Anda di halaman 1dari 7

MATERI

"INTERAKSI POPULASI"
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Ekologi Hewan”
Dosen Pengajar : Kd Yuniari Suryatini, S.Si., M.P

Disusun Oleh :
Nama : Martha Alifiana (2017.v.2.0002)
Kelas : VIA Pendidikan Biologi

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI BALI
2019
"INTERAKSI POPULASI"

A. Pengertian Interaksi Populasi dan Tipe-Tipe Interaksi Populasi

Interaksi populasi merupakan bentuk hubungan antara populasi organisme satu


dengan populasi organisme lainnya. Bila suatu populasi hidup bersama dengan populasi
yang lain, maka boleh jadi keduanya saling mempengaruhi atau bisa jadi tidak sama
sekali. Interaksi biasa terjadi diantara sesama individu dalam suatu populasi, yang dikenal
dengan istilah interaksi intraspesifik. Biasanya interaksi ini terjadi dalam memperebutkan
sumberdaya sejenis yang keberadaannya terbatas. Kompetisi ini sangat ketat dikarenakan
kebutuhan sumberdaya yang diperebutkan diantara individu tersebut sama, dan tidak
dapat digantikan dengan yang lainnya. Interaksi yang terjadi antara dua populasi yang
berbeda disebut sebagai interaksi interspesifik. Secara teoritik dapat dikatakan bahwa
populasi dua spesies dapat berinteraksi yang pengaruhnya dapat menguntungkan (+),
merugikan (-) atau populasi tersebut tidak berpengaruh (0). Ketiga efek interaksi tersebut
dapat saling berkombinasi satu sama lain, sehingga efek dari interaksi tersebut dapat
menimbulkan berabagai tipe interaksi. Dengan berpedoman pada efek yang muncul, maka
tipe interaksi di alam dapat dikenali, bahkan dalam suatu komunitas yang majemuk
(kompleks). Berbagai tipe interaksi di alam tersebut adalah:

1) Persaingan
Mahluk hidup tidak exis dalam ruang dan waktu secara sendirian, tetapi dalam
suatu matrik dengan mahluk lain yang tergolong dalam berbagai spesies. Banyaknya
spesies dalam suatu daerah tidak akan terpengaruh oleh adanya mahluk lain, tetapi
dalam beberapa kasus satu atau beberapa spesies akan berinteraksi.
Kompetisi atau persaingan terjadi apabila dua populasi menempati habitat
yang sama. Bila dalam kompetisi tersebut ada salah satu yang kalah maka yang kalah
akan mati atau menyingkir dari areal tempat tinggalnya. Beberapa spesies dapat hidup
berdampingan di dalam sebuah populasi sepanjang mereka mempunyai kebutuhan
yang berbeda dalam suatu relung ekologi, meskipun relung mereka saling tumpang
tindih. Kehidupan demikian dapat terpenuhi selama kebutuhan hidup terhadap sumber
yang sama tersedia dalam jumlah yang berlebihan. Akan tetapi jika sumber kebutuhan
terbatas, maka hubungan antarspesies akan berubah menjadi suatu bentuk persaingan
atau kompetisi. Persaingan antara dua spesies dapat menimbulkan kerugian atau
penderitaan pada kedua spesies yang hidup bersama tersebut. Contohnya adalah
pemangsaaan.
Adapun kebutuhan hidup yang sering diperebutkan antara lain, adalah
makanan, tempat berlindung, tempat bersarang, sumber air, dan pasangan untuk
kawin. Semakin besar tumpang tindih relung ekologi, semakin sering terjadi
kompetisi. Bentuk kompetisi yang terjadi berupa kompetisi intraspesifik (kompetisi
antar anggota satu spesies), contohnya jenis burung di hutan yang memakan serangga
yang sama.
Persaingan dapat mengenai sumber daya dan bermacam-macam sumber daya
merupakan pusat interaksi kompetitif. Untuk tumbuhan, cahaya, zat hara dan air
adalah sumber daya yang penting. Tetapi tumbuhan juga dapat bersaing mengenai
penyerbuk atau mengenai tempat melekat. Untuk hewan, air, makanan dan lawan
jenis berkembangbiak adalah contoh sumber persaingan. Persaingan untuk ruang juga
terjadi pada beberapa jenis hewan dan mungkin meliputi beberapa keperluan khusus
misalnya tempat bersarang dan tempat yang aman dari gangguan pemangsa.

2) Predasi
Predasi adalah interaksi antar populasi dimana populasi yang satu memangsa
populasi yang lain. Pemangsa di sebut predator, sedangkan yang dimakan disebut
mangsa. Interaksi predasi antar populasi ini menyebabkan terjadinya fluktuasi
populasi predator dan mangsa. Misalnya populasi kelinci hutan dengan pemangsanya
yaitu kucing hutan. Pada predasi, umumnya satu spesies memakan spesies lainnya.
Ada juga beberapa hewan memangsa sesama jenisnya (sifat kanibalisme). Predasi
tidak terbatas antar hewan, tetap juga dapat terjadi pada herbivora dan tumbuhan.
Pada predasi antar hewan, predator kebanyakan berukuran lebih besar daripada
mangsanya. Ekologi dan saling ketergantungan didalam ekosistem, diantara
komponen pembentuknya terdapat hubungan saling ketergantungan, sehingga
perubahan pada komponen yang satu akan menyebabkan perubahan pada komponen
yang lain. Contoh: kepadatan suatu tanaman tergantung pada jenis dan kesuburan
tanah, sebaliknya keadaan dan kesuburan tanah tergantung juga pada tanaman dan
hewan yang hidup di kawasan itu. Salah satu hubungan saling ketergantungan yang
jelas antara komponen pembentuk ekosistem adalah peristiwa makan dan dimakan
melukiskan suatu rantai makanan atau jaring-jaring makanan.
3) Herbivore
Herbivore ialah golongan hewan yang mengkonsumsi tumbuhan.

Gambar 01. Gambar hewan herbivore.

Herbivore dapat bertindak sebagai pemangsa sejati, atau sebagai “Grazers”


atau sebagai konsumen parasitic, disamping itu bahan yang di konsumsinya pun
berupa tumbuhan, baik secara keseluruhan atau hanya bagian-bagian tertentu saja.
Pengaruh herbivore pada tumbuhan tergantung pada permasalahan pada bagian
tumbuhan yang mana dipengaruhi, dan waktu penyerangan terhadap tumbuhan
tersebut. Pengunyahan daun, pengisapan getah, konsumsi meristem, perusakan bunga
dan buah, dan pemutusan akar, semuanya akan berpengaruh berbeda-beda terhadap
tumbuhan. Biasanya tumbuhan hidup dalam jangka pendek, sehingga rawannya
pengaruh herbivora tergantung pada tanggapan tumbuhan itu sendiri. Mineral atau zat
hara, mungkin dialihkan dari suatu bagian ke bagian yang lainnya. Atau metabolisme
secara keseluruhan dapat berubah pertumbuhan akar, pertumbuhan tunas dan
reproduksi berubah, atau bahan kimiawi atau jaringan protektif khusus dapat pula
diproduksi. Secara keseluruhan pengaruh suatu herbivore dapat lebih drastis dari pada
yang tampak, atau bisa kurang drastis. Jadi tidak hanya yang tampak saja yang perlu
mendapatkan perhatian.

4) Parasitisme
Parasitisme merupakan bentuk pemangsaan yang dilakukan oleh sekelompok
hewan parasit terhadap tubuh inangnya. Beberapa ciri khas parasitisme adalah tubuh
parasit pada umumnya jauh lebih kecil dibandingkan tubuh inangnya, dalam jangka
waktu pendek parasit tidak membunuh inangnya tetapi dalam jangka waktu panjang
parasit dapat membunuh inangnya.
Satu ekor parasit pada umumnya hanya menyerang satu ekor inang selama
hidupnya, parasit dapat menyerang inangnya dari dalam (endoparasit) dan dapat juga
menyerang dari luar (ektoparasit). Dalam interaksi parasitisme dilakukan oleh
tumbuhan atau hewan tingkat rendah yang bersifat menumpang dan menghisap sari
makanan dari hewan atau tumbuhan, contoh dari parasitisme adalah plasmodium
dengan manusia, dan benalu dengan pohon inangnya.

5) Parasitoidisme
Adalah bentuk pemangsaan yang sangat khas yang dilakukan oleh sejenis
serangga terhadap jenis serangga yang lain. Dalam hal ini, serangga parasitoid
meletakkan telurnya pada atau dekat dengan serangga inangnya. Ketika nanti telur itu
menetas, maka larva yang terbentuk akan memakan tubuh serangga inangnya sambil
menjalani pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut. Dengan demikian biasanya
serangga inangnya sudah terbunuh sebelum atau selama parasitoid menjalani stadium
kepompong, contohnya Hymenoptera dan Diptera yang termasuk insecta, mereka
mampu hidup secara bebas diwaktu dewasa.

B. Interaksi Positif dan Interaksi Negatif


1) Interaksi Positif
Kehidupan bersama antara dua populasi spesies yang berakibat pengaruh
positif adalah tersebar sangat luas dan barang kali sama pentingnya dengan
pesaingan, parasitisme,dan lainnya. Dalam menentukan keadaan populasi dan
komunitas. Interaksi positif dapat ditinjau dalam deretan evolusioner sebagai
berikut:
Komensalisme adalah satu tipe sederhana interaksi positif dan merupakan langkah
pertama yang menuju ke arah perkembangan hubungan yang menguntungkan
yang paling umum. Contohnya adalah interaksi antara sejenis kepiting dan
coeleterata yang tumbuh di atas carapaknya atau malahan sengaja di tanam oleh
kepiting itu. Kepiting mendapat kamuflase dan proteksi (sebab coelleterata
memiliki semacam sel penyengat), sedang coeleterata mendapat transportasi
berkeliling dan memperoleh partikel makanan bilamana kepiting menangkap dan
makan makanannya. Dalam contoh ini kepiting tidak tergantung pada
coelenterata dan sebagainya. Selain simbiosis komensalisme, yang lainnya adalah
simbiosis mutualisme dimana mahluk hidup saling hidup bersama dan saling
menguntungkan satu sama lainnya, misalnya antara mahluk autotrof dan mahluk
heterotof. Contoh lain mutualisme adalah antara flagellata yang hidup di dalam
usus rayap. 

2) Interaksi Negatif
Parasitisme adalah hubungan antara dua individu, yaitu antara parasit yang
memperoleh keuntungan dan hospes yang dirugikan. Suatu parasit tidak akan
membunuh inangnya dengan segera, sebelum dapat menyelesaikan daur
reproduksinya. Bila parasit segera membunuh inangnya segera setelah infeksi,
maka parasit tidak bisa bereproduksi dan akan punah. Keseimbangan antara
hospes dan parasit akan terganggu jika hospes tersebut menghasilkan antibody
atau bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan. Menurut tempat hidupnya
parasit dapat dibedakan menjadi :
1. Ektoparasit yang hidupnya di luar tubuh hospes, misalnya kutu pada
kepala manusia.
2. Endoparasit, yang hidupnya di dalam tubuh hospes, misalnya dalam alat
tubuh, jaringan darah, rongga tubuh dan lainnya.
Hewan dapat merupakan parasit pada tumbuhan, misalnya wareng, cacing
pada akar tumbuhan dan sebagainya. Tumbuhan dapat merupakan parasit pada
hewan atau tumbuhan, misalnya bakteri dan fungsi yang dapat menyebabkan
berbagai penyakit pada tumbuhan maupun hewan dan bahkan pada manusia.
Untuk memperlihatkan peranan parasit dalam  menimbulkan  penyakit. Berikut ini
dicantumkan beberapa contoh:
1. Parasit cacing, seperti cacing pipih, dapat berkelana dalam tubuh hospes serta
menyebabkan luka-Iuka mekanik sekaligus dapat merusak dan mengkonsumsi
jaringan. Hospes mungkin dapat memberi reaksi dengan menimbulkan jaringan
fibrosa sebagai kapsula atau kista di sekeliling parasit yang terbalut didalamnya.
2. Parasit protozoa dalam saluran pencernaan maupun  dalam darah, misalnya  eimeria
adalah  spesies  protozoa yang merusak dinding intestinura pada unggas sehingga
menyebabkan coccidiosis, sedangkan Taxoplasma dapat  menjadi  kista pada otak
rodentia.
3. Bacteria penyebab berbagai jenis penyakit. misalnya TBC, paratypoid pada unggas
maupun mamalia.
4. Virus yang berukuran submikroskopik, biasanya penyebab penyakit mulut dan kuku
pada sapi, kuda, kijang dan sebagainya.
5. Spora fungus Apergillus dapat menimbulkan Apergillus pada burung yang saat
mengambil makanan dari tanah. Fungus tersebut dapat berkembangbiak dipermukaan
eksternal tubuh.
6. Parasit eksternal seperti kutu kepala, tungau dan lalat umumnya tidak menimbulkan
kematian, tetapi sering merupakan vektor penyebar protozoa, bakteria, dan virus dari
suatu mahluk ke mahluk lain. Tetapi serbuan besar-besaran parasit external dapat
menurunkan vitalitas atau kekuatan seekor hewan dan dapat menyebabkan penyakit
pada bulu.
7. Keracunan makanan, terjadi bilamana makanan tertentu terkontaminasi dengan toxin
yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium botolunium dapat terjadi pada unggas rawa
yang menelan obat mesiu yang mungkin tertumpah di perairan rawa pada musim
berburu.

Anda mungkin juga menyukai