KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran IPA
dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam (Trianto,
2014: 136). Definisi lain dari IPA, IPA adalah sekumpulan pengetahuan tentang
objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan
metode ilmiah (Hisbullah & Selvi, 2018: 1). Pengertian ini memberikan pengertian
dan klasifikasi data, dan disusun serta diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat
kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap
pengetahuan tentang gejala alam yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip, dan
hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan metode
ilmiah.
adalah hasil tanggapan pikiran manusia atas gejala yang terjadi didalam seorang ahli
IPA (Ilmuwan) dapat memberikan sumbangan besar kepada IPA tanpa harus
14
melakukan sendiri suatu percobaan, tanpa membuat suatu alat atau tanpa melakukan
observasi. IPA memiliki karaktristik yang membedakan dengan dengan cabang ilmu
lain (Hisbullah & Selvi, 2018: 1). Ciri-ciri khusus karakteristik IPA dipaparkan
sebagai berikut.
a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat dibuktikan lagi
oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan prosedur seperti
c. IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disuse dengan cara
seterusnya kait mngkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.
d. IPA mrupakan sutau rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan bagan-
bagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil eksperimen dan
e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi, dan sikap. Empat
1). Sikap, yaitu rasa ingin tahu mengenai alam yang diselidiki secara tekun,
jawab.
15
2). Proses, yaitu prosedur penyelidikan mencakup gejala alam.
3). Pruduk, yaitu fakta, konsep, prinsip/hukum dan teori yang menjelaskan
kehidupan sehari-hari.
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pada proses belajar IPA di sekolah. Sesuai dengan karakteristik IPA, cakupan IPA
yang dipelajari di sekolah tidak hanya berupa kumpulan fakta tetapi proses perolehan
fakta yang didasarkan pada kempauan menggunakan pengetahuan dasar IPA untuk
(Hisbullah & Selvi, 2018: 1). Cakupan dan proses belajar IPA antara lain proses
belajar IPA melibatkan semua alat indera, seluruh proses berfikir, dan berbagai
berbagai macam alat terutama untuk membantu pengamatan. Belajar IPA seringkali
lainnya.
16
Pross pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung
secara ilmiah (Syahidah, dkk. 2017: 1). Pembelajaran IPA diarahkan untuk mencari
tahu dan melakukan sesuatu sehingga sehingga dapat membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang IPA (Rahayu dkk, 2012: 64). Hal
ini disebabkan karena IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhui
memungkinkan menemukan konsep dan prinsip untuk siswa. Dengan kata lain,
pembelajaran IPA terjadi apabila siswa terlibat secara aktif dalam menggunakan
menemukan beberapa konsep atau prinsip. Sebagai proses diartikan semua kegiatan
a. Landasan Toeri
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang dugunakan
dalam tutorial (Trianto, 2010: 52). Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
17
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat
Joyce dalam Trianto (2010: 51) yang menyatakan bahwa setiap model pembelajaran
tujuan pembelajaran.
Learning cycle merupakan salah satu model pembelajaran dari sekian banyak
model pembelajaran. Learning cycle dikedepankan karena mengacu pada teori belajar
(Suyono & Hariyanto, 2016: 104). Teori kontruktivisme memandang bahwa setiap
Para ahli yang telah berkecimpung dalam aliran kontruktivisme dan bisa
Para ahli yang berkecimpung dalam aliran kontruktivisme antara lain Bruner, Ulrick,
Neiser, Goodman, Kant, Kuhn, Dewey dan Habermas (Suyono & Hariyanto, 2016:
107). Akan tetapi yang berperan besar adalah karya dari Jean Piagat, yang
Driver dan Bell (dalam Suyono & Hariyanto, 2016: 106) mengemukakan
Driver dan Bell yaitu siswa tidak dipandang sebagai sesuatu yang pasif melainkan
18
memiliki tujuan, belajar harus mempertimbangkan seoptimal mungkin proses
keterlibatan siswa, pengetahuan bukan sesuatu yang datang dari luar, melainkan
penekanan dalam teori belajar kontruktivisme. Tiga penekanan yang dimaksud antara
aspek dalam kaitannya dengan dengan pembelajaran pada teori kontruktivisme yaitu
dengan cara ide yang mereka miliki, pembelajaran menjadi lebih bermakna karena
siswa mengerti, strategi siswa sendiri lebih bernilai, siswa mempunyai kesempatan
19
Learning cycle pertama kali dikembangkan oleh Scince Curriculum
Improvement Study (SCIS) tahun 1967 dengan menggunakan tiga fase yaitu fase
eskploration, fase invention, dan fase discovey. Dalam perkembangan istilah fase
dalam siklus belajar ini mengalami perubahan yaitu eksplorasi (eskploration), fase
application). Pada tahun 1980, Rodger W. Bybee (dalam Saputri, dkk. 2018: 8)
cycle. Tujuan pembelajaran model learning cycle yaitu memberikan suatu format
diakhiri dengan penguasaan konsep ilmiah dan diakhiri dengan pengayaan konsep,
memahami konsep yang diajarkan, dan terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran.
20
c. Langkah-Langkah Learning Cycle 5E
kontruktivis yang pada mulanya terdiri dari tiga tahap, seiring dengan
Tahap pembangkit minat merupakan tahap awal dari siklus belajar. Pada tahap
siswa tentang topic yang diajarkan. Hal ini dilakukan dengan cara mengajukan
kemudian jawaban siswa tersebut dapat dijadikan pijakan oleh guru untuk
indentifikasi kesalahan konsep pada siswa. Guru harus membangun keterkaitan antara
2) Eksplorasi (Eksploration)
Eksplorasi merupakan tahap kedua model learning cycle 5E. Pada tahap
langsung dari guru. Siswa didorong untuk menguji hipotesis dan atau membuat
21
hipotesis baru, mencoba alternatif pemecahannya dengan teman sekelompok,
melakukan dan mencatat pengamatan serta ide-ide atau pendapat yang berkembang
dalam diskusi. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dan motivator. Pada
dasarnya tujuan tahap ini adalah mengecek pengetahuan yang dimiliki siswa apakah
3) Penjelasan (Explannation)
Penjelasan merupakan tahap ketiga siklus belajar. Pada tahap penjelasan, guru
dituntut mendorong siswa untuk mejelaskan suatu konsep dengan kalimat atau
pemikiran sendiri, meminta bukti dan klarifikasi atas penjelasan siswa, dan saling
mendengar secara kritis penjelasan antar siswa atau guru. Dengan adanya diskusi
tersebut, guru memberi definisi dan penjelasan tentang konsep yang dibahas, dengan
4) Elaborasi (Elaboration)
untuk meningkatkan keterampilan dan konsep yang telah dimiliki menjadi lebih
terlatih dan lebh dikuasi sisw. Tujuan dari fase elaborasi adalah generalisasi konsep,
proses dan keterampilan yang didapat dari fase sebelumnya. Jika tahap ini dapat
dirancang dengan baik oleh guru maka motivasi belajar siswa akan meningkat.
belajar siswa.
5) Evaluasi (Evaluation)
22
Evalusi merupakan tahap akhir dari siklus belajar ini. Pada tahap evalusi, guru
berdasarkan proses yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya, mencari jawaban
yang menggunkan observasi, bukti, dan penjelasan yang diperoleh sebelumnya. Hasil
evaluasi ini dapat dijadikan guru sebagai bahan evaulasi tentang proses penerapan
model siklus belajar yang sedang diterapkan, apakah sudah berjalan dengan sangat
baik, cukup baik, atau masih kurang. Melalui evaluasi, siswa akan dapat mengetahui
tidak hanya mendengar penjelasan guru tetapi juga berperan aktif untuk mengali,
proses pembelajaran. Secara operasional kegiatan guru dan siswa saat proses
Tabel 3
Tahapan Pembelajaran Learning Cycle 5E
Tahap Siklus Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Belajar
Tahap Membangkitkan minat dan Mengembangkan
Pembangkit keingintahuan (curiosity) siswa. minat/rasa ingin tahu
Minat Misalnya : terhadap topik bahasan
(Engagement) Dalam pembelajaran ipa (fisika)
pada materi pesawat sederhana guru
menggambarkan ada seorang kakek
memindahkan batu dengan
menggunakan tangan secara
23
langsung dan memindahkan batu
dengan menggunakan media (kayu).
Mengajukan pertanyaan tentang Memberikan respons
proses faktual dalam kehidupan terhadap pertanyaan
sehari-hari (yang berhubungan guru.
dengan topik bahasan)
Misalkan :
Manakah yang lebih mudah
memindahkan batu secara langsung
atau menggunakan media (kayu)?
Mengaitkan topik yang dibahas Berusaha mengingat
dengan pengalaman siswa. pengalaman sehari-hari
Mendorong siswa untuk mengingat dan menghubungkan
pengalaman sehari-harinya dan dengan topik
menunjukan berkaitannya dengan pembelajaran yang akan
topik pembelajaran yang sedang dibahas.
dibahas.
Tahap Menjelaskan secara garis besar Mendengarkan
Eksplorasi tentang topik pembelajaran. penjelasan guru dengan
cermat.
Membentuk kelompok, memberi Membentuk kelompok
kesempatan untuk bekerja sama dan berusaha bekerja
dengan kelompok kecil. dalam kelompok.
Guru berperan sebagai fasilitator Membuat prediksi baru,
Misalkan : yang berkaitan dengan
Guru membantu siswa dalam materi pembelajaran
membagi kelompok, mengarahkan dalam kehidupan sehari-
siswa dalam berdiskusi. hari.
Mendorong siswa untuk Mencoba alternatif
menjelaskan konsep dengan kalimat pemecahan dengan
mereka sendiri. teman sekelompok,
mencatat pengamatan,
serta mengembangkan
ide-ide baru.
Meminta bukti dan klarifikasi Menunjukan bukti dan
penjelasan siswa, mendengar secara memberi klarifikasi
kritis penjelasan antarsiswa. terhadap ide-ide baru.
Memberi definisi dan penjelasan Mencermati dan
dengan memakai penjelasan siswa berusaha memahami
terdahulu sebagai dasar diskusi. penjelasan guru.
Tahap Mendorong siswa untuk Mencoba memberi
Penjelasan menjelaskan konsep dengan kalimat penjelasan terhadap
24
mereka sendiri. trhadap konsep yang
ditemukan
Meminta bukti dan klarifikasi Menggunakan
penjelasan siswa. pengamatan dan catatan
dan dalam memberi
penjelasan.
Mendengar secara kritis penjelasan Melakukan pembuktian
antar siswa atau guru. terhadap konsep yang
diajukan.
Memandu diskusi Mendiskusikan
Tahap Mengingatkan siswa pada Menerapkan konsep dan
Elaborasi penjelasanf dan mempertimbangkan keterampilan dalam
data atau bukti saat siswa situasi baru dan
mengeksplorasi situasi baru menggunkan label dan
definisi formal
Mendorong dan memfasilitasi siswa Bertanya, mengusulkan
mengaplikasikan konsep pemecahan, membuat
/keterampilan/dalam setting yang keputusan, melakukan
baru. percobaan, dan
pengamatan.
Tahap Mengamati pengetahuan atau Mengevaluasi belajarnya
Evaluasi pemahaman siswa dalam hal sendiri dengan
penerapan konsep baru. mengajukan pertanyaan
terbuka dan mencari
jawaban yang
menggunakan observasi,
bukti, dan penjelasan
yang diperoleh
sebelumnya.
Mendorong siswa melakukan Mengambil kesimpulan
evaluasi diri. lanjut atas situasi belajar
yang dilakukannya.
Mendorong siswa memahami Melihat dan menganalisis
kekurangan/kelebihannya dalam kekurangan/kelebihannya
kegiatan pembelajaran. dalam kegiatan
pembelajaran.
(Sumber : Wena, 2010: 173-175)
25
d. Lingkungan Belajar Learning Cycle
selalu mengintari manusia dari waktu kewaktu, sehingga antara manusia dan
siswa, baik secara langsung maupun tidak langsung (Harjali, 2019: 24). Lingkungan
perilaku siswa, lingkungan belajar merupakan bagian dari proses belajar yang
menciptakan tujuan belajar. Lingkungan belajar tidaklah lepas dari keberadaan siswa
dalam belajar. Kebiasaan belajar siswa dipengaruhi oleh kebiasaan siswa dalam
dapat dibedakan menjadi 3 jenis (Wahyudin, dkk. 2008: 3.5). Lingkungan tersebut
26
e. Kelebihan dan Kekurangan Model Learning Cycle
yang berhasil dan berguna bagi siswa lainnya, kreatif, tanggung jawab,
terencana dan teroganisasi, memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam
untuk menemukan konsep atau prinsip atau teori dalam rangka mengembangkan
konsep yang telah ada atau menyakal penemuan sebelumnya (Saputri, dkk. 2018; 8).
menerapkan konsep-konsep, prinsip hukum dan teori sains. Keterampilan proses sains
tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa, adanya
27
kecenderungan bahwa siswa lebih memahami konse-konsep yang rumit dan abstrak
jika disertai dengan contoh yang konkret, penemuan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak bersifat mutlak, tetapi bersifat realatif, dalam proses
belajar mengajar pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan
proses dasar dan keterampilan proses terintegrasi. Keterampilan proses dasar terdiri
2016: 8).
sebagai berikut:
a. Membuat Hipotesis
28
benda pada peristiwa, berhipotesis melibatkan keterampilan menduga sesuatu,
b. Mengumpulkan Data
c. Menganalisis Data
Menganalisis data adalah langkah yang digunakan untuk mengubah data hasil
kesimpulan. Beberapa perilaku yang dilakukan siswa pada saat menganalisis data
inferensi yang sesuai dengan menggunakan data, dan pengikhtisiar secara benar.
d. Membuat Kesimpulan
atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsif yang telah diketahui.
keadaaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep, dan prinsip yang
diketahui.
29
4.Hasil Belajar
perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Menurut Cronbach belajar yang
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima
penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat
memberikan informasi kepada guru mengenai kemajuan siswa dalam upaya mencapai
menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan
Hasil belajar ranah kogntif yaitu hasil belajar yang ada kaitannya dengan hasil
aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi dan kreativitas (Sudjana, 2012: 22). Hasil belajar
dalam situasi tertentu baik dalam situasi nyata maupun situasi tiruan. Hasil belajar
sintesis ialah kemampuan membuat inti sari, membentuk suatu pola tertentu
berdasarkan pada elemen yang berbeda sehingga membentuk suatu kesatuan tertentu
30
yang bermakna. Hasil belajar dalam ranah evaluasi ialah kemampuan untuk
meberikan pendapat atau menentukan baik dan tidak atas sesuatu dengan
Menurut Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwoh dalam
dari memori atau ingatan yang telah lampau. Mengingat meliputi mengenali
tiap-tiap bagian tersebut dan mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat
menimbulkan permasalahan.
31
e. Mengevaluasi (Evaluate) berkaitan dengan proses kognitif memberikan
penilaian berdasarkan kriteria dan standar yang sudah ada. Kriteria yang
mengorganisasikan beberapa unsur menjadi bentuk atau pola yang berbeda dari
sebelumnya.
Berdasarkan teori di atas, dalam penelitian ini aspek hasil belajar kognitif yang
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam bernbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan
belajar, dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil
(stimulus) dari luar yang dating kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi,
gejala, dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keingintahuan untuk
menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar
32
b. Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulasi yang dating dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan,
kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
c. Valuing atau penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
terhadap nilai.
organisasi, termsuk hubungan dari nilai dengan nilai lainnya. Yang termasuk
kedalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sitem nilai dan lain-
lain.
e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai
33
d. Kemampuan dibidang fisik, misalnya ketakutan, keharmonisan, dan ketepatan.
Hasil belajar sebagai objek penilaian pada hakikatnya menilai pnguasaan siswa
terhadap tujuan-tujuan instruksional. Hal ini karena isi rumusan tujuan instruksionnal
(Sudjana, 2012: 34). Hasil belajar sebagai objek dibedakan kedalam beberapa
kategori, antara lain keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap
dan cita-cita. Kategori yang banyak digunakan dibagi menjadi tiga ranah yang telah
dipaparkan sebelumnya. Hasil belajar yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah
suatu gaya untuk untuk bekerja (Tim Abdi Guru, 2016: 86). Dengan memanfaatkan
pesawat sederhana, pekerjaan manusia akan menjadi lebih ringan. Contohnya untuk
mencabut paku yang tertancap disebuah papan, untuk membuka tutup botol, untuk
memotong kain, dan untuk memindahkan benda dari tempat yang lebih tinggi. Pada
34
prinsipnya pesawat sederhana merupakan alat untuk memudahkan melakukan usaha,
dengan besar usaha yang dilakukan tetap (Tim Abdi Guru, 2016: 86).
mekanis yang secara umum adalah perbandingan antara kuasa yang dilakukan (F)
Tuas adalah pesawat sederhana yang berbentuk batang keras sempit yang dapat
berputar disekitar satu titik. Titik yang dapat berputar disebut titik tumpu (Kanginan,
2007: 66). Lingis merupakan contoh tuas yang paling banyak dikenal dan dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Lingis berbentuk satu batang besi atau baja yang
digunakan untuk memudahkan mengeser suatu benda berat yang secara langsung
sukar digeser oleh otot manusia (Tim Abdi Guru, 2008: 32).
Gambar 1. Tuas/Pengungkit
(Sumber: Tim Abdi Guru, 2016: 86)
Tuas digunakan dengan cara ujung batang tuas disusupkan dibawah benda yang
akan diangkat sehingga benda terletak pada titik B seperti yang tampak pada gambar
35
1. Titik C adalah titik tumpu, titik A dimana mengerahkan gaya otot untuk menekan
batang katu kearah bawah atau disebut titik kuasa. Gaya otot yang diberikan, yaitu F,
disebut gaya kuasa. Titik B dimana titik berat beban menekan disebut titik beban.
Berat beban yang terangkat, yaitu w. jarak titik beban ke titik tumpu yaitu BC,
disebut lengan beban (lw), sedangkan jarak titik kuasa ke titik tumpu yaitu AC disebut
Tuas apabila digunakan mengangkat atau mengeser sebuah beban berat, hanya
perlu mengerjakan kuasa yang lebih kecil dibandingkan dengan beban. Perbandingan
antara beban yang diangkat dan kuasa yang dilakukan disebut keuntungan mekanis
beban w
KM = = .....................................................................................................(1)
kuasa F
Kuasa dipandang sebagai masukan dan beban dipandang sebagai keluaran, maka
F. lk = w. lw.................................................................................................................(2)
Keterangan
F = Gaya Kuasa
lk = Lengan Kuasa
w = Beban (N)
36
Macam macam tuas tergantung pada titik tumpu terhadap kuasa dan beban, tuas
dikelompokan menjadi tiga kelas, yaitu tuas kelas pertama, tuas kelas kedua, dan tuas
Tuas kelas pertama yaitu tuas dengan susunan titik tumpu berada diantara kuasa
dan beban, atau dapat juga dikatakan bahwa beban dan kuasa berada pada sisi
Alat yang digunakan pinsip kerja tuas kelas pertama antara lain linggis,
gunting, tang, penjepit kertas, sendok nasi, pembuka tutup botol dan sebagainya (Tim
Tuas kelas kedua yaitu dengan susunan kuasa dan beban berada pada sisi yang
sama dari titik tumpu, dan beban lebih dekat ketitik tumpu dari pada kuasa
37
Gambar 3. Tuas Jenis Kedua
(Sumber: dosenku.co.id)
Alat yangmenggunakan prinsip kerja tuas kelas kedua anatar lain pelubang
kertas, stepler, pemecah kemiri dan sebagainya (tim Abdi guru, 2008: 33).
Tuas kelas ketiga yaitu tuas dengan susunan titik beban dan titik kuasa berada
pada sisi yang sama dari titik tumpu, tetapi kuasaa lebih dekat ke titik tumpu dari
pada beban.
2) Katrol
Katrol adalah pesawat sederhana yang dapat merubah gaya tarik menjadi gaya
angkat (Tim Abdi Guru, 2008: 34). Katrol merupakan pesawat sederhana yang terdiri
dari sebuah roda beralur dimana seutas tali rantai dapat bergerak ulang-
38
a) Katrol Tunggal Tetap
Katrol tunggal tetap berfungsi mengubah arah gaya tarik dari menarik keatas
menjadi menarik kebawah. Katrol tunggal dapat mengubah arah gaya tarik mnajadi
kebawah, sehingga gaya otot searah dengan gaya berat, dan pada saat gaya otot
menarik tali keatas akan terbantu oleh gaya berat (Kanginan, 2007: 73).
Prisnip kerrja katrol tetap adalah katrol tetap berdiri dari suatui roda yang
terpasang pada suatu struktur tali untuk letak beban serta kuasa. Katrol tetap memiliki
pusat katrol (C) terpasang pada tempat yang tetap pada gambar 5 yang tunjukan
bagian B, sehingga tidak dapat bergerak keatas atau kebawah, melainkan hanya
berputar. Katrol tetap dapat dianggap sebagai tuas dengan titik tumpu C pada gambar
6 ditunjukan pada bagian O, titik beban A, titik kuasa B, lengan beban l w = OC,
39
Gambar 6. Prinsip Kerja Katrol Tetap
(Sumber: Fisikazone.com)
l k BO
KM = = = 1...................................................................................................(3)
l w AO
Keuntungan mekanis menggunakan kattrol tetap adalah 1 karena kuas (F) sama
sehingga pada saat katrol dipakai, katrol bergerak dengan bebas (Tim Abdi Guru,
2008; 34). Katrol tunggal tetap memiliki fungsi utama untuk memperbesar gaya tetapi
40
Gambar 7. Katrol Tunggal Bergerak
(Sumber: Aidibhasan.com)
Prinsip kerja karol bergerak adalah benda yang akan diangkat diikatkan pada
poros B (gambar 7). Ujung tali yang satu diikatkan pada tempat yang tetap dan ujung
tali yang lain ditarik keatas. Titik tumpu katrol bergerak adalah A, titik beban C, dan
titik kuasa B, dengan lengan beban (lw) adalah BA dan lenagn kuasa (lk) adalah CB
dalam hal ini CB= 2 AC. Keuntungan mekanis katrol tunggal bergerak dapat
l k CB
Keuntungan Mekanis = ¿ = 2..........................................................................(4)
l w AB
c) Sistem Katrol
Sistem katrol terdiri beberapa katrol, yaitu katral tetap dan katrol bergerak.
Fuungsi dari sistem katrol ini, digunakan mengangkat beban yang berat ( Priambodo
41
Gambar 8. Sistem Katrol
(Sumber: Brainly.co.id)
Sistem katrol berlaku rumus sebagai berikut. Gaya yang diperluukan (F)
F = ¼ w.....................................................................................................................(5)
KM = x atau KM = 2n................................................................................................(6)
Keterangan:
X = banyak tali
3) Bidang Miring
Bidang miring adalah sebuah pesawat sederhana berupa suatu permukaan datar
di miringkan (Tim Abdi guru, 2008: 35). Bidang miring adalah permukaan miring
42
Bidang miring digunakan untuk memindah benda keatas, naik benda didorong
maupaun ditarik dengan gaya F, seperti pada 9 maka, keuntungan mekanis berlaku
KM = w/F = l/h..........................................................................................................(7)
Keterangan
F = Gaya
W = Berat beban
panjang bidang mring (s) dan tinggi bidang miring (h). Makin landau bidang miring
maka makin besar keuntungan mekanis bidang miring. Keuntunagn mekanis pda
KM = panjang/tinggi = s/h.........................................................................................(8)
Bidang miring sebagai peswat sederhana tidak mengurangi usaha yang harus
dilakukan. Bidang mring berfungsi mengalikan gaya sehingga usaha lebih mudah
untuk duilakukan. Seperti yang diketahui gaya yang lebih besar harus dibayar dengan
perpindahan yang lebih jauh. Contoh lain dari bidang miring adalah baji dan sekrup.
43
Tebel 4
Penelitian Yang Relevan
44
Kampus
Sumedang.
3. Helni Pengaruh Model Senindra, Hasil penelitian
Senindra, Pembelajaran Helni.,dkk. menunjukan bahwa
Muhamma Learning Cycle 2015.Pengaruh Model learning cycle
d Muslim, 5E Terhadap Model 5E memberikan
dan Apit Hasil Belajar Pembelajaran pengaruhyang
Fathurohm Fisika Siswa Learning Cycle signifikan terhadap
an. Kelas X MAN 5E terhadap hasil belajar fisika, hasil
Prabumulih hasil belajar belajar fisika
fisika siswa mengalami peningkatan
kelas X MAN dengan kategori sedang.
Prabumulih.
Palembang :
Universitas
Sriwijaya, FKIP
4. Anggi Penerapan Model Saputri, Dwi Hasil penelitian mereka
Dwi Larning Cycle Anggi., dkk. mengatakan bahwa dari
Saputri, Untuk 2018. empat siklus
Rosane Meningkatkan Penerapan pembelajaran yang
Medriati, Hasil Belajar Model Learning telah dilaksanakan
dan Kognitif Dan Cycle Untuk terjadi peningkatan
Nyoman Keterampilan Meningkatkan aktivitas belajar siswa
Rohadi Proses Sains Pada Hasil Belajar pada setiap siklusnya.
Materi Usaha Dan Kognitif Dam Pada empat siklus yang
Energy Di Kelas Keterampilan telah dilaksanakan
X MIA 3 MAN 2 Proses Sains terjadi peningkatan nilai
Kota Bengkulu. Pada Materi rata-rata hasil belajar
Usaha Dan kognitif tiap siklusnya.
Energi di Kelas Tidak hanya aktivitas
X MIA 3 MAN 2 belajar dan hasil belajar
Kota Bengkulu. yang meningkat pada
Bengkulu : setiap siklusnya tetapi
Prodi S1 juga pada keterampilan
Pendidikan proses sains yang
Fisika FKIP- meningkat pada setiap
UNIB siklusnya
45
Hasil Belajar aran Learning meningkatkan hasil
SMP Pada Pokok Cycle 7e Untuk belajar siswa kelas VIII
Bahasan Usaha Meningkatkan A SMP Negeri 9
Dan Energi. Hasil Belajar Semarang pada pokok
Siswa Smp bahasan Usaha dan
Pada Pokok Energi secara signifikan
Bahasan Usaha meskipun masih
Dan Energi. rendah.
Jurusan Fisika
Universitas
Negeri
Semarang
46