Anda di halaman 1dari 3

MAJELIS ULAMA INDONESIA

WADAH MUSYAWARAH PARA ULAMA ZU’AMA DAN CENDEKIAWAN MUSLIM


Jalan Proklamasi No. 51 Menteng Jakarta Pusat 10320 Telp. 021-31902666-3917853, Fax. 021-31905266
Website : http://www.mui.or.id, http://www.tvmui.tv E-mail : mui.pusat51@gmail.com

MAKLUMAT
DEWAN PIMPINAN MAJELIS ULAMA INDONESIA
TENTANG

RENCANA PEMBERLAKUAN KEHIDUPAN NORMAL BARU


(NEW NORMAL LIFE) DI TENGAH PANDEMI COVID-19
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nomor: Kep-1188/DP-MUI/V/2020

Majlis Ulama Indonesia (MUI) sebagai pelayan ummat (khadimul ummah)


sekaligus mitra pemerintah (shodiiqul hukumah), juga harus menjalankan
fungsi pemeliharaan pada ummat (himayatul ummah) baik dalam bidang
agama (hifdzuddin) maupun pada maqoshidussyari’ah lainnya, terutama
berkenaan dengan pemeliharaan jiwa (hifdzunnafs). Untuk itu salah satu
kewajiban MUI adalah menjalankan tugas amar makruf nahi munkar, hingga
terwujud NKRI yang baldatun thoyyibatun warobbun Ghofur.
Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia setelah melakukan pengkajian
secara mendalam terhadap berbagai aspek terkait upaya penanggulangan
pandemi Covid-19 beserta dampaknya, seperti:
a. Belum diketahuinya secara pasti kapan berakhirnya pandemi Covid-19
oleh karena sampai saat ini belum berhasil ditemukan vaksin atau obat
Covid-19 sehingga belum dapat diproduksi dalam skala massal.
b. Adanya perubahan dan penyesuaian tatanan hidup masyarakat seperti
melakukan pekerjaan, ibadah dan pendidikan di rumah sebagai upaya
pencegahan Covid-19.
c. Adanya kebutuhan ummat manusia yg tidak dapat ditunda terlalu lama
seperti kebutuhan pokok dan ekonomi serta kebutuhan melaksanakan
ibadah yg harus dilakukan di tempat ibadah seperti sholat jumat, sehingga
kondisi tersebut sulit dipertahankan terus menerus sampai waktu yg tidak
dapat dipastikan.
d. Dalam kondisi itu usulan diberlakukannya kehidupan normal baru (new
normal life), yaitu perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas
normal, namun dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna
mencegah terjadinya penularan Covid-19.

1
e. Dalam ajaran Islam disebutkan pentingnya adanya keseimbangan
maqashid syariah dalam mengambil sebuah kebijakan, yaitu menjaga
agama (hifdz ad-din), menjaga jiwa (Hifdh an-nafs), menjaga akal (hifdzu
al-aql), menjaga keluarga (hifdzh al-‘irdh) dan menjaga harta (hfdzh al-
mal).
f. Ketika dalam penetapan sebuah kebijakan ada dilemma, dimana
maqashidu syariah yang harus didahulukan, maka menjaga keselamatan
jiwa (hifdh an-nafs) harus menjadi prioritas.

Setelah memperhatikan hal-hal tersebut, Dewan Pimpinan MUI


menyampaikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kebijakan pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
agar dilakukan secara konsisten dan konsekwen, sebagai upaya dan
ikhtiar untuk memutus mata rantai penularan Covid-19, sesuai indikator
dari Lembaga World Health Organization (WHO). Jika kondisi masih
belum terkendali dimana transmisi Covid-19 belum dibawah satu (R<1),
maka disarankan agar PSBB diperpanjang lagi;

2. Dalam hal penyebaran Covid-19 sudah terkendali, rencana


pemberlakuan tata hidup normal baru (new normal life) dapat dilakukan
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Berdasarkan data dan fakta terkait virus Corona dan mengacu pada
standar WHO, misalnya kurva pandemi covid-19 sudah menunjukkan
penurunan dan melandai (R<1), sebagai indikator tidak ditemukannya
kasus baru yang berarti jumlahnya;
b. Memenuhi kriteria yang komprehensif dan holistik sesuai dengan
standar, operasional dan prosedur yang dikeluarkan oleh WHO, untuk
menjadi pedoman pelaksanaannya oleh Pemerintah dari pusat sampai
daerah;
c. Mempersiapkan masyarakat agar dapat memasuki tata hidup baru
(new normal life) dengan melakukan sosialisasi, edukasi dan advokasi
mengenai protokol kesehatan dengan selogan Empat Sehat Lima
Sempurna (senantiasa menggunakan masker, jaga jarak sehat, selalu
mencuci tangan, olahraga teratur/istirahat yang cukup, tidak panik,
makan makanan yang bergizi, baik dan halal).

3. Pemerintah meningkatkan jaring pengaman sosial (social safety net)


kepada warga yang membutuhkan dan memperluas jumlah warga yang
mendapatkannya;

4. Menambah jumlah layanan kesehatan kepada masyarakat dalam


memaksimalkan pemeriksaan kesehatan tes Covid-19 dan pengobatan
secara terpadu;

2
5. Dalam hal kehidupan keagamaan, kawasan yang tingkat penyebaran
Covid-19 belum terkendali, maka tetap berlaku keringanan (rukhshah)
untuk shalat di rumah, dengan mengacu kepada Fatwa MUI No. 14 Tahun
2020 tentang Penyelengaraan Ibadah Dalam Situasi Terjadi Wabah
Covid-19;

6. Dalam keadaan kawasan yang tingkat penyebaran Covid-19 sudah


terkendali, kegiatan ibadah yang melibatkan berkerumunnya banyak
orang, seperti shalat jum’at dan jamaah shalat maktubah dapat dilakukan
dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat;

7. Majelis Ulama Indonesia beserta Ormas Islam dan lembaga Filantropi


Islam harus terus berperan aktif dalam melakukan serangkaian upaya dan
ikhtiar penanggulangan pandemi Covid-19 dan dampaknya;

8. Jika pemberlakuan tata hidup normal baru (new normal life) tetap
dipaksakan disaat syarat-syarat pengendalian Covid-19 belum terpenuhi,
maka MUI mendesak Pemerintah, agar seluruh kegiatan pendidikan (SD,
SMP, SMA, SMK, MD, MI, MTs, MA dan Perguruan Tinggi Negeri dan
Swasta) serta Pondok-Pondok Pesantren agar tetap belajar dari rumah
hingga keadaan benar-benar terkendali.

Demikianlah maklumat ini kami sampaikan, semoga Allah SWT memberi


perlindungan dan kesehatan bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 5 Syawal 1441 H.


28 Mei 2020 M.

DEWAN PIMPINAN
MAJELIS ULAMA INDONESIA PUSAT

Wakil Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,

KH. MUHYIDIN JUNAIDI, M.A. Dr. H. ANWAR ABBAS, M.M., M.Ag.

Anda mungkin juga menyukai