Anda di halaman 1dari 3

Materi Pelatihan

Pokok Bahasan V : Orientasi Hidup

Orientasi Hidup

Orientasi dan tujuan hidup secara garis besar ada 2 (dua), yaitu : Dunia dan
perhiasannya dan kehidupan setelah kematian. Saat ini kebanyakan manusia telah
mengalami penyimpangan orientasi hidup dari apa yang dicita-citakan generasi
terdahulu. Manusia telah menjadikan harta sebagai standar kebahagiaan hidup. Cukup
jelas buktinya dengan melihat kecenderungannya yang sangat tinggi pada dunia.

Kemuliaan seorang manusia dinilai dari keimanannya kepada Tuhan bukan yang lain.
Sehingga siapapun bisa mulia tanpa memandang kaya-miskin, tanpa memandang level
profesi dan tanpa memandang harta asalkan dia terikat dalam setiap aktivitasnya
terhadap hukum agama yang dianutnya. Si miskin, dia bisa sabar dan taat dengan
kemiskinannya, sedangkan si kaya dia bisa syukur dan taat dengan kekayaannya.
Semuanya bernilai kebaikan di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa. Kadar keimanannyalah
yang membedakan di antara keduanya.

Sehingga hari-hari manusia senantiasa dikelilingi kemuliaan saat dia terikat dengan
hukum agama. Mulai dari hal kecil hingga yang besar. Dia Makan tidak hanya sekadar
makan, tapi untuk menguatkan ibadah, menguatkan ke-Tuhanan belajar, membantu
orangtua dan bekerja untuk menafkahi istri. Membeli baju, tidak untuk gaya-gayaan
atau pamer karena sama sekali tidak ada nilai di sisi Tuhan, tapi untuk menutupi
tubuhnya sehingga tiada kerugiaan dia bekerja dan membelanjakan hartanya karena
semua demi tunduk kepada Tuhan.

Menuntut ilmu dalam rangka memenuhi perintah Tuhan adalah ketika dilakukan dengan
penuh keikhlasan, mengharap kebaikan Tuhan, mensyukuri terhadap nikmat akal,
mencari kebahagiaan, menghidupkan agama, menghilangkan kebodohan, dan
melestarikan kesejahteraan. Sehingga aktivitas menuntut ilmunya bernilai di mata
Tuhan. Keluarnya keringat dan lelahnya dinilai kebaikan di mata Tuhan dan termasuk
orang dimudahkan jalannya ke surga oleh Tuhan, dalam agama yang diyakini.

Pelatihan Politik Desa PB.V-1


Materi Pelatihan
Pokok Bahasan V : Orientasi Hidup

Boleh menuntut ilmu dengan tujuan untuk mendapatkan kedudukan di masyarakat yang
dengannya digunakan dalam rangka pegabdian kepada masyarakat, menjalankan
kebenaran dan menegakkan agama Tuhan. Begitupun juga orang bekerja, jika hanya
untuk menumpuk-numpuk kekayaan tiada nilai di sisi Tuhan. Hanya mendapatkan rasa
lelah dan tumpukan uang.

Sepatutnya bagi para Patriot Desa Berdaulat untuk mengokohkan keimanan dan
menjadikan akhirat sebagai tujuan di atas segala-galanya. Dunia yang sementara
jangan sampai menjadi penyakit dirinya.

Pelatihan ini tidak membahas soal keimanan, itu masuk dalah ranah pribadi.
Aktualisasi keimanan yang kita diskusikan. Jika ada diantara kita tidak percaya Tuhan
pun, akar kehidupannya adalah moralitas, sama dengan keimanan selalu berisi dengan
tindakan dan ucapakan penuh kebaikan dan kebajikan. Humanisme atau kemanusiaan
tidak mengenal pemisahan suku, agama dan identitas lainnya.

Termasuk Kelompok Manakah Kita ?

Hidup di dunia ini tidak berjalan lurus dan abadi. Semesta menciptakan kehidupan
penuh dengan warna-warni yang pasti dirasakan oleh setiap manusia. Ada rasa sedih
dan duka, ada pula rasa senang dan gembira yang mewarnai hidup manusia silih
berganti. Tak ada yang tetap. Dari waktu ke waktu pasti lambat laun terus mengalami
perubahan.

Kalau diperhatikan orientasi dunia dan akhirat manusia maka akan terbagi menjadi tiga
kelompok besar :

Pertama, kelompok yang menganggap bahwa hidup ini hanya satu kali. Oleh karena
itu mereka beranggapan bahwa hidup ini harus dinikmati sepuas-puasnya.
Mereka tidak meyakini ada kehidupan sesudah mati. Bila nyawa sudah tak lagi
berada di raga, maka berakhirlah dan tak ada kelanjutannya.

Pelatihan Politik Desa PB.V-2


Materi Pelatihan
Pokok Bahasan V : Orientasi Hidup

Kedua, kelompok yang memburu dunia dengan meninggalkan “hidup setelah mati”,
padahal mereka tahu ada kehidupan setelah mati. Akhirnya yang didapat
hanyalah kesia-siaan. Sebab dunia tidak berlaku abadi, pada akhirnya semua
akan musnah. Dunia yang dikejar tak dapat, hidup setelah mati yang
ditinggalkan pun hilang begitu saja. Mereka tak memperoleh apa-apa.

Ketiga, kelompok yang menjadikan dunia sebagai sawah ladang untuk bercocok
tanam dan hasilnya akan dinikmati di kehidupan nanti. Mereka beranggapan
bahwa dunia hanyalah sebagai tempat persinggahan. Segalanya akan
kembali dan abadi di alam semesta . Oleh karena itu hidup di dunia tidak
boleh disia-siakan. Untuk menikmati hasil di “hidup setelah mati” harus melalui
dunia sebagai sawah ladangnya.

Pelatihan Politik Desa PB.V-3

Anda mungkin juga menyukai