Anda di halaman 1dari 5

TUGAS AKHIR

MATA KULIAH FILSAFAT ILMU


Dosen Pengampu:
Dr. Ishak Gerard Bachtiar, S.Si, M.Pd

Disusun Oleh:
Raihany Hidayati Az-Zahra 1102618044
Kelas PKh B 2018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
JANUARI 2020
Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Mengajari anak untuk mandiri saat buang air kecil atau air besar bukan perkara mudah, terlebih
lagi bila anak berkebutuhan khusus. Masa transisi dari popok ke toilet merupakan milestone
besar buat balita. Toilet training adalah suatu metode belajar bagi anak untuk dapat Buang Air
Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di toilet secara mandiri. Pada dasarnya, saat
melakukan toilet training, seorang anak akan berlatih untuk mengendalikan otot sfingternya saat
ia ingin buang air sampai ia tiba di toilet dan merelaksasi otot tersebut. Kemampuan tersebut
baru dapat dicapai saat berusia 18 bulan. Itulah sebabnya para pakar menyarankan untuk tidak
memulai toilet training sebelum usia 18-24 bulan. Bagi ABK, orang tua harus lebih bersabar lagi
menunggu beberapa bulan bahkan tahun kemudian, tergantung pada konsultas dengan dokter.
Selain melatih anak untuk mandiri, ada banyak manfaat toilet training  terutama pada
anak special needs atau anak berkebutuhan khusus. Salah satunya adalah sebagai bekal untuk
mereka supaya bisa mengurus diri sendiri ketika sudah dewasa. Belajar bertanggungjawab pada
diri sendiri, melatih kepekaan terhadap sekitar juga untuk menjauhkan anak dari rasa malas
karena terbiasa buang air dengan diapers.

1.2 Identifikasi Masalah


A. Kesiapan diri anak berkebutuhan khusus untuk toilet training
B. Cara melatih toilet training kepada anak berkebutuhan khusus
Bab 2 Kajian Teori

2.1 Sebagai orang tua ataupun pengasuh yang berhubungan langsung dengan anak
berkebutuhan khusus, sangat penting memantau kesiapan diri anak sebelum melatih toilet
training. Dua poin berikut ini dapat menjadi acuan untuk melatih toilet training:
1. Apakah anak sudah dapat merasakan keinginan untuk buang air kecil dan besar?
2. Apakah anak memberikan sinyal ketika ingin BAK dan BAB saat memakai diapers?

Tanda kesiapan lainnya anak mampu dilatih toilet training adalah:

1. Anak dapat mengikuti perintah sederhana


2. Popok atau celananya tetap kering selama setidaknya 2 jam di siang hari
3. Menunjukkan rasa tidak nyaman saat popoknya basah atau kotor
4. Dapat duduk diam setidaknya selama 10 menit
5. Memiliki waktu BAB dan BAK yang teratur setiap harinya

Di antara sinyal atau tanda yang biasanya diberikan oleh anak saat merasa ingin BAK
atau BAB adalah:

1. Anak memegang alat kelamin


2. Ekspresi wajah yang berbeda dari biasanya (ada kerutan/guratan di area wajah seperti
sedang mengejan)
3. Anak menjadi rewel
4. Dan tanda lainnya menyesuaikan kondisi setiap anak yang berbeda-beda

Jika diperlukan, orang tua dapat melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter
terkait kesiapan anak sebelum dilatih toilet training. Hal itu disebabkan karena tiap
kondisi ABK perlu penyesuaian khusus yang berbeda-beda dan tidak bisa disamakan.
2.2 Cara melatih toilet training anak berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut
1. Nilai Kesiapan Anak
Seperti yang telah saya singgung pada poin A, penting sekali untuk memantau
kesiapan diri anak sebelum dilatih toilet training. Jika banyak atau bahkan semua
tanda sudah dialami oleh anak, maka toilet training sudah dapat dilaksanakan.
2. Buat Suasana Kamar Mandi Menyenangkan
Salah satu tanda keberhasilan toilet training adalah anak merasa nyaman dan santai
saat menunggu pipisnya keluar. Cara membuat suasana kamar mandi menyenangkan
misalnya menyediakan mainan kesukaan anak, menyediakan kursi kecil agar kaki
anak tidak menggantung saat duduk di WC, dan pilih sabun yang wanginya disukai
anak.
3. Lakukan Observasi
Perhatikan kebiasaan buang air anak dengan mencatat waktu BAK dan BAB-nya
selama dua minggu agar terlihat polanya.
4. Buat Jadwal
Setelah memahami pola kebiasaan buang air anak, buatlah jadwal kapan anak harus
ke kamar mandi. Buat jadwal yang menarik secara visual dan letakkan jadwal di
tempat yang mudah terlihat.
5. Selalu Berikan Dukungan
Kalimat-kalimat positif akan sangat berdampak pada kondisi mental anak. Support
yang baik akan menjadikan anak lebih berani dan tidak penakut.
6. Ajari Kebiasaan Baik
Kebiasaan-kebiasaan baik saat buang air seperti membuka celana di dalam kamar
mandi bukan di sembarang tempat, mencuci tangan setelah buang air, dan
semacamnya sangat perlu diajarkan.
7. Berikan Reward
Sebagai bentuk apresiasi atas kemajuan anak dalam toilet training, maka berikanlah
mereka reward yaitu berupa pujian, pelukan, atau barang kesukaannya.
8. Lakukan Secara Rutin
Agar program toilet training dapat menjadi suatu kebiasaan, maka orang tua perlu
mendampingi anak untuk toilet training secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.anakku.net/toilet-training-bagi-anak-berkebutuhan-khusus.html

https://kumparan.com/kumparanmom/cara-mengenalkan-toilet-training-pada-anak-dengan-autisme-
1552905532375736189

https://m.klikdokter.com/amp/3497215/toilet-training-bagi-anak-berkebutuhan-khusus-
berbedakah#referrer=https://www.google.com

Anda mungkin juga menyukai