Anda di halaman 1dari 24

Disusun Oleh:

ANAK AGUNG D.A (01)


ANGGA DINDA PRADANA (04)
ERMA NUR FADILAH (22)
ERNA AGUSTINA (24)
NELY INDAH RAHMAWATI (47)
RETNO AYU. K (55)
SIGMA WARISTAMA (60)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
tepat waktu dengan judul “RABUN DEKAT(MIOPY) ” guna pemenuhan tugas mata
kuliah Sistem Persepsi Sensori.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu
terselesainya penulisan makalah ini. Terima kasih penulis ucapkan :
• Joko Sutrisno, S.Kep.Ns.M. Kes
• Nuryeni,S.Kep.Ns
• Teman-teman IKP Reguler IIIB yang tanpa henti memberi semangat
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini. Penulis
memohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan penulisan baik disengaja maupun tidak.
Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan
makalah ini.

Kediri, 05 Januari 2011

Tim Penulis

Scenario Kasus 3 (miopia)


“Seorang anak perempuan, 9 Tahun diantar oleh Ibunya ke
Poliklinik Mata dengan keluhan sulit membaca tulisan di papan
tulis.kakak dan ibunya memakai kaca mata”

PEMBAHASAN KASUS 3

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG MASALAH

Orang kota bisa dibilang memiliki resiko lebih tinggi memiliki cacat mata
dibanding orang yang ada di desa. Faktanya adalah bahwa kebanyakan orang di kota
menghabiskan banyak waktu bekerja atau berada di tempat yang jarak pandang yang tidak
jauh. Contoh aktifitasnya adalah seperti bekerja di depan komputer, membaca buku,
bekerja di dalam ruangan tertutup yang sempit, dsb. Hasilnya mata kita yang tadinya tidak
memiliki masalah melihat jauh kini menjadi buram jika melihat benda yang jaraknya jauh.
Melihat bintang di langit yang tinggi pun jadi berpendar berbayang. Hal tersebut biasa
disebut dengan miopi atau rabun jauh.

Rabun jauh merupakan gangguan pada mata yang dianggap wajar atau lumrah
oleh sebagian besar orang. Banyak di antara kita yang terserang jenis gangguan kesehatan
mata tersebut karena mudah mengidentifikasi seperti memakai kacamata atau sulit
mengenali orang dan membaca huruf kecil dari jarak jauh. Mata rabun jauh sulit untuk
disembuhkan serta cenderung bertambah parah, sehingga diperlukan pencegahan atau
penghindaran terhadap miopi mata.

Untuk itu seseorang harus memperhatikan kesehatan matanya dengan menjaga


keseimbangan jarak pandang kita antara yang jauh dan yang dekat. Jaga jarak pandang
dan segera istirahat mata jika sudah terlalu lama melihat dekat agar otot mata kita tidak
stress dan kaku.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari miopi?

2. Apakah etiologi dari rabun jauh (miopi)?

3. Apakah klasifikasi dari rabun dekat ini?

4. Apakah manifestasi klinis miopi?


5. Apakah patofisiologi miopi?

6. Bagaimana penatalaksanaan miopi?

III. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengetahui definisi miopi

2. Mengetahui etiologi rabun jauh(miopi)

3. Mengetahui klasifikasi rabun jauh(miopi)

4. Mengetahui manifestasi klinis rabun jauh (miopi)

5. Mengetahui patofisiologi rabun jauh (miopi)

6. Mengetahui penatalaksanaan rabun jauh (miopi)


BAB II
ISI

1.1. Definisi Rabun Jauh (MIOPI)

Penderita Myopia bisa melihat benda dari jarak dekat dengan jelas. Namun pada
jarak jauh benda tampak kabur sehingga membuat kepala menjadi pusing. Jika anak
anda merasa pusing ketika melihat tulisan di papan tulis di ruangan kelasnya dan
pandangannya kabur, kemungkinan dia menderita Myopia.

Myopia berasal dari bahasa Yunani yang artinya “Pandangan Dekat”


(“nearsightedness”). Ini karena kerusakan mata yang menghasilkan fokus pandangan
di depan retina.
Rabun jauh dikenal juga dengan istilah myopia/miopi, atau sering dikatakan
sebagai mata minus – karena koreksinya ada yang bisa dibantu dengan kacamata atau
lensa kontak minus, dalam bahasa Inggris disebut nearsightedness.

Rabun jauh adalah kelainan refraksi pada mata yang menyebabkan fokus
citra jatuh di depan retina ketika mata tidak berakomodasi. Tentu saja keadaan ini
membuat mereka yang menderita rabun jauh tidak dapat melihat objek yang letaknya
jauh secara jelas, namun tidak bermasalah jika melihat objek yang dekat dengan mata.

Miopia ( penglihatan dekat atau rabun jauh ) kemampuan refraksi mata terlalu
kuat. Sinar sejajar yang masuk kemata dlm keadan istirahat (tanpa akomodasi)akan
dibiaskan membantu bayangan jatuh didepan retina atau makula lutea

1.2. ETIOLOGI MIOPI

Ada dua hal yang secara umum menyebabkan rabun jauh secara anatomis, yaitu
bola mata yang terlalu lonjong atau kornea yang terlalu melengkung, sehingga
bayangan tidak tepat jatuh di retina, namun justru di depannya. Kebalikan dari kondisi
ini dikenal sebagai rabun dekat (hiperopia).

Adanya faktor genetik menyebabkan seseorang yang terlahir di keluarga


dengan riwayat rabun jauh memiliki kemungkinan munculnya rabun jauh juga di masa
kehidupannya. Kecurigaan saat ini adalah pada sebuah gen PAX6 (paired box gene 6)
yang mungkin mengalami defek. Beberapa penelitian menduga juga bisa disebabkan
oleh faktor lingkungan, misalnya sering menggunakan mata untuk bekerja secara
dekat (misalnya membaca, menonton televisi dalam jarak dekat), atau terlalu sering
berada dalam ruang tertutup yang sempit, namun ada penelitian yang menduga bahwa
semua itu tidak memiliki kaitan dengan rabun jauh.

Kebanyakan mereka dengan rabun jauh hanya mengalami kelainan refraksi


minimal, dan mata dalam kondisi sehat. Namun beberapa orang dengan rabun jauh
yang parah dapat menyebabkan terbentuknya degenerasi retina.
Etiologi miopia belum diketahui secara pasti. Ada beberapa keadaan yang
dapat menyebabkan timbulnya miopia seperti alergi, gangguan endokrin, kekurangan
makanan, herediter, kerja dekat yang berlebihan dan kekurangan zat kimia
(kekurangan kalsium, kekurangan vitamin) (Desvianita cit Slone, 1997).

Pada mata miopia fokus sistem optik mata terletak di depan retina, sinar sejajar
yang masuk ke dalam mata difokuskan di dalam badan kaca. Jika penderita miopia
tanpa koreksi melihat ke objek yang jauh, sinar divergenlah yang akan mencapai
retina sehingga bayangan menjadi kabur. Ada dua penyebab yaitu : daya refraksi
terlalu kuat atau sumbu mata terlalu panjang (Hoolwich, 1993).

Miopia yang sering dijumpai adalah miopia aksial. Miopia aksial adalah
bayangan jatuh di depan retina dapat terjadi jika bola mata terlalu panjang. Penyebab
dari miopia aksial adalah perkembangan yang menyimpang dari normal yang di dapat
secara kongenital pada waktu awal kelahiran, yang dinamakan tipe herediter. Bila
karena peningkatan kurvatura kornea atau lensa, kelainan ini disebut miopia kurvatura
(desvianita cit Slone, 1997).

Berikut ini adalah hal-hal yang bisa menyebabkan mata minus :

1. Jarak terlalu dekat membaca buku, menonton televisi, bermain


videogames, main komputer, main hp ponsel, dll. Mata yang dipaksakan dapat
merusak mata. Pelajari jarak aman aktivitas mata kita agar selalu terjaga
kenormalannya.
2. Terlalu lama beraktifitas pada jarak pandang yang sama seperti bekerja di
depan komputer, di depan layar monitor, di depan mesin, di depan berkas, dan
lain-lain. Mata butuh istirahat yang teratur dan sering agar tidak terus
berkontraksi yang monoton.
3. Tinggal di tempat yang sempit penuh sesak karena mata kurang
berkontraksi melihat yang jauh-jauh sehingga otot mata jadi tidak normal. Atur
sedemikian rupa ruang rumah kita agar kita selalu bisa melihat jarak pandang
yang jauh.
4. Kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan mata kita seperti
membaca sambil tidur-tiduran, membaca di tempat yang gelap, membaca di
bawah sinar matahari langsung yang silau, menatap sumber cahaya terang
langsung, dan lain sebagainya.
5. Terlalu lama mata berada di balik media transparan yang tidak cocok untuk
mata dapat mengganggu kesehatan mata seperti sering kelamaan memakai helm,
lama memakai kacamata yang tidak sesuai dengan mata normal kita, dan
sebagainya.
6. Kekurangan gizi yang dibutuhkan mata juga bisa memperlemah mata
sehingga kurang mampu bekerja keras dan mudah untuk terkena rabun jika mata
bekerja terlalu diporsir. Vitamin A, betakaroten, ekstrak billber
1.3. KLASIFIKASI RABUN JAUH (MIOPI)

Miopia dibagi berdasarkan beberapa karakteristik sebagai berikut :

• Menurut jenis kelainannya, Vaughan membagi miopia menjadi :


o Miopia aksial, dimana diameter antero-posterior dari bola mata lebih panjang
dari normal.
o Miopia kurvatura, yaitu adanya peningkatan curvatura kornea atau lensa.
o Miopia indeks, terjadi peningkatan indeks bias pada cairan mata.
• Menurut perjalanan penyakitnya, miopia di bagi atas (Ilyas, 2005) :
o Miopia stasioner yaitu miopia yang menetap setelah dewasa.
o Miopia progresif, yaitu miopia yang bertambah terus pada usia dewasa akibat
bertambah panjangnya bola mata.
o Miopia maligna, yaitu keadaan yang lebih berat dari miopia progresif, yang
dapat mengakibatkan ablasi retina dan kebutaan.
• Berdasarkan penyebab miopia, menurut Sidarta Ilyas :
o Miopia refraktif adalah bertambahnya indeks bias media penglihatan, seperti
pada katarak.
o Miopia aksial adalah akibat panjangnya sumbu bola mata, dengan
kelengkungan kornea dan lensa yang normal.
• Berdasarkan ukuran derajat dapat dibagi atas (Ilyas, 2006):
 Miopia ringan 1-3 dioptri
 Miopia sedang 3-6 dioptri
 Miopia berat > 6 dioptri
• Menurut timbulnya oleh Lendner dibagi atas (Rahman,1992) :
 Kongenital
 Infantil
 Yuvenil
• Secara klinik dan berdasarkan perkembangan patologi yang timbul pada mata, maka
miopia dibagi atas (Ilyas, 2003) :
o Miopia simple
o Miopia patologi

1.4. MANIFESTASI KLINIS

Miopi sering terlewatkan. Terutama pada fase awal di mana gangguan penglihatan
yang terjadi sangat minim. Beberapa gejala yang mungkin timbul pada fase-fase awal

• Pusing ketika membaca


• Agak kabur ketika melihat jauh
• Sering memicingkan mata ketika melihat jauh
• Sering mengedipkan mata bila melihat dekat

1.5. PATOFISIOLOGIS RABUN JAUH (MIOPI)

Miopia disebabkan karena pembiasan sinar di dalam mata yang terlalu kuat untuk
panjangnya bola mata akibat :
1. Sumbu aksial mata lebih panjang dari normal (diameter antero-posterior yang
lebih panjang, bola mata yang lebih panjang ) disebut sebagai miopia aksial
2. Kurvatura kornea atau lensa lebih kuat dari normal (kornea terlalu cembung atau
lensa mempunyai kecembungan yang lebih kuat) disebut miopia
kurvatura/refraktif
3. Indeks bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya pada diabetes mellitus.
Kondisi ini disebut miopia indeks
4. Miopi karena perubahan posisi lensa
Posisi lensa lebih ke anterior, misalnya pasca operasi glaucoma
1.6. PENATALAKSANAAN

Pada pemeriksaan oleh dokter, penderita rabun jauh akan sangat mudah membaca
kartu baca Jaeger (kartu baca dekat), namun menemukan kesulitan saat diminta mem-
baca kartu baca Snellen (kartu baca jauh). Beberapa pemeriksaan standar oftalmologi
akan dilakukan, dan mungkin beberapa pemeriksaan pelengkap seperti phoropter dan
retinoscope.

1. Kacamata
Koreksi dengan lensa sferis negatif terlemah yang menghasilkan tajam penglihatan terbaik
2. Lensa kontak
Untuk : anisometropia
Myopia tinggi
3. Bedah refrakstif
a. bedah refraktif kornea : tindakan untuk mengubah kurvatura permukaan anterior kornea
( Excimer laser, operasi lasik )
b. bedah refraktif lensa : tindakan ekstraksi lensa jernih, biasanya diikuti dengan implantasi lensa
intraokuler
4. LASIK

Jadi pencegahan penyakit Myopia dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Membaca jangan terlalu dekat (minimal sepanjang siku anda)


2. Membacalah di ruangan yang cukup terang
3. Jangan membaca sambil tiduran
4. Hindari menonton TV/main play station terlalu dekat secara terus menerus
5. Hindari memakai komputer dengan monitor terlampau dekat. Sekali-sekali
pandanglah ke tempat yang jauh.
6. Bermainlah di luar rumah selama 2-3 jam setiap hari dan lihat obyek yang jauh
7. Berolahragalah agar otot-otot anda termasuk mata jadi kuat
8. Makanlah makanan yang bermanfaat bagi mata anda seperti vitamin A, Beta Karotin,
dan sebagainya.
1.7. GAMBAR

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.com
www.medicastro.com
http://obat-penyakit.com/rabun-jauh-miopia.html
http://catatan.legawa.com/2010/11/rabun-jauh/
http://aktifisika.wordpress.com/tag/miopi/
Disusun Oleh:
ANAK AGUNG D.A (01)
ANGGA DINDA PRADANA (04)
ERMA NUR FADILAH (22)
ERNA AGUSTINA (24)
NELY INDAH RAHMAWATI (47)
RETNO AYU. K (55)
SIGMA WARISTAMA (60)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
tepat waktu dengan judul “KATARAK SENILIS” guna pemenuhan tugas mata kuliah
Sistem Persepsi Sensori.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu
terselesainya penulisan makalah ini. Terima kasih penulis ucapkan :
• Joko Sutrisno, S.Kep.Ns.M. Kes
• Nuryeni,S.Kep.Ns
• Teman-teman IKP Reguler IIIB yang tanpa henti memberi semangat
Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan makalah ini. Penulis
memohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan penulisan baik disengaja maupun tidak.
Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan
makalah ini.

Kediri, 05 Januari 2011


Tim Penulis

Scenario Kasus 4 (katarak


senilis)

“Seorang Laki-laki ,55 Tahun datang ke Poli Mata RSU


Gambiran mengeluh penglihatan semakin kabur disertai
penglihatan Kabur,tidak perih,tidak nyeri dan mata tidak
merah dari wawancara pasien dapat membaca dengan
jarak dekat sedikit membaik ,dai observasi ada bercak
putih dimanik-manik Mata dan tidak terdapat kotoran
pada Mata”

PEMBAHASAN KASUS 4
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG MASALAH

Sampai saat ini katarak jenis ini adalah jenis katarak yang paling sering terjadi.
Katarak senilis adalah salah satu jenis katarak yang timbul setelah umur 40 tahun, proses
pastinya belum diketahui, diduga karena ketuaan dan usia.

Di masa modern saat ini, banyak masyarakat yang tidak peduli akan manfaat
hidup sehat. Seperti meninggalkan rokok dan tidak mengkonsumsi alkohol. Dalam
penelitian rokok dan alkohol diduga juga dapat menjadi penyebab penyakit katarak

Hingga saat ini belum ada penjelasan pasti mengenai faktor-faktor yang
menyebabkan seseorang menderita katarak. Namun yang pasti katarak umumnhya terjadi
pada usia lanjut (senil) tapi dapat terjadi secara kongenital. Akibat infeksi virus saat
pertumbuhan janian , genetik dan gangguan perkembangan; kelainan sistemik atau
metabolik, seperti Diabetes Mellitus.

Untuk itu seseorang harus memperhatikan kesehatan matanya dengan menjaga


pola hidup sehat. Seperti mulai meninggalkan alkohol dan rokok karena dapat
mengakibatkan katarak. Membersihkan dan menggunakan obat mata sesuai anjuran dan
indikasinya.

II. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengertian dari katarak?

2. Apakah etiologi dari katarak?

3. Apakah klasifikasi dari katarak?

4. Apakah manifestasi klinis katarak?

5. Apakah patofisiologi katarak?

6. Bagaimana penatalaksanaan katarak?

7. Bagaimana intervensi untuk katarak?

III. TUJUAN PEMBELAJARAN

7. Mengetahui definisi katarak

8. Mengetahui etiologi katarak

9. Mengetahui klasifikasi katarak

10. Mengetahui manifestasi klinis katarak

11. Mengetahui patofisiologi katarak

12. Mengetahui penatalaksanaan katarak

13. Mengetahui intervensi untuk katarak


BAB II
ISI

1.1. Definisi KATARAK SENILIS

Katarak merupakan keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan
lensa di dalam kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 1998). Katarak adalah proses terjadinya
opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa, umumnya akibat dari proses
penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun (Marilynn Doengoes, dkk.
2000).
Katarak adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa rnenjadi keruh akibat
hidrasi cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan
metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu. Katarak dapat
terjadi pada saat perkembangan serat lensa masih berlangsung atau sesudah serat lensa
berhenti dalam perkembangannya dan telah memulai proses degenerasl.
Katarak senil biasanya mulai pada usia 50 tahun, kecuali bila disertai dengan
penyakit lainnya seperti diabetes melitus yang akan terjadi lebih cepat. Kedua mata dapat
terlihat dengan derajat kekeruhan yang sama ataupun berbeda. Proses degenerasi pada
lensa dapat terlihat pada beberapa stadium katarak senil.

1.2. ETIOLOGI KATARAK SENILIS

Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau
sistemik, Katarak disebabkan oleh berbagai faktor, seperti :

• Faktor keturunan.

• Masalah kesehatan, misalnya diabetes.

• Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid dan klorpromazin.

1.3. KLASIFIKASI KATARAK SENILIS


Berdasarkan lokasi, katarak senilis dapat dibagi menjadi :

• Nuclear sclerosis, merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga menjadi keras
dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan
dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Penderita
juga mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna biru

• Kortical, terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau
terutama bila menyetir pada malam hari. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk
jeruji menuju korteks anterior dan posterior

• Posterior subcapsular, merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak


ini menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang, serta pandangan
baca menurun. Banyak ditemukan pada pasein diabetes, pasca radiasi, dan trauma

1.4. MANIFESTASI KLINIS

• Penglihatan kabur seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara
progresif

• Merasa silau terhadap sinar matahari, dan kadang merasa seperti ada film didepan
mata

• Sukar melihat benda yang menyilaukan

• Sukar mengerjakan pekerjaan sehari-hari

• Penglihatan dimalam hari lebih berkurang

• Sukar mengendarai kendaraan dimalam hari

• Waktu membaca penerangan memerlukan sinar lebih cerah

1.5. PATOFISIOLOGIS RABUN JAUH (MIOPI)

KATARAK SENILIS
Epitel lensa bertambah usia

Penurunan densitas sel epitel Penyimpangan diferensiasi sel serat lensa

Akunulasi dari serpihan-serpihan

kecil epitel

Gangguan pembentukan serat

Lensa dan homeostasis

Hilangnya kejernihan lensa

Kerusakan oksidatif pada lensa

KATARAK SENILIS

1.6. PENATALAKSANAAN

Bila penglihatan dapat dikoreksi dengan dilator pupil dan refraksi kuat sampai ke
titik di mana pasien melakukan aktivitas sehari-hari, maka penanganan biasanya
konservatif.
Pembedahan diindikasikan bagi mereka yang memerlukan penglihatan akut untuk
bekerja ataupun keamanan. Biasanya diindikasikan bila koreksi tajam penglihatan yang
terbaik yang dapat dicapai adalah 20/50 atau lebih buruk lagi bila ketajaman pandang
mempengaruhi keamanan atau kualitas hidup, atau bila visualisasi segmen posterior
sangat perlu untuk mengevaluasi perkembangan berbagai penyakit retina atau sarf
optikus, seperti diabetes dan glaukoma.
Ada 2 macam teknik pembedahan ;
1. Ekstraksi katarak intrakapsuler : Adalah pengangkatan seluruh lensa
sebagai satu kesatuan.

2. Ekstraksi katarak ekstrakapsuler


Merupakan tehnik yang lebih disukai dan mencapai sampai 98 %
pembedahan katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat struktur mata
selama pembedahan.

PENCEGAHAN
Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak dapat dicegah.
Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak. Bila telah
berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun. Pada saat ini dapatdijaga kecepatan
berkembangnya katarak dengan:

• Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas dalam


tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah

• Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur

• Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak pada mata
Menjaga kesehatan tubuh seperti kencing manis dan penyakit lainnya

INTERVENSI & RASIONAL

1. Gangguan peersepsi sensori-perseptual penglihatan berhubungan dengan gangguan


penerimaan sensori/status organ indera, lingkungna secara terapetik dibatasi. Ditandai
dengan :
• menurunnyaketajaman penglihatan
• perubahan respon biasanya terhadap rangsang.
• Tujuan :
Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu, mengenal
gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
Kriteria Hasil :
- Mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubahan.
- Mengidentifikasi/memperbaiki potensial bahaya dalam lingkungan.

2. Intervensi :
- Tentukan ketajaman penglihatan, catat apakah satu atau dua mata terlibat.
- Orientasikan klien tehadap lingkungan
- Observasi tanda-tanda disorientasi.
- Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara dengan menyentuh.
- Perhatikan tentang suram atau penglihatan kabur dan iritasi mata, dimana dapat terjadi
bila menggunakan tetes mata.
- Ingatkan klien menggunakan kacamata katarak yang tujuannya memperbesar kurang
lebih 25 persen, pelihatan perifer hilang dan buta titik mungkin ada.
- Letakkan barang yang dibutuhkan/posisi bel pemanggil dalam jangkauan/posisi yang
tidak dioperasi.

DAFTAR PUSTAKA

www.wikipedia.com
www.medicastro.com

http://nusaindah.tripod.com/keskatarak.htm

http://nazran.wordpress.com/tag/katarak/

http://blognyauti.blogspot.com/2008/11/katarak-senilis.html

Anda mungkin juga menyukai