PADA ANAK “H” DENGAN MASALAH KETERLAMBATAN BERBICARA
Oleh : NURUL AFIAH, S.Kep NS0619117
Ci Lahan Ci Institusi
(……...………………....) (………………………….)
PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) NANI HASANUDDIN MAKASSAR 2020 1. KONSEP DASAR MEDIS 1.1.1 Definisi Kasus Pertumbuhan merupakan peningkatan jumlah dan ukuran sedangkan perkembangan menitikberatkan pada perubahan yang terjadi secara bertahap tingkat yang paling rendah dan kompleks melalui proses maurasi dan pemebalajaran (Whalex dan Wone, 2015). Perkembangan berarti bertambahnya keterampilan dan fungsi yang kompleks dari seseorang. Pertumbuhan dan perkembangan pada praktiknya saling berkaitan sehingga sulit mengadakan pemisahan. Sejak masa bayi hingga masa remaja terjadi pertumbuhan dan perkembangan dala segi-segi jasmani, mental,dan inteltual (Adriana & Wirjatmadi, 2012). Gangguan tumbuh kembang adalah kondisi individu mengalami gangguan kemampuan bertumbuh dan berkembang sesuai dengan kelompok usia. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016). Gangguan tumbuh kembang adalah kegagalan untuk tumbuh dan berkembang dimana sebenarnya anak tersebut lahir dengan cukup bulan, akan tetapi dalam pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya mengalami kegagalam dalam pertumbuhan fisik dengan malnutrisi dan retardasi perkembangan social atau motorik. (Hidayat, 2012). 1.1.2 Etiologi Penyebab dari gangguan tumbuh kembang menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) adalah sebagai berikut : a. Efek ketidakmampuan fisik b. Keterbatasan lingkungan c. Inkonsistensi respon d. Pengabaian e. Terpisah dari orang tua dan/atau orang terdekat f. Defisiensi stimulus 1.1.3 Patofisiologi Pada proses tumbuh kembang anak setiap individu akan mengalami siklus yang berbeda-beda. Berikut beberapa factor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak menurut (Hidayat, 2012) diantaranya : 1) Faktor Herediter Faktor herediter adalah faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar untuk mencapai tumbuh kembang anak jika dibandingkan dengan faktor lain. Faktor ini terdiri dari bawaan atau kelainan genetik dan kromosom dari ayah dan ibu, jenis kelamin, ras, dan suku bangsa. Kelainan genetik dan kromosom pada ayah dan ibu akan menjadi pengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Faktor herediter ditentukan dengan intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. 2) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan juga memegang peran penting dalam menentukan tercapainya potensi yang sudah dimilki anak. Adapun yang termasuk faktor lingkungan yaitu lingkungan pranatal dan lingkungan postnatal. a) Lingkungan pranatal adalah lingkungan pada saat dalam kandungan, mulai dari konsepsi hingga lahir yang meliputi gizi sewaktu ibu hamil, lingkungan mekanis seperti posisi janin dalam uterus, zat-zat kimia atautoxin seperti pengguna obat-obatan atau alkohol, kebiasaan ibu yang mungkin merokok saat hamil, hormonal seperti adanya hormone somatrotopin, plasenta, tiroid, insulin dan lain-lain yang mempengaruhi pertumbuhan janin. Selain itu adanya tekanan mekanik pada beberapa organ tubuh janin dan pemberian radiasi juga dapat menyebabkan kelainan bawaan. b) Lingkungan postnatal ialah lingkungan setelah lahir yang mempengaruhi tumbuh kembang anak seperti misalnya, budaya lingkungan, status sosial ekonomi, nutirisi, iklim/cuaca, olahraga/latihan fisik, posisi anak dalam keluarga, dan status kesehatan. 3) Faktor Hormonal Faktor hormonal yang berperan penting dalam tumbuh kembang anak antara lain: hormon somatrotopin yang memiliki peran dalam mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan, hormon tiroid yang menstimulasi metabolisme tubuh, sedangkan glukokortikoid mempunyai fungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisal dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi esterogen, selanjutnya hormon tersebut akan menstimulsi seks pada laki-laki maupun perempuan. 1.1.4 Manifestasi klinis Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016), pada gangguan tumbuh kembang terdapat gejala dengan tanda mayor dan minor diantaranya : 1. Gejala dan tanda mayor Tidak mampu melakukan keterampilan atau perilaku khas sesuai usia (fisik, bahasa, motorik, psikososial). 2. Pertumbuhan fisik terganggu 3. Tidak mampu melakukan perawatan diri sesuai usia ‘ 4. Afek datar 5. Respon sosial lambat 6. Kontak mata terbatas 7. Nafsu makan menurun 8. Lesu 9. Mudah marah 10. Regresi 11. Pola tidur terganggu (pada bayi) . 1.1.5 Penatalaksanaan 1. Umur 0 sampai 3 bulan Mengangkat kepala setinggi 45° Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah Melihat dan menatap wajah anda Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh Suka tertawa keras Bereaksi terkejut terhadap suara keras Membalas tersenyum ketika diajak bicara/tersenyum Mengenal ibu dengan pengelihatan, penciuman, pendengaran, kontak. 2. Umur 3 sampai 6 bulan Berbalik dari telungkup ke telentang Mengangkat kepala setinggi 90° Mempertahankan kondisi kepala tetap tegak dan stabil Menggenggam pensil Meraih benda yang ada dalam jangkauannya Memegang tangannya sendiri Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang menarik saat bermain sendiri 3. Umur 6 sampai 9 bulan Duduk (sikap tripoid-sendiri) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga sebagian berat badan Merangkak meraih mainan atau mendekati sesorang Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya Memungut 2 benda, masing-masing tangan pegang 1 benda pada saat yang bersamaan Memungut benda sebesar kacang dengan meraup Bersuara tanpa arti, mamama,bababa,dadada,tatatata Mencari mainan/benda yang dijatuhkan Bermain tepuk tangan/ciluk ba 4. Umur 9 sampai 12 bulan Mengangkat badannya ke posisi berdiri Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi Dapat berjalan dengan dituntun Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan yang diinginkan Menggenggam erat pensil Memasukkan benda ke mulut Menyebut 2 sampai 3 suku kata yang sama tanpa arti Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh siapa saja Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan Senang diajak bermain “ciluk ba” Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal 5. Umur 12 sampai 18 bulan Berdiri sendiri tanpa berpegangan Membungkuk memungut mainan kemudian berdiri kembali Berjalan mundur 5 langkah Memanggil ayah dengan kata “papa”, memanggil ibu dengan kata “mama” Menumpuk 2 kubus Memasukkan kubus di kotak Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang menyenangkan atau menarik tangan ibu Memperlihatkan rasa cemburu/bersaing 6. Umur 18 sampai 24 bulan Berdiri sendiri tanpa berpegangan 30 detik Berjalan tanpa terhuyung-huyung Bertepuk tangan, melambai-lambai Menumpuk 4 buah kubus Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk Mengelindingkan bola kearah sasaran Menyebut 3 sampai 6 kata yang mempunyai arti Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga Memegang cangkir sendiri, belajar makan minum sendiri 7. Umur 24 sampai 36 bulan Jalan naik tangga sendiri Dapat bermain dan menendang bola kecil Mencoret-coret pensil pada kertas Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata Dapat menunjuk 1 atau lebih bagian tubuh ketika diminta Melihat gambar dan dapat menyentuh dengan benar nama 2 benda atau lebih Membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika diminta Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah Melepas pakaiannya sendiri 8. Umur 36 sampai 48 bulan Berdiri 1 kaki 2 detik Melompat kedua kaki diangkat Mengayuh sepeda roda tiga Menggambar garis lurus Menumpuk 8 buah kubus Mengenal 2 sampai 4 warna Menyebut nama, umur, tempat 9. Umur 48 sampai 60 bulan Berdiri 1 kaki 6 detik Melompat-lompat 1 kaki Menggambar tanda silang Menggambar lingkaran Menyebut nama lengkap tanpa dibantu Senang menyebut kata-kata baru Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar Menyebut angka, menghitung jari Berpakaian sendiri tanpa dibantu 10. Umur 60 sampai 72 bulan Berjalan lurus Menangkap bola kecil dengan kedua tangan Mengerti arti lawan kata Mengerti pembicaraan dengan menggunakan 7 kata atau lebih Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari apa dan kegunaannya Mengenal angka, bisa menghitung angka 5 sampai 10 Mengenal warna warni Mengikuti aturan permainan 1.1.6 Pengawasan tumbuh kembang Perkembangan dan tumbuh kembang anak perlu kita pantau secara terus- menerus. Dengan memperhatikan tumbuh kembangnya kita berharap dapat mengetahuinya secara dini kelainan pada anak sehingga langkah- langkah antisipatif lebih lebih cepat kita ambil. Anak yang cerdas adalah harapan setiap orang tua. Adapun gangguan tumbuh kembang anak yang perlu diketahui : 1. keterlambatan kemampuan bicara dan bahasa (Speech Delay) kemampuan berbahasa merupakan indicator seluruh perkembangan anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan berbicara dan berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap. Penyebabnya : a. anak-anak yang dicurigai mengalami Speech Delay sering kali juga mengalami masalah pendengaran b. adanya keterlambatan perkembangan yang terjadi karena belum dicapainya kematangan seperti kematangan organ-organ bicara c. kurang stimulasi atau kurang terpapar dalam lingkungan social 2. Keterlambatan kemampuan berjalan, rentang kemampuan anak bisa berjalan tanpa bantuan berada dalam usia 8 bulan sampai dengan 18 bulan. Bila anak berumur lebih dari 18 bulan belum bisa berjalan, baru diaktegorikan “delay” atau terlambat, sehingga diperlukan intervensi. Jadi, anak usia 15 bulan yang belum bisa berjalan, dinyatakan “belum siap”, bukan dianggap terlambat karena rentang toleransinya cukup panjang. Penyebab : a. Kondisi kesehatan anak yang kuraang mendukung b. Faktor keturunan c. Bentuk dan BB anak, anak dengan kaki yang pendek biasanya cepat berjalan daripada yang berkaki panjang. d. Orang tua maupun lingkungan yang over protective. 3. Autisme, gangguan perkembangan penvasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam. Penyebab : Permasalahan pada awal perkembangan seorang anak. Anak penyandang autis mengalami masalah kesehatan yang lebih banyak selama masa kehamilan, pada saat dilahirkan, dan segera setelah dilahirkan. Pengaruh genetic, adanya gangguan gen dan kromosom yang ditemukan pada studi terhadap keluarga dengan anak kembar menunjukkan peran yang besar dari factor genetic sebagai penyebab dari autis. 1. KONSEP DASAR KEPERAWATAN A. Pengkajian 1. Identitas pasien 2. keluhan utama 3. Riwayat penyakit sekarang 4. Riwayat penyakit dahulu Untuk memperoleh penyakit anak atau cedera-cedera sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan sebagai petunjuk. a. Riwayat kelahiran b. Penyakit, cedera, atau op. sebelumnya c. Alergi d. Imunisasi yang pernah didapatkan e. Kebiasaan anak yang dapat mempengaruhi kesehatannya 5. Riwayat Pranatal Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil, seperti berat badan tidak naik, pereklamsi, serta apakah kehamilannya dipantau berkala. Kehamilan dengan resiko tinggi yang tidak ditangani dengan benar dapat mengganggu tumbuh kembang anak. 6. Riwayat Kelahiran Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara normal, dan bagaimana anaknya sewaktu lahir. 7. Pertumbuhan Fisik Untuk menentukan keadaan pertumbuhan fisik anak, perlu diperlakukan pengukuran antropometri dan pemeriksaan fisik. Pengukuran antropometri yang sering digunakan di lapangan untuk memantau tumbuh kembang anak adalah TB, BB dan lingkar kepala. 8. Riwayat Keluarga Untuk mengidentifikasi adanya factor genetika atau penyakit yang memiliki kecenderungan yang terjadi dalam keluarga. 9. Riwayat psikososial Untuk memperoleh informasi tentang konsep diri anak 10. Pengkajian Nutrisi Untuk memperoleh informasi yang adekuat tentang asupan kebutuhan nutrisi anak dalam kaitannya dengan kesehatan anak. 11. Pemeriksaan Fisik Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya kemungkinan masalah kesehatan pada anak. 3. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Hambatan komunikasi verbal b.d kurangnya stimulasi bahasa 2. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan anak b.d kurang informasi 3. Ansietas b.d tumbuh kembang anak yang tidak sesuai 4. INTERVENSI KEPERAWATAN 1. Hambatan komunikasi verbal b.d kurangnya stimulasi bahasa Intervensi : Lakukan latihan komunikasi dengan memperhatikan perkembangan mental anak R/ Latihan bicara yang sesuai dengan perkembangan anak akan menghindari ekspoloatasi yang berakibat penekanan fungsi mental anak Berbicara sambil bermain dengan alat untuk mempercepat persepsi anak tentang suatu hal R/ Bermain akan meningkatkan daya tarik anak sehingga frekuensi dan durasi latihan bisa lebih lama Berikan lebih banyak kata meskipun belum mampu mengucapkan dengan benar R/ Anak lebih suka mendengarkan kata-kata daripada mengucapkan karena biasanya kesulitan dalam mengucapkan Gunakan bahasa yang sederhana dan umum digunakan dalam komunikasi sehari-hari R/ Untuk memudahkan pemahaman menghindari stress dan kebingungan anak yang akibat bahasa yang berubah-ubah. 2. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang perawatan anak b.d kurang informasi Intervensi : Terangkan tingkat kesembuhan yang mungkin dicapai oleh anak Membuat rencana bersama dengan keluarga untuk mengembangkan kemampuan anak Mensupport keluarga dalam melakukan stimulasi pada anak Kuatkan koping keluarga dalam menerima kondisi anak 3. Ansietas b.d tumbuh kembang anak yang tidak sesuai Intervensi : Terangkan bahwa anak mengalami keterlambatan perkembangan bicara dan dapat diperbaiki secara maksimal dalam batas waktu tertentu dengan usaha yang keras R/ Peningkatan pemahaman dan kesdaran orang tua untuk bisa menerima keadaan anaknya dan menggali koping yang positif terhadap kemampuan yang ada pada anaknya Dorong keluarga untuk mau melakukan pemeriksaan yang lengkap terhadap gangguan perkembangan bicara yang dialami anaknya. R/ Membantu didalam proses penegakan penyebab gangguan yang lebih cepat dan tepat Support keluarga dalam melakukan stimulasi pada anak R/ Meningkatkan harapan dan kemauan keluarga dalam melakukan stimulasi Kuatkan koping keluarga dalam menerima kondisi anak R/ Meningkatkan Penerimaan keluarga terhadap kondisi anak. 1.5 Implementasi Impelementasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi seorang kestatus kesehatan yang lebih baik yang digambarkan dengan kriteria hasil yang diharapkan 1.6 Evaluasi Evaluasi adalh tahap penilaian atau perbandingan yang sistematik yang terencana tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara yang berkesinambungan dengan melibatkan klien dengan tenaga kesehatan lainnya. Merupakan tahapan akhir dari proses keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang telah dilakukan atau diperluksn pendekatan yang lain. DAFTAR PUSTAKA