Anda di halaman 1dari 2

Kalau hidup hanya untuk hidup untuk apa kita hidup.

Kau beruntung karena bisa mati,


tapi aku tidak bisa mati. Kalau begitu untuk apa aku dihidupkan? Aku ingin mati bukan karena
ingin menginginkan surga, tapi aku lelah untuk hidup? Kaget? Apa kalian bingung mengapa
masih ada orang seperti yang menolak anugerah kehidupan, aku ingin mati bukan karena aku
sengsara untuk hidup.

            Tolong aku agar tak hidup lagi. Tolong.. ku mohon. Bebaskan aku dari hidup. Aku
sungguh benar-benar bahagia dengan hidup, tapi aku tak ingin hidup! Sekali lagi tak. Tunggu,
aku ingin bertanya, apa kalian suka hidup? Pasti suka kan?. Haha.. kalau begitu rebut bahkan
ambil saja hidup yang aku punya. Anggap saja bonus karena kalian menerima hidup.

            Tak mampu kujelaskan mengapa aku tak suka hidup. Karena hanya karena aku dan
secarik surat puisiku yang tak mampu terbaca yang tahu alasannya. Yang perlu kalian tahu
adalah hidupku berbeda dengan hidup kalian. Bertanya? Mengapa hidup selalu saja aku sebut
dalam susunan huruf kecilku? Karena aku hidup.

            Berapa banyak waktu yang kuhabiskan untuk hidup, tak terhitung. Kata orang hidup
memang harus ada waktu. Dan benar satu lagi alasan yang boleh kalian tahu mengapa aku tak
ingin hidup yaitu karena waktu. Berbicara tentang sesuatu yang membuat kita hidup ini sangatlah
tak mengenak dihatiku. Karena dalam hidupku waktu itu tak maju menemui masa depan namun,
malah mundur melerai semua hidupku.

            Aku menyusun huruf ini bahkan harus menghitung berapa jumlah kata yang telah
kusampaikan kepada kalian, karena jika terlalu banyak maka waktuku akan semakin melaju
kebelakang dengan cepat dan gesit. Padahal daam hidup kalian jika kata semakin banyak maka
tulisan kalian akan semakin bisa di nilai, namun belum pasti. Jika hidup kalian saja belum pasti
maka akan lebih hidupku.

            Melirik buku-buku didalam kotak berpintu kaca itu membuatku semakin bahagia dalam
hidupku. Karena buku itu bisa sedikit membantuku agar bisa membaca hidup kalian. Aku
menemukan teori ini dalam surat puisiku. Surat puisi? Berarti surat dalam puisi! Bukan! Namun
puisi yang juga surat untuk hidup dalam hidupku. Pemborosan kata sekali aku jadi mahkluk
hidup. Tapi hidupkukan berbeda dengan hidup kalian.

            Sebenarnya dari tiga puluh detik yang lalu aku sudah mati meninggalkan kalian yang
masih mencoba membaca kehidupan. Namun kematianku adalah awal dari kehidupan ini karena
sejak itu aku selalu hidup dalam kebahagian hidup yang tak aku inginkan. Karena aku bahagia
dalam kebahagian kenangan.

Anda mungkin juga menyukai