Beton Dengan Mutu Tinggi
Beton Dengan Mutu Tinggi
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah Teknologi Bahan Konstruksi yang dibimbing oleh
Bpk.Bambang Supriyanto
Oleh :
1. Chelsie J.W
2. Diyah Yulistyorini
3. Ihsan Ramadhan
4. Noor Aditya Yoga
5. Septiana Fenny Widiarti
6. Yusuf Oktafirdaus
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Beton adalah element yang digunakan sebagai struktur dalam konstruksi teknik sipil yang
dapat dimanfaatkan untuk banyak hal. Dalam teknik sipil struktur beton digunakan untuk
bangunan pondasi, kolom, balok, plat/plat cangkang. Semakin meluasnya penggunaan beton dan
makin meningkatnya skala pembangunan menunjukkan semakin banyak kebutuhan beton di
masa yang akan datang, sehingga mempengaruhi perkembangan teknologi beton dimana akan
menuntut inovasi-inovasi baru mengenai beton itu sendiri. Kriteria beton mulai berubah seiring
perkembangan jaman dan kemajuan tingkat mutu yang berhasil dicapai sesuai dengan
perkembangan teknologi beton yang sedemikian pesatnya. Pada tahun 1950, beton dikategorikan
mempunyai mutu tinggi jika kuat tekannya 30 Mpa. Pada tahun 1960-1970, kriterianya naik
menjadi 40 Mpa. Saat ini beton dikatakan sebagai beton mutu tinggi jika kuat tekannya diatas 50
Mpa dan diatas 80 Mpa adalah beton dengan mutu sangat tinggi (supartono, 1998) pada tahun
1980an beton mutu tinggi banyak digunakan untuk bangunan tingkat, terutama untuk element
struktur kolom.
Banyak parameter yang mempengaruhi kekuatan tekan beton, Kekuatan tekan adalah kapasitas
dari suatu bahan atau struktur dalam menahan beban yang akan mengurangi ukurannya.
Kekuatan tekan dapat diukur dengan memasukkannya ke dalam kurva tegangan-regangan dari
data yang didapatkan dari mesin uji. Diantaranya adalah kualitaas bahan-bahan penyusunnya,
rasio air semen yang rendah dan kepadatan yang tinggi. Kekuatan tekan akhir sebuah beton keras
akan ditentukan oleh konstituen yang terlemah. Konstituen utama beton padat terdiri dari agregat
kasar yang biasanya berbentuk batu dan matriks semen-pasir. Struktur beton bertulang bangunan
atau gedung biasanya menggunakan mutu beton yang berbeda-beda, disesuaikan dengan
perencanaan struktur masing-masing. Semakin berat beban (gaya normal, gaya lintang, momen)
yang akan dipikul oleh suatu beton bertulang, maka sebaiknya menggunakan mutu beton yang
semakin tinggi juga.
Sehingga dibutuhkan beberapa factor yang akan mempebungaruhi agar kuat tekan beton bermutu
tinggi, ada empat bagian utama yang mempengaruhi mutu dari kekuatan beton tersebut, yaitu 1).
Penyerapan bahan yang memenuhi syarat. 2). Proses pencampuran agregat beton dengan pasta
semen. 3). Proses pengecoran saat di lapangan. 4). Serta proses pengawetan beton yang sudah
dicetak.
2. Rumusan masalah
a. Bagaimana penyiapan bahan yang memenuhi syarat dalam pembuatan beton mutu tinggi?
b. Bagaimana proses pencampuran bahan dalam pembuatan beton agar bermutu tinggi?
c. Bagaimana proses pengecoran yang dilakukan agar mendapatkan beton bermutu tinggi?
d. Bagaimana proses pengawetan agar beton dapat bermutu tinggi?
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Penyiapan Bahan
Penyiapan bahan yang memenuhi syarat adalah merupakan salah satu factor yang
dapat mempengaruhi dalam pembuatan beton yang bermutu tinggi. Disini yang
mempengruhi mutu suatu beton dapat dilihat dari beberapa factor berikut :
a. Factor Semen
Semen yang paling baik digunakan dalam pembuatan beton mutu tinggi adalah
semen tipe II, yaitu semen Portland yang dalam penggunaannya mempunyai ketahanan
terhadap sulfat dan kalor hidrasinya lebih kecil dari jenis satu. Semen ini biasanya
digunakan untuk pekerjaan beton yang bervolume besar. Kandungan C3S kurang dari
50% dan kandungan C3A kurang dari 8%. Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan
dan durabilitas beton juga akan meningkat. Semen (bersama dengan air) akan
membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai dari yang paling besar (kasar)
sampai yang paling halus.
2. Pencampuran Bahan
Pencampuran bahan yang benar dan bahan yang berkualitas adalah merupakan factor
yang mempengaruhi mutu beton, jika proses pencampuran suatu bahan-bahan beton
dilakukan dengan benar maka akan mendapatkan mutu beton yang tinggi. Untuk
mendapatkan mutu yang tinggi beton harus dicampur dan diaduk dengan baik sehingga
semen, air, agregat, dan zat tambahan bisa tersebar merata di dalam adukan sehingga mutu
beton dapat terjaga. Beton biasanya dicampur dengan menggunakan mesin. Ada yang
dicampur di lapangan (site) dan yang sudah dicampur sebelum dibawa ke lapangan, atau
istilahnya ready-mix. Untuk beton ready-mix, takarannya sudah diukur di batch plant,
kemudian dicampur dan dimasukkan ke dalam truk. Selama perjalanan drum beton tersebut
terus diputar agar beton tidak mengalami setting didalam drum, sedangkan untuk ukuran
takaran dinyatakan dalam satuan berat, rasio adukannya adalah 1:2:3 diartikan sebagai 1
semen, 2 pasir dan 3 agregat.
Adukan Beton direncanakan sedemikian rupa sehingga beton yang dihasilkan dapat
dengan mudah dikerjakan dengan biaya yang serendah mungkin. Beton harus mempunyai
workabilitas yang tinggi, memiliki sifat kohesi yang tinggi saat dalam kondisi plastis (belum
mengeras), sehingga beton yang dihasilkan cukup kuat dan tahan lama. Adukan (campuran)
beton harus mempertimbangkan lingkungan dimana beton tersebut akan berdiri, misalnya di
lingkungan tepi laut, atau beban-beban yang berat, atau kondisi cuaca yang ekstrim. Berikut
adalah bahan-bahan yang akan dicampur dan diaduk untuk untuk membuat beton :
1. Semen
Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton juga akan
meningkat. Semen jika dicampur dengan air akan membentuk pasta yang akan
mengikat agregat mulai dari yang paling besar atau kasar sampai yang paling halus.
2. Air
Penambahan air justru akan mengurangi kekuatan beton. Air cukup digunakan untuk
melarutkan semen. Air juga yang membuat adukan menjadi kohesif, dan mudah
dikerjakan (workable).
3. Rasio air-semen
Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c ratio semakin
besar, kekuatan dan daya tahan beton menjadi berkurang. Pada lingkungan tertentu,
rasio air-semen ini dibatasi maksimal 0.40-0.50 tergantung sifat korosif atau kadar
sulfat yang ada di lingkungan tersebut.
4. Agregat
Jika agregat halus terlalu banyak, maka adukannya akan terlihat encer atau lunak. Dan
setelah pemadatan, bagian atas adukan akan cenderung kosong atau tidak ada agregat.
Sebaliknya, jika agregat kasar terlalu banyak, adukannya akan terlihat kasar, berbatu
dan terlihat rapuh.
3. Pengecoran Beton
Pengecoran yang tepat dan benar adalah merupakan salah satu penentu mutu beton
pada saat dilapangan, belum tentu material yang bagus menghasilkan mutu beton yang
tinggi jika saat proses pengecoran tidak benar, maka berikut ini adalah proses pengecoran
yang tepat menurut SNI 03-3976-1995 pengecoran beton harus mengikuti ketentuan
berikut:
a. Beton yang dicorkan harus pada posisi sedekat mungkin dengan acuan untuk
mencegah terjadinya segregasi yang disebabkan pemuatan kembali atau dapat
mengisi dengan mudah ke seluruh acuan;
b. Tingkat kecepatan pengecoran beton harus diatur agar beton selalu dalam
keadaan palstis dan dapat mengisi dengan mudah kedalam sela-sela diantara
tuangan;
c. Beton yang telah mengeras sebagian atau yang seluruhnya tidak boleh
dipergunakan untuk pengecoran;
d. Beton yang terkotori oleh bahan lain tidak boleh dituangkan ke dalam struktur;
e. Pengecoran beton harus dilaksanakan secara terus menerus tanpa berhenti
hingga selesainya pengecoran suatu panel atau penampang yang dibentuk oleh
batas-batas elemennya atau batas penghentian pengecoran yang ditentukan
untuk siar pelaksanaan;
f. Dalam hal pengecoran yang menggunakan sistem cetakan atau acuan yang
digeser keatas permukaan atas besi acuan harus terisi rata
g. Bila diperlukan adanya siar pelksanaan, siar tersebut harus dibaut sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4. Proses Perawatan
Pemilihan bahan yang tepat, perencanaan campuran beton yang sesuai, dan
pelaksanaan pengecoran yang baik tidak dapat menjamin baiknya beton yang dihasilkan
apabila perawatan tidak dilaksanakan dengan baik dan cukup. Sehingga perawatan yang
benar merupakan prosedur yang digunakan untuk membantu mempercepat proses hidrasi
beton agar mendapatkan beton dengan mutu yang baik oleh karena itu menjaga kestabilan
temperatur dan perubahan kelembaban di dalam maupun di luar beton itu sendiri sagat
penting. Secara umum perawatan beton terbagi atas 2 metode, yaitu:
PENUTUP
Pada dasarnya setiap konstruksi beton haruslah selalu dapat menampilkan fungsinya, yaitu
kekuatan dan daya tahan selama umur yang direncanakan. Dengan demikian beton harus mampu
bertahan terhadap proses perusakan yang dapat terjadi, atau dengan kata lain beton harus
mempunyai daya tahan (durability).Seperti apa yang telah dijabarkan diatas, setiap tahap dalam
pembuatan beton dari penyiapan bahan sampai proses perawatan sangat penting dalam
mendapatkan mutu beton yang bagus sehingga dalam pembuatan beton perlu diperhatiakan
segala aspeknya.
DAFTAR RUJUKAN