Anda di halaman 1dari 71

BAB VI

GAMBARAN PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN SABUN DAN


KASUS DIARE DI KELURAHAN MESJID, KECAMATAN MEDAN
KOTA, KOTA MEDAN, PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2020

6.1 Latar Belakang


Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan
Lingkungan menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya
pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko
lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial. Sedangkan menurut WHO,
kesehatan lingkungan meliputi seluruh faktor fisik, kimia, dan biologi dari
luar tubuh manusia dan segala faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
manusia. Kondisi dan kontrol dari kesehatan lingkungan berpotensial
untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 1948).
Diare atau gastroenteritis merupakan salah satu penyakit menular
yang angka kesakitan dan kematian-nya tergolong tinggi. Menurut data
WHO tahun 2013, diperkirakan ada 1,7 miliar kasus diare yang terjadi
setiap tahunnya.1 Di Indonesia penyakit diare masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat, karena angka morbiditas dan mortalitasnya yang
tinggiPada tahun 2000 Incidence Rate (IR) penyakit Diare 301/ 1000
penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik
menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk.
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera utara, terjadi
peningkatan jumlah kasus diare di tahun 2011 dibandingkan tahun
sebelumnya. Pada tahun Universitas Sumatera Utara 2011, kasus diare
yang ditemukan dan ditangani adalah sebanyak 45,74% sehingga angka
kesakitan atau Incidence Rate (IR) akibat diare per 1.000 penduduk
mencapai 19,35%. Hasil tersebut menunjukkan terjadi peningkatan
dibandingkan tahun 2010 yaitu 18,73%, dan tahun 2009 yaitu 12,98%.
Dari 33 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Utara, penemuan

244
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
dan penanganan kasus diare Tertinggi di Kabupaten Samosir dan Padang
Lawas Utara. Penemuan dan penanganan kasus diare terendah di
Kabupaten Nias dan Kota Padang Sidimpuan.
Tingginya angka diare berdasarkan konsep Blum disebabkan oleh 4
faktor besar yaitu perilaku masyarakat, lingkungan, pelayanan kesehatan,
dan genetik. Dalam permasalaan diare ini, faktor yang merupakan
determinan adalah faktor perilaku dan faktor lingkungan yang saling
tumpang tindih. Faktor perilaku yang dimaksud disini adalah perilaku
hidup bersih dan sehat yang dilakukan atas kesadaran dari setiap anggota
keluarga agar dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan.3 Salah
satu indikator mengambil peran besar dalam kasus diare adalah perilaku
mencuci tangan (Kusumawati, dkk. 2011).
Berdasarkan data diatas, peneliti ingin melihat lebih jauh
bagaimana gambaran perilaku (pengetahun, sikap dan tindakan) cuci
tangan dengan sabun dan kasus diare di Kelurahan Mesjid, Kecamatan
Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020.

6.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah adalah, bagaimana gambaran perilaku cuci tangan dengan sabun
dan kasus diare di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020?

6.3 Tujuan
6.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui gambaran
perilaku (pengetahun, sikap dan tindakan) cuci tangan dengan sabun dan
kejadian diare di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan,
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020.

245
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
6.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan cuci tangan dengan sabun
dan kejadian diare di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020.
2. Untuk mengetahui gambaran sikap cuci tangan dengan sabun dan
kejadian diare di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020.
3. Untuk mengetahui gambaran tindakan cuci tangan dengan sabun dan
kejadian diare di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020.

6.4 Manfaat
1. Sebagai bahan masukan bagi petugas puskesmas dalam rangka
peningkatan promosi kesehatan.
2. Bagi masyarakat, bermanfaat untuk dijadikan bahan masukan dalam
perilaku hidup sehat.
3. Dapat memberi manfaat kepada mahasiswa dalam memberi informasi
tentang perilaku masyarakat cuci tangan dengan sabun dan kejadian
diare.
4. Menjadi dasar yang dapat digunakan sebagai informasi untuk
pembahasan selanjutnya.
5. Bagi peneliti Sebagai proses belajar dalam upaya
mengimplementasikan berbagai teori yang diperoleh di bangku kuliah
selama proses belajar.

246
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
6.5 Landasan Teori
6.5.1 Perilaku
Perilaku yaitu suatu respon seseorang yang dikarenakan adanya
suatu stimulus/ rangsangan dari luar (Notoatmodjo, 2012).
Berdasarkan dari teori Bloom, perilaku dibagi menjadi tiga yaitu
pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan praktik (practice)
(Notoatmodjo, 2012).
1. Pengetahuan (Knowledge). Pengetahuan adalah hasil dari suatu
proses pembelajaran seseorang terhadap sesuatu baik itu yang
didengar maupun yang dilihat (Fitriani, 2011).
a) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Wawan
& Dewi (2011) dibedakan menjadi faktor internal dan faktor
eksternal :
 Faktor internal, terdiri dari pendidikan dan usia.
 Faktor eksternal, terdiri dari lingkungan dan sosial budaya.
b) Penilaian tingkat pengetahuan menurut Arikunto (2006) dikutip
dari Wawan & Dewi (2011) diinterpretasikan dengan skala yang
bersifat kualitatif, yaitu :
a) Baik : dengan presentase 76%-100%
b) Cukup : dengan presentase 56%-75%
c) Kurang : dengan presentase <56%.

2. Sikap (Attitude), Reaksi yang masih tertutup dari seseorang


terhadap stimulus disebut sikap. Sikap belum merupakan suatu
tindakan nyata, tetapi masih berupa persepsi dan kesiapan seseorang
untuk bereaksi terhadap stimulus yang ada di sekitarnya. Sikap dapat
diukur secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran sikap
merupakan pendapat yang diungkapkan oleh responden terhadap
objek (Notoatmodjo, 2007).

a) Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap menurut Wawan & Dewi


(2011) adalah : Pengalaman pribadi, Pengaruh orang lain, Pengaruh

247
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
kebudayaan, Media massa, Lembaga pendidikan dan lembaga
agama, Faktor emosional Sikap.
b) Cara pengukuran sikap
 Skala Thurstone (Method of Equel-Appearing Intervals)
 Skala Likert (Method of Summateds Ratings)
 Skala Guttman
Pengukuran dengan menggunakan skala Guttman hanya akan ada
dua jawaban, yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “pernah-tidak
pernah”, “setuju-tidak setuju”, dan lain-lain. Skala Guttman
digunakan apabila ingin mendapatkan jawaban yang tegas tentang
permasalahan yang dipertanyakan. Penilaian pada skala Guttman
untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan jika tidak setuju diberi skor
0 (Sugiyono, 2009). Sikap dikatakan positif (mendukung) bila hasil
mean lebih besar daripada ratarata, sedangkan dikatakan negatif
(tidak mendukung) bila hasil mean lebih rendah daripada ratarata.
3. Praktik (Practice), Praktik merupakan tindakan nyata dari adanya
suatu respon (Notoatmodjo, 2012). Sikap dapat terwujud dalam
tindakan nyata apabila tersedia fasilitas atau sarana dan prasarana.
Tanpa adanya fasilitas, suatu sikap tidak dapat terwujud dalam
tindakan nyata (Notoatmodjo, 2005).
 Kategori penilaian praktik menurut Arikunto (2006) dalam
Wawan & Dewi (2011) :
a) Baik : presentase 76%-100%
b) Cukup : presentase 56%-75%
c) Kurang : presentase <56%

6.5.2 Cuci Tangan Pakai Sabun


1. Pengertian Mencuci Tangan
Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis
dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya adalah

248
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
mengurangi jumlah mikroorganisme sementara (Dahlan dan Umrah, 2013).
Kebersihan tangan yang tak memenuhi syarat juga berkontrubusi
menyebabkan penyakit terkait makanan, seperti infeksi bakteri salmonella dan E.
Coli infection. Mencuci tangan dengan sabun akan membuat bakteri lepas dari
tangan (IKAPI, 2007).
Cuci tangan merupakan salah satu cara untuk menghindari penyakit yang
ditularkan melalui makanan. Kebiasaan mencuci tangan secara teratur perlu
dilatih pada anak. Jika sudah terbiasa mencuci tangan sehabis bermain atau ketika
akan makan ,aka diharapkan kebiasaan tersebut akan terbawa sampai tua
(Samsuridjal, 2009).

2. Manfaat Cuci Tangan


Wirawan (2013) menjelaskan bahwa manfaat mencuci tangan selama 20
detik yaitu sebagai berikut:
a. Mencegah risiko tertular flu, demam dan penyakit menular lainnya sampai
50%.
b. Mencegah tertular penyakit serius seperti hepatitis A, meningitis dan lain-lain.
c. Menurunakan risiko terkena diare dan penyakit pencernaan lainnya sampai
59%.
d. Jika mencuci tangan sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa ditinggalkan,
sejuta kematian bisa dicegah setiap tahun.
e. Dapat menghemat uang karena anggota keluarga jarang sakit.

3. Waktu Untuk Mencuci Tangan


Mencuci tangan memakai sabun sebaiknya dilakukan sebelum dan setelah
beraktifitas. Berikut ini adalah waktu yang tepat untuk mencuci tangan memakai
sabun menurut Ana (2015):
a. Sebelum dan sesudah makan.

249
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Pastilah hal ini harus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk menghindari
terkontaminasinya makanan yang akan kita konsumsi dengan kuman, sekaligus
mencegah masuknya kuman ke dalam tubuh kita.

b. Sebelum dan sesudah menyiapkan bahan makanan


Bukankah kuman akan mati ketika bahan makanan dimasak? Memang
benar. Masalahnya bukan terletak pada bahan makanannya, tetapi kuman – kuman
yang menempel pada tangan anda ketika mengolah bahan mentah.
c. Sebelum dan sesudah mengganti popok
Untuk menjaga sterilnya kulit bayi dari kuman – kuman berbahaya yang
dapat menginfeksi, maka anda wajib untuk mencuci tangan dengan benar sebelum
dan sesudah mengganti popok bayi.
d. Setelah buang air besar dan buang air kecil
Ketika melakukan buang air besar dan buang air kecil kuman dan bakteri
akan mudah menempel pada tangan anda, dan harus dibersihkan.
e. Setelah bersin atau batuk
Sama seperti buang air kecil dan buang air besar, ketika bersin atau batuk,
itu artinya anda sedang menyemburkan bakteri dan kuman dari mulut dan hidung
anda. Refleks anda pastinya menutup mulut dan hidung dengan tangan, yang
artinya, kuman akan menempel pada tangan anda.
f. Sebelum dan setelah menggunakan lensa kontak
Hal ini dilakukan agar tidak terjadi infeksi pada bagian mata ketika anda
menempelkan lensa kontak pada mata anda.
g. Setelah menyentuh binatang
Bulu binatang merupakan penyumbang bakteri dan kuman yang sangat
besar, sehingga anda wajib mencuci tangan anda setelah bersentuhan dengan
binatang, terutama yang berbulu tebal.
h. Setelah menyentuh sampah
Sampah, sudah pasti merupakan sumber bakteri dan kuman yang sangat
berbahaya bagi tubuh. Wajib hukumnya bagi anda untuk mencuci tangan setelah
menyentuh sampah.

250
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
i. Sebelum menangani luka
Luka, terutama pada bagian tubuh tertentu akan sangat sensitive terhadap
bakteri dan kuman. Apabila anda tidak mencuci tangan sebelum menangani luka,
maka kemungkinan terjadinya infeksi karena bakteri dan kuman akan menjadi
semakin tinggi.
j. Setelah memegang benda “umum”
Mungkin agak berlebihan, tetapi anda harus tahu, benda – benda umum
memiliki kandungan bakteri dan kuman yang sangat tinggi, sehingga wajib anda
bersihkan.

4. Peralatan dan Perlengkapan Mencuci Tangan Dengan Benar


Peralatan dan perlengkapan mencuci tangan pakai sabun menurut Dahlan
dan Umrah (2013), peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk mencuci
tangan adalah :
a. Sabun biasa atau antiseptik
b. Handuk bersih
c. Wastafel atau air mengalir.

5. Faktor yang mempengaruhi perilaku cuci tangan


Menurut Tarwoto dan Wartonah (2004), salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku mencuci tangan diantaranya adalah pengetahuan.
Pengetahuan siswa tentang mencuci tangan yang diperoleh siswa dari guru,
diantaranya tentang waktu dan cara mencuci tangan. Sehingga dengan
pengetahuan tersebut akan menyebabkan perilaku mencuci tangan siswa relatif
kurang.

6. Teknik Mencuci Tangan Dengan Benar


Samsuridjal (2009) menjelaskan bahwa pada dasarnya air untuk cuci
tangan hendaknya air yang mengalir. Penggunaan sabun hendaknya mengenai
seluruh tangan dan diperlukan waktu agar kontak kulit dan sabut dapat terjadi.
Langkah-langkah tersebut dapat dilihat pada gambar sebagai berikut ini:

251
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Sumber: Health Unit (2012)

Cara cuci tangan pada gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut ini:
1. Basahi tangan menggunakan air yang mengalir
2. Tuangkan sabun pada tangan
3. Gosok sampai berbusa dikulti tangan hitung sampai 15 detik
4. Bilas tangan menggunakan air mengalir
5. Keringkan tangan menggunakan handuk atau pengering
6. Tutup kran menggunakan handuk atau lengan (Healt Unit, 2012).

6.5.3 Diare
A. Definisi
Diarrhea berasal dari bahasa Greek, yaitu Dia berarti
melalui dan rhien berarti mengalir, istilah diarrhea digunakan
untuk menyatakan buang kotoran yang frekuensi dan jumlah
cairannya abnormal. Untuk pengertian diare sendiri adalah
penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair), dengan atau tanpa darah atau lendir
(Suraatmaja,2007).

252
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Berdasarkan waktu serangannya terbagi menjadi dua, yaitu
diare akut (< 2 minggu) dan diare kronik (≥ 2 minggu) (Widoyono,
2008). Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih
dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair
dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari
satu minggu, (IDAI, 2011).

2. Klasifikasi

Menurut Suraatmaja (2007), diare dapat diklasifikasikan


berdasarkan lama waktu diare:

a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 15 hari.


Diare akut biasanya sembuh sendiri, lamanya sakit kurang
dari 14 hari, dan akan mereda tanpa terapi yang spesifik jika
dehidrasi tidak terjadi (Wong, 2009).
b. Diare kronik adalah diare yang berlangsung lebih dari 15
hari.

3. Etiologi
Menurut World Gastroenterology Organization Global
Guidelines (2005), etiologi diare akut dibagi atas empat penyebab :
1) Bakteri
Beberapa bakteri yang dapat menyebabkan diare
seperti Shigella, Salmonella, E.Coli, Golongan vibrio,
Bacillus Cereus, Clostridium perfringens, Staphilococ
Usaurfus, Camfylobacter dan Aeromonas.
2) Virus
Beberapa virus yang dapat menyebabkan diare yaitu
Rotavirus, Norwalk virus, Adenovirus, Coranovirus dan
Astrovirus.
3) Parasit

253
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Mikroorganisme parasit yang dapat menyebabkan
diare seperti Protozoa, Entamoeba Histolytica, Giardia
Lamblia, Balantidium Coli, Trichuris trichiura,
Cryptosporidium parvum, Strongyloides strercoralis.
4) Non infeksi
Adapun penyebab diare secara non infeksi yaitu
malabsorpsi, penyakit ini menimbulkan diare karena
adanya kerusakan di atas vili mukosa usus, sehingga terjadi
gangguan absorpsi elektrolit dan air. Gangguan motilitas
juga menyebabkan diare hal ini sering terjadi pada sindrom
kolon iritabel (iritatif). Keracunan makanan, kesulitan
makan, dan imunodefisiensi dapat menyebabkan diare.

4. Gejala
Diare akut karena infeksi dapat disertai keadaan muntah –
muntah dan/atau demam, tenesmus, hematochezia, nyeri perut atau
kejang perut. Diare yang berlangsung beberapa waktu tanpa
penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian
karena kekurangan cairan di badan yang mengakibatkan renjatan
hipovolemik atau karena gangguan biokimiawi berupa asidosis
metabolik yang lanjut. Karena kehilangan cairan seseorang merasa
haus, berat badan berkurang, mata menjadi cekung, lidah kering,
tulang pipi menonjol, turgor kulit menurun serta suara menjadi
serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi air yang isotonik.
Selain itu, gejala bisa berupa tinja bayi encer, berlendir atau
berdarah, warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan
empedu, dan lecet pada anus (IDAI, 2011).

5. Faktor Resiko
Faktor risiko terjadinya diare yaitu :
1. Faktor perilaku

254
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Faktor perilaku yang dapat menyebabkan diare antara lain:

a. Tidak memberikan Air Susu Ibu eksklusif, memberikan


makanan pendamping/MP ASI terlalu dini akan
mempercepat bayi kontak terhadap kuman.

b. Menggunakan botol susu tebukti meningkatkan risiko


tekena penyakit diare karena sangat sulit untuk
membersihkan botol susu

c. Tidak menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun


sebelum memberi ASI/makan, setelah Buang Air Besar
(BAB), dan setelah membersihkan BAB anak.

d. Penyimpanan makanan yang tidak higienis. (Marjuki,


2008).

2. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan diare antara lain :

a. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai

Sarana air bersih adalah bangunan beserta peralatan


dan perlengkapannya yang menyediakan dan
mendistribusikan air tersebut kepada masyarakat. Sarana air
bersih harus memenuhi persyaratan kesehatan, agar tidak
mengalami pencemaran sehingga dapat diperoleh kualitas
air yang baik sesuai dengan standar kesehatan (Marjuki,
2008).

b. Ketersediaan jamban

Penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar


dalam penularan risiko terhadap penyakit diare. Jamban

255
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
atau tempat pembuangan kotoran manusia adalah semua
benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang
harus dikeluarkan dari dalam tubuh (Notoatmodjo, 2007).

c. Pembuangan air limbah


Air limbah atau air kotoran adalah air yang tidak
bersih dan mengandung berbagai zat yang bersifat
membahayakan kehidupan manusia. Saluran pembuangan
air limbah adalah suatu bangunan yang digunakan untuk
membuang air dari kamar mandi, tempat cuci, dapur, dan
lain-lain bukan dari jamban (Notoatmodjo, 2007).

d. Pembuangan sampah

Sampah erat kaitanya dengan kesehatan masyarakat


karena dari sampah tersebut akan hidup berbagai
mikroorganisme penyebab penyakit dan juga binatang
serangga sebagai pemindah/penyebar penyakit (vektor).
Oleh karena itu sampah harus dikelola dengan baik sampai
sekecil mungkin, tidak mengganggu atau mengancam
kesehatan masyarakat (Notoadmodjo, 2007).

Di samping faktor risiko tersebut ada beberapa faktor dari


penderita yang dapat meningkatkan kecenderungan untuk diare
antara lain: kurang gizi/malnutrisi terutama anak gizi buruk,
penyakit imunodefisiensi atau imunosupresi dan penderita
campak, selain faktor penderita perananan orang tua dalam
pencegahan dan perawatan anak dengan diare sangatlah penting.
Faktor yang mempengaruhinya yaitu umur ibu, pendidikan, dan
pengetahuan ibu mengenai hidup sehat dan pencegahan terhadap
penyakit. Rendahnya pendidikan ibu dan kurangnya pengetahuan
ibu tentang pencegahan diare dan perawatan anak dengan diare
merupakan penyebab anak terlambat ditangani dan terlambat

256
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
mendapatkan pertolongan sehingga berisiko mengalami dehidrasi
(Kemenkes RI, 2011).

6. Penularan
Penularan penyakit diare disebabkan oleh infeksi dari agen
penyebab dimana akan terjadi bila memakan makanan/air minum
yang terkontaminasi tinja/muntahan penderita diare. Akan tetapi,
penularan penyakit diare adalah kontak dengan tinja yang
terinfeksi secara langsung, seperti:
a. Makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang
sudah dicemari oleh serangga atau terkontaminasi oleh tangan yang
kotor.

b. Bermain dengan mainan yang terkontaminasi, apalagi pada bayi


sering memasukan tangan/mainan apapun ke dalam mulut. Hal ini
dikarenakan virus ini dapat bertahan di permukaan udara sampai
beberapa hari.

c. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak


air dengan benar.

d. Pencucian dan pemakaian botol susu yang tidak bersih. Tidak


mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau
membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga
mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang (WHO,
2006).

Seperti gambar yang ada di bawah ini:

257
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Gambar 6.2 Proses Penularan Penyakit Diare (WHO, 2006)

7. Diagnosis
1. Anamnesis
Pasien dengan diare akut datang dengan berbagai gejala
klinik tergantung penyebab penyakit dasarnya. Keluhan diarenya
berlangsung kurang dari 15 hari. Diare karena penyakit usus halus
biasanya berjumlah banyak, diare air, dan sering berhubungan
dengan malabsorpsi dan dehidrasi sering didapatkan. Diare karena
kelainan kolon seringkali berhubungan dengan tinja berjumlah
kecil tapi sering,
bercampur darah dan ada sensasi ingin ke belakang (IDAI, 2011).

Pasien dengan diare akut infektif datang dengan keluhan


khas, yaitumual, muntah, nyeri abdomen, demam, dan tinja yang
sering, malabsorptif, atau berdarah tergantung bakteri patogen
ileokolon lebih mengarah ke invasif. Muntah yang mulai
beberapa jam dari masuknya makanan mengarahkan kita pada
keracunan makanan karena toksin yang dihasilkan (IDAI, 2011).

258
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
2. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik perlu diperiksa berat badan, suhu


tubuh, frekuensi denyut jantung dan pernapasan serta tekanan
darah. Selanjutnya perlu dicari tanda-tanda tambahan lainnya
seperti ubun ubun besar cekung atau tidak, mata cekung atau
tidak, ada tidaknya air mata, bibir, mukosa mulut dan lidah kering
atau basah (Juffrie, 2010).
Pernapasan yang cepat dan dalam indikasi adanya asidosis
metabolik. Bising usus yang lemah atau tidak ada bila terdapat
hipokalemia. Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan
capillary refill time dapat menentukan derajat dehidrasi yang
terjadi (Juffrie, 2010).

3. Laboratorium

Pemeriksaan labortorium lengkap pada diare akut


umumnya tidak diperlukan. Pada keadaan tertentu mungkin
diperlukan, misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada
sebab-sebab lain selain diare akut atau pada penderita dengan
dehidrasi berat (Juffrie, 2010).

8. Penatalaksanaan
Menurut Kemenkes RI (2011), prinsip tatalaksana diare
pada balita adalah Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS
DIARE). Rehidrasi bukan satu satunya cara untuk mengatasi
diare tetapi memperbaiki kondisi usus serta mempercepat
penyembuhan/menghentikan diare dan mencegah anak kekuragan
gizi akibat diare juga menjadi cara untuk mengobati diare.
Adapun program LINTAS DIARE yaitu:
1. Rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah
2. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut untuk
memperpanjang episode diare

259
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
3. Teruskan pemberian ASI dan makanan
4. Antibiotik selektif
5. Nasihat kepada orang tua/pengasuh

6.6 Jenis
Pembahasan ini adalah survey yang bersifat Deskriptif, yaitu
memberikan gambaran perilaku (pengetahun, sikap dan tindakan) cuci
tangan dengan sabun dan kasus diare di Kelurahan Mesjid, Kecamatan
Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020.

6.7 Definisi Operasional


Definisi Operasional adalah mendefinisikan variabel secara
operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati memungkinkan
peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran objek
(Notoatmodjo,2012). Definisi operasional penulisan ini adalah sebagai
berikut :
1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang
cuci tangan dengan sabun.
2. Sikap dapat dirumuskan sebagai bentuk kecenderungan untuk merespon
secara positif atau negatif tentang cuci tangan dengan sabun.
3. Tindakan adalah mekanisme dari suatu pengamatan yang muncul dari
persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan
responden tentang cuci tangan dengan sabun.
4. Cuci tangan pakai sabun adalah proses membuang kotoran dan debu
secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun
dan air mengalir.
5. Diare adalah penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi defekasi
lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja
(menjadi cair).

260
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
6.8 Kunci Jawaban dan Teknik penilaian
6.10.1 Kunci Jawaban Kuesioner Pengetahuan
Pertanyaan Ke
Jawaban

1. C
2. C
3. C
4. C
5. A
6. C
7. A
8. C
9. A
10. C

6.10.2 Kunci Jawaban Kuesioner Sikap


Skor

Pertanyaan Ke Kurang Tidak


Setuju
Setuju Setuju
1. 3 2 1

2. 3 2 1
3. 1 2 3
4. 3 2 1

5. 1 2 3

6. 1 2 3
7. 3 2 1

8. 3 2 1

9. 3 2 1

10. 3 2 1
6.10.3 Kunci Jawaban Kuesioner Tindakan
Skor
Pertanyaan Ke Kadang
Ya Tidak
Kadang
1. 3 2 1
2. 1 2 3

261
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
3. 1 2 3
4. 3 2 1
5. 1 2 3
6. 1 2 3
7. 1 2 3
8. 1 2 3
9. 1 2 3
10. 1 2 3

6.10.4Teknik Penilaian Kuesioner Pengetahuan


Kuesioner tingkat pengetahuan ini untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh tingkat pengetahuan cuci tangan dengan sabun terhadap kejadian
diare. Terdapat 10 butir pertanyaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan
cuci tangan dengan sabun terhadap kejadian diare dengan menggunakan
skala Guttman. Skala dalam penulisan ini, akan di dapat jawaban yang
tegas, yaitu “benar dan salah”. Rumus yang digunakan untuk mengukur
presentase dari jawaban yang didapat dari kuesioner menurut Arikunto
(2013), yaitu :
Jumlah jawaban benar
Presentase= x 100 %
Jumlah pertanyaan
Arikunto (2010) membuat kategori tingkat pengetahuan seseorang
menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai presentase yaitu sebagai
berikut :
a. Tingkat Pengetahuan Kategori Baik Jika Nilainya ≥ 76-100%
b. Tingkat Pengetahuan Kategori Cukup Jika Nilainya 60-75%
c. Tingkat Pengetahuan Kategori Kurang Jika Nilainya ≤60%
6.10.5 Teknik Penilaian Kuesioner Sikap
Kuesioner sikap ini untuk untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh sikap cuci tangan dengan sabun terhadap kejadian diare.
Terdapat 10 butir pertanyaan untuk mengetahui sikap cuci tangan dengan
sabun terhadap kejadian diare dengan menggunakan skala Likert. Skala
dalam penulisan ini, akan di dapat jawaban yaitu “Setuju , Kurang Setuju ,
Tidak setuju”. Rumus yang digunakan untuk mengukur presentase dari
jawaban yang didapat dari kuesioner menurut Arikunto (2013), yaitu :

262
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jumlah jawaban benar
Presentase= x 100 %
Jumlah pertanyaan
Arikunto (2010) membuat kategori tingkat Sikap seseorang
menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai presentase yaitu sebagai
berikut :
a. Tingkat Sikap kategori baik jika nilainya ≥ 76-100%
b. Tingkat Sikap kategori Cukup jika nilainya 60-75%
c. Tingkat Sikap Kategori Kurang jika nilainya ≤60%

6.10.6 Teknik Penilaian Kuesioner Tindakan


Kuesioner perilaku ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
tindakan cuci tangan dengan sabun terhadap kejadian diare. Terdapat 10
butir pertanyaan untuk mengetahui tindakan cuci tangan dengan sabun
terhadap kejadian diare dengan menggunakan skala Likert. Skala dalam
penulisan ini, akan di dapat jawaban yaitu “Ya , Kadang-Kadang , Tidak”.
Rumus yang digunakan untuk mengukur presentase dari jawaban yang
didapat dari kuesioner menurut Arikunto (2013), yaitu :
Jumlah jawaban benar
Presentase= x 100 %
Jumlah pertanyaan
Arikunto (2010) membuat kategori tingkat pengetahuan seseorang
menjadi tiga tingkatan yang didasarkan pada nilai presentase yaitu sebagai
berikut :
a. Tingkat tindakan kategori baik jika nilainya ≥ 76-100%
b. Tingkat tindakan kategori Cukup jika nilainya 60-75%
c. Tingkat tindakan Kategori Kurang jika nilainya ≤60%

6.9 Tempat dan Waktu


6.11.1 Tempat
Penulisan ini dilakukan di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan
Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020.

6.11.2 Waktu

263
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Waktu penulisan dilakukan pada bulan Februari 2020.

6.10 Populasi dan Sampel


6.12.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penulisan ini adalah masyakat di
Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020
6.12.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).
Sampel dalam penulisan ini adalah masyarakat yang berada kelurahan
Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan berjumlah 1098 kepala
keluarga.

6.12.3 Besar Sampel


Teknik pengambilan sampel dalam penulisan ini adalah Simple
random sampling. Simple random sampling adalah teknik pengambilan
sampel dari anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2015)
Adapun penulisan ini menggunakan rumus Slovin karena dalam
penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar hasil dapat
digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah
sampel, namun dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana.
Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut
N
n=
1+ N ( d 2)

Keterangan :

N = Besar populasi

n = Besar sempel

264
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
d = tingkat penyimpangan yang diinginkan (5% = 0,05)

1098
n=
1+1098( 0,052)

1098
n= =316 orang
1+1098(0,0025)

Berdasarkan metode pengambilan sampel yang dipilih tersebut,


peneliti mengambil responden dari 316 keluarga.

6.11 Alat
Alat yang digunakan dalam penulisan ini untuk mendapatkan data
dari responden adalah kuesioner.

6.12 Jenis Data


1. Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari sumbernya melalui hasil
kuesioner dengan menggunakan daftar pertanyaan yang berkaitan
dengan masalah CTPS yang di tanyakan kepada perwakilan keluarga
(dalam hal ini hanya didapatkan 316 responden yang bersedia) di
kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020.
2. Data Sekunder
Data diperoleh dari Puskesmas Teladan medan kota Kota Medan

6.13 Instrumen
Setiap responden ditanyakan mengenai kuesioner yang berisi
pertanyaan mengenai, gambaran perilaku (pengetahun, sikap dan tindakan)
cuci tangan dengan sabun dan kasus diare di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun
2020.

265
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
yang terdiri dari 30 pertanyaan sebagai berikut :
a. 10 pertanyaan untuk menilai pengetahuan
b. 10 Pertanyaan untuk menilai sikap
c. 10 Pertanyaan untuk menilai Tindakan.

6.14 Langkah-langkah
Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data ini melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing Data (Pengolahan Data)
Langkah pertama yang dilakukan dengan cara meneliti kelengkapan
data dan dilakukan pencocokan pada setiap data yang telah terkumpul
sehingga tidak ada kesalahan dalam pengumpulan data.
2. Entery Data
Memasukan data kedalam komputer untuk mempermudah dalam
pengolahan data melalui tindakan mengklasifikasikan.

2.18 Wilayah Kerja Puskesmas


Puskesmas Teladan mempunyai wilayah kerja kurang lebih 229,1 Ha
dengan akses jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat,
yang terdiri dari 5 (lima) kelurahan :
a. Kelurahan Mesjid : 9 Lingkungan /RW
b. Kelurahan Teladan Barat : 13 Lingkungan /RW
c. Kelurahan Pasar Baru : 8 Lingkungan /RW
d. Kelurahan Pusat Pasar : 8 Lingkungan /RW
e. Kelurahan Pandahulu I : 9 Lingkungan /RW
Dengan jumlah keseluruhan lingkungan atau RW sebanyak 47 lingkungan
pada wilayah kerja puskesmas teladan tidak terdapat puskesmas pembantu.
2.19 Data Wilayah dan Data Geografis
Puskesmas Teladan berbatasan dengan :
 Sebelah utara berbatasan dengan kecamatan Maimun
 Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Teladan Timur

266
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
 Sebelah timur berbatasan dengan Medan Perjuangan
 Sebelah barat berbatasan dengan Simpang Limun
Keadaan Demografi
Wilayah kerja Puskesmas Teladan memiliki jumlah penduduk sebanyak
22.366 orang dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 10.905 orang dan
jumlah penduduk perempuan sebanyak 11.461 orang.
6.19.1 Keadaan Penduduk
Tabel 6.1 Jumlah penduduk berdasarkan kelurahan Tahun 2019

No Kelurahan KK Laki-laki Perempuan Jumlah


Tabel 6.2 Jumlah penduduk Menurut Mata Pencaharian
1 Teladan Barat 2.443 3.785 3.896 7.682
No Mata Pencaharian Jumlah KK Persentase
21 PNS
Mesjid 1.098 998
1.612 1.623 10.8%
3.235
2 TNI- POLRI 1063 11.5%
3 Pasar Baru 1.216 1.505 1.541 3.046
3 Swasta 1424 15.4%
44 Wiraswasta
Pusat Pasar 1.259 1554
1.802 1.854 16.8%3.656
5 Pensiunan 881 9.6%
56 Pandahulu
Pedagang I 1.259 2.349
1998 2.721 21.6%5.070
7 Buruh 619 6.7%
Total 7.490 11.054 11.635 22.689
8 Lain-lain 647 7.0%

2.20 Kejadian Diare


Tabel 6.3 Data Bulanan Kunjungan Penyakit Diare di Wilayah Kerja Puskesmas
Teladan Kecamatan Medan Kota Periode Januari – Desember 2019

Kelompok Bulan Total


Umur Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

0-6 bulan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 4

6-11 bulan 1 2 0 1 1 4 1 0 1 2 4 0 17

1-4 tahun 8 0 3 0 0 9 5 7 2 3 6 15 58

5-9 tahun 6 6 0 7 4 1 2 14 1 9 12 5 67

10-14 tahun 3 3 0 1 0 3 4 8 2 7 8 2 41

267
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
15-19 tahun 1 0 1 0 3 1 6 9 1 8 10 4 49
>20 tahun 17 19 31 22 11 19 16 6 25 29 35 60 290
Total 36 30 35 31 19 37 36 44 39 58 75 90 495
Sumber : SP2TP Puskesmas Teladan Januari-Desember Tahun 2019

2.20.1 Karakteristik Berdasarkan Usia

Tabel 6.2 Karakteristik responden berdasarkan usia

Persentase
Jawaban Jumlah
(%)
1 17-25 tahun 26 8
2 26-35 tahun 60 19
3 36-45 tahun 90 29
4 46-55 tahun 84 27
5 55-65 tahun 47 15
6 65-keatas tahun 7 2
Jumlah 316 100
Diagram 6.1 Karakteristik responden berdasarkan usia

65-keatas tahun
17-25 tahun
2% 8%
55-65 tahun
15%

26-35 tahun
19%

46-55 tahun
27%

36-45 tahun
29%

Analisa Tabel dan Diagram

Dari 316 responden didapatkan bahwa responden terbanyak adalah


kelompok usia 36-45 tahun yaitu 90 responden dengan presentase 29%
dari keseluruhan.

2.20.2 Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan

268
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Tabel 6.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan

Persentase
Jawaban Jumlah
(%)
1 Wiraswasta 49 16
2 Pns 17 5
3 Ibu rumah tangga 142 45
4 Pegawai swasta 10 3
5 buruh 28 9
6 pelajar 66 21
7 Lain lain 2 1
Jumlah 316 100
Diagram 6.2 Karakteristik responden berdasarkan usia

Distribusi
Lain lain
1% wiraswasta
pelajar 16%
21%

Pns
5%

buruh
9%
Pegawai swasta
3%

Ibu rumah tangga


45%

Analisa Tabel dan Diagram

Dari 316 responden didapatkan bahwa responden terbanyak adalah


kelompok pekerjaan ibu rumah tangga yaitu 142 responden dengan presentase
45% dari keseluruhan.

2.20.3 Karakteristik Berdasarkan Pendidikan

Tabel 6.4 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Jawaban Jumlah Persentase

269
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
(%)
1 SD 47 15
2 SMP 70 22
3 SMA 165 52
4 KULIAH 33 11
Jumlah 316 100

Diagram 6.3 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

KULIAH
11% SD
15%

SMP
22%

SMA
52%

Analisa Tabel dan Diagram

Dari 316 responden didapatkan bahwa responden terbanyak adalah


kelompok dengan karakteristik pendidikan SMA yaitu 165 responden
dengan presentase 52% dari keseluruhan.

2.20.4 Pengetahuan

Tabel 6.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang


Pengertian Mencuci Tangan Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota,
Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Persentase
Jawaban Jumlah
(%)

270
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Mencuci tangan adalah proses yang
secara mekanik melepaskan kotoran
A 176 50
dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun dan air bersih.
Mencuci tangan adalah proses yang
B secara mekanik melepaskan perhiasan 82 29
yang ada ditangan
Mencuci tangan adalah proses
C menggunakan cairan untuk 58 21
melembabkan tangan
Jumlah 316 100

Diagram 6.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang


Pengertian Mencuci Tangan Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota,
Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Mencuci Mencuci
tangan tangan
adalah adalah
proses yang proses yang
secara
Mencuci secara
mekanik
tangan mekanik
melepaskan
adalah melepaskan
perhiasan
proses kotoran dan
yangmenggunaka
ada debris dari
ditangan
n cairan kulit tangan
29%
untuk dengan
melembabka menggunaka
n tangan n sabun dan
21% air bersih.
50%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari 316 responden didapatkan 176 responden (50%) mengetahui bahwa
mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih.

271
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Tabel 6.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Manfaat Dari
Mencuci Tangan Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Jawaban Jumlah Persentase


(%)
A Tindakan utama untuk pencegahan 163 44
dan pengendalian infeksi di sekitar
pasien.
B Menambah mikroorganisme di 42 26
tangan/ kulit
C Membuat tangan agar tetap lembab 90 30
Jumlah 316 100
Diagram 6.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Manfaat Dari
Mencuci Tangan Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi

Membuat tangan Tindakan utama


agar tetap lembab untuk pencegahan
30% dan pengendalian
infeksi di sekitar
pasien.
44%

Menambah
mikroorganisme di
tangan/ kulit
26%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari 316 responden didapatkan bahwa 163 responden (44%) mengetahui
manfaat dari mencuci tangan.

272
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Tabel 6.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Saat
Yang Tepat Untuk Mencuci Tangan Pakai Sabun Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Jawaban Jumlah Presentase


(%)
Sebelum dan sesudah makan
A 97 26

B Setelah dari wc 74 20
C Semua benar 145 54
Jumlah 316 100

Diagram 6.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Saat


Yang Tepat Untuk Mencuci Tangan Pakai Sabun Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi

Sebelum dan sesudah


makan
26%

Semua benar
54%

Setelah dari wc
20%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari 316 responden didapatkan bahwa hanya 145 responden (54%)
mengetahui tentang kapan saat yang tepat untuk mencuci tangan pakai sabun.

273
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Tabel 6.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Jenis Air
Yang Digunakan Saat Mencuci Tangan Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan
Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Jawaban Jumlah Presentase


(%)
Air dalam bak mandi
A 64 17
B Air mengalir 47 13
C Semua benar 205 70
Jumlah 316 100

Diagram 6.7 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Jenis


Air Yang Digunakan Saat Mencuci Tangan Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
  Air dalam bak mandi
17%

Air mengalir
13%

Semua benar
70%

Analisa Tabel dan Diagram

274
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Dari 316 responden didapatkan bahwa 205 responden (70%) tidak
mengetahui tentang penggunaan air yang cocok untuk mencuci tangan.

275
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Tabel 6.9 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang jenis
Sabun yang digunakan untuk mencuci tangan di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020
Presentase
Jawaban Jumlah
(%)
Sabun cair 161 58
A
Sabun cuci muka 20 5
B
Semua benar 135 37
C

JUMLAH 316 100

276
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Diagram 6.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Jenis
Sabun Yang Digunakan Untuk Mencuci Tangan di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi

Semua benar
36%

Sabun cair
58%

Sabun cuci muka


5%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari 316 responden didapatkan bahwa hanya 161 responden (58%)
mengetahui tentang Sabun yang cocok untuk mencuci tangan.

Tabel 6.10 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang langkah


dalam mencuci tangan yang baik dan benar di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Presentase
Jawaban Jumlah
(%)
7 langkah 81 37
A

277
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
1 langkah 20 5
B
5 langkah 215 58
C

JUMLAH 316 100

Diagram 6.9 Distribusi responden berdasarkan pengetahuan tentang langkah


dalam mencuci tangan yang baik dan benar di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi

1 langkah
36%

7 langkah
58%

5 langkah
5%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari 316 responden didapatkan bahwa hanya 215 responden (58%)
yang mengetahui tentang langkah dalam mencuci tangan yang baik dan benar.

Tabel 6.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Penyakit Yang


Di Tularkan Melalui Tangan Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota,
Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Presentase
Jawaban Jumlah
(%)
Diare 228 76
A

278
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
DBD 84 23
B
Semua benar 4 1
C
Jumlah 316 100

Diagram 6.10 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Penyakit


Yang Di Tularkan Melalui Tangan Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan
Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
Semua benar
1%
DBD
23%

Diare
76%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari 316 responden didapatkan bahwa sebagian besar responden yakni
228 responden (76%) mengetahui tentang Penyakit yang di tularkan melalui
tangan.

Tabel 6.12 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Bagian


Tangan Yang Pertama Di Cuci Pada Saat Mencuci Tangan Di Kelurahan
Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2020

Presentase
Jawaban Jumlah
(%)
A Telapak tangan 202 69

279
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Sela-sela jari 23 6
B
Jempol 91 25
C
Jumlah 316 100

Diagram 6.11 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang


Bagian Tangan Yang Pertama Di Cuci Pada Saat Mencuci Tangan Di
Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi

Jempol
25%

Sela-sela jari
6%

Telapak tangan
69%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari 316 responden didapatkan bahwa (69%) yakni 202 responden mengetahui
bagian tangan yang pertama di cuci pada saat mencuci tangan.

280
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Tabel 6.13 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang
Penularan Diare Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Presentase
Jawaban Jumlah
(%)
A Meminum air yang kurang matang 30 8

B Tidak mencuci tangan dengan bersih 110 40

C Semua Benar 176 52

Jumlah 316 100

Diagram 6.12 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang


Penularan Diare Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
Meminum air yang
kurang matang
8%

Semua Benar
52% Tidak mencuci tangan
dengan bersih
40%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari 316 responden didapatkan bahwa terdapat 176 responden (52%)
memahami diare dapat di tularkan melalui minum air kurang matang dan tidak
mencuci tangan dengan bersih.

281
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Tabel 6.14 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Akibat Yang
Ditimbulkan Dari Perilaku Tidak Mencuci Tangan Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Presentase
Jawaban Jumlah
(%)
Mudah terserang penyakit 50 14
A
Tangan menjadi kering 15 4
B
Semua benar 251 82
C
Jumlah 316 100
Diagram 6.13 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Akibat Yang
Ditimbulkan Dari Perilaku Tidak Mencuci Tangan Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
Mudah terserang
penyakit
14%
Tangan menjadi kering
4%

Semua benar
82%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari 316 responden didapatkan bahwa (82%) 251 responden mengetahui
akibat yang ditimbulkan jika tidak mencuci tangan.

282
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Tabel 6.15 Gambaran Pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun Terhadap
Kejadian Diare Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan,
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Pengetahuan Jumlah Presentase


(%)
Analisa Baik 100 34
Cukup Baik 120 40
Kurang Baik 96 26
316 100
Diagram 6.14 Gambaran Pengetahuan Cuci Tangan Pakai Sabun Terhadap
Kejadian Diare Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan,
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi

Kurang Baik
26%
Baik
34%

Cukup Baik
40%

283
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Analisa Tabel dan Diagram
Dari tabel dan diagram di atas didapatkan 120 responden (40%) memiliki
pengetahuan cukup baik, 96 responden (26%) memiliki pengetahuan kurang baik
dan 100 responden (34%) memiliki pengetahuan baik.

2.20.5 Sikap

Tabel 6.16 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Cuci Tangan


Pakai Sabun Dapat Menghindari Dari Kuman Penyakit Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Kode Jawaban Jumlah Persentase


(%)

S Setuju 298 95
KS Kurang Setuju 14 4
TS Tidak Setuju 4 1
Jumlah 316 100

iagram 6.15 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Cuci Tangan


Pakai Sabun Dapat Menghindari Dari Kuman Penyakit Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
Tidak
Kurang Setuju
Setuju
4% 1%

Setuju
95%

284
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Analisa Tabel dan Diagram
Dari 316 responden didapatkan bahwa responden sebesar (95%) 298
responden bersikap setuju bahwa Cuci tangan pake sabun dapat menghindarkan
kita dari kuman penyakit.

Tabel 6.17 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Langkah


Setelah Mencuci Tangan Tidak Diperlukan Mengeringkan Tangan Dengan Lap/
Tisu Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020

Kode Jawaban Jumlah Persentase


(%)

S Setuju 278 90
KS Kurang Setuju 20 5
TS Tidak Setuju 18 5
Jumlah 316 100

285
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Diagram 6.16 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Langkah
Setelah Mencuci Tangan Tidak Diperlukan Mengeringkan Tangan Dengan Lap/
Tisu Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
tidak setuju
Kurang
5% Setuju
5%

setuju
90%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari 316 responden didapatkan bahwa sebesar (90%) 278 responden yang
setuju bahwa Setelah mencuci tangan tidak diperlukan mengeringkan tangan
dengan lap/ tisu dan 5% lainnya tidak setuju.

Tabel 6.18 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Perilaku Tidak


Mencuci Tangan Pakai Sabun Dapat Menyebabkan Infeksi Cacing Di
Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020

Kode Jawaban Jumlah Persentase


(%)

S Setuju 163 59
KS Kurang Setuju 81 22

286
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
TS Tidak Setuju 72 19
Jumlah 316 100

Diagram 6.17 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Perilaku


Tidak Mencuci Tangan Pakai Sabun Dapat Menyebabkan Infeksi Cacing Di
Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi

Tidak Setuju
19%

Setuju
Kurang Setuju 59%
22%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari 316 responden didapatkan bahwa sebagian besar (59%) 163
responden setuju bahwa Selain diare, apabila tidak mencuci tangan pakai sabun
dapat menyebabkan infeksi cacing, sedangkan 72 responden (19%) lainnya tidak
setuju mengenail hal tersebut.

Tabel 6.19 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Perilaku Tidak


Mencuci Tangan Pakai Sabun Tidak Dapat Menyebabkan Diare Di Kelurahan
Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2020

Kode Jawaban Jumlah Persentase

287
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
(%)

S Setuju 254 83
KS Kurang Setuju 27 7
TS Tidak Setuju 35 10
Jumlah 316 100

Diagram 6.18 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Perilaku


Tidak Mencuci Tangan Pakai Sabun Tidak Dapat Menyebabkan Diare Di
Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
Tidak Setuju
9%
Kurang Setuju
7%

Setuju
83%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari 316 responden didapatkan bahwa sebesar 254 responden (83%) setuju bahwa
tidak mencuci tangan pakai sabun tidak dapat menyebabkan diare, sedangkan 35
responden (10%) lainnya tidak setuju mengenai hal tersebut.

Tabel 6.20 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Mencuci


Tangan Pakai Sabun Tidak Diperlukan Sebelum Tidur Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Kode Jawaban Jumlah Persentase

288
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
(%)

S Setuju 202 69
KS Kurang Setuju 70 19
TS Tidak Setuju 44 12
Jumlah 316 100

Diagram 6.19 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Mencuci


Tangan Pakai Sabun Tidak Diperlukan Sebelum Tidur Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
Tidak Setuju
12%

Kurang Setuju
19%

Setuju
69%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa sebesar 69% responden bersikap
setuju tentang Mencuci tangan pakai sabun tidak diperlukan sebelum tidur,
sedangkan 12% responden lainnya tidak setuju.

289
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Tabel 6.21 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Mencuci
Tangan Dengan Bersih Sebelum Makan Dapat Menambah Nafsu Makan Di
Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020

Kode Jawaban Jumlah Persentase


(%)

S Setuju 40 11
KS Kurang Setuju 43 12
TS Tidak Setuju 233 77
Jumlah 316 100

Diagram 6.20 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Mencuci


Tangan Dengan Bersih Sebelum Makan Dapat Menambah Nafsu Makan Di
Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
Setuju
11%

Kurang Setuju
12%

Tidak Setuju
78%

Analisa Tabel dan Diagram

290
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa sebesar 77% responden setuju
bahwa Mencuci tangan dengan bersih sebelum makan dapat menambah nafsu
makan, sedangkan 11% responden lainnya tidak setuju.

Tabel 6.22 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Mengenai Waktu


Mencuci Tangan Sebelum Dan Sesudah Makan Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Kode Jawaban Jumlah Persentase


(%)

S Setuju 316 100


KS Kurang Setuju 0 0
TS Tidak Setuju 0 0
Jumlah 316 100

Diagram 6.21 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Mengenai Waktu


Mencuci Tangan Sebelum Dan Sesudah Makan Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi

Setuju
100%

Analisa Tabel dan Diagram

291
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa hanya sebesar 100 %
responden setuju Sebelum dan sesudah makan diperlukan mencuci tangan pakai
sabun

Tabel 6.23 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Setelah Buang Air Besar
Diperlukan Mencuci Tangan Pakai Sabun Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan
Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Kode Jawaban Jumlah Persentase


(%)

S Setuju 316 100


KS Kurang Setuju 0 0
TS Tidak Setuju 0 0
Jumlah 316 100

Diagram 6.22 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Setelah Buang Air


Besar Diperlukan Mencuci Tangan Pakai Sabun Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi

Setuju
100%

Analisa Tabel dan Diagram

292
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa sebesar 93% responden
setuju Setelah buang air besar diperlukan mencuci tangan pakai sabun.

Tabel 6.24 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Waktu Yang


Tepat Untuk Cuci Tangan Pakai Sabun Setelah Buang Sampah Di Kelurahan
Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2020

Kode Jawaban Jumlah Persentase


(%)

S Setuju 250 82
KS Kurang Setuju 34 9
TS Tidak Setuju 32 9
Jumlah 316 100

Diagram 6.23 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Waktu Yang


Tepat Untuk Cuci Tangan Pakai Sabun Setelah Buang Sampah Di Kelurahan
Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2020

Distribusi
Setuju
9%
Kurang Setuju
9%

Tidak Setuju
82%

293
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Analisa Tabel dan Diagram
Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa 82% responden setuju
bahwa Waktu yang tepat untuk cuci tangan pakai sabun adalah setelah buang
sampah, dan 9% responden lainnya tidak setuju.

Tabel 6.25 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Mencuci


Tangan Pakai Sabun Diperlukan Setelah Menyentuh Hewan/Unggas Termasuk
Hewan Peliharaan Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Kode Jawaban Jumlah Persentase


(%)

S Setuju 276 89
KS Kurang Setuju 16 4
TS Tidak Setuju 24 7
Jumlah 316 100

294
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Diagram 6.24 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Tentang Mencuci
Tangan Pakai Sabun Diperlukan Setelah Menyentuh Hewan/Unggas Termasuk
Hewan Peliharaan Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota
Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
Setuju
6% Setuju
Kurang
4%

Tidak Setuju
89%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa sebagian besar responden
89% setuju jika Mencuci tangan pakai sabun diperlukan setelah menyentuh
hewan/unggas termasuk hewan peliharaan, dan terdapat 7% responden yang tidak
setuju.

Tabel 6.26 Gambaran Sikap Masyarakat tentang Perilaku cuci tangan pakai
sabun Sembarangan Dan Kasus Diare Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan
Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Sikap Jumlah Persentase


(%)
Analisa
Kurang baik 7 2
Cukup Baik 24 6

295
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Baik 285 92

Diagram 6.25 Gambaran Sikap Masyarakat tentang Perilaku cuci tangan


Pakai Sabun Sembarangan Dan Kasus Diare Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
KurangCukup
baik Baik
2% 6%

Baik
92%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari tabel dan diagram di atas didapatkan 92% responden mempunyai sikap
baik, 6% responden dengan sikap cukup baik dan 2% lainnya memilih sikap
kurang baik tentang prilaku buang air besar sembarangan dan diare.

2.20.6 Tindakan

Tabel 6.27 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Tentang Anggota


Keluarga Yang Selalu Mencuci Tangan Dengan Sabun Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Jawaban Jumlah Presentase %


Y Ya 207 70
KK Kadang-Kadang 48 14

296
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
T Tidak 61 16
Jumlah 316 100

Diagram 6.26 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Tentang Anggota


Keluarga Yang Selalu Mencuci Tangan Dengan Sabun Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
ya
7%

kadang kadang
14%

tidak
78%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa hanya 70% responden
selalu mencuci tangan dengan sabun, sedangkan 16,5% lainnya tidak .

Tabel 6.28 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Anggota Keluarga


Selalu Mencuci Tangan Dengan Air Mengalir Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Jawaban Jumlah Presentase


(%)
Y Ya 200 69

297
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
KK Kadang Kadang 70 19
T Tidak 46 12
Jumlah 316 100

Diagram 6.27 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Anggota


Keluarga Selalu Mencuci Tangan Dengan Air Mengalir Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
Tidak
12%

Kadang Kadang
19%

Ya
69%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa sebagian besar responden
69% anggota keluarga selalu mencuci tangan dengan air mengalir, sedangkan
12% anggota keluarga tidak mencuci tangan dengan air mengalir

Tabel 6.29 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Penyediakan Sabun


Di Rumah Untuk Cuci Tangan Anggota Keluarga Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Presentase
Jawaban Jumlah
(%)

298
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Y Ya 49 13

KK Kadang Kadang 60 16

T Tidak 207 71

Jumlah 316 100

Diagram 6.28 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Penyediakan


Sabun Di Rumah Untuk Cuci Tangan Anggota Keluarga Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
Ya
13%

Kadang kadang
16%

Tidak
71%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa sebagian besar
responden 71% sudah tidak menyediakan sabun di rumah untuk cuci tangan

299
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
anggota keluarga, sedangkan 13% menyediakan sabun di rumah untuk cuci
tangan anggota keluarga.

Tabel 6.30 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Perilaku Anggota


Keluarga Selalu Mencuci Tangan Pakai Sabun Sebelum Makan Di Kelurahan
Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2020

Jawaban Jumlah Presentase


(%)
Y Ya 280 90
KK Kadang Kadang 22 6

T Tidak 14 4
Jumlah 316 100

300
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Diagram 6.29 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Perilaku Anggota
Keluarga Selalu Mencuci Tangan Pakai Sabun Sebelum Makan Di Kelurahan
Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2020

Distribusi
Tidak
Kadang4%
Kadang
6%

Ya
90%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa hanya 90 % responden
yang selalu mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan 4% responden yang
lain tidak mencuci tangan pakai sabun sebelum makan.

Tabel 6.31 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Tentang Penyakit


Diare Dapat Dicegah Dengan Cuci Tangan Pakai Sabun Di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Presentase
Jawaban Jumlah
(%)

301
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Y Ya 228 76
KK Kadang Kadang 36 10
T Tidak 52 14
Jumlah 316 100

Diagram 6.30 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Tentang


Penyakit Diare Dapat Dicegah Dengan Cuci Tangan Pakai Sabun Di
Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
kadang kadang
10%

tidak
14%

ya
76%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa sebagian besar responden
76% berpendapat penyakit diare dicegah dengan cuci tangan pakai sabun,
sedangkan 10% responden berpendapat kadang-kadang penyakit diare dicegah
dengan cuci tangan pakai sabun.

302
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Tabel 6.32 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Tentang Cuci
Tangan Pakai Sabun Merepotkan Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan
Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Presentase
Jawaban Jumlah
(%)
Y Ya 42 11
KK Kadang-Kadang 112 30
T Tidak 162 59
Jumlah 316 100

Diagram 6.31 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Tentang Cuci


Tangan Pakai Sabun Merepotkan Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan
Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi

Ya
11%

Kadang-Kadang
Tidak 30%
58%

Analisa Tabel dan Diagram

303
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa sebagian besar responden
59% apakah menurut saudara cuci tangan pakai sabun merepotkan, sedangkan
11% responden masih kadang-kadang melakukan hal tersebut.

Tabel 6.33 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Tentang


Menggunakan Sabun Saat Mencuci Tangan Di Kelurahan Mesjid, Kecamatan
Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Presentase
Jawaban Jumlah
(%)
Y Ya 250 82
KK Kadang-Kadang 29 10
T Tidak 37 8
Jumlah 316 100

Diagram 6.32 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Tentang


Menggunakan Sabun Saat Mencuci Tangan Di Kelurahan Mesjid,

304
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
Kadang-Kadang
10%
Tidak
8%

Ya
82%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa sebagian besar responden
88% sudah menggunakan sabun bila mencuci tangan. Sedangkan 8% responden
belum menggunakan sabun bila mencuci tangan.

Tabel 6.34 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Tentang Saling


Mengingatkan Anggota Rumah Untuk Selalu Cuci Tangan Pakai sabun di
Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera
Utara Tahun 2020
Presentase
Jawaban Jumlah
(%)
Y Ya 218 74
KK Kadang-Kadang 41 11
T Tidak 54 15

305
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Jumlah 316 100

Diagram 6.33 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Tentang Saling


Mengingatkan Anggota Rumah Untuk Selalu Cuci Tangan Pakai sabun di
Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
Kadang-kadang
11%

Tidak
15%

Ya
74%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa 74% responden sudah
selalu mengingatkan anggota rumah tangga mencuci tangan pakai sabun,
sedangkan 11% responden masih kadang-kadang mengingatkan anggota rumah
tangga mencuci tangan pakai sabun.

Tabel 6.35 Distribusi responden berdasarkan tindakan tentang apakah


keluarga selalu mencuci tangan pakai sabun setelah ke jamban/bab di
Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020

Presentase
Jawaban Jumlah
(%)

306
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Y Ya 302 96
KK Kadang-Kadang 7 2
T Tidak 7 2
Jumlah 316 100

Diagram 6.34 Distribusi responden berdasarkan tindakan tentang apakah


keluarga selalu mencuci tangan pakai sabun setelah ke jamban/bab di
Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
Tidak
Kadang-kadang
2% 2%

Ya
96%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari tabel dan diagram di atas didapatkan sebagian besar responden 96%
keluarga selalu mencuci tangan pakai sabun setelah ke jamban/bab, sedangkan

307
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
hanya 2% dari total responden yang tidak keluarga selalu mencuci tangan pakai
sabun setelah ke jamban/bab.

Tabel 6.36 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Apakah Saudara


Melaksanakan Cuci Tangan Sesuai 7 Langkah Cuci Tangan di Kelurahan
Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2020

Presentase
Jawaban Jumlah
(%)
Y Ya 90 34
KK Kadang-Kadang 86 23
T Tidak 140 43
Jumlah 316 100%

Diagram 6.35 Distribusi Responden Berdasarkan Tindakan Apakah Saudara


Melaksanakan Cuci Tangan Sesuai 7 Langkah Cuci Tangan di Kelurahan
Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara

308
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Tahun 2020

Distribusi

Ya
34%
Tidak
43%

Kadang-Kadang
23%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa sebagian besar responden
43 % belum melaksanakan cuci tangan sesuai 7 langkah cuci tangan , hanya 34% yang
melaksanakan cuci tangan sesuai 7 langkah cuci tangan .

Tabel 6.37 Gambaran Tindakan Responden Tentang Buang Air Besar


Sembarangan Dan Kasus Diare di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan
Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Analisa Perilaku Jumlah Persentase

309
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
(%)
Kurang baik 177 53
Cukup baik 125 43
Baik 14 4

Diagram 6.36 Gambaran Tindakan Responden Tentang Buang Air Besar


Sembarangan Dan Kasus Diare di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan
Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Distribusi
Baik
4%

Cukup baik
43% Kurang baik
53%

Analisa Tabel dan Diagram


Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa sebanyak 197 responden
(53,2%) memiliki tindakan kurang baik dalam buang air besar sembarangan
terhadap kasus diare, sedangkan 159 responden (43%) dengan tindakan cukup
baik, dan hanya terdapat 14 responden (3,8%) dengan tindakan baik.

310
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
2.20.7 Kejadian Diare

Tabel 6.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare Tentang


Anggota Keluarga Pernah Mengalami Riwayat Diare Selama 6 Bulan
Terakhir di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan,
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Presentase
Jawaban Jumlah
(%)
Y Ya 51 19
T Tidak 265 81
Jumlah 316 100

Diagram 6.7 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare Tentang


Anggota Keluarga Pernah Mengalami Riwayat Diare Selama 6 Bulan
Terakhir di Kelurahan Mesjid, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan,
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Ya
19%

Tidak
81%

Analisa Tabel dan Diagram

311
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa sebagian besar responden
81% tidak mengalami diare selama 6 bulan terakhir, sedangkan 19% lainnya
mengalami diare selama 6 bulan terakhir.

312
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Tabel 6.9 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare Tentang
Fasilitas Yang Di kunjungi Jika Terjadi Diare di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun 2020

Presentase
Jawaban Jumlah
(%)
PS Puskesmas 122 42

KL Klinik 113 34

BN Bidan 33 10

RS Rumah sakit 31 9

TA Tidak Ada 17 5
Jumlah 316 100

Diagram 6.8 Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare Tentang


Fasilitas Yang Di kunjungi Jika Terjadi Diare di Kelurahan Mesjid,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara Tahun
2020
Tidak Ada
5%
Rumah sakit
9%

Bidan
10% Puskesmas
42%

Klinik
34%

Analisa Tabel dan Diagram

313
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
Dari tabel dan diagram di atas didapatkan bahwa 95% responden pergi ke
bidan dan puskesmas ketika mengalami diare dan hanya 5% dari total responden
tidak berobat ketika mengalami diare.

314
KKS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI

Anda mungkin juga menyukai