Anda di halaman 1dari 2

Muhamad Ali Mansur

SVP Corporate Secretary PT TASPEN


(PERSERO)
Phone: +62 21 4241808
Fax: +62 21 4203809
www.TASPEN.co.id

PRESS RELEASE
NO: 006/01/2020

TASPEN, ASABRI, DAN BPJS-TK ITU SANGAT BERBEDA

A.N.S Kosasih Direktur Utama TASPEN dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR-RI
menyatakan bahwa dalam mengelola program jaminan sosial ASN dan Pejabat Negara, TASPEN mengacu
pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku yaitu UU SJSN No 40/tahun 2004, UU ASN No.5/tahun
2014, dan UU RPJP No.17/tahun 2007 termasuk seluruh Peraturan Pemerintah dan Peraturan
Kementerian yang mendasari operasional TASPEN, di mana tidak satupun dari peraturan perundang-
undangan tersebut menyebut adanya peleburan antar lembaga.

“Sepengetahuan saya TASPEN itu menginduk secara teknis kepada Kementerian Keuangan dan
Kementerian PAN-RB, serta secara kepemilikan berada di bawah Kementerian BUMN. ASABRI sedikit
berbeda, yaitu secara teknis di bawah Kementerian Keuangan dan Kementerian Pertahanan serta secara
kepemilikan pada Kementerian BUMN. Sedangkan untuk BPJS itu koordinasi teknisnya di bawah
Kementerian Tenaga Kerja.”ujar Kosasih. “Seluruh aturan, perundang-undangan dan model bisnisnya
berbeda. Pesertanya pun sama sekali berbeda dan sumber pendanaannya juga sangat berbeda. Ada yang
berasal dari APBN, ada yang dari dana ASN maupun TNI/POLRI, ada yang dari pekerja swasta dan pemberi
kerja. Jadi, saya rasa, untuk membahas soal TASPEN, ASABRI dan BPJS-TK, hanya para stakeholders terkait
yang berwenang memberikan komentar, bukan TASPEN, ASABRI maupun BPJS-TK karena kami ini sama-
sama pengelola dana pensiun, bukan regulator.”

Menurut narasumber yang memahami masalah perundang-undangan, terkait UU BPJS No.24/tahun 2011
pasal 65 dan 66yang digunakan sebagai acuan banyak pihak terkait hal ini, dalam penjelasan pasal 66
dapat jelas dilihat bahwa tidak disebutkan sama sekali peleburan maupun penggabungan kelembagaan
apapun, yang ada tertulis secara jelas adalah: “Program Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia dan program pembayaran pensiun yang dialihkan dari PT ASABRI (Persero) dan program
tabungan hari tua dan program pembayaran pensiun yang dialihkan dari PT TASPEN (Persero) adalah
bagian program yang sesuai dengan Undang-Undang tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional”.

Saat ditanya apa yang dimaksud dengan “bagian program yang sesuai dengan SJSN” tersebut Direktur
Utama TASPEN menyampaikan “Hal ini bisa menimbulkan multi-interpretasi. Kalau kami lihat,
Kementerian yang membawahi berbeda, programnya berbeda, sumber dananya berbeda, dan
persertanya pun sama sekali berbeda. Jadi kami tidak bisa memberikan komentar yang dimaksud sebagai
bagian program yang sesuai itu yang mana. Kami akan berkonsultasi ke Kementerian Keuangan,
Kemenetrian PAN-RB dan Kementerian BUMN selaku stakeholders kami.” Tegas Kosasih. “Mohon maaf
kami tidak dapat berkomentar lebih jauh tentang hal ini karena hal ini seharusnya di luar kewenangan
TASPEN, ASABRI maupun BPJS-TK selaku pengelola/operator untuk menginterpretasikan Undang-Undang.
Itu adalah hak regulator.” Hal ini selaras dengan UU SJSN bahwa Program Jaminan Sosial diselenggarakan
oleh beberapa badan penyelenggara, yang membuka interperetasi bahwa program jaminan sosial bagi
ASN tetap dikelola TASPEN.

Dalam Undang-Undang ASN, Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua PNS diberikan sebagai perlindungan
kesinambungan penghasilan hari tua sebagai hak dan penghargaan atas pengabdian PNS serta mencakup
jaminan pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional yang
selanjutnya diatur dalam PP tersendiri. Hal ini berbeda dengan jaminan pensiun dan jaminan hari tua bagi
swasta yang merupakan perlindungan dasar hidup bagi peserta dan/atau keluarganya.

Kosasih juga menyampaikan bahwa TASPEN akan terus fokus mengelola kesejahteraan ASN dan Pejabat
Negara dengan menjamin keamanan dana investasi yang dikelola untuk memberikan manfaat secara
maksimal kepada peserta. Peserta dan masyarakat harus mengetahui kejelasan mengenai hal ini sehingga
tidak terdapat kekhawatiran bagi peserta TASPEN. Dari waktu ke waktu TASPEN selalu mengelola program
secara optimal dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian, keamanan dana,
dan imbal hasil yang memadai.

Salah satu kelebihan TASPEN adalah memiliki anak-anak perusahaan yang profitable dan di masa depan
seluruh overhead pengelolaan dan pembayaran serta pelayan ASN dan pensiunan dapat ditutup dari laba
anak-anak perusahaan semata, sehingga seluruh hasil pengelolaan investasi sepenuhnya dikembalikan ke
peserta agar kesejahteraan PNS dapat ditingkatkan lebih baik lagi di masa-masa mendatang.

TASPEN juga telah mengembangkan sistem pembayaran pensiun dari manual menjadi digital seperti
otentikasi melalui smartphone, yang merupakan wujud pengamanan dan pertanggungjawaban keuangan
kepada negara sehingga tidak terjadi kekurangan maupun kelebihan bayar pensiun. Disamping itu,
penyelesaian klaim maksimum 1 (satu) jam dan klaim otomatis juga merupakan keunggulan pelayanan
TASPEN yang jauh lebih baik dibandingkan pengelola program lainnya. TASPEN juga sudah siap memenuhi
kebutuhan layanan program reformasi pensiun yang telah dicanangkan Kementerian Keuangan yang akan
mentransformasi program pensiun ASN menjadi jauh lebih baik di masa depan.

“Yang pasti, jika ditanya apakah kami mampu dan sanggup secara mandiri untuk mengelola dana
tabungan pensiun dan asuransi sosial ASN serta para Pejabat Negara dan seluruh pihak terkait,
jawabannya hanya satu AMAT SANGAT SANGGUP. Kami sudah menyiapkan teknologi dan data center
yang mutakhir untuk memenuhi kebutuhan apabila data dan alokasi dana tabungan pensiun serta hak
pensiun harus dibuat per individu.”, demikian Kosasih menegaskan. “Sebagai informasi, seluruh sistem
penggajian dan pensiun ASN itu menggunakan sistem yang dibangun, dimaintain dan dioperasikan oleh
TASPEN, yang dikenal dengan sistem SIM GAJI ASN. Hal itu sejalan dengan tagline TASPEN yaitu ”Andal
Melayani” dan moto TASPEN yaitu “Satu TASPEN untuk ASN”. Demikian Kosasih menutup pembicaraan
hari ini.

Jakarta, 29 Januari 2020

SVP Sekretaris Perusahaan,

Muhamad Ali Mansur

Anda mungkin juga menyukai