Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EPIDEMIOLOGI KESEHATAN LINGKUNGAN

“Pengendalian Dan Pencegahan Wabah : Penegasan Keadaan Wabah,


Deskripsi Epidemi, Dan Kurva Insidensi Epidemi”

Dosen Pengampu : Yulia Khairina Azhar, SKM.,MKM

Disusun Oleh :

Kelompok 7

Hairunnisa Brutu (0801171027)

Mutiara Cahaya Akbari (0801171009)

Saskia Anggraini (0801172243)

Yahya Lubis (0801173342)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…


Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
dan tidak lupa pula kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah Epidemiologi Kesehatan Lingkungan yang
berjudul “Pengendalian Dan Pencegahan Wabah : Penegasan Keadaan Wabah,
Deskripsi Epidemi, Dan Kurva Insidensi Epidemi”.
Adapun makalah telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai referensi, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu, kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada seluruh referensi-referensi yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai penegasan keadaan wabah, deskripsi
epidemic, dan kurva insidensi epidemi, khususnya bagi penulis, pembaca maupun
pendengar. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap
adanya kritik dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat dimasa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna di dunia ini tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Medan, 12 April 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang....................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................................. 2
1.3 Tujuan.................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3

2. 1 Pencegahan Dan Pengendalian Wabah................................................ 3


2. 2 Penegasan Keadaan Wabah................................................................. 8
2. 3 Deskripsi Epidemi................................................................................ 9
2. 4 Kurva Insidensi Epidemi...................................................................... 11

BAB III PENUTUP..................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan............................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa
yang lebih banyak dari pada yang diperkirakan dalam satu periode waktu tertentu
di area tertentu atau diantara kelompok tertentu. Wabah terjadi apabila penyakit
bermanifestasi di masyarakat dan penderita secara statistic berjumlah melebihi
normal, dan dengan waktu yang relative singkat. Jumlah penderita dapat banyak
dalam waktu singkat karena beberapa alasan yaitu perubahan kualitas lingkungan,
adanya agent baru sehingga semua orang dapat peka terhadapnya, serta distribusi
kepekaan nya berubah.

Penyakit tidak pernah datang tanpa sebab, penyakit bukanlah nasib dan
bukan merupakan keseluruhan yang berada dalam tubuh kita dan mengendalikan
kita. Kebanyakan dari penyakit-penyakit disebabkan oleh kesalahan sederhana
terhadap hukum-hukum dari sebab akibat. Terjadinya penyakit terutaman adalah
akibat dari pelanggaran terhadap hukum-hukum kesehatan yaitu hukum-hukum
aktivitas dan istirahat, hukum-hukum nutrisi, dan hukum-hukum pikiran dan jiwa.

Disebuah fasilitas pelayanan kesehatan dugaan terhadap suatu wabah


mungkin muncul ketika aktifitas surveilans rutin mendeteksi adanya suatu isolate
microbial atau klaster kasus yang tidak bias atau terjadinya peningkatan jumlah
kasus yang signifikan dari jumlah biasanya sehingga keadaan wabah dapat
terdeteksi. Namun untuk pencegahan serta pengendalian wabah sendiri masih
banyak fasilitas pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikannya.

1
1.2. Rumusan Masalah
A. Bagaimana Pengendalian Dan Pencegahan Wabah ?
B. Bagaimana Penegasan Keadaan Wabah ?
C. Bagaimana Deskripsi Epidemi ?
D. Bagaiman Kurva Insidensi Epidemi ?

1.3. Tujuan
A. Mengetahui Bagaimana Pengendalian Dan Pencegahan Wabah ?
B. Mengetahui Bagaimana Penegasan Keadaan Wabah ?
C. Bagaimana Deskripsi Epidemi ?
D. Bagaiman Kurva Insidensi Epidemi ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pencegahan Dan Pengendalian Wabah

A. Pencegahan
Seperti pada definisi wabah, maka upaya pencegahan yang
dilakukan selama ini adalah upaya bagaimana mencegah kondisi wabah
agar tidak terjadi. Oleh karena itu upaya yang dilakukan selama ini adalah
bagaimana menangani terjadinya KLB (kondisi sebelum wabah terjadi) di
Indonesia. Bahkan dalam pelaksanaanya upaya pencegahan tersebut
dilakukan jauh lebih awal yaitu mencegah agar KLB/Wabah tidak terjadi,
melalui Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB).
Penyelenggaraan SKDKLB secara jelas telah diatur dalam PERMENKES
No. 949/Menkes/SK/VIII/2004 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistim
Kewaspadaan Dini KLB. Kegiatan SKD KLB secara umum meliputi:
1. Kajian Epidemiologi Ancaman KLB/Wabah
Untuk mengetahui adanya ancaman KLB/Wabah, maka dilakukan
kajian secara terus menerus dan sistematis terhadap berbagai jenis
penyakit berpotensi KLB/Wabah dengan menggunakan bahan
kajian:
a. data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi
KLB/Wabah,
b. kerentanan masyarakat, antara lain status gizi dan
imunisasi,
c. kerentanan lingkungan,
d. kerentanan pelayanan kesehatan,
e. ancaman penyebaran penyakit berpotensi KLB/Wabah dari
daerah atau negara lain, serta
f. sumber data lain dalam jejaring surveilans epidemiologi.
2. Peringatan Kewaspadaan Dini KLB/Wabah
Peringatan kewaspadaan dini KLB dan atau terjadinya peningkatan
KLB/Wabah pada daerah tertentu dibuat untuk jangka pendek

3
(periode 3-6 bulan yang akan datang) dan disampaikan kepada
semua unit terkait di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas
Kesehatan Propinsi, Departemen Kesehatan, sektor terkait dan
anggota masyarakat, sehingga mendorong peningkatan
kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB/Wabah di Unit
Pelayanan Kesehatan dan program terkait serta peningkatan
kewaspadaan masyarakat perorangan dan kelompok. Peringatan
kewaspadaan dini KLB/Wabah dapat juga dilakukan terhadap
penyakit berpotensi KLB/Wabah dalam jangka panjang (periode 5
tahun yang akan datang), agar terjadi kesiapsiagaan yang lebih baik
serta dapat menjadi acuan perumusan perencanaan strategis
program penanggulangan KLB/Wabah.
3. Peningkatan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan terhadap
KLB/Wabah
Kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB/Wabah meliputi
peningkatan kegiatan surveilans untuk deteksi dini kondisi rentan
KLB/Wabah; peningkatan kegiatan surveilans untuk deteksi dini
KLB/Wabah; penyelidikan epidemiologi adanya dugaan
KLB/Wabah; kesiapsiagaan menghadapi KLB/Wabah dan
mendorong segera dilaksanakan tindakan penanggulangan
KLB/Wabah.

B. Penanggulangan
Upaya penanggulangan KLB/Wabah dilaksanakan dengan tujuan
untuk memutus rantai penularan sehingga jumlah kesakitan, kematian
maupun luas daerah yag terserang dapat ditekan seminimal mungkin.
Dalam operasionalnya maka kegiatan penanggulangan selalu disertai
kegiatan penyelidikan yang selanjutnya digunakan istilah penyelidikan dan
penanggulangan KLB/Wabah. Upaya penyelidikan dan penanggulangan
secara garis besar meliputi:
a. Persiapan Penyelidikan dan Penanggulangan KLB/Wabah

4
Persiapan penyelidikan dan penanggulangan KLB/Wabah meliputi
persiapan administrasi, tim penyelidikan epidemiologi, bahan logistik
dan bahan laboratorium serta rencana kerja penyelidikan epidemiologi
KLB/Wabah. Pelaksanaan penyelidikan epidemiologi KLB/Wabah
bekerjasama dengan unit kesehatan terkait setempat, dapat melakukan
wawancara, pemeriksaan medis dan laboratorium terhadap penderita,
pemeriksaan orang-orang yang mendapat serangan penyakit,
pemeriksaan sumber-sumber penyebaran penyakit, pemeriksaan data
perawatan penderita di unitunit pelayanan kesehatan, pemeriksaan data
perorangan, sekolah, asrama, dan tempat-tempat lainnya yang
berhubungan dengan penyebaran penyakit dengan memperhatikan
etika pemeriksaan medis dan etika kemasyarakatan setempat.
Rekomendasi dirumuskan dengan memperhatikan asas segera, efektif
dan efisien dalam rangka penanggulangan KLB/Wabah yang sedang
berlangsung sesuai dengan kemampuan yang ada serta disampaikan
kepada tim penanggulangan KLB/Wabah dengan memperhatikan
kerahasiaan jabatan dan implikasi terhadap kesejahteraan dan
keselamatan masyarakat.

b. Memastikan adanya KLB/Wabah

Kepastian adanya suatu KLB/Wabah berdasarkan pengertian dan


kriteria kerja KLB/Wabah yang secara formal ditetapkan oleh
Bupati/Walikota atas rekomendasi teknis Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, baik bersumber data kesakitan dan atau data
kematian yang ada di masyarakat, maupun bersumber data kesakitan
dan atau kematian yang ada di unit-unit pelayanan penderita serta hasil
pemeriksaan laboratorium. Untuk memastikan adanya KLB/Wabah,
maka data penderita setidak-tidaknya menunjukkan perkembangan
penyakit dari waktu ke waktu berdasarkan tanggal mulai sakit dan atau
tanggal berobat yang dapat digunakan untuk memperkirakan tanggal
mulai sakit, tempat kejadian menurut unit pelayanan penderita berobat,
tempat tinggal penderita, tempat usaha atau karakteristik tempat lain,

5
serta menurut umur, jenis kelamin dan kelompok-kelompok tertentu
sesuai dengan kebutuhan untuk memastikan adanya KLB/Wabah.

c. Menegakkan Etiologi KLB/Wabah


1. Etiologi suatu KLB/Wabah dapat ditegakkan berdasarkan
gambaran klinis penderita perorangan, gambaran klinis
kelompok, gambaran epidemiologi dan hasil pemeriksaan
laboratorium atau alat penunjang pemeriksaan lainnya.
2. Gambaran klinis penderita perorangan dapat diperoleh
berdasarkan wawancara dan pemeriksaan medis penderita,
gambaran klinis kelompok penderita dapat diperoleh dari
prosentase gejala dan tanda-tanda penyakit yang ada pada
sekelompok penderita pada daerah yang terjadi KLB/Wabah.
3. Gambaran epidemiologi dibuat dalam bentuk kurva
epidemiologi KLB/Wabah, angka serangan (attack rate) dan
angka fatalitas kasus (case fatality rate) berdasarkan golongan
umur dan jenis kelamin. Gambaran epidemiologi lain dapat
dibuat berdasarkan pengelompokan tertentu sesuai dengan
kebutuhan mengetahui etiologi KLB/Wabah.
4. Pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa spesimen tertentu
sesuai dengan perkiraan etiologi berdasarkan hasil pemeriksaan
klinis dan epidemiologi. Bahan spesimen yang menimbulkan
perlukaan atau risiko perlukaan diupayakan hanya diambil dari
beberapa orang saja sebagai contoh pengujian laboratorium.
d. Identifikasi Gambaran Epidemiologi KLB/Wabah
1. Gambaran epidemiologi KLB/Wabah menjelaskan distribusi
penyebaran penyakit dalam bentuk tabel, kurva epidemi, grafik
dan peta, baik dalam angka absolut maupun dalam angka
serangan (attack rate), dan angka fatalitas kasus (case fatality
rate) berdasarkan golongan umur, jenis kelamin, dan tempat-
tempat tertentu yang bermakna secara epidemiologi. Umur
dikelompokkan dalam kelompok umur kurang dari 1 tahun, 1 –
4 tahun, 5 – 9 tahun , 10 – 14 tahun, 15 – 44 tahun dan 45 tahun

6
atau lebih, sesuai dengan kebutuhan epidemiologi menurut
umur. Tempat dikelompokkan berdasarkan tempat kejadian.
Gambaran epidemiologi lain dapat dibuat berdasarkan
pengelompokan tertentu sesuai dengan kebutuhan untuk
mengetahui etiologi KLB/Wabah, besar masalah KLB/Wabah
dan menjadi dasar membangun hipotesis sumber dan cara
penyebaran penyakit.
2. Gambaran epidemiologi KLB/Wabah juga bermanfaat sebagai
data epidemiologi KLB dalam sistem kewaspadaan dini
KLB/Wabah dan referensi perumusan perencanaan,
pelaksanaan pengendalian dan evaluasi program
penanggulangan KLB/Wabah.
e. Mengetahui Sumber dan Cara Penyebaran KLB/Wabah
Cara untuk mengetahui sumber dan cara penyebaran
penyakit adalah berdasarkan metode epidemiologi deskriptip,
analitik dan kesesuaian hasil pemeriksaan laboratorium antara
penderita dan sumber penyebaran penyakit yang dicurigai.
f. Menetapkan Cara-Cara Penanggulangan KLB/Wabah
Cara-cara penanggulangan KLB/Wabah meliputi upaya-
upaya pengobatan yang tepat terhadap semua penderita yang ada di
unit-unit pelayanan kesehatan dan di lapangan, upaya-upaya
pencegahan dengan menghilangkan atau memperkecil peran
sumber penyebaran penyakit atau memutuskan rantai penularan
pada KLB/Wabah penyakit menular. Cara-cara penanggulangan
KLB/Wabah sebagaimana tersebut diatas sesuai dengan masing-
masing cara penanggulangan KLB/Wabah setiap jenis penyakit,
keracunan atau masalah kesehatan tertentu dan penyakit berpotensi
KLB/Wabah yang belum jelas etiologinya.
g. Rekomendasi
Rekomendasi merupakan salah satu tujuan penting dari
suatu penyelidikan dan penanggulangan KLB/Wabah.
Rekomendasi berisi cara-cara penanggulangan KLB/Wabah yang

7
sedang berlangsung, usulan penyelidikan dan penanggulangan
KLB/Wabah lebih luas dan atau lebih teliti, dan upaya
penanggulangan KLB/Wabah dimasa yang akan datang.
Perumusan suatu rekomendasi berdasarkan fakta hasil penyelidikan
dan penanggulangan KLB/Wabah, merujuk hasil-hasil penelitian
dan pembahasan para ahli terhadap 21 masalah yang sama atau
berkaitan, kemampuan upaya penanggulangan KLB/Wabah dan
kondisi kelompok populasi yang mendapat serangan KLB/Wabah.
Rekomendasi disampaikan kepada tim penanggulangan
KLB/Wabah berdasarkan asas cepat, tepat dan bertanggungjawab
untuk segera menghentikan KLB/Wabah dan mencegah
bertambahnya penderita dan kematian pada KLB/Wabah.
Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin
1. Upaya penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber
wabah diketahui
2. Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang
terlemah dalam penularan penyakit.
3. Upaya pengendalian diarahkan pada agenn penyakit, sumbernya, atau
reservoirnya.

2.2 Penegasan Keadaan Wabah

Jika suatu kompilasi didapat kasus penyakit yang sepertinya lebih banyak dari
biasa, maka perlu diperiksa untuk mendapatkan kepastian apakah ada wabah atau
tidak. Diagnosa penyakit harus ditegakkan, kapan bisa, karena masih banyak
penyakit yang belum pernah ditemui.

Epidemi dapat disebabkan oleh penyakit menular dan tidak menular,


misalnya:

a. Keracunan makanan yang disebabkan Salmonella, C. Botulinum, dan


Staphylococus.
b. Penyakit menular dengan priode inkubasi pendek seperti kolera,
dangue, influenza, malaria, dan typus.

8
c. Penyakit menular dengan priode inkubasi yang lebih panjang seperti
Schistomiasis, dll.
d. Keracunan zat kimia bersebaran/fisis yang tidak menentu priode
inkubasinya, seperti gas dan zat kimia dalam makanan misalnya.

2.3 Deskripsi Epidemi

Prinsip dasar penanggulangan wabah adalah penerapan teori bagaimana lanjut


penyakit yang dibahas terdahulu. Model gordon dapat digunakan, demikian pula
prinsip penelitian retrospektif. Karena lanjut penyakit itu ditentukan oleh tiga
elemen utama, maka kendali wabah juga dilakukan dengan mengumpulkan semua
faktor penentu yang menunjang terjadinya wabah bagi ketiga elemen yaitu, agen,
host dan environment. Penelitian untuuk mencari penyebab dan cara
pengendaliannya, pertama-tama dilakukan dengan melakukan wawancara dengan
penderita. Terdapat tiga kategori pertanyaan utama yaitu:

“Siapa?” (Sebuah Atribut Orang/Host)

“Dimana?” (Sebuah Atribut Tempat)

“Kapan?” (Sebuah Atribut Waktu)

Setelah data terkumpul, maka perlu dibuat deskripsi wabah berdasarkan


atas data dari ketiga kategori tersebut :

1. Kategori “WHO”/atribut orang


Pada situasi wabah, peneliti atau ahli hanya memiliki satu sumber
untuk mencari penyebab wabah yaitu penderita yang pada saat itu
merupakan bahan satu-satunya yang dapat menjadi petunjuk untuk
mengetahui suatu penyebab. Oleh karenanya perlu di data siapa saja
yang terkena wabah. Berarti semua atribut orang perlu di data, seperti
usia, jenis kelamin, taraf sosial, ekonomi, pendidikan, agama,
kebiasaan hidup sehari-hari, pekerjaan, apakah ada hal tidak biasa yang
dilakukan sebelum terjadinya wabah.
2. Kategori “DIMANA”/atribut tempat

9
Atribut tempat merupakan konsep geografis yang tampak pada
peta. Terdapat peta distribusi penyakit, distribusi udara, dan
seterusnya. Letak geografis memiliki implikasi iklim, geologi, flora
fauna, suku bangsa, kepadatan penduduk sehingga terjadi daerah urban
dan pedesaan. Variasi antar daerah menyebabkan variasi dalam
kegiatan yang ada, misalnya adanya turisme, kegiatan pertambangan,
perdagangan, pertanian, peternakan, dan lainnya, yang bisa menjadi
tempat penyebaran lanjut wabah tersebut. Variasi atas dasar tempat
bisa didapat dari mendata tentang alamat rumah, alamat pekerjaan,
adakah tempat khusus yang menjadi tempat pusat penderita wabah,
adakah orang yang tinggal jauh dan terkena wabah, apakah ada
hubungan dengan pekerja, kegiatan sosial, rekreasi, dan sebagainnya.
Maka akan tampak arah penularan penyakit/wabah.
3. Kategori “KAPAN”/atribut waktu
Atribut waktu didapat dengan menanyakan kapan terjadinya
penyakit, terutama periode inkubasinya. Satuan waktu baik menit, jam,
bulan, dan bahkan tahun. Unit waktu yang cukup lama, dapat
menyebabkan perubahan , sehingga kehidupan dapat berubah.
Misalnya sosial ekonomi dapat berubah, atau pelayanan kesehatan
berubah dan sebagainya. Keadaan penyakit atau wabah juga berubah.
Wabah bisa saja berkurang dengan sendirinya apabila menimbulkan
kekebalan tubuh pada yang telah menderita penyakit. Maka penularan
dari orang ke orang dapat berhenti dengan sendirinya. Hal yang sama
bisa terjadi apabila dilakukan vaksinasi yang mencakup 80%
masyarakat atau lebih. Maka epidemi bisa berubah menjadi endemis.
Penyakit endemik memang bisa membesar dan bahkan menjadi
epidemi/pandemi. Yang utama adalah mencari kasus indeks, yaitu
yang pertama sakit, dan menelusuri periode inkubasi.

10
2.4 Kurva Insidensi Epidemi

Insidensi merupakan salah satu ukuran untuk menetapkan terjadinya


KLB/wabah. Insidensi menjelaskan sampai sejauh mana seseorang didalam
populasi yang tidak menderita penyakit menjadi terserang penyakit selama
periode waktu tertentu. Kunci untuk mengukur insidensi adalah dengan melihat
jumlah kasus baru satu penyakit dalam populasi tertentu selama periode waktu
tertentu. Fokus mengukur insidensi adalah pada kasus baru dalam periode tertentu
pada sekelompok orang tertentu. Derajat insidensi yang tinggi menandakan bahwa
epidemi telah terjadi. Insidensi dapat diobservasi dengan cara membuat kurva
epidemi.

Manfaat dibuatnya kurva epidemi yaitu :

a. Mendapatkan informasi tentang perjalanan wabah dan kemungkinan


kelanjutan
b. Bila penyakit dan masa inkubasi diketahui, dapat memperkirakan periode
penularan
c. Kesimpulan pola kejadian, apakah bersumber tunggal, ditularkan dari
orang ke orang, atau campuran keduanya.

Untuk membuat kurva epidemi dibutuhkan informasi tentang waktu timbulnya


gejala pertama, tanggal timbulnya gejala pertama, dan jam timbulnya gejala
pertama untuk masa inkubasi sangat pendek.

Contoh Kurva Epidemi

Bila atribut orang dan waktu di kombinasi maka dapat diperoleh kurva
insidensi epidemi. X adalah waktu dan Y adalah jumlah penderita. Jumlah
penderita di plot grafik pada hari pertama sakit. Kurva ini dapat menunjukan
tentang periode inkubasi dan sumber agen. Berikut ini adalah bagian-bagian dari
kurva epidemi yang tergambar digambar , yaitu:

11
Bagian-bagian kurva epidemi meliputi:

1. Endemic level (tingkat endemik)


2. Ascending part (bagian yang menaik)
3. Plateau (bagian yang stabil)
4. Descending part (bagian yang menurun)
5. Secondary peak (puncak sekunder)
6. Index case (puncak kecil pertama)

Contoh Kurva Epidemi Common Source

12
Contoh Kurva Epidemi Propagated

Persamaan dan perbedaan antara propagated epidemi dengan common


source epidemi yaitu :

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Wabah adalah suatu keadaan ketika dimana kasus penyakit atau peristiwa
yang lebih banyak dari pada yang diperkirakan dalam satu periode waktu tertentu
di area tertentu atau diantara kelompok tertentu. Pencegahannya harus dilakukan
lebih awal ketika kita mengetahui adanya sebuah kasus yang tidak biasa atau
melebihi kasus yang terjadi biasanya, maka harus dilakukan penyelidikan dari
mana sumber penyakit dan bagaimana penularan penyakit tersebut.
Insidensi menjelaskan sampai sejauh mana seseorang didalam populasi
yang tidak menderita penyakit menjadi terserang penyakit selama periode waktu
tertentu. Kunci untuk mengukur insidensi adalah dengan melihat jumlah kasus
baru satu penyakit dalam populasi tertentu selama periode waktu tertentu.

14
DAFTAR PUSTAKA

Agus, Ramon. 2019. Epidemiologi Kesehatan Lingkungan. Bengkulu: Universitas


Muhammadiyah Bengkulu.
Hari, Santoso. Laporan Akhir Tim Analisis Dan Evaluasi Hukum Tentang Wabah
Penyakit Menular. Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen
Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia RI.
Irwina, Angelia Silvanasari. 2016. Surveillance Epidemiology. Surabaya:
Universitas Airlangga.
I Wayan, Gede Artawan. Metode Penyelidikan KLB (Outbreaks). Department of
Epidemiology: Center For Public Health Innovation.

15

Anda mungkin juga menyukai