Anda di halaman 1dari 3

14 AgroinovasI

Prospek Teknik Kultur Jaringan untuk Pengadaan Bibit Pisang


Pisang merupakan tanaman buah tropis yang paling digemari oleh sebagian
besar masyarakat dunia karena rasanya enak, nilai gizinya tinggi, relatif murah
dan mudah diperoleh. Menurut FAO produksi pisang dunia didominasi oleh
lima negara, yaitu India, Brazil, China, Filipina, dan Equador. India menduduki
peringkat pertama dengan rata-rata produksi sebesar 15,54 juta ton per tahun dan
memberikan kontribusi sebesar 21,26% terhadap total produksi pisang dunia,
sedangkan Indonesia menduduki peringkat keenam dengan kontribusi sekitar 6,6%
dan rata-rata produksi sekitar 4,85 juta ton/tahun. Permintaan ini terus meningkat
sesuai dengan meningkatnya jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat,
sehingga pada tahun 2010 untuk kebutuhan lokal saja telah diproyeksikan sebesar
5,62 juta ton dengan rata-rata pertumbuhan 4,06%.
Meningkatnya permintaan ini mendorong para petani ataupun pelaku usaha
agribisnis untuk membudidayakan pisang secara komersial pada skala usaha yang
lebih luas, baik untuk memenuhi pasar lokal maupun ekspor. Pasar internasional
menuntut kualitas buah yang prima dan seragam yang pada gilirannya juga sangat
membutuhkan bibit unggul yang seragam dan berkualitas pula. Untuk mengatasi
kondisi ini maka teknik kultur jaringan merupakan alternatif yang mempunyai
prospek yang baik untuk pengadaan bibit pisang di masa sekarang dan yang akan
datang.
Apakah Teknik Kultur Jaringan?
Teknik kultur jaringan tanaman adalah suatu cara menumbuhkan organ
tanaman seperti tunas pucuk, batang, daun, akar, dan biji dalam suatu wadah/
botol yang berisi media dalam keadaan aseptil/steril. Beberapa kegunaan dari
teknik kultur jaringan adalah untuk perbanyakan tanaman, memperbaiki sifat-sifat
tanaman, untuk produksi metabolit sekunder dan untuk melakukan konservasi
tanaman secara in vitro. Dalam hal perbanyakan tanaman, beberapa kelebihan dapat
diperoleh antara lain calon bibit dapat disimpan dalam botol secara efisien dalam
penggunaan tempat dan ruang (Gambar 1), bibit dapat diproduksi dalam jumlah
banyak dan seragam (Gambar 2), sehingga menghasilkan buah yang ukurannya
seragam pula (Gambar 3). Selain waktunya cepat, serta bebas penyakit, bibit yang
diperbanyak melalui kultur jaringan, akan mempunyai sifat yang sama dengan
induknya dan tersedia sepanjang tahun. Walaupun biaya untuk peralatan, bahan
kimia dan listrik relatif mahal, akan tetapi karena bibit yang diproduksi jumlahnya
sangat banyak bahkan dapat mencapai jutaan, maka secara ekonomis teknik ini
tetap dapat diperhitungkan. Demikian pula kelemahan lain seperti terjadinya
kontaminasi dapat diatasi dengan pengelolaan yang intensif mulai dari penanganan
calon bahan eksplan di rumah kaca sampai kepada penanganan subkultur yang
cermat dan pengelolaan ruang media dan ruang kultur yang tepat.
Secara garis besar perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan terdiri dari 5
tahap, yaitu (1) persiapan bahan eksplan dan media, (2) perlakuan sterilisasi dan
isolasi tunas untuk bahan eksplan, (3) penanaman pada media multiplikasi tunas,
(4) penanaman pada media perakaran, dan (5) aklimatisasi di rumah kaca.

Edisi 19-25 Oktober 2011 No.3427 Tahun XLII Badan Litbang Pertanian
AgroinovasI 15

Teknik Kultur Jaringan untuk Perbanyakan Pisang


Persiapan Bahan Eksplan dan Sterilisasi. Untuk perbanyakan bibit pisang secara
cepat, sebagai bahan eksplan biasanya digunakan tunas bonggol atau tunas dari
anakan yang berukuran 40-100 cm dari pohon pisang yang pernah berbuah. Eksplan
yang sudah terpilih dibersihkan dan dipotong-potong kurang lebih 1 cm2 lalu rendam
dengan air sabun selama 20-30 menit. Masukkan eksplan ke dalam wadah steril dan
tambahkan alcohol 70%, kocok selama 3-5 menit. Setelah alcohol dibuang, rendam
dalam larutan HgCl2 0,2% selama 2 menit. Lalu rendam dalam larutan chlorox 30%
dan 20% masing-masing selama 5 dan 10 menit. Terakhir eksplan dibilas dengan
aquades steril sebanyak 3 kali.
Penanaman pada Media Multiplikasi Tunas dan Media Perakaran. Tanam
eksplan pada media dasar MS yang mengandung BAP 2-5 mg/l, sukrosa 20 g/l.
Sebagai bahan pengeras diberikan agar swallow 8 g/l. Selanjutnya biakan disimpan
di dalam ruang kultur dengan intensitas cahaya 800-1000 lux selama 16 jam pada
temperatur 20-220oC. Pada kondisi ini tunas akan bermultiplikasi antara 3-5 kali
lipat setiap bulan tergantung varietasnya, sehingga dalam satu tahun dari 1 eksplan
dapat dihasilkan sekitar 125.000-6.700.000 planlet tergantung tingkat kontaminasi
yang terjadi. Setelah tunas dapat dilipatgandakan maka saatnya biakan dipindahkan
ke dalam media perakaran, yaitu media dasar MS yang ditambah dengan IAA 0,1-
0,2 mg/l. Untuk jenis pisang tertentu seperti raja bulu dan cavendis setelah media
pertunasan perlu ditransfer ke media perakaran, sedangkan pisang tanduk, raja
sereh, dan kepok kuning tidak perlu ditransfer lagi karena perakarannya sudah
terbentuk pada media pertunasan. Ini berarti dapat memotong satu langkah untuk
langsung diaklimatisasi di rumah kaca.
Aklimatisasi di Rumah Kaca. Setelah biakan di dalam botol memiliki
pertumbuhan dan perakaran yang sempurna (biasanya 8-10 bulan), maka biakan
pisang sudah saatnya dikeluarkan dari botol untuk ditanam di rumah kaca. 1-2 hari
sebelum ditanam di polibag sebaiknya botol sudah dipindahkan ke rumah kaca
dengan tujuan penyesuaian lingkungan (hardening), kemudian bibit dikeluarkan
dari botol dengan cara membersihkan di bawah air mengalir sampai tidak ada agar-
agar yang melekat pada bibit. Rendam dalam larutan fungisida 2 g/l selama 5-10
menit, kemudian kering anginkan di atas kertas koran. Selanjutnya bibit ditanam
pada polibag yang berisi campuran media tanah dan kompos dengan perbandingan
1 : 1. Susun polibag secara teratur dan tutuplah polibag dengan sungkup gelas aqua
untuk menjaga kelembaban lingkungan tumbuh. Pemeliharaan bibit pisang di rumah
kaca memerlukan waktu 4-6 minggu sebelum siap ditanam ke lapangan atau kira-
kira tinggi bibit mencapai 30-40 cm. Selanjutnya bibit pisang kultur jaringan tersebut
siap ditanam pada lubang-lubang yang telah diberi pupuk kandang sebelumnya dan
siap dipanen pada umur 11-14 bulan. Anakan ke-1 akan dipanen 8-10 bulan setelah
panen tanaman utama, dan anakan kedua akan dipanen 8-10 bulan dari panen
anakan ke 1. Jadi dalam waktu 28-30 bulan bibit pisang kultur jaringan akan dipanen
3 tanaman, yaitu 1 tanaman utama, 2 tanaman anakan (ratun). Jika pengelolaan
kebun cukup baik setiap hektar dapat menghasilkan buah 70-100 ton/ha.

Badan Litbang Pertanian Edisi 19-25 Oktober 2011 No.3427 Tahun XLII
16 AgroinovasI

Gambar 1. Ribuan bibit pisang disimpan dalam botol, Buah pisang hasil kultur jaringan berukuran besar
sangat ringkas dalam penggunaan ruang dan seragam

Yati Supriati
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik
Pertanian
Jl. Tentara Pelajar 3A, Bogor 16111
Telp. (0251) 8337975, 8339793; Faks. (0251) 8338820
E-mail: yati_sbudiman@yahoo.com HP: 08129366070

Petunjuk Cara Melipat:

Cover ve
r
Co

Cover Cover
Cover

5. Potong bagian bawah


4. Lipat dua membujur ke dalam
3. Lipat lagi sehingga dua buku sehingga
1. Ambil dua Lembar halaman sehingga cover buku ada
melintang ke dalam menjadi sebuah buku
tengah tabloid di depan
2. Lipat sehingga cover buku kembali
(halaman warna) ada di depan.

Edisi 19-26 Oktober 2011 No.3427 Tahun XLII Badan Litbang Pertanian

Anda mungkin juga menyukai