HIV/AIDS
Di susun oleh :
FITRIYANTY OKTAVIANI
C01418063
KEPERAWATAN B 2018
1. DEFINISI
2. ETIOLOGI
3. PATOFISIOLOGI
4. MANIFESTASI KLINIS
Menurut WHO:
1.Gejala mayor
- Penurunan BB ≥ 10%
- Demam memanjang atau lebih dari 1 bulan
- Diare kronis
- Tuberkulosis
2.Gejala minor
- Koordinasi orofaringeal
- Batuk menetap lebih dari 1 bulan
- Kelemahan tubuh
- Berkeringat malam
- Hilang nafsu makan
- Infeksi kulit generalisata
- Limfodenopati
- Herpes zoster
- Infeksi herpes simplek kronis
- Pneumonis
- Sarkoma Kaposi
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Tes untuk diagnosa infeksi HIV:
- ELISA
- Western blot
- P24 antigen test
- Kultur HIV
2) Tes untuk deteksi gangguan system imun.
- Hematokrit.
- LED
- CD4 limfosit
- Rasio CD4/CD limfosit
- Serum mikroglobulin B2
- Hemoglobulin
6. PENGOBATAN
6. KOMPLIKASI
7. PENCEGAHAN
- Gunakan kondom yang baru tiap berhubungan seks, baik seks melalui
vagina atau melalui dubur. Bila memilih kondom berpelumas, pastikan
pelumas yang berbahan dasar air. Hindari kondom dengan pelumas
yang berbahan dasar minyak, karena dapat membuat kondom bocor.
Untuk seks oral, gunakan kondom yang tidak berpelumas.
- Hindari berhubungan seks dengan lebih dari satu pasangan.
- Beri tahu pasangan bila Anda positif HIV, agar pasangan Anda
menjalani tes HIV.
- Diskusikan kembali dengan dokter bila Anda didiagnosis positif HIV
dalam masa kehamilan, mengenai penanganan selanjutnya dan
perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan dari ibu ke janin.
- Bagi pria, disarankan bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.
1. PENGKAJIAN
2. PENYIMPANGAN KDM
Pathway HIV/AIDS
Merusak seluler
Infeksi oportunistik
sesak, demam peradangan diare kronis timbul lesi bercak putih kesadaran
mulut meningkat,
kejang,
nyeri kepala
Pola Diare
bersihan
gatal,nyeri,bersisik
jalan nafas
cairan output
bibir kering,
tugor kulit kering
intake kurang
Defisit nutrisi
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. RENCANA INTERVENSI
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Dx (SDKI) (SLKI) (SIKI)
D. Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan I.01011
0 keperawatan selama 1x24
0 Kategori : Fisiologi jam, menunjukan pola nafas Manajemen Jalan Napas
0 Subkategori : Respirasi membaik
Tindakan
5 Dengan kriteria hasil :
Definisi : Inspirasi dan/atau 1. Dispenea Observasi
ekspirasi yang tidak
- Monitor pola napas
memberikan ventilasi
adekuat. (frekuensi, kedalaman,
Penyebab :
usaha napas)
1. Depresi pusat pernafasan
2. Hambatan upaya napas - Monitor bunyi napas
(mis. Nyeri saat bernapas ,
kelemahan otot pernapasan) tambahan (mis.
3. Deformitas dinding dada Gurgling, mengi,
4. Deformitas tulang dada
5. Gangguan neuromuscular wheezing, ronkhi kering)
6. Gangguan neurologis (mis. - Monitor sputum (jumlah,
Elektroensefalogram [EEG]
positif, cedera kepala, warna, aroma)
gangguan kejang) Tepeutik
7. Penurunan energi
- Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan heed-
tiit dan chin-lift (jaw-
thrust jika curiga trauma
servikal)
- Posisikan semi-Flower
atau Flower
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
- Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
detik
- Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator , ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
D. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan I.03119
0 keperawatan selama 1x24
Manajemen Nutrisi
0 jam, menunjukan defisit
1 Kategori : Fisiologi nutrisi membaik Tindakan
9 Subkategori : Nutrisi dan Dengan kriteria hasil :
Observasi
cairan 1. Sariawan
2. Diare - Identifikasi status nutrisi
Definisi : Asupan nutrisi 3. Frekuensi nadi
tidak cukup untuk memenuhi - Identifikasi alergi dan
kebutuhan metabolisme intoleransi makanan
Penyebab :
1. Ketidakmampuan menelan - Identifikasi makanan
makanan yang disukai
2. Ketidakmampuan
mencerna makanan - Identifikasi kebutuhan
3.Ketidakmampuan kalori dan jenis nutrient
mengabsorbsi nutrien
4. Peningkatan kebutuhan - Identifikasi perlunya
metabolisme penggunaan selang
5. Faktor ekonomi (mis.
Finasial tidak mencukup) nasogastrik
6. Faktor psikologi (mis. - Monitor asupan makanan
Stres, keengganan untuk
makan) - Monitor berat badan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
- Fasilitas menentukan
pedoman diet(mis.
Piramida makanan)
- Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
- Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
- Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
- Berikan suplemen
makanan, jika perlu
- Hentikan pemberian
makanan melalui selang
nasogatrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk,
jika perlu
- Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum makan
(mis. Pereda nyeri,
antiemetik,jika perlu)
Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrien yang
dibutuhkan jika perlu
D. Diare Setelah dilakukan tindakan I.03101
0 keperawatan selama 1x24
0 Kategori : Fisiologi jam, menunjukan diare Manajemen Diare
2 Subkategori : Respirasi membaik
Tindakan
0 Dengan kriteria hasil :
Definisi : pengeluaran sases 1. Konsistensi feses Observasi
yang sering, lunak dan tidak - Identifikasi penyebab
berbentuk.
diare (mis, inflamasi
Penyebab :
Fisiologi gastrointestinal, iritasi
1. Infamasi
gastroinstinal, proses
gastrointestinal
2. Iritasi gastrointestinal infeksi, malabsorpsi,
3. Proses infeksi
ansietas, stress, efek
4. Malabsorpsi
Psikologis obat-obatan, pemberian
1. Kecemasan
botol susu)
2. Tingkat stress tinggi
Situasional - Identifikasi riwayat
1. Terpapar kontaminan
2. Terpapar toksin pemberian makanan
3. Penyalahgunaan - Identifikasi gejala
laksatif
4. Penyalahgunaan zat invaginasi (mis.
5. Bakteri pada air Tangisan keras,
kepucatan pada bayi)
- Monitor warna, volume,
frekuensi, dan konsitensi
tinja
- Monitor tanda dan gejala
hypovolemia (mis.
Takikardia, nadi teraba
lemah, tekanan darah
turun, tugor kulit turun,
mukosa mulut kering,
CRT melambat, BB
menurun)
- Monitor iritasi dan
ulserasi kulit di daerah
perianal
- Monitor jumlah
pengeluarah diare
- Monitor keamanaan
penyiapan makanan
Terapeutik
- Berikan asupan cairan
oral (mis. Larutan garam
gula, oralit,
pedialyte,renalyte)
- Pasang jalur intravena
- Berikan cairan intravena
- Ambil sampel darah
untuk pemeriksaan darah
lengkap dan elektrolit
- Ambil sampai feses
untuk kultur, jika
Edukasi
- Anjurkan maknan porsi
kecil dan sering secaa
bertahap
- Anjurkan menghindari
makanan pembentuk gas,
pedas dan mengandung
laktosa
- Anjurkan melanjutkan
pemberian ASI
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
obat antimotilitas (mis.
Loperamide,
difenoksilat)
- Kolaborasi pemberian
obat
antispasmodic/spasmoliti
l (mis. Papeverin, ekstak
belladonna, mebevarine)
- Kolaborasi pemberian
obat pengeras fases (mis.
Atapulgit, smetit, kaolin-
pektin)