1)
Ini sesuai dengan radiasi sebesar 6,1 x 1014 Hz atau panjang gelombang 490 nm.
Besarnya 10 Dq tersebut dipengaruhi oleh jenis ion logam, bilangan oksidasi dan ligan
yang terlibat. Transisi elektrinik dari tingkat energi pertama ke tingkat energi yang lain
jatuh pada daerah sinar tampak atau spektrum elektromagnetik. Warna yang nampak
adalah komplemen warna cahaya yang diserap, sebagai contoh kompleks [Ti(H2O)6]3+
berwarna violet berarti warna yang diserap adalah komplemen warna violet yaitu hijau
kekuningan. Hubungan antara daerah panjang gelombang yang diabsorbsi dan warna
yang nampak ditunjukkan oleh Tabel 1.

Ligan yang berbeda berinteraksi secara berbeda dengan orbital-orbital d ion


logam pusat. Δo, merupakan ukuran interaksi yang dapat membedakan komplek-komplek
yang berbeda dari ion logam. Sebagai contoh, telah diteliti bahwa Δo umumnya
bertambah menurut urutan Cl- < H2O < NH3 < CN- , ini merupakan deret spektrokimia
sejumlah ligan. Jika Δo bertambah, absorpsi maksimum akan memiliki panjang
gelombang yang lebih pendek. sesuai dengan bertambahnya energi orbital dxy, dyz atau
dxz untuk menaikkannya ke orbital dz2 dan dx2-y2. Makin pendek absorpsi maksimum
panjang gelombang, makin besar perbedaan energi antara tingkat energi awal dan akhir.

Ligan NH3 akan memberikan harga Δ0 yang lebih besar daripada H2O, ini sesuai
dengan gerakan ke kanan. Perbedaan energi tersebut mengakibatkan masing-masing
transisi akan dinaikkan dan akan menghasilkan pergeseran ketiga absorbsi nikel ke
panjang gelombang yang lebih pendek (ΔE = hc(1/λ).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Gelas ukur 50 ml
b. Tiga Gelas beker 200 ml
c. Pipet volume 0,2 ml, 1 ml, 5 ml, 10 ml
d. Spektrofotometer visible
e. Gelas ukur 50 dan 25 ml
2. Bahan
a. larutan CuSO4 dalam air
b. larutan ammonia
c. etilen diamin 20%
d. akuades

D. MSDS
1. Larutan CuSO4
Bentuk : Kristal
Berat Molekul : 249,68 g/mol
Penampilan : biru
Bau : berbau
pH : Tidak tersedia.
Tekanan Uap : 7.3 mm Hg @ 25 deg C
Inhalasi : Hilangkan dengan udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan
buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen. Mendapatkan perhatian
medis segera.
Ingesti : Jangan menyedot langsung dengan mulut. Berikan minum yang banyak.
Jangan pernah memberikan sesuatu melalui mulut kepada orang yang
tidak sadar. Segera beri pertolongan medis.
Kontak Kulit : Segera basuh kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit
sambil menghilangkan kontaminan pada pakaian dan sepatu. Segera
beri pertolongan medis. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
Bersihkan sepatu sebelum digunakan kembali.

E. Cara Kerja
1. Preparasi sampel

3 buah labu ukur

Diisi masing-masing labu menggunakan larutan 5 mL CuSO4

Labu 1 Labu 2 Labu 3


Ditambahkan akuades Ditambahkan Ditambahkan
5 mL amonia dan 5 mL etilen
Akuades diamin

Hasil Hasil Hasil

2. Pengukuran nilai panjang gelombang


spektrofotometer
UV-Visibel

Diatur panjang gelombang sesuai sampel


Dimasukkan kuvet berisi larutan sampel
Diuji sampel
Dianalisis data yang dihasilkan

Hasil

F. Pengamatan

No Langkah percobaan Hasil pengamatan


Labu 1 diisi CuSO4
ditambahkan akuades sampai
1. tanda batas dikocok hingga Larutan berwarna biru homogen
homogen.

Labu 2 diisi CuSO4


ditambahkan 5 mL larutan
ammoniak kemudian
2. Larutan berwarna biru homogen
ditambahkan akuades sampai
tanda batas, dikocok sampai
homogen.
Labu 3 diisi CuSO4
ditambahkan 5 mL etilen
3. diamin kemudian ditambahkan Larutan berwarna biru homogen
akuades sampai tanda batas ,
dikocok sampai homogen.
Terjadi pergeseran nilai panjang gelombang
Panjang gelombang maksimum larutan 1 = 810
Diukur panjang gelombang
nm
menggunakan spektrofotometer
4. Panjang gelombang maksimum larutan 2 = 600
uv-visible diamati data yang
nm
dihasilkan.
Panjang gelombang maksimum larutan 3 = 558
nm

Reaksi yang terjadi sebagai berikut

1. Cu2+ + 6H2O [Cu(H2O)6]2+

2. Cu2+ + 6NH3 [Cu(NH3)6]2+


[Cu(NH3)4 (H2O)]2+

3. Cu2+ + H2N-CH2-CH2-NH3 [Cu(en)3]2+

G. Pembahasan
Percobaan kali ini bertujuan menguji kekuatan medan ligan ammonia,
etilendiamin dan air menggunakan alat spektrofotometer UV-Visibel. Alat ini dipilih
karena spektrofotometer UV-Visible dapat digunakan untuk menguji elektron yang
megalami transisi elektron. Pertama kita menyiapkan sampel yang akan diuji
menggunakan labu 1, 2, dan 3. Masing-masing labu diisi dengan larutan CuSO 4 dan
diberi reagen yang berbeda yaitu akuades, amoniak, dan etilendiamin.
Labu 1 diisi CuSO4 ditambahkan akuades sampai tanda batas dikocok hingga
homogen. Labu 2 diisi CuSO4 ditambahkan 5 mL larutan ammoniak kemudian
ditambahkan akuades sampai tanda batas, dikocok sampai homogen menghasilkan. Labu
3 diisi CuSO4 ditambahkan 5 mL etilen diamin kemudian ditambahkan akuades sampai
tanda batas , dikocok sampai homogen. Ketiga larutan dalam labu menghasilkan warna
biru homogen sesuai warna CuSO4.
Setelah ketiga sampel siap, selanjutnya pengukuran panjang gelombang
menggunakan alat spektrofotometer UV-Visibel. Pesiapan alat spektrofotometer UV-
Visibel menyesuaikan panjang gelombang dari ligan yang dihasilkan sesuai dengan table.
Sampel diujikan satu per satu dan diamati data yang dihasilkan. Data yang dihasilkan
sebagai berikut:
1. Panjang gelombang maksimum larutan 1 = 810 nm
2. Panjang gelombang maksimum larutan 2 = 600 nm
3. Panjang gelombang maksimum larutan 3 = 558 nm

Terjadinya pergeseran nilai panjang gelombang karena perbedaan ligan yang


digunakan pada larutan yang digunakan pada larutan 1 menggunakan akuades, larutan 2
menggunakan ammonia, dan larutan 3 menggunakan etilendiamin 20%. Ligan yang
berbeda berinteraksi secara berbeda dengan orbital-orbital d ion logam pusat. Δo,
merupakan ukuran interaksi yang dapat membedakan komplek-komplek yang berbeda
dari ion logam. Sebagai contoh, telah diteliti bahwa Δo umumnya bertambah menurut
urutan Cl- < H2O < NH3 < CN- , ini merupakan deret spektrokimia sejumlah ligan. Jika
Δo bertambah, absorpsi maksimum akan memiliki panjang gelombang yang lebih
pendek. sesuai dengan bertambahnya energi orbital dxy, dyz atau dxz untuk menaikkannya
ke orbital dz2 atau dx2-y2Ligan NH3 akan memberikan harga Δ0 yang lebih besar daripada
H2O. Perbedaan energi tersebut mengakibatkan masing-masing transisi akan dinaikkan
dan akan menghasilkan pergeseran ketiga absorbsi nikel ke panjang gelombang yang
lebih pendek (ΔE = hc(1/λ). Sehingga urutan medan ligan : etilendiamin>NH3>H2O.

Bilangan koordinasi yang terbentuk dari senyawa kompleks Cu adalah 6, struktur


geometri molekul senyawa kompleks yang terbentuk adalah sebagai berikut:
H2O
H2O H2O

Cu

H2O H2O
H2O

NH3
NH3 NH3

Cu

NH NH3
3
NH3

3+

NH2
NH2 NH2

Cu

NH2 NH2
NH2

H. Simpulan
Kekuatan medan ligan suatu senyawa dapt diukur menggunakan spektrofotometer
UV-Visible. Urutan kekuatan medan ligan antara etilendiamin, ammonia, dan air adalah
etilendiamin lebih kuat dari ammonia, ammonia lebih kuat daripada air
(etilendiamin>NH3>H2O). Hal tersebut dipengaruhi ligan kuat ΔE besar dan penjang
gelombang kecil, begitu sebaliknya.
I. Daftar Pustaka
Khunur, M., et al, 2012, Praktikum Kimia Anorganik, JK, UB
Utomo, M.P., 2011, Laboratory Manual of Practical Inorganic II Chemistry, Dept of
Chemistry Education, YSU.
Petunjuk Praktikum Kimia Logam dan Non Logam. 2017. Laboratorium Pendidikan
KimiaFakultas Sains dan Teknologi UIN Walisongo Semarang.

J. Pengesahan

Blora, 7 Mei 2020


Dosen Pengampu Praktikan

(Fachri Hakim, M.Pd. ) (Az-Zafira Syairul Faizah)

Anda mungkin juga menyukai