Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH WAWASAN NUSANTARA

Disusun oleh :
Kurnia Dwi Agustin
X MIPA 4
17

SMA N 10 SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan
Rahmat & Hidayah-Nya sehingga saya dapat membuat tugas Pendidikan kewarga negaraan
dengan baik.
Menyusun tugas ini merupakan bagian tugas untuk memenuhi nilai mata pelajaran
Pendidikan kewarga negaraan. Tugas ini dinamakan “Makalah Wawasan Nusantara” sebagai
bentuk bahwa saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh ibu guru mata pelajaran
Pendidikan kewarga negaraan.
Harapan saya semoga yang saya buat dapat bermanfaat bagi diri saya maupun yang
membacanya. Dan semoga saya mendapatkan nilai baik diatas KKM. Kritik dan saran sangat
say butuhkan demi mendapatkan hasil yang sempurna dalam mengerjakan tugas seni budaya.
Amin
Wassalamualaikum wr.wb

Semarang, Maret 2020

Penyusun
 

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah..................................................................................................................1
1.3 Tujuan makalah.....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................2
2.1 Pengertian Wawasan Nusantara.............................................................................................2
2.2 Aspek Wawasan Nusantara....................................................................................................2
2.3 Unsur Dasar Wawasan Nusantara..........................................................................................3
2.4 Kedudukan, Fungsi,Dan Tujuan Wawasan Nusantara...........................................................4
2.5 Kasus Wawasan Nusantara....................................................................................................5
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................8
3.2 Saran......................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu persyaratan mutlak harus dimiliki oleh sebuah negara adalah wilayah
kedaulatan, di samping rakyat dan pemerintahan yang diakui. Konsep dasar wilayah
kepulauan telah diletakkan melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957.  Deklarasi
tersebut memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia,karena telah melahirkan
konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah Indonesia.

Wawasan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan


Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam eksistensinya
yang sarwa nusantara dan penekanannya dalam mengepresikan diri sebagai bangsa
Indonesia di tennngah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu. Unsur-unsur
dasar wawasan nusantara itu adalah:wadah,isi,dan tata laku.

Sebagai negara kepulauan dengan masyarakatnya yang  berbhineka,negara


Indonesia memiliki unsur-unsur kekuatan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak
pada posisi dan keadaan geografi yang strategis dan kaya akan sumber daya
manusia(SDM). Kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman
masyarakat yang harus disatukan dalam satu bangsa,satu negara dan satu tanah
air.Dalam kehidupannya,bangsa Indonesia tidak terlepas dari pengaruh interaksi dan
interelasi dengan lingkungan sekitar(regional atau internasional). Salah satu pedoman
bangsa Indonesia wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara
disebut WAWASAN NUSANTARA. Karena hanya dengan upaya inilah bangsa dan
negara Indonesia tetap eksis dan dapat melanjutkan perjuangan menuju masyarakat
yang adil,makmur dan sentosa.

1.2 Rumusan masalah


1. Pengertian wawasan nusantara
2. Aspek wawasan nusantara
3. Unsur dasar wawasan nusantara
4. Kedudukan, fungsi,dan tujuan wawasan nusantara

1.3 Tujuan makalah


1. Untuk mengetahui pengertian wawasan nusantara
2. Untuk mengetahui aspek wawasan nusantara
3. Untuk mengetahui unsur dasar wawasan nusantara
4. Untuk mengetahui kedudukan, fungsi, dan tujuan wawasan nusantara

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat,


bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut,
dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan
pertahanan keamanan.
Wawasan nusantara berasal dari dua kata yaitu “wawasan” dan “nusantara. Secara
harfiah kata wawasan berarti pandangan, penglihatan, tinjauan atau tanggap inderawi.
Sementara itu, kata nusantara merupakan suatu kesatuan wilayah perairan dan
gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak dinatara Samudera Pasifik dan Samudera
Indonesia serta antara Benua Asia dan Australia.
Wawasan nasional itu selanjutnya menjadi pandangan atau visi bangsa dalam
menuju tujuan dan cita-cita nasionalnya.
Wawasan nusantara adalah sudut pandang geopolitik Indonesia secara mendasar.
Secara harfiah, wawasan nusantara berarti konsep kepulauan; secara kontekstual
istilah ini lebih tepat diterjemahkan sebagai "visi kepulauan Indonesia". Wawasan
nusantara adalah cara bagi Indonesia untuk memandang dirinya sendiri (secara
geografis) sebagai satu kesatuan antara ideologi, politik, ekonomi, sosiokultural, serta
masalah keamanan dan pertahanan.
Konsep ini berupaya untuk menjawab tantangan geografis yang melekat pada diri
Indonesia — sebagai negara yang terdiri dari ribuan pulau serta ribuan latar belakang
sosial budaya penduduknya. Hal ini terkait dengan sikap negara yang mengutamakan
persatuan dan kesatuan, maka perairan yang terdapat di antara pulau-pulau itu harus
dianggap sebagai elemen penghubung dan bukanlah sebagai faktor pemisah.
Lebih lanjut, wawasan nusantara dikaitkan dengan dasar ideologi dan konstitusional,
yakni sebagai cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam pelaksanaanya, wawasan
nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan menghargai kebhinekaan untuk
mencapai tujuan nasional.
Demikian wawasan nusantara bisa diartikan sebagai cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya sesuai dengan ide nasional yang dilandasi
Pancasila dan UUD 1945.
Yang merupakan hasil aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka, bermartabat, dan
berdaulat serta tetap menjiwai tata hidup dan tindakan kebijaksanaannya dalam
mencapai tujuan nasional.

2.2 Aspek Wawasan Nusantara


1. Aspek Falsafah Pancasila
Pancasila merupakan pedoman dan dasar negara Indonesia. nilai-nilai yang
menjadi acuan dari wawasan nusantara diambil dari Pancasila, yaitu:
 HAM yang ada meliputi kebebesan bagi masyarakat untuk memeluk dan
menjalankan ibadah sesuai kepercayaannya.
 Mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau kelompok.
 Melakukan musyawarah untuk mencapai mufakat.
2. Aspek Kewilayahan Nusantara
Aspek kewilayahan nusantara sama dengan letak geografis Indonesia yaitu
aspek kewilayahan nusantara yang sangat berkaitan dengan alam, lingkungan,
kekayaan sumber daya alam, suku bangsa, serta keragaman budaya yang ada di
Indonesia.
3. Aspek Sejarah Indonesia
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdiri tentu memiliki sejarah
yang memiliki proses panjang dan penuh perjuangan. Rakyat Indonesia pasti tidak
ingin pengalaman sejarah tersebut terulang kembali dan menyebabkan perpecahan.

2
Maka dari itu, kemerdekaan yang telah kita miliki saat ini harus dipertahankan dan
seluruh masyarakat harus menjaga wilayahnya.
4. Aspek Sosial Budaya
Wawasan nusantara mencakup keberagaman yaang ada dari semua bagian
termasuk dari aspek sosial budaya. Indonesia memiliki banyak suku bangsa dengan
ragam budaya, bahasa, adat istiadat, dan agama yang berbeda-beda.
Geo politik ini memiliki fungsi untuk mencegah adanya konflik dalam interaksi
bermasyarakat. Maka dari itu sangat penting bagi setiap warga negara untuk
memahami pengertian wawasan nusantara dan menjadikannya sebagai pedoman
dalam hubungan interaksi dalam masyarakat.

2.3 Unsur Dasar Wawasan Nusantara

1) Wadah(contour)

Wadah kehidupan bermayarakat, berbangsa, dan bernegara meliputi seluruh


wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara dengan kekayaan alam dan
penduduk serta aneka budaya ialah bangsa Indonesia. Setelah menegara dalam
negara Kesatuan Republik Indonesia, bangsa Indonesia memiliki organisasi
kenegaraan yang merupakan wadah berbagai kegiatan kenegaraan dalam wujud
supra struktur politik, sedangkan wadah dalam kehidupan bermasyarakat adalah
berbagai kelembagaan dalam wujud infra struktur politik.
Dari Penjelasan di atas, dapatlah dilihat bahwa wadah yang dimaksud dalam
unsur pertama ini adalah batas ruang lingkup atau bentuk wujud dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang diumumkan melalui Dekrit Juanda tanggal 13
Desember 1957. Deklarasi ini menyatakan bahwa bentuk geografi Indonesia
merupakan negara kepulauan yang terdiri atas ribuan pulau besar dan kecil.

2) Isi (content)

“Isi” adalah inspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945. Menyadari bahwa
untuk mencapai aspirasi yang berkembang di masyarakat maupun cita-cita dan
tujuan nasional seperti tersebut di atas bangsa Indonesia harus mampu menciptakan
persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan dalam kehidupan nasional yang berupa
politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam.
Oleh karena itu “isi” menyangkut dua hal yang esensial yakni: Pertama,
Realisasi aspirasi bangsa sebagai kesepakatan bersama dan perwujudannya,
pencapaian cita-cita tujuan nasional, dan Kedua. Persatuan dan kesatuan dalam
kebhinekaan yang meliputi semua aspek kehidupan nasional.
Berdasarkan kedua hal yang disebutkan di atas, maka dapat dilihat tujuan
nasional yang telah dirumuskan dalam pembukaan undang-undang dasar kita yang,
berbunyi “kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial”.
Merupakan bentuk nyata dari isi konsepsi wawasan nusantara yang harus
menjadi cita-cita seluruh bangsa Indonesia, yang pada hakekatnya bertujuan unutk
mewujudkan kesejahteraan, ketentraman, dan keamanan bagi bangsa Indonesia dan
pula untuk kebahagiaan serta perdamaian bagi seluruh umat manusia.

3) Tatalaku (conduct)
Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi, yang terdiri dari tata
laku batiniah dan lahiriah. tata laku batiniah mencerminkan jiwa, semangat, dan
mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia, sedangkan tata laku lahiriah tercermin

3
dalam tindakan, perbuatan, dan perilaku dari bangsa Indonesia. Kedua hal tersebut
akan mencermin¬kan identitas jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia
berdasarkan kekeluargaan dan kebersamaan yang memiliki rasa bangga dan cinta
kepada bangsa dan tanah air sehingga menimbuhkan nasionalisme yang tinggi
dalam semua aspek kehidupm nasional.

2.4 Kedudukan, Fungsi,Dan Tujuan Wawasan Nusantara

1) Kedudukan
a. Wawasan nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan
ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat agar tidak terjadi
penyesatan dan penyimpangan dalam upaya mencapai serta mewujudkan cita-
cita dan tujuan nasional.
b. Wawasan nusantara dalam paradigma nasional dapat dilihat dari stratifikasinya
sebagai berikut:
 Pancasila sebagai falsafah, ideologi bangsa dan dasar negara berkedudukan
sebagai landasan idiil.
 Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusi negara,
berkedudukan sebagai landasan konstitusional.
 Wawasan Nusantara sebagai visi nasional, berkedudukan sebagai landasan
visional.
 Ketahanan Nasional sebagai konsepsi nasional atau sebagai kebijaksanaan
nasional, berkedudukan sebagai landasan operasional.

2) Fungsi
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-
rambu, dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan dan perbuatan,
baik bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah, maupun bagi seluruh
rakyat/masyarakat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Fungsi Wawasan Nusantara dalam negara ada empat, yaitu :
 Wawasan Nusantara sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan
nusantara dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan
keamanan, dan kewilayahan.
 Wawasan Nusantara sebagai wawasan pembangunan mempunyai cakupan
kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi, kesatuan
sosial dan politik, dan kesatuan pertahanan dan keamanan.
 Wawasan Nusantara sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara
merupakan pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia
sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap kekuatan
negara.
 Wawasan Nusantara sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi dalam
pembatasan negara,agar tidak terjadi sengketa dengan negara tetangga.

3) Tujuan
Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi disegala
bidang/aspek kehidupan dari rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan
kepentingan nasional daripada kepentingan orang perorangan, kelompok,
golongan, suku bangsa, atau daerah. Tujuan Wawasan Nusantara bisa dibedakan
menjadi dua, yaitu :
a. Tujuan nasional, dapat dilihat dalam pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa
tujuan kemerdekaan Indonesia adalah “untuk melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mewujudkan

4
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan
keadilan sosial”.
b. Tujuan ke dalam adalah mewujudkan kesatuan segenap aspek kehidupan baik
alamiah maupun sosial, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan bangsa Indonesia
adalah menjunjung tinggi kepentingan nasional, serta kepentingan kawasan
untuk menyelenggarakan dan membina kesejahteraan, kedamaian, dan budi
luhur serta martabat manusia di seluruh dunia.

2.5 Kasus Wawasan Nusantara

Wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah perairan mempunyai banyak
celah kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh negara lain yang pada akhirnya dapat
meruntuhkan bahkan dapat menyebabkan disintegrasi bangsa Indonesia. Indonesia
yang memiliki banyak pulau memerlukan pengawasan yang cukup ketat. Dimana
pengawasan tersebut tidak hanya dilakukan oleh pihak TNI/Polri saja tetapi semua
lapisan masyarakat Indonesia. Bila hanya mengandalkan TNI/Polri saja yang
persenjataannya kurang lengkap mungkin bangsa Indonesia sudah tercabik – cabik
oleh bangsa lain.
Kasus Sipadan dan Ligitan yang kini telah menjadi milik Malaysia, menjadi bukti
lemahnya bangsa Indonesia memahami konsep Wawasan Nusantara. Permasalahan
yang dihadapi bangsa Indonesia semakin hari semakin berat, maka penerapan dan
pemahaman konsep wawasan nusantara sebagai landasan visional mutlak perlu
ditanamkan kembali dalan tatanan kehidupan masyarakat Indonesia. Euforia reformasi
telah menghilangkan arah dalam pembangunan yang merata dan adil, karena
hilangnya arah visional pembangunan bangsa. Era desentralisasi dan globalisasi saat
ini, menjadi tantangan dan peluang bagi bangsa Indonesia, untuk terus bertahan dan
menjaga keutuhannya.Tantangan globalisai yang semakin besar akan merusak
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia Apabila tidak memiliki arah
pandangan hidup yang kuat. Pemahaman yang kuat tentang konsep wawasan
nusantara dapat menjadi banteng dalam mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dengan adannya wawasan nusantara kita dapat mempererat rasa persatuan di antara
penduduk Indonesia yang saling berbhineka tunggal ika.Dalam era Reformasi ini,
Wawasan Nusantara semakin kabur dalam pemahaman bangsa Indonesia. Peranan
wawasan nusantara sebagai landasan visional semakin berkurang penerapannya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Konflik-konflik internal dan eksternal yang
terjadi saat ini yang tidak mampu diselesaikan dengan baik disebabkan rapuhnya
landasan visional bangsa Indonesia.

a. Latar Belakang Kasus Sipadan-Ligitan


Persengketaan antara Indonesia dengan Malaysia, mencuat pada tahun 1967
ketika dalam pertemuan teknis hukum laut antara kedua negara, masing-masing
negara ternyata memasukkan pulau Sipadan dan pulau Ligitan ke dalam batas-
batas wilayahnya. Kedua negara lalu sepakat agar Sipadan dan Ligitan dinyatakan
dalam keadaan status status quo akan tetapi ternyata pengertian ini berbeda. Pihak
Malaysia membangun resor pariwisata baru yang dikelola pihak swasta Malaysia
karena Malaysia memahami status quo sebagai tetap berada di bawah Malaysia
sampai persengketaan selesai, sedangkan pihak Indonesia mengartikan bahwa
dalam status ini berarti status kedua pulau tadi tidak boleh ditempati/diduduki

5
sampai persoalan atas kepemilikan dua pulau ini selesai. Sedangkan Malaysia
malah membangun resort di sana SIPADAN dan Ligitan tiba-tiba menjadi berita,
awal bulan lalu. Ini, gara-gara di dua pulau kecil yang terletak di Laut Sulawesi itu
dibangun cottage. Di atas Sipadan, pulau yang luasnya hanya 4 km 2 itu, siap
menanti wisatawan. Pengusaha Malaysia telah menambah jumlah penginapan
menjadi hampir 20 buah. Dari jumlahnya, fasilitas pariwisata itu memang belum
bisa disebut memadai. Tapi pemerintah Indonesia, yang juga merasa memiliki
pulau-pulau itu, segera mengirim protes ke Kuala Lumpur meminta agar
pembangunan di sana dihentikan terlebih dahulu. Alasannya, Sipadan dan Ligitan
itu masih dalam sengketa, belum diputus siapa pemiliknya. Pada tahun 1969 pihak
Malaysia secara sepihak memasukkan kedua pulau tersebut ke dalam peta
nasionalnya.
Pada tahun 1976, Traktat Persahabatan dan Kerja Sama di Asia
Tenggara atau TAC (Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia) dalam
KTT pertama ASEAN di pulau Bali ini antara lain menyebutkan bahwa akan
membentuk Dewan Tinggi ASEAN untuk menyelesaikan perselisihan yang terjadi
di antara sesama anggota ASEAN akan tetapi pihak Malaysia menolak beralasan
karena terlibat pula sengketa dengan Singapura untuk klaim pulau Batu Puteh,
sengketa kepemilikan Sabah dengan Filipina serta sengketa kepulauan
Spratley di Laut Cina Selatan dengan Brunei Darussalam, Filipina, Vietnam, Cina,
dan Taiwan. Pihak Malaysia pada tahun 1991 lalu menempatkan sepasukan polisi
hutan (setara Brimob) melakukan pengusiran semua warga negara Indonesia serta
meminta pihak Indonesia untuk mencabut klaim atas kedua pulau.
Sikap pihak Indonesia yang ingin membawa masalah ini melalui Dewan
Tinggi ASEAN dan selalu menolak membawa masalah ini ke ICJ kemudian
melunak. Dalam kunjungannya ke Kuala Lumpur pada tanggal 7 Oktober 1996,
Presiden Soeharto akhirnya menyetujui usulan PM Mahathir tersebut yang pernah
diusulkan pula oleh Mensesneg Moerdiono dan Wakil PM Anwar Ibrahim,
dibuatkan kesepakatan "Final and Binding,"pada tanggal 31 Mei 1997, kedua
negara menandatangani persetujuan tersebut. Indonesia meratifikasi pada tanggal
29 Desember 1997 dengan Keppres Nomor 49 Tahun 1997 demikian pula
Malaysia meratifikasi pada 19 November 1997.

b. Penyelesaian Kasus Sipadan-Ligitan


Pada awalnya Indonesia tidak ingin membawa kasus ini ke ICJ namun pada
akhirnya pada tahun 1998 pemerintah Indonesia-Malaysia membawa kasus ini ke
Mahkamah Internasional. Delegasi Indonesia diwakili dengan pengacara
internasional yang beranggotakan Prof. Alain Pellet dari Prancis, Prof. Alfred
Soons dari Belanda, Sir Arthur Watts dari Inggris, Rodman R. Bundy dari
Amerika, dan Loretta Malintoppi dari prancis. Indonesia mengajukan bukti bahwa
pulau ini bagian dari wilayah negara kesatuan republik Indonesia berdasarkan
perjanjian Juanda. Malaysia mengajukan bukti bahwa kedua pulau ini bagian
dari Malaysia dengan dasar perjanjian Sultan Sulu dengan Inggris yang selanjutnya
menjadi wilayah Malaysia setelah merdeka dari Inggris. Hakim ICJ menolak bukti
Indonesia karena perjanjian Juanda hanya mengatur pembagian darat, bukan laut.
Hakim juga menolak bukti Malaysia soal perjanjian Sultan Sulu dengan Inggris.

Namun akhirnya hakim ICJ menyatakan kedua pulau ini menjadi


milik Malaysia dengan dasar asas kedaulatan yang pernah dilakukan di pulau ini
sebelum perjanjian Juanda, yaitu penarikan pajak oleh Inggris. Dari 17 hakim ICJ,
16 mendukung putusan dan hanya satu yang menolak.

Kasus lepasnya pulau sipadan dan pulau ligitan menjadi pukulan telak bagi
Indonesia dan harus dijadikan pelajaran untuk kedepanya. Pemerintahan diminta

6
lebih serius dan waspada dalam menjaga wilayah kesatuan republik Indonesia
selain itu sebagai warga negera indonesia juga harus turut ikut serta untuk
melindungi dan menjaga apa yang telah bangsa ini miliki.  Malaysia bisa
memenangkan karena telah merawat pulau itu. Mereka mendirikan bangunan
sebagai simbol bahwa mereka telah merawat dan menjadi pemilik pulau itu. Selain
itu kerukunan antar negara juga perlu dijaga demi menjaga perdamaian dunia.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta sesuai dengan geografi
wilayah Nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan dan cita-cita
nasionalnya.
Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Nasional bangsa Indonesia sebagai pedoman,
motivasi, dorongan, serta rambu-rambu, dalam menentukan segala kebijakan, keputusan,
tindakan dan perbuatan, baik bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah,
maupun bagi seluruh rakyat/masyarakat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat yang
bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi disegala bidang/aspek kehidupan dari
rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan
orang perorangan, kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah.

3.2 Saran
Sebagai masyarakat Indonesia yang telah memahami konsep Wawasan Nusantara,
sebaiknya bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun kebudayaan
Indonesia sangat beragam, namun sebaiknya tetap mementingkan kesatuan dan persatuan
bangsa Indonesia serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
masyarakat, berbangsa dan bernegara, untuk mencapai tujuan nasional.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://docplayer.info/62730812-Latar-belakang-kedudukan-fungsi-dan-tujuan-wawasan-
nusantara.html
http://blog.unnes.ac.id/lovebiologyuniversitasnegerisemarang710/2015/11/29/makalah-wawasan-
nusantara/
http://dwi212.blogspot.com/2013/04/kedudukan-fungsi-dan-tujuan-wawasan.html
https://medium.com/@jatiedukasi/pengertian-wawasan-nusantara-fungsi-tujuan-terlengkap-
5c1de6e4fd62
https://id.wikipedia.org/wiki/Wawasan_Nusantara

iv
5

Anda mungkin juga menyukai