Anda di halaman 1dari 4

1.

PAKEM

Hasil belajar pendidikan di Indonesia masih dipandang kurang baik. Sebagian besar siswa belum
mampu menggapai potensi ideal/optimal yang dimilikinya. Oleh karena itu, perlu ada perubahan
proses pembelajaran dari kebiasaan yang sudah berlangsung selama ini. Pembelajaran yang saat
ini dikembangkan dan banyak dikenalkan ke seluruh pelosok tanah air adalah Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau disingkat dengan PAKEM. Disebut demikian
karena pembelajaran ini dirancang agar mengaktifkan anak, mengembangkan kreativitas
sehingga efektif namun tetap menyenangkan. Apa itu PAKEM atau PAIKEM? PAKEM adalah
singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan atau PAIKEM dari
Pembelajaran Aktif, Inovatif Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM).

Aktif diartikan peserta didik maupun berinteraksi untuk menunjang pembelajaran. Guru harus
menciptakan suasana sehingga peserta didik aktif bertanya, memberikan tanggapan,
mengungkapkan ide dan mendemonstrasikan gagasan atau idenya. Guru aktif akan memantau
kegiatan belajar peserta didik, memberi umpan balik, mengajukan pertanyaan menantang dan
mempertanyakan gagasan anak didik. Dengan memberikan kesempatan peserta didik aktif akan
mendorong kreativits peserta didik dalam belajar maupun memecahkan masalah.

Kreatif diartikan guru memberikan variasi dalam kegiatan belajar mengajar dan membuat alat
bantu belajar, bahkan mencipta teknik-teknik mengajar tertentu sesuai dengan tingkat
kemampuan peserta didik dan tujuan belajarnya. Peserta didik akan kreatif, bila diberi
kesempatan merancang/membuat sesuatu, menuliskan ide atau gagasan. Kegiatan tersebut akan
memuaskan rasa keingintahuan dan imajinasi mereka. Apabila suasana belajaryang aktif dan
kreatif terjadi, maka akan mendorong peserta didik untuk menyenangi dan memotivasi mereka
untuk terus belajar.

Menyenangkan diartikan sebagai suasana belajar mengajar yang ”hidup”, semarak, terkondisi
untuk trus berlanjut, ekspresif, dan mendorong pemusatan perhatian peserta didik terhadap
belajar. Agar menyenangkan dipelukan afirmasi (penguatan/pnegasan), memberi pengakuan dan
merayakan kerja kerasnya dengan tepuk tangan, poster umum, catatan pribadi atau saling
menghargai. Kegiatan belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan harus tetap bersandar pad
tujuan atau kompetensi yang akan dicapai.
Efektif yang diartikan sebagai ketercapaian suatu tujuan (kompetensi) merupakan pijakan utama
suatu rancangan pembelajaran. Pembelajaran yang tampaknya aktif dan menyenangkan, tetapi
tidak efektif akan tampak hanya sekedar permainan belaka.

Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM

1. Memahami sifat yang dimiliki anak

Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak
kota, anak orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia –
selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan
modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif

2. Mengenal anak secara perorangan


Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan
berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih
dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan
mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga
anak tersebut belajar secara optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau
dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik
bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk
berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas
secara perorangan agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan
memecahkan masalah
Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan
masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan
imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik
Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu.
Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja
lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan dapat ber-peran sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian
(sumber belajar). Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan
seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan,
berhipotesis, mengklasifikasikan, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar
Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain
itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar
siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar selanjutnya.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental
Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut
ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru
hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu
sendiri maupun dari temannya.

Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang lebih bersifat student centered. Artinya,
pembelajaran yang lebih memberikan peluang kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan
secara mandiri (self directed) dan dimediasi oleh teman sebaya (peer mediated instruction).
Pembelajaran inovatif mendasarkan diri pada paradigma konstruktivistik. Pembelajaran inovatif
biasanya berlandaskan paradigma konstruktivistik membantu siswa untuk menginternalisasi,
membentuk kembali, atau mentransformasi informasi baru.

Dalam model pembelajaran KIP yang berbasis kontruktivisme guru mempunyai peran
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik menjadi merangsang peserta didik untuk
mengoptimalkan apa yang telah dimiliki oleh peserta didik, baik berupa pengetahuan maupun
pengalamannya agar dapat memahami dan menginterpretasi pengetahuan dan pemahaman
pengetahuan yang baru. Proses pembelajaran dalam hal ini menjadi pengalaman belajar bagi
setiap peserta didik. Proses pembelajaran berbasis konstruktivisme ini, langkah pertama yang
dilakukan guru adalah mendesain tema atau masalah dunia nyata untuk dibahas. Setelah itu guru
harus merancang kegiatan peserta didik dalam membahas masing-masing masalah dimana
kegiatan ini dapat berupa kerja/diskusi kelompok. Secara sederhana dalam proses pembelajaran
berbasis konstruktivisme,terdapat enam unsur, yaitu:

a. Penetapan masalah, guru melibatkan peserta didik.


b. Pengelompokkan peserta didik, dengan heterogen
c. Upaya menggabungkan pengetahuan yang telah dimiliki dengan pengetahuan
yang akan dicari
d. Pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan kegiatan untuk menjawab masalah,
pertanyaan untuk membimbing peserta didik untuk mencari dan menganalisis data
dan informasi baru yang terkait dengan masalah.
e. Pengkomunikasian hasil kerja kelompok dengan kelompok lain
f. Refleksi terhadap kegiatan yang telah dijalankan dalam upaya memecahkan
masalah.

Produktif berarti kemampuan untuk menghasilkan sesuatu (Arianto Sam, 2011). Berdasarkan
definisi Haefele (Utami Munandar, 2002:28), yang mengatakan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial,
menunjukkan bahwa tidak keseluruhan produk itu harus baru, tetapi kombinasinya. Dengan
demikian, model pembelajaran kreatif produktif adalah suatu model pembelajaran yang
memungkinkan siswa mengembangkan kreativitasnya untuk menghasilkan produk yang
bersumber dari pemahaman mereka terhadap konsep yang sedang dikaji (Welcome Ceptea,
2008). Model pembelajaran kreatif produktif dikembangkan dengan mengacu kepada empat
pendekatan atau teori belajar, yaitu belajar aktif, konstruktivisme, belajar kooperatif, dan belajar
kreatif

Anda mungkin juga menyukai