Anda di halaman 1dari 11

EPIDEMIOLOGI

Osteomielitis sering ditemukan pada usia dekade I - II, tetapi dapat pula
ditemukan pada bayi. Insiden di amerika 1 dari 5000 anak. Pada kesuluruhan
insiden terbanyak pada negara berkembang. Osteomielitis pada anak - anak sering
bersifat akut dan menyebar secara hematogen, sedangkan osteomielitis pada orang
dewasa merupakan infeksi kronik yang berkembang secara sekunder dan fraktur
terbuka dan meliputi jaringan lunak.
Kejadian pada anak laki - laki lebih sering dibandingkan dengan anak
perempuan dengan perbandingan 4:1. Lokasi yang sering ialah tulang - tulang
panjang, misalnya femur, tibia, humerus, radius, ulna dan fibula. Namun tibia
menjadi lokasi tersering untuk osteomielitis post trauma karena pada tibia
hanya terdapat sedikit pembuluh darah. Faktor - faktor pasien seperti perubahan
pertahanan netrofil, imunitas humoral, dan imunitas selural dapat meningkatkan
resiko osteomielitis.

ETIOLOGI

Biasanya mikroorganisme dapat menginfeksi tulang melalui tiga cara yaitu


melalui pembuluh darah, langsung melalui area lokal infeksi (seperti selulitis) atau
melalui trauma, termasuk iatrogenik seperti dislokasi sendi atau fiksasi internal.

Pada balita, infeksi dapat menyebar ke sendi dan menyebabkan


arthritis.Pada anak-anak yang biasanya terinfeksi adalah tulang panjang.Abses
subperiosteal dapat terbentuk karena periosteum melekat longgar di permukaan
tulang, sedangkan pada orang dewasa tulang yang paling sering terinfeksi adalah
tulang belakang dan tulang panggul.

Tibia bagian distal, femur bagian distal, humerus, radius dan ulna bagian
proksimal dan distal, vertebra, maksila, dan mandibula merupakan tulang yang
paling beresiko untuk terkena osteomielitis karena merupakan tulang yang banyak
vaskularisasinya. Bagaimanapun, abses pada tulang dapat dipicu oleh trauma di
daerah infeksi.Infeksi dapat disebabkan oleh Staphylococcus aureus, yang
merupakan flora normal yang dapat ditemukan di kulit dan mukosa membran.
Umur Organisme
S. aureus, Enterobacter species,
Neonatus (lebih kecil dari 4 bulan)
and group Aand B Streptococcus
species
S. aureus, group A Streptococcus
Anak-anak (4 bulan – 4 tahun)
species,Haemophilus influenzae,
and Enterobacterspecies
S. aureus (80%), group
Anak-anak, remaja ( 4 tahun-
A Streptococcus species, H.
dewasa)
influenzae, and Enterobacterspecies
S. aureus and
Orang dewasa
occasionally Enterobacter or
Streptococcus species
 
Selain bakteri, jamur dan virus juga dapat menginfeksi langsung melalui
fraktur terbuka, operasi tulang atau terkena benda yang
terkontaminasi.Osteomielitis kadang dapat merupakan komplikasi sekunder dari
tuberkulosis paru. Pada keadaan ini, bakteri biasa menyebar ke tulang melalui
sistem sirkulasi, pertama yang terinfeksi adalah sinovium (karena kadar oksigen
yang tinggi) sebelum menginfeksi tulang. Pada osteomielitis tuberkulosis, tulang
panjang dan tulang belakang merupakan satu-satunya tulang yang terinfeksi.
Osteomielitis dapat juga disebabkan potongan besi yang mengenai tulang
pada saat pembedahan untuk memperbaiki fraktur.Spora bakteri dan jamur dapat
juga mengenai sendi tulang yang terlibat.Osteomielitis juga dapat terjadi akibat
penyebaran infeksi jaringan lunak.Infeksi tersebut meyebar ke tulang dalam
beberapa hari sampai beberapa minggu.Tipe penyebaran ini biasa terjadi pada
orang yang lebih tua.Infeksi dapat dimulai dari kerusakan akibat trauma, terapi
radiasi, kanker, atau pada kulit yang luka yang disebabkan sedikitnya sedikit
sirkulasi darah pada tulang atau pada penyakit diabetes.Infeksi sinus, gusi atau
gigi dapat meyebar ke tulang-tulang kepala.
 
KLASIFIKASI

Berdasarkan lama infeksi, osteomielitis terbagi menjadi 3, yaitu:


1. Osteomielitis akut, yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak
infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomielitis akut ini
biasanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa dan biasanya terjadi
sebagai komplikasi dari infeksi di dalam darah (osteomielitis hematogen)
Osteomielitis akut terbagi lagi menjadi 2, yaitu:
1. Osteomielitis hematogen, merupakan infeksi yang penyebarannya
berasal dari darah. Osteomielitis hematogen akut biasanya disebabkan
oleh penyebaran bakteri darah dari daerah yang jauh.Kondisi ini
biasanya terjadi pada anak-anak.Lokasi yang sering terinfeksi biasa
merupakan daerah yang tumbuh dengan cepat dan metafisis yang
bervaskular banyak.Aliran darah yang lambat pada daerah distal
metafisis menyebabkan thrombosis dan nekrosis local serta
pertumbuhan bakteri pada tulang itu sendiri.Osteomielitis hematogen
akut mempunyai perkembangan klinis dan onset yang lambat.
2. Osteomielitis direk, disebabkan oleh kontak langsung dengan jaringan
atau bakteri akibat trauma atau pembedahan. Osteomielitis direk
adalah infeksi tulang sekunder akibat inokulasi bakteri yang
disebabkan oleh trauma, yang menyebar dari fokus infeksi atau sepsis
setelah prosedur pembedahan.Manifestasi klinis dari osteomielitis
direk lebih terlokalisasi dan melibatkan banyak jenis organisme.
 
2. Osteomielitis sub-akut, yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 1-2 bulan sejak
infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.
3. Osteomielitis kronis, yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2 bulan atau lebih
sejak infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul.

 
Osteomielitis sub-akut dan kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan
biasanya terjadi karena ada luka atau trauma (osteomielitis kontangiosa), misalnya
osteomielitis yang terjadi pada tulang yang fraktur.

Berikut merupakan beberapa pembagian osteomielitis yang lain :


1. Osteomielitis pada vertebra
Kelainan ini lebih sulit untuk didiagnosis.Biasanya ada demam, rasa sakit
pada tulang dan spasme otot. Proses ini lebih sering mengenai korpus vertebra
dan dapat timbul sebagai komplikasi infeksi saluran kencing dan operasi
panggul.
Pada stadium awal tanda tanda destruksi tulang yang menonjol,
selanjutnya terjadi pembentukan tulang baru yang terlihat sebagai skelerosis.
Lesi dapat bermula dibagian sentral atau tepi korpus vertebra .
Pada lesi yang bermula ditepi korpus vertebra, diskus cepat mengalami
destruksi dan sela diskus akan menyempit. Dapat timbul abses para vertebral
yang terlihat sebagai bayangan berdensitas jaringan lunak sekitar lesi.Di daerah
torakal, abses ini lebih mudah dilihat karena terdapat kontras paru.Daerah
Lumbal lebih sukar untuk dilihat, tanda yang penting adalah bayangan psoas
menjadi kabur.
Untuk membedakan penyakit ini dengan spondilitis tuberkulosa sukar,
biasanya pada osteomielitis akan terlihat sklerosis, destruksi diskus kurang dan
sering timbul penulangan antara vertebra yang terkena proses dengan vertebra
di dekatnya (bony bridging).
 
2. Osteomielitis pada tulang lain

- Tengkorak

Biasanya osteomielitis pada tulang tengkorak terjadi sebagai akibat perluasan


infeksi di kulit kepala atau sinusitis frontalis. Proses detruksi bias setempat atau
difuse. Reaksi periosteal biasanya tidak ada atau sedikit sekali.

- Mandibula
Biasanya terjadi akibat komplikasi fraktur atau abses gigi.

- Pelvis

Osteomielitis pada tulang pelvis paling sering terjadi pada bagian sayap tulang
ilium dan dapat meluas ke sendi sakroiliaka.Pada foto terlihat gambaran destruksi
tulang yang luas, bentuk tidak teratur, biasanya dengan skwester yang
multiple.Sering terlihat sklerosis pada tepi lesi.Secara klinis sering disertai abses
dan fistula.

Bedanya dengan tuberculosis, ialah destruksi berlangsung lebih cepat dan pada
tuberculosis abses sering mengalami kalsifikasi.Dalam diagnosis differential perlu
dipikirkan kemungkinan keganasan.
 

3. Tipe khusus osteomielitis

- Abses Brodie

Abses ini bersifat kronis, biasanya ditemukan dalam spondilosa tulang dekat
ujung tulang.Bentuk abses biasanya bulat atau lonjong dengan pinggiran sklerotik,
kadang-kadang terlihat skwester.Abses tetap terlokalisasi dan kavitas dapat secara
bertahap terisi jaringan granulasi.
 
 

- Osteomielitis sklerosing Garre

Pada kelainan ini yang menonjol adalah sklerosis tulang dengan tanda-tanda
destruksi yang tidak nyata.Bersifat kronis, dan biasanya hany satu tulang yang
terkena dengan pelebaran tulang yang bersifat fusiform.Diagnosis differential
yang penting adalah osteoid osteoma.
 

4. Osteomielitis pada neonatus dan bayi


Osteomielitis pada neonatus dan bayi sering kali hanya dengan gejala
klinis yang ringan, dapat mengenai satu atau banyak tulang dan mudah meluas
ke sendi di dekatnya.Biasanya lebih sering terjadi pada bayi dengan resiko
tinggi seperti prematur, berat badan kurang. Tindakan-tindakan seperti
resusitasi, vena seksi, kateterisasi dan infuse secara potensial dapat merupakan
penyebab Infeksi. Kuman penyebab tersering adalah Streptococcus.
Osteomielitis pada bayi biasanya disertai destruksi yang luas dari
tulang, tulang rawan dan jaringan lunak sekitarnya.Pada neonatus ada
hubungan antara pembuluh darah epifisis dengan pembuluh darah metafisis,
yang disebut pembuluh darah transfiseal, Hubungan ini menyebabkan
mudahnya infeksi meluas dari metafisis ke epifisis dan sendi.Kadang-kadang
osteomielitis pada bayi juga dapat mengenai tulang lain seperti maksila,
vertebra, tengkorak, iga dan pelvis.Tanda paling dini yang dapat ditemukan
pada foto rontgen ialah pembengkakan jaringan lunak dekat tulang yang
terlihat kira-kira 3 hari setelah infeksi.Demineralisasi tulang terlihat kira-kira 7
hari setelah infeksi dan disebabkan hyperemia dan destruksi
trabekula.Destruksi korteks dan sebagai akibatnya pembentukan tulang sub-
periosteal terlihat pada kira-kira 2 minggu setelah infeksi.

Faktor predisposisi osteomielitis antara lain :


1. Diabetes mellitus
2. Penyakit sickle cell disease

3. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS)

4. IV drug abuse

5. Alcoholism

6. Penggunaan steroid jangka panjang

7. Immunosupresi

8. Penyakit sendi kronis

9. Penggunaan alat-alat bantu ortopedik.

 
CT Scan dengan 3D rekonstruksi dan bagian sagittal menunjukkan
Osteomielitis tampak perubahan pada daerah yang terlibat.

Sequential radiographs in an infant with osteomyelitis of the left humerus.


(A) Radiograph obtained at time of referral to tertiary center. Bony
destruction is better defined than in the patient illustrated in. The soft tissues
plains do not appear obliterated (however see MRI obtained at the same
time. (B) Radiograph obtained 8 months after that shown in (A). Almost
complete return to normal following adequate therapy.
AP and lateral spine in a child with discitis. Note narrowing of the affected
disc space and irregularity and sclerosis of the vertebral end plates at that
level, particularly anteriorly (B).
Contrast enhanced T1 weighted MR images of the spine: (A) axial and (B)
sagittal. Both images demonstrate a collection beneath the anterior
longitudinal ligament (arrows). On the sagittal images, notice the
enhancement of superior and inferior end plates of the adjacent vertebral
bodies.
AP radiographs and coronal STIR MRI of left arm and shoulder in a neonate
aged 3 weeks at presentation. (A) AP left humerus at presentation. There is a
faint area of radiolucency in the left proximal humeral metaphysis (long
arrow). There is also periosteal reaction medially (short arrow). (B) AP left
humerus 7 days after presentation. The lucent metaphyseal lesion is now
readily identified. (C) AP left humerus 3 weeks after initial presentation. As
healing begins, there is increased sclerosis around the margins of the lesion.
(D) Coronal STIR left humerus. Note the focus of high signal in the humeral
metaphysis (arrow) which corresponds to the lucent metaphyseal lesion seen
on the radiographs. There is high signal (oedema) of the surrounding soft
tissues.

Daftar Pustaka

 http://emedicine.medscape.com/article/1348767-overview#a6 diakses pada


tanggal 24 januari 2017 pukul 01.49 wib
 A.C. Offiah , Acute osteomyelitis, septic arthritis and discitis:
Differences between neonates and older children, European Journal of
Radiology, Department of Radiology Great Ormond Street Hospital for
Children; London. 2006. 60. 221–232, WC1N 3JH, UK
 Diagnosis and management of Osteomyelitis 2011;84(9):1027-1033.
 Sjamsuhidajat.R; De Jong.W, Editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi Revisi,
Cetakan Pertama, Penerbit EGC; Jakarta.1997. 1058-1064.

Anda mungkin juga menyukai