Anda di halaman 1dari 8

JRL Vol. 4 No.

1 Hal 39-46 Jakarta, Januari 2008 ISSN : 2085-3866

EVALUASI PERUBAHAN KUALITAS TANAH


PADA LAHAN BEKAS PENAMBANGAN NIKEL
DI PULAU GEBE
Mardi Wibowo
Pusat Teknologi Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
Jl MH Thamrin No 8 Jakarta, 10340

Abstract

Since year 1977 until 2005, PT. ANTAM has been exploited nickel ore resources at Gebe Island – Center of
Halmahera District – North Maluku Province. Mining activity, beside give economically advantages also cause
degradation of environment quality espicially land quality. Therefore, it need evaluation activity for change of
land quality at Gebe Island after mining activity.
From chemical rehabilitation aspect, post mining land and rehabilitation land indacate very lack and lack
fertility (base saturated 45,87 – 99,6%; cation exchange capacity 9,43 – 12,43%; Organic Carbon 1,12 –
2,31%). From availability of nutrirnt element aspect, post mining land and rehabilitation land indicate very
lack and lack fertility (nitrogen 0,1 – 1,19%). Base on that data, it can be concluded that land reclamation
activity not yet achieve standart condition of chemical land.

Key words : land quality, post mining lan

1. Pendahuluan yang sangat besar bagi pendapatan daerah


dan masyarakat. Kandungan deposit nikel yang
1.1 Latar Belakang diusahakan PT. ANTAM sejak tahun 1977 dengan
total cadangan lebih dari 40 juta ton bijih nikel
Pulau Gebe merupakan salah satu pulau yang terdiri dari kadar rendah dan bijih nikel kadar
kecil (luas + 153 km2) di Kabupaten Halmahera tinggi berlokasi di Tanjung Uboelie Pulau Gebe
Tengah, Propinsi Maluku Utara, yang terletak tersebar di atas areal seluas 1.225 ha yang dibagi
di antara Pulau Halmahera dan Pulau Papua. ke dalam 16 blok dan beberapa puluh sub blok,
Secara geografis pulau ini dilewati garis dan kegiatan penambangannya telah berakhir pada
terletak diantara garis 0o2’24” LU dan 0o13’12” tahun 2005. (Anonim, 2005)
LS serta 129 o16’48” BT dan 129 o34’48” BT, Selama melakukan produksi, jumlah yang
dengan batas wilayah administrasi sebagai dihasilkan tiap tahun terdiri dari 45% bijih nikel
berikut: sebelah utara dengan Samudera Pasifik, saprolit dan 55% bijih nikel limonit. Kontribusi
sebelah selatan dengan Laut Halmahera, produksi nikel terhadap PDRB Kabupaten
sebelah timur dengan Kabupaten Sorong Papua, Halmahera Tengah, tahun 1999 sebesar 20%,
dan sebelah barat dengan Kecamatan Patani. tahun 2000 dan 2001 sebesar 32 %. (Anonim,
Pulau Gebe memiliki sumber daya tambang 2002)
yang cukup besar dan memberikan sumbangan

39 JRL Vol. 4 No. 1, Januari 2008 : 39-46


Pada umumnya kegiatan penambangan dengan Laut Halmahera, sebelah timur dengan
(termasuk penambangan nikel di Pulau Gebe) Kab. Sorong Papua, dan sebelah barat dengan
selain memberikan keuntungan sebagai penghasil Kecamatan Patani.
devisa bagi negara, juga memberikan kontribusi
Secara administratif Pulau Gebe masuk
dalam penciptaan lahan-lahan yang rusak dan
dalam lingkup wilayah Kabupaten Halmahera
tidak produktif, serta perubahan bentang lahan,
Tengah. Sebelum menjadi kecamatan defenitif,
perubahan struktur dan komposisi vegetatif.
Pulau Gebe hanya merupakan kumpulan
Kegiatan penambangan biasanya dilakukan
beberapa desa yang secara administrasi
dengan cara penggalian (surface mining) atau
pemerintahan berada dalam wilayah Kecamatan
pengeboran (deep mining). Dampak positif
Patani, namun dengan pertimbangan untuk
penambangan nikel di Pulau Gebe berupa :
memperpendek rentang kendali, meningkatkan
(1) kontribusi terhadap produksi nikel pelayanan masyarakat serta mempercepat
nasional, proses pembangunan, maka pada tanggal 7
(2) kontribusi terhadap pendapatan daerah, April Tahun 2001 status Desa Gebe dinaikkan
menjadi Kecamatan Pulau Gebe dengan enam
(3) peningkatan kesempatan kerja, dan
desa definitif (Anonim, 2005).
(4) membuka keterisoliran wilayah.
Pulau Gebe memanjang dari arah barat laut
Sedangkan dampak negatif yang
ke tenggara dengan panjang sekitar 45 km, dan
diakibatkan oleh kegiatan penambangan nikel di
lebar bervariasi 1 - 7 km dengan luas wilayah
Pulau Gebe secara umum antara lain :
± 153 km2. Lokasi kegiatan penambangan nikel
(1) degradasi kualitas lahan dan air, dan terletak di Semenanjung Oeboelie yaitu pada sisi
(2) penurunan aktivitas dan kehidupan sosial bagian barat daya Pulau Gebe dalam wilayah KP
ekonomi pasca tambang. Eksploitasi DU 286 Maluku dengan luas 1.225
hektar.
Pada makalah ini pembahasan hanya
dibatasi pada evaluasi perubahan kualitas tanah
1.2.2 Batuan dan Tanah
yang terjadi di lahan bekas penambangan nikel
di P. Gebe. Hal ini perlu dilakukan sebagai dasar
Pulau-pulau di wilayah propinsi Maluku
untuk menentukan dan merencanakan langkah
Utara terutama Pulau Halmahera termasuk
selanjutnya dalam pengelolaan lahan di bekas
Pulau Gebe dan sekitarnya merupakan bagian
penambangan nikel tersebut.
dari “The Circum Pasific Orogenic Belt” (1).
Batuan-batuan dasar dari orogenesis yang ada
1.2 Kondisi Umum Wilayah Kajian
di kawasan ini terdiri dari lapisan mesoik atas
sampai lapisan tersier bawah. Proses pelapukan
1.2.1 Kondisi Geografis
dan retakan lapisan batuan dasar di sepanjang
garis tektonik, sehingga terjadi intrusi nikel.
Pulau Gebe merupakan salah satu pulau
Sebagian wilayah Pulau Gebe Sebagian wilayah
kecil (luas + 153 km2), yang terletak di antara
Pulau Gebe juga merupakan daerah plateau
Pulau Halmahera dan Pulau Papua. Secara
terdiri dari batu pasir dan batu karang (gamping
geografis pulau ini dilewati garis dan terletak
muda) seperti di Tanjung Safa sampai Tanjung
diantara garis 0o2’24” LU dan 0o13’12” LS serta
Magnonapo, dan daerah massive yang terdiri
129o16’48” BT dan 129o34’48” BT, dengan batas
dari batuan ultra basa, basa dan laterit, terdapat
wilayah administrasi sebagai berikut : sebelah
di Bukit Elfanon, dan Toeli Kalio (lihat Gambar 1).
utara dengan Samudera Pasifik, sebelah selatan

40 JRL Vol. 4 No. 1, Januari 2008 : 39-46


Gambar 1. Peta Geologi Pulau Gebe
Jenis tanah di Pulau Gebe berdasarkan Renzina (Anonim, 2005). Gambar 2 dan Tabel 1.
hasil penelitian Lembaga Penelitian Tanah Bogor menunjukkan luasan dan penyebaran dari jenis
terdiri dari: Latosol, Mediteran Merah Kuning, dan tanah di Pulau Gebe.

Gambar 2. Peta Jenis Tanah Pulau Gebe

41 JRL Vol. 4 No. 1, Januari 2008 : 39-46


Tabel 1. Jenis dan Luas Tanah di P. Gebe

No. Jenis Tanah Luas (Ha) (%)


1. Latosol 165 0,8
2. Mediteran Merah Kuning 3.637 18,2
3. Renzina 16.205 81,0
Jumlah 20.007 100,0

Kedalaman efektif tanah adalah batas 1.2.3 Penggunaan Lahan


kemampuan akar menembus solum tanah
(lapisan tanah) sampai bahan induk dimana Penggunaan lahan di P. Gebe untuk
tanaman masih tumbuh baik dan normal. Pada penggunaan hutan dan hutan bakau adalah
umumnya kedalaman efektif tanah bervariasi dari masing-masing 64% (9.801 Ha) dan 8% (1.227 Ha)
dangkal sampai dalam dan biasanya dipengaruhi dari total lahan. Lahan penggunaan untuk kegiatan
oleh jenis dan sifat tanah yang bersangkutan. perkebunan dan pertanian sebesar 15% (2.299 Ha),
Berdasarkan kedalaman efektifnya, tanah di sedangkan untuk kegiatan pertambangan sebesar
Pulau Gebe dapat diklasifikasikan sebagai berikut 7,9% (1.225 Ha) dari total lahan Pulau Gebe (Anonim,
(Tabel 2) : tanah dalam 74%, agak dangkal 2007. untuk penggunaan lainnya (pemukiman,
seluas 12 %, dangkal 8%, dan sangat dangkal usaha jasa, olah raga dan rekreasi) sekitar 4,8% dari
6%. Tanah dangkal umumnya berada pada total lahan Pulau Gebe. Berdasarkan peruntukan
lokasi pemukiman, sedangkan tanah dalam dan hutan dalam Tata Guna Hutan Kesepakatan Propinsi
agak dalam umumnya terdapat pada daerah Maluku Utara tahun 2003, luas jenis pemanfaatan
pedalamaan bagi penggunaan perkebunan dan hutan untuk Pulau Gebe terdiri dari : Hutan produksi
pertanian. yang dapat di konversi 2.978 ha, hutan produksi
tetap 1.985 ha, hutan produksi terbatas 2.536 ha,
Tekstur tanah berpengaruh langsung
dan hutan lindung seluas 3.529 ha.
terhadap unsur hara, drainase, dan kepekaan
terhadap erosi, dan juga terhadap pengelolaan
1.3 Tujuan
tanah dan pertumbuhan tanaman terutama dalam
hal mengatur kandungan udara dalam rongga
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
tanah, persediaan dan kecepatan peresapan air.
mengetahui perubahan dan perbandingan kualitas
Berdasarkan tekstur tanahnya, tanah di Pulau
tanah (tanah asli, tanah bekas penambangan, tanah
Gebe berada pada klas halus sebesar 1.071 ha
bekas penambangan yang sudah direhabilitasi
atau 7%, klas sedang sebesar 2.142 ha atau
10 tahun, tanah bekas penambangan yang
14%, tekstur kasar seluas 9.333 ha atau 18%, dan
sudah direhabilitasi 2-3 tahun) pada lahan bekas
berbatu seluas 2.754 ha atau 18%.
penambangan nikel di P. Gebe, Kab. Halmahera
Tengah, Propinsi Maluku Utara.
Tabel 2. Luas Kedalaman Efektif Tanah
di P. Gebe
2. Metodologi
No. Kedalaman Efektif Luas Persentase
(Ha) (%) Bahan dan peralatan yang digunakan untuk
pengambilan sampel tanah adalah skop atau
1. Sangat dangkal ( 0 – 30 cm ) 918 6
cangkul, kantong plastik. Sampel tanah tersebut
2. Dangkal ( 30 – 60 cm ) 1.224 8
kemudian dianalisis di laboratorium tanah BIOTROP
3. Agak Dangkal (60 – 90 cm) 1.836 12 Bogor, untuk melihat beberapa parameter yang
Sumber : Anonim, 2005
4. Dalam ( > 90 cm ) 11.322 74 berhubungan dengan kualitas tanah dan air.
Jumlah 15.300 100
Peralatan lain yang dipakai untuk survei

42 JRL Vol. 4 No. 1, Januari 2008 : 39-46


lapangan adalah GPS untuk menentukan lokasi dapat menjalankan fungsinya dengan baik
pengamatan dan lokasi pengambilan sampel, dikatakan tanah tidak subur atau tidak sehat,
kamera untuk dokumentasi, satu paket alat tulis, tanah yang telah dimanfaatkan secara terus
dll. menerus yang tidak mempedulikan keseimbangan
lingkungan, maka tanah tersebut akan mengalami
Pengambilan contoh tanah dilakukan pada
kemunduran (terdegradasi) yang dapat ditunjukkan
lahan asli, lahan bekas penambangan nikel dan
oleh adanya salinitas, kemasaman, erosi,
lahan bekas tambang yang telah direhabilitasi
euterofikasi, timbulnya senyawa beracun, tidak
(revegetasi) selama 2-3 tahun dan yang telah
keseimbangannya unsur hara, yang akhirnya
direhabilitasi lebih dari 10 tahun. Peta lokasi
tanah tidak mampu mendukung pertumbuhan
pengambilan sampel tanah terlihat pada Gambar
tanaman dan bahkan menjadi masalah bagi
3 di bawah ini.
lingkungan dan kesehatan manusia. Sehingga
usaha-usaha untuk menyehatkan tanah sangat
3. Hasil dan Pembahasan
penting untuk kelangsungan kehidupan. Kulaitas
tanah di Pulau Gebe saat ini dapat dilihat pada
Tanah merupakan sumber unsur hara
Tabel 3 di bawah ini.
yang dibutuhkan tanaman. Tanah yang tidak

Sumber : Anonim, 2005


Gambar 3. Lokasi Pengambilan Sampel Tanah

43 JRL Vol. 4 No. 1, Januari 2008 : 39-46


Ditinjau dari segi rehabilitasi kimia, lahan sangat rendah dengan nilai C-organik antara 1,12%
bekas tambang dan lahan rehabilitasi rata-rata hingga 2,31%.
menunjukkan tingkat kesuburan rendah sampai
Ketersediaan hara Nitrogen, hara Phospor
sangat rendah. Sifat kimia tanah yang cukup
dan hara Kalium masih dalam tingkat rendah hingga
mendukung pertumbuhan tanaman adalah (pH) dan
sangat rendah. Sebaran hara Nitrogen relatif rendah
(% KB). Nilai pH tanah antara agak masam sampai
sampai sedang dengan nilai antara 0,10 – 1,19%.
netral. Kejenuhan basa tanah (KB) umumnya
Unsur hara nitrogen tertinggi berada pada lahan
berkisar antara 45,87% sampai 99,6%. Sementara
budidaya (1,19%), sedang yang lainnya tergolong
nilai Kapasitas Tukar Kation (KTK) berkisar antara
rendah.
9,43 sampai 12,43 tergolong rendah hingga sangat
rendah. KTK tanah tingkat rendah meliputi lahan Hara Phospor tingkat rendah terdapat pada
budidaya (pertanian/perkebunan) dan lahan yang lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya, sedang
sudah mengalami revegetasi dari bekas lahan hara Phospor dengan tingkat sangat rendah
penambangan. KTK tanah sangat rendah pada terdapat pada lahan masih virgin dan lahan
lahan pemukiman yang tidak/belum mengalami vegetasi maupun lahan bekas penambangan.
penambangan. KTK yang tergolong sedang hanya Kalium yang tergolong sedang terdapat
ditemukan pada lahan pemukiman, sebab lahan pada lahan pemukiman, lahan masih virgin,
ini tidak termasuk dalam areal penambangan berada dalam jumlah rendah terdapat pada lahan
sehingga tanahnya masih memiliki KTK yang baik. yang sudah reboisasi.
Kadar karbon juga terbatas, berkisar rendah hingga

Tabel 3. Hasil Analisis Kualitas Tanah di Pulau Gabe, Kab. Halmahera Tengah

Hasil Analisis
No. Unsur Satuan Lahan Lahan Lahan Lahan
Hara Asli Revegetasi Revegetasi Bekas
10 tahun 2-3 tahun Tambang
1. pH - 7,71 8,21 6,92 6,93
2. N % 0,14 0,10 1,19 0,18
3. P ppm 3,9 2,3 5,7 3,2
4. K (me/100g) 0,42 0,23 0,39 0,40
5. C Org. % 1,66 1,12 2,31 2,1
6. KTK (me/100g) 12,43 10,18 11,38 9,43
7. KB % 84,14 45,87 99,6 76,12
8. Ca ppm 11,23 7,64 24,27 15,13
9. Mg ppm 4,33 2,12 6,48 3,43
10. Fe ppm 1,86 2,31 2,31 1,86
11. Co ppm 0,30 0,17 0,79 0,23
12. Ni ppm 0,98 0,185 0,021 0,108
Keterangan :
pH : kemasaman tanah, N : nitrogen, P : Phospor, K : Kalium,
C org. : Bahan Organik, KTK : Kapasitas Tukar Kation, KTK : Kapasitas Tukar Kation, KB : Kejenuhan Basa,
Ca: Kalium, Mg: Magnesium, Fe : besi Co: Kobal dan Ni : Nikel.

44 JRL Vol. 4 No. 1, Januari 2008 : 39-46


Keberadaan logam Kalsium (Ca), Magnesium penambangan. Agar kegiatan rehabilitasi dapat
(Mg), Besi (Fe), Kobalt (Co), dan Nikel (Ni) dalam mencapai keberhasilan dalam perbaikan sifat
kondisi yang terbatas. Kisaran unsur Ca berkisar kimia tanah, maka upaya-upaya pengelolaan lebih
antara (7,64- 24,27) ppm, unsur Fe antara 1,86 lanjut perlu dilakukan, upaya-upaya pengelolaan
ppm sampai 2,31 ppm, unsur Mg antara 2,12 - 6,48 lebih lanjut dalam perbaikan sifat-sifat kimia tanah
ppm, unsur Co antara 0,17 ppm sampai 0,79 ppm, untuk meningkatkan beberapa sifat kimia tanah
dan unsur Ni antara 0,021 ppm sampai 0,98 ppm. yang berada dalam kondisi terbatas terutama
Mengenai sebaran tingkat kesuburan beberapa KTK, C-organik dan ketersediaan hara N, P dan
sifat kimia tanah dapat disajikan pada Tabel 3., K. Alternatif pengelolaan untuk memperbaiki KTK
dimana sifat kimianya berada dalam kondisi yang tanah adalah pemberian bahan organik. Bahan
terbatas. Kalaupun kejenuhan basa tanah (% KB) organik tanah selain menambah kadar unsur
sangat tinggi dan pH tanah pada kondisi netral, karbon (C-organik), juga dapat meningkatkan KTK
tetapi bila tanah memiliki KTK yang rendah, maka tanah. Bahan organik tanah juga memperbaiki
dukungannya terbatas terhadap suplai hara untuk sifat fisik tanah pada lokasi penambangan seperti
kebutuhan tanaman. Tanah dengan KTK tanah daya menahan air dan keadaan permeabilitas
yang rendah apalagi sangat rendah tergolong yang umumnya cepat.
tanah yang tidak baik.
Perbaikan terhadap ketersediaan hara N, P
Dari data sifat-sifat kimia tanah yang dan K dapat dilakukan melalui pemberian pupuk.
terdapat di lokasi penambangan dapat Jenis pupuk yang diberikan sesuai dengan kondisi
disimpulkan bahwah kegiatan reklamasi lahan unsur yang terbatas adalah Urea, SP-36 dan
belum mencapai perbaikan kondisi kimia tanah. KCL. Upaya pemberian pupuk ini harus segera
Sifat-sifat kondisi tanah pada lahan reklamasi dilakukan, karena ketersediaan unsur-unsur N,
tidak berbeda jauh dengan lahan yang belum P dan K di lokasi penambangan berada dalam
dilakukan penambangan dan lahan dalam areal kondisi yang terbatas (rendah).

45 JRL Vol. 4 No. 1, Januari 2008 : 39-46


5. Penutup Daftar Pustaka
1. Anonim, 2005. Rencana Umum Tata Ruang
a. Kegiatan penambangan nikel di Pulau Kabupaten Halmahera Tengah, BAPPEDA
Gebe selain memberikan dampak positif, Halmahera Tengah.
juga mengakibatkan dampak negatif, 2. Anonim, 2002. Antam’s FeNi-3 Expansion
antara lain adalah degradasi kualitas lahan Project and Future Nickel Developments,
dan air. The 5th Annual World Nickel Conggress –
b. Kegiatan reklamasi lahan belum mencapai Sydney, PT. ANTAM.
perbaikan kondisi kimia tanah. Sifat-sifat 3. Anonim, 2007. Halmahera Tengah Dalam
kondisi tanah pada lahan reklamasi tidak Angka Tahun 2006, Badan Pusat Statistik
berbeda jauh dengan lahan yang belum Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku
dilakukan penambangan dan lahan dalam Utara.
areal penambangan.
c. Agar kegiatan rehabilitasi dapat mencapai
keberhasilan dalam perbaikan sifat kimia
tanah, maka upaya-upaya pengelolaan
lebih lanjut perlu dilakukan, upaya-upaya
pengelolaan lebih lanjut dalam perbaikan
sifat-sifat kimia tanah untuk meningkatkan
beberapa sifat kimia tanah yang berada
dalam kondisi terbatas terutama KTK,
C-organik dan ketersediaan hara N, P
dan K.

46 JRL Vol. 4 No. 1, Januari 2008 : 39-46

Anda mungkin juga menyukai