Anda di halaman 1dari 8

Sintesa Hemoglobin dan Bahan Baku Pembentukan Darah

Maria Yuliva Ndua

102012230

B2

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510

Email : mariayuliva@gmail.com

Abstrak

Darah merupakan substansi penting dalam tubuh yang berfungsi sebagai sel transport yang ikut
dalam mekanisme metabolisme dalam tubuh, dan pertahanan tubuh. Darah mengalirkan oksigen ke
seluruh tubuh dan mengambil karbon dioksida untuk dibuang melalui paru-paru. Sistem sirkulasi darah
adalah suatu sistem tertutup yang mengatur dan mengalirkan darah di dalam tubuh. Darah adalah sejenis
jaringan ikat yang sel-selnya (elemen pembentuk) tertahan dan dibawa dalam matriks cairan (plasma).
Darah terdiri dari plasma dan sel-sel darah. Darah terdiri atas eritrosit, limfosit, dan plasma darah. Tubuh
manusia memiliki proses pembentukan sel darah, salah satunya pembentukan sel darah merah yang
disebut eritropoesis. Proses pembentukan sel darah merah membutuhkan komponen tertentu seperti asam
amino, besi (Hb), vitamin B12, asam folat, dan sebagainya. Hemoglobin merupakan protein yang
mengandung besi dalam sel darah merah yang berfungsi untuk mengikat oksigen dari paru-paru ke
seluruh jaringan tubuh. Hemoglobin dibagi menjadi protein globin dan gugus heme.

Kata kunci: darah, eritropoesis, heme.

Abstract

Blood is an important substance in the body that serves as transport of cells that participate in
the mechanism of metabolism in the body, and the body's defenses. Blood carry oxygen throughout the
body and pick up carbon dioxide to be excreted through the lungs. The circulatory system is a closed
system that regulates and blood flow in the body. Blood is a type of connective tissue whose cells
(constituent elements) are retained and carried in a liquid matrix (plasma). Blood is composed of plasma
and blood cells. Blood consists of erythrocytes, lymphocytes, and plasma blood. The human body has a
process of blood cell formation, one of which is the formation of red blood cells is called erythropoiesis.
The process of formation of red blood cells requires specific components such as amino acids, iron (Hb),
vitamin B12, folic acid, and so forth. Hemoglobin is the iron-containing protein in red blood cells that
serve to bind oxygen from the lungs to all body tissues. Hemoglobin is divided into protein globin and
heme groups.

Keyword: blood, erythropoiesis, heme.

Skenario 5

Seorang ibu 30 tahun periksa ke puskesmas dengan keluhan sering terasa lemah, lesu, lekas lelah,
dan kadang-kadang pusing. Ia baru melahirkan 3 bulan yang lalu, ditolong oleh bidan dan banyak
mengeluarkan darah.

Rumusan Masalah

Seorang ibu 30 tahun merasa lemah, lesu, lekas lelah dan kadang-kadang pusing akibat
melahirkan 3 bulan yang lalu dan banyak mengeluarkan darah.

Pembahasan

Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin adalah molekul heme dalam sel eritrosit yang mengandung hampir dua pertiga
kebutuhan besi tubuh. Sebuah sel eritrosit dapat mengangkut sekitar 250 juta molekul hemoglobin. Satu
hemoglobin terdiri dari empat ion ferro untuk empat heme yang dimilikinya.

Bentuk hemoglobin utama pada manusia adalah HbA1, yang mana rantai globinnya terdiri dari
dua rantai α dan dua rantai β (α2 β2). Polipeptida α mempunyai 141 asam amino dan β mempunyai 146
asam amino.hemoglobin lain ialah HbA2 yang hanya ada sekitar 2% dari populasi. HbA2 mengandung α2
δ2. Darah janin mempunyai Hb berbeda dari orang dewasa yaitu Hbf yang globinnya terdiri dari α2 γ2.

Hemoglobin disintesa semasa proses maturasi eritrositik. Proses sintesa heme berlaku dalam
semua sel tubuh manusia kecuali eritrosit yang matang. Pusat penghasilan utama bagi heme (porfirin)
adalah sumsum tulang merah dan heme. Heme yang terhasil dari prekursor eritroid adalah identik dengan
sitikrom dan mioglobin.1

1. Sintesis Hemoglobin (HB)

Hemoglobin, yang mengakut oksigen dari paru ke jaringan sehinggan oksigen tersedia untuk
oksidasi bahan bakar, mengandung 4 sub-unit: dua rantai-α dan dua rantai-β. Meskipun urutan asam
amino berbeda, struktur 3 dimensi rantai-α dan rantai-β hemoglobin serupa satu sama lain dan serupa
dengan rantai polipeptida tunggal dari mioglobin.2

Dua bahan awal sintesis heme adalah suksinil-KoA, yang berasal dari siklus asam sitrat di
mitokondria, dan asam amino glisin. Piridoksal fosfat juga diperlukan untuk mengaktifkan glisin. Produk
reaksi penggabungan antara suksinil-KoA dan glisin adalah asam α-amino-β-ketoadipat, yang cepat
didekarboksilasi membentuk α-aminolevulinat (ALA). Rangkaian reaksi ini dikatalisis oleh ALA sintase,
yaitu enzim penentu kecepatan biosintesis porfirin dalam hepar mamalia. 2

Didalam sitosol, dua molekul ALA disatukan oleh enzim ALA dehidratase untuk membentuk 2
molekul air dan 1 porfobilinogen (PBG). Pembentukan tetrapirol siklik-yi, suatu porfirin, terjadi melalui
kondensasi 4 molekul PBG. Keempat molekul ini memadat dari arah kepala ke ekor untuk membentuk
sebuah tetrapirol linier, yaitu hidroksimetibilan (HMB). Reaksi ini dikatalisis oleh uroporfirinogen I
sintase yang disebut juga HMB sintase. HMB mengalami siklisasi secara spontan untuk membentuk
uroporfirinogen I atau diubah menjadi uroporfirinogen III oleh kerja enzim uroporfirinogen III sintase. 2

Uroporfirinogen III diubah menjadi kopropofirinogen III oleh uroporfirinogen dekarboksilase.


Koproporfirinogen III kemudian memasuki mitokondria, tempat senyawa ini diubah menjadi
protoporfirinogen III yang kemudian menjadi protoporfirin III. 2

Tahap terakhir sintesis heme adalah penggabungan besi fero dengan protoporfirin dalam suatu
reaksi yang dikatalisis oleh feroketalase (heme sintase), yaitu enzim mitokondria yang lain. 2

Struktur dan produksi globin diproduksi di ribosom seperti yang terjadi pada protein tubuh yang
lain. Rantai polipeptida alfa bersatu dengan salah satu dari pada tiga rantai lain untuk membentuk dimer
dan tetramer. Pada dewasa normal, rantai ini terdiri dari dua rantai alfa dan dua rantai beta. 3

Sintesa globin sangat berkoordinasi dengan sintesa porfirin. Apabila sintesa globulin terganggu,
proses sintesa porfirin akan menjadi berkurang dan sebaliknya. Penhasilan globulin berkurang, ferum
akan berakumulasi di dalam sitoplasma sel sebagai ferritin yang beragregasi. 3
Gambar 1. Sintesis Heme

2. Katabolisme Hemoglobin (HB)

Hemoglobin yang dilepaskan dari sel sewaktu sel darah merah pecah, akan segera difagosit oleh
sel-sel makrofag di banyak bagian tubuh, namun terutama oleh sel-sel Kupffer hati, makrofag limpa dan
makrofag sumsum tulang. Selama beberapa jam atau beberapa hari sesudahnya, makrofag akan
melepaskan besi yang didapat dari hemoglobin dan menghantarkannya kembali ke dalam darah dan
diangkut oleh transferin ke sumsum tulang untuk sel darah merah baru, atau ke hati atau jaringan lainnya
untuk disimpan dalam bentuk feritin. Bagian porfirin dari molekul hemoglobin diubah oleh makrofag
melalui serangkaian tahap menjadi pigmen empedu bilirubin, yang dilepaskan ke dalamdarah dan
kemudian dikeluarkan dari tubuh oleh sekresi melalui hati ke dalam cairan empedu. Protein globin
dipakai kembali sebagai protein/asam amino.4-6
Gambar 2. Katabolisme Hemoglobin

3. Komponen Darah

Darah manusia terdiri dari tiga komponen yaitu komponen cair atau plasma (55%), komponen
padat atau sel-sel darah (45%) dan platelet atau trombosit. Berikut adalah uraian penjelasan dari masang-
masang komponen darah:4,5,7,

1. Komponen cair atau plasma (55%) yaitu mengandung air sebanyak 90% dan bahan padat
sebanyak 10% yang dimana bahan padat tersebut terdiri dari protein
(albumin,globulin,fibrinogen), zat anorganik (Ca,Na,K,Mg,Po,Fe,Cl), zat organik (uric acid,
nitrogen, kreatin) dan hormon (antibodi,enzim).
2. Komponen padat atau sel-sel darah yaitu yang pertama sel darah merah atau eritrosit yang dimana
dari keseluruhan komponen seluler darah mencapai 40-45% berbentuk bikonkaf dan berwarna
merah dikarenakan dari protein tersebut yang bernama hemoglobin, pada eritrosit ini mampu
bertahan hidup sampai 120 hari. Kemudian yang kedua adalah sel darah putih atau leukosit, sel
darah putih ini terdiri dari 2 macam yaitu:
a. Granular yaitu neutrofil, eosinofil, basofil.
b. Agranular yaitu limfosit (limfosit B dan limfosit T), monosit.
3. Platelet atau trombosit adalah bukan merupakan sel namun pecahan-pecahan fragmen dari sel
yang disebut megakaryocte dan memilik peran untuk hemostatis.
4. Bahan Baku Pembentukan Darah

Pembentukan darah disebut eritrositpoesis. Langkah-langkah utama dalam produksi eritrosit


bermula dari eritrosit yang berasal dari sel punca pluripotent di dalam sumsum tulang merah yang
menghasilkan seluruh jenis sel darah. Sel punca mieloid adalah sel punca yang terdiferensiasi sebagian
yang menghasilkan eritrosit matur. Sel ini mengeluarkan nucleus dan organelnya dan menciptakan ruang
yang lebih banyak untuk hemoglobin. Retikulosit merupakan sel darah merah imatur yang mengandung
sisa organel (terutama ribosom). Eritrosit matur dilepaskan ke kapiler yang banyak terdapat didalam
sumsum tulang sehat di interior pulpanya yang berfungsi sebagai reservoir untuk trombosit dan
mengandung banyak limfosit salah satu jenis sel darah putih. Karena eritrosit tidak dapat membelah diri
untuk mengganti sendiri jumlahnya maka sel tua yang pecah harus diganti dengan sel baru yang
diproduksi di sumsum tulang (lihat gambar 3).4

Tahapan pematangan eritrosit (Eritropoesis) merupakan proses pembentukan eritrosit muda yang
terjadi di sumsum tulang sampai terbentuk eritrosit matang di dalam darah tepi yang dipengaruhi dan
dirangsang oleh hormon eritropoietin. Eritropoietin adalah hormon glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-
sel interstisium peritubulus ginjal, dalam respon terhadap kekurangan oksigen atas bahan globulin
plasma, untuk digunakan oleh sel-sel induk sumsum tulang. Eritropoietin mempercepat produksi eritrosit
pada semua stadium terutama saat sel induk membelah diri dan proses pematangan sel menjadi eritrosit.
Di samping mempercepat pembelahan sel, eritropoietin juga memudahkan pengambilan besi,
mempercepat pematangan sel dan memperpendek waktu yang dibutuhkan oleh sel untuk masuk dalam
sirkulasi (lihat gambar 4).2,4

Gambar 3. Langkah-langkah eritropoiesis.3 Gambar 4. Kontrol eritropoiesis.3


5. Fungsi Protein dalam Darah

Protein darah adalah Bahan yang masih diperlukan oleh tubuh manusia untuk kebutuhan hidup
manusia khususnya sel dan bagn tubuh yang lainnya. Protein yang terdapat dalam darah terdiri atas
albumin, globulin, dan fibrinogen. Albumin berperan dalam pengaturan tekanan darah, sedangkan
globulin biasanya dikenal sebagai imunoglobulin berfungsi membentuk benang-benang fibrin. Benang-
benang fibrin berperan penting dalam proses pembekuan darah saat tubuh kita terluka, jika larutan protein
dalam plasma darah diendapkan dengan sentrifuge yaitu alat pemutar akan tertinggal cairan berwarna
kuning jernih yang disebut serum. Serum mengandung antibodi yang dapat melawan zat atau benda asing
atau kuman yang masuk ke dalam tubuh. Zat asing yang masuk ke dalam tubuh dikatakan sebagai
antigen. Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen disebut presipitin sedangkan yang dapat
menguraikan antigen disebut lisin dan yang dapat menawarkan racun disebut antioksin. 2,3,6

Protein yang terdapat disel darah merah adalah hemoglobin. Hemoglobin (Hb) adalah protein kompleks
yang terdiri atas protein, globin, dan pigmen heme yang mengandung zat besi. Hemoglobin berfungsi
sebagai pembawa oksigen yang kaya akan zat besi dalam sel darah merah, dan oksigen dibawa dari paru-
paru ke dalam jaringan. Tugas utama dari hemoglobin adalah sebagai pengangkut oksigen (O2) dari paru-
paru atau insang ke seluruh jaringan badan. Selain berperan penting dalam pengangkutan O2, hemoglobin
juga ikut serta dalam pengangkutan CO2 dan menentukan kapasitas penyangga dari darah. Darah orang
normal mengandung hemoglobin hampir 15 gram dalam tiap-tiap 100 ml darah dan tiap g hemoglobin
dapat berikatan dengan oksigen, maksimal kirakira 1,34 ml. Haemoglobin merupakan bahan yang penting
sekali dalam eritrosit.3,
Kesimpulan

Seorang ibu 30 tahun merasa lemah, lesu, lekas lelah dan kadang-kadang pusing akibat
melahirkan 3 bulan yang lalu karena kekurangan hemoglobin. Hemoglobin adalah molekul heme dalam
sel eritrosit yang mengandung hampir dua pertiga kebutuhan besi tubuh. Sel darah merah dibentuk dalam
sumsum tulang. Namun dalam pembentukannya dirangsang oleh hormon eritropoietin yang dihasilkan
oleh ginjal. Anemia akibat gangguan pembentukan sel darah merah dapat disebabkan oleh defisiensi
hormon eritropoietin dan kekurangan hemoglobin.

Daftar Pustaka

1. http://repository.unimus.ac.id/762/3/BAB%20II.pdf ( Diunduh pada tanggal 3 Mei 2020)


2. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Elsevier; 2014.h.664
3. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21400/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y (Diunduh pada tanggal 3 Mei 2020)
4. Sheerwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: Penerbit EGC; 2009.h.421-34
5. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Ed.12. Jakarta: EGC; 2003. h.97-117.
6. Sadikin M. Biokimia darah. Jakarta: Widya Medika; 2003. h.336-351.
7. Gartner LP, Hiatt JL. Buku ajar berwarna histologi. Edisi 3. Jakarta: Elsevier inc; 2007:h. 215-40.

Anda mungkin juga menyukai