Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

BIOGRAFI DAN SEJARAH KESUKSESAN SUSI


PUDJIASTUTI

Oleh Kelompok : BOENJAMIN SETIAWAN

Ketua : AYU MELINDA

Sekretaris : PUTRI OKTAVIANTI

Jubir : RIZATUL FIKRI

Anggota : 1. REGITA NOLANDARI

2. CUT NADYA

STIKES DHARMA LANDBOUW PADANGTAHUN AJARAN 2020/2021


SUSI PUDJIASTUTI

Dr. (H.C.) Susi Pudjiastuti (lahir di Pangandaran, 15 Januari 1965; umur 55 tahun) adalah seorang
Menteri Kelautan dan Perikanan dari Kabinet Kerja 2014-2019 yang juga pengusaha pemilik dan Presdir
PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau
penerbangan Susi Air dari Jawa Barat . Hingga awal tahun 2012, Susi Air mengoperasikan 50 pesawat
dengan berbagai tipe seperti 32 Cessna Grand Caravan, 9 Pilatus PC-6 Porter dan 3 Piaggio P180 Avanti.
Susi Air mempekerjakan 185 pilot, dengan 175 di antaranya merupakan pilot asing. Tahun 2012 Susi Air
menerima pendapatan Rp300 miliar dan melayani 200 penerbangan perintis.

Saat ia menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, ia dikenal akan kebijakannya yang tegas
terhadap penangkapan ikan ilegal. Namanya bahkan dikaitkan dengan kata "tenggelamkan" yang
mengacu kepada hukuman penenggelaman kapal-kapal asing ilegal di perairan Indonesia. Upaya ini
pada akhirnya membuahkan hasil; penelitian yang diterbitkan di jurnal Nature menunjukkan bahwa
kebijakan agresif Susi terhadap penangkapan ikan ilegal telah mengurangi upaya tangkap sebesar 25%
dan berpotensi menambah jumlah tangkapan sebesar 14% dan keuntungan sebesar 12%.

Masa kecil dan pendidikan nya :

Susi lahir pada 15 Januari 1965 di Pangandaran. Ayahnya bernama Haji Ahmad Karlan dan ibunya
bernama Hajjah Suwuh Lasminah, keduanya berasal dari Jawa Tengah, namun sudah lima generasi hidup
di Pangandaran. Keluarga Susi memiliki usaha ternak, memperjualbelikan ratusan ternak dari Jawa
Tengah untuk diperdagangkan di Jawa Barat.[3] Kakek buyutnya adalah Haji Ireng, yang dikenal sebagai
tuan tanah di daerahnya.[3] Setelah mengenyam pendidikan hingga tingkat SMP, Susi melanjutkan
pendidikannya ke SMA Negeri 1 Yogyakarta, namun berhenti di kelas 2 karena dikeluarkan dari sekolah
akibat keaktifannya dalam gerakan Golput. Setelah menjadi menteri, Susi mendaftar untuk mengikuti
Paket C di PKBM Bina Pandu Mandiri Kabupaten Ciamis pada 2015. Setelah melewatkan ujian pada
tahun 2017, Susi lulus dari ujian susulan pada bulan Mei 2018.

Bisnis:

Seputus sekolah, Susi menjual perhiasannya dan mengumpulkan modal Rp.750.000 untuk menjadi
pengepul ikan di Pangandaran pada tahun 1983. Bisnisnya berkembang hingga pada tahun 1996 Susi
mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa
lobster yang diberi merek "Susi Brand." Bisnis pengolahan ikan ini pun meluas dengan pasar hingga ke
Asia dan Amerika. Karena hal ini, susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat
mengangkut produk hasil lautnya dalam keadaan masih segar. Pada 2004, Susi memutuskan membeli
sebuah Cessna Caravan seharga Rp20 miliar menggunakan pinjaman bank. Melalui PT ASI Pudjiastuti
Aviation yang ia dirikan kemudian, satu-satunya pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut
lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia ke pasar Jakarta dan Jepang.
Call sign yang digunakan Cessna itu adalah Susi Air.

Sebagai menteri kelautan dan perikanan di kabinet kerja tahun 2014:

Susi Pudjiastuti ditunjuk sebagai menteri di Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja
Joko Widodo dan Jusuf Kalla, yang ditetapkan secara resmi pada 26 Oktober 2014. Sebelum dilantik, Susi
melepas semua posisinya di perusahaan penerbangan Susi Air dan beberapa posisi lainnya, termasuk
Presiden Direktur PT. ASI Pudjiastuti yang bergerak di bidang perikanan serta PT ASI Pudjiastuti Aviation
yang bergerak di bidang penerbangan untuk menghindari konflik kepentingan antara dirinya sebagai
menteri dan sebagai pemimpin bisnis. Selain itu, alasan lain Susi melepas semua jabatannya adalah agar
dapat bekerja maksimal menjalankan pemerintahan, khususnya di bidang kelautan dan perikanan.Saat
pelantikan, Susi menuai kontroversi karena kedapatan menghisap sebatang rokok dan memiliki tato,
sesuatu yang tidak lazim dimiliki oleh menteri Indonesia.[9][10][11] Atas tindakannya ini, Susi
mendapatkan kritik maupun pujian di media sosial.

Kiprah Sunting

Selama menjabat, Susi dikenal sangat giat dalam memberantas illegal fishing di laut Indonesia. Ia tak
segan-segan memerintahkan penenggelaman kapal terutama milik asing yang terbukti mencuri ikan di
perairan Indonesia. Dalam rentang waktu November 2014 hingga Agustus 2018, sebanyak 488 kapal
pencuri ikan ditenggelamkan. Kapal berbendera Vietnam paling banyak ditenggelemkan yaitu sebanyak
276 kapal, diikuti Filipina (90), Thailand (50), Malaysia (41), Indonesia (26), Papua Nugini (2), Tiongkok
(1), Belize (1), dan tanpa negara (1). Selama dua tahun kebijakan tersebut diterapkan, stok ikan
Indonesia bertambah 5,4 juta ton atau sekitar 76%. Pada tahun 2018, stok ikan mencapai 13,1 juta ton,
lebih tinggi dari tahun 2015 yang hanya sebanyak 7,3 juta ton. Kebijakan tegas dalam memerangi
pencurian ikan oleh Susi Pudjiastuti juga berdampak pada meningkatnya ekspor ikan Indonesia.

Langkah Susi menenggelamkan kapal-kapal pencuri ikan mendapat respon positif dan negatif dari
berbagai pihak. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan yang merupakan bagian dari
kabinet Jokowi sendiri mengkritik kebijakan Susi soal penenggelaman kapal. Luhut meminta Susi untuk
fokus meningkatkan ekspor perikanan Indonesia. Pernyataan ini didukung pula oleh Wakil Presiden Jusuf
Kalla yang meminta Susi melelang kapal pencuri ikan ketimbang menenggelamkannya.Susi tetap
bergeming dan mengatakan langkahnya sudah sesuai dengan undang-undang serta dampaknya terasa
dengan meningkatnya produktivitas perikanan. Di luar negeri, kebijakan Susi mendapatkan apresiasi
seperti dari WWF Internasional yang menganugerahinya 'Leaders for a Living Planet Awards' atas
komitmennya untuk menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan di Indonesia.
Selain penenggelaman kapal, komitmen Susi pada perlindungan sumber daya kelautan juga ditunjukkan
melalui penerbitan Peraturan Menteri Kelautan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Larangan Penggunaan
Alat Penangkapan Ikan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets). Kedua alat tangkap tersebut
dinilai dapat merusak lingkungan. Setahun kemudian, Susi juga menerbitkan surat Edaran
Nomor:72/MEN-KP/II/2016 mengenai Pembatasan Penggunaan Alat Penangkapan Ikan Cantrang di
Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Indonesia (WPPNRI). Cantrang merupakan alat tangkap yang
bekerja dengan menebar jaring yang sudah diikat dengan tali selambar secara melingkar kemudian
ditarik ke arah kapal sehingga kantong jaring yang berisi ikan-ikan bisa terangkat. Penggunaan tali
selambar yang panjang menyebabkan jaring cantrang menyapu dasar lautan sehingga merusak
ekosistem dasar laut. Selain itu, cantrang juga menarik ikan-ikan kecil maupun biota laut yang bukan
target penangkapan. Kebijakan Susi soal cantrang menjadi persoalan yang berlarut-larut lantaran
mendapat banyak pertentangan. Nelayan dari sejumlah daerah melakukan demonstrasi meminta
larangan penggunaan cantrang dicabut.

Anda mungkin juga menyukai