Anda di halaman 1dari 4

INSOMNIA

INSOMNIA

Insomnia merupakan suatu kondisi ketidakmampuan utnuk tertidur atau mempertahankan


kondisi tidur. Selain pengertian di atas, insomnia bisa diartikan juga sebagai kondisi bangun
tidur namun tidak merasa segar. Kesimpulannya, insomnia adalah ketidakmampuan untuk
mendapat waktu tidur yang cukup agar menjadi segar saat bangun tidur.

Jumlah waktu tidur yang dibutuhkan bervariasi antar tiap individu. Sebagian besar orang
dewasa memerlukan waktu sekitar 8 jam untuk tidur. Sebanyak 30% - 40% orang dewasa
mengalami gejala insomnia dapat kurun waktu setahun. Sekitar 10% - 15% mengalami
insomnia kronik, yaitu gejala insomnia lebih dari 1 bulan. Insomnia lebih banyak terjadi pada
wanita dan lanjut usia.

HASIL ANAMNESIS (SUBJECTIVE)


Kekurangan tidur menyebabkan kelelahan, depresi, gangguan konsentrasi, dan penyakit lain.

Gejala dari insomnia meliputi:

kesulitan untuk tertidur, biasanya butuh lebih dari 30 menit untuk tertidur.

sering terbangun di malam hari.

kesulitan untuk kembali tidur.

terbangun terlalu pagi di pagi hari.

badan tidak segar.

kesulitan konsentrasi.

mengantuk siang hari.

gangguan mood, berupa mudah marah.


TANYAKAN

1. Apakah Saudara/Saudari sering melakukan aktifitas di malam hari?

2. Apakah jam kerja Saudara/Saudari tidak stabil/teratur?

3. Apakah Saudara/Saudari sering mengonsumsi alkohol, minuman ber cafein, dan zat
akdiktif lainnya?

4. Apakah Saudara/Saudari mengonsumsi obat-obatan?

5. Apakah Saudara/Saudari pernah mengalami seperti ini sebelumnya?

6. Saudara/Saudari dulu mempunyai riwayat penyakit apa?

Seseorang dengan insomnia umumnya tidur hanya 6 jam atau kurang lebih dari 3 kali dalam
seminggu. Tidur sangat penting bagi kesehatan. Insomnia dapat mengganggu fisik dan mental
seseorang. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibata insomnia:

penurunan kinerja di sekolah atau saat bekerja;

pelambatan reaksi terutama saat berkendara dan meningkatkan risiko kecelakaan;

gangguan mental atau jiwa;

penurunan sistem imunitas tubuh;

peningkatan risiko terjadi penyakit kronis seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan
kencing manis.

PEMERIKSAAN FISIK
Pada status generalis, pasien tampak lelah dan mata cekung. Bila terdapat
gangguan organik, ditemukan kelainan pada organ.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan spesifik tidak diperlukan.

PEDOMAN DIAGNOSIS
a. Keluhan adanya kesulitan masuk tidur atau mempertahankan tidur
    atau kualitas tidur yang buruk
b. Gangguan terjadi minimal tiga kali seminggu selama minimal satu
    bulan.
c. Adanya preokupasi tidak bisa tidur dan peduli yang berlebihan terhadap
    akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari.
d. Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan atau kualitas tidur
    menyebabkan penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi
    dalam sosial dan pekerjaan.

DIAGNOSIS BANDING
a. Gangguan psikiatri.
b. Gangguan medik umum.
c. Gangguan neurologis.
d. Gangguan lingkungan.
e. Gangguan ritme sirkadian.

KOMPLIKASI
Dapat terjadi penyalahgunaan zat.

RENCANA PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF (PLAN)

PENATALAKSANAAN
a. Pasien diberikan penjelasan tentang faktor-faktor risiko yang dimilikinya
    dan pentingnya untuk memulai pola hidup yang sehat dan mengatasi
    masalah yang menyebabkan terjadinya insomnia.
b. Untuk obat-obatan, pasien dapat diberikan Lorazepam 0,5 – 2 mg atau
    Diazepam 2 - 5 mg pada malam hari. Pada orang yang berusia lanjut
    atau mengalami gangguan medik umum diberikan dosis minimal efektif.
 
KONSELING DAN EDUKASI
Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga agar mereka dapat
memahami tentang insomnia dan dapat menghindari pemicu terjadinya
insomnia.

KRITERIA RUJUKAN
Apabila setelah 2 minggu pengobatan tidak menunjukkan perbaikan, atau
apabila terjadi perburukan walaupun belum sampai 2 minggu, pasien dirujuk
ke fasilitas kesehatan sekunder yang memiliki dokter spesialis kedokteran
jiwa.

SARANA PRASARANA
Tidak ada sarana prasarana khusus

PROGNOSIS
Prognosis pada umumnya bonam (baik).

Anda mungkin juga menyukai