Anda di halaman 1dari 6

ACARA 1

Pengaruh Lintasan Roda Traktor


Terhadap Pemadatan Tanah

A. Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat
melakukan percobaan tentang pengaruh lintasan roda traktor terhadap
pemadatan tanah, dan mengukur tingkat pemadatan tanah.

B. Dasar Teori
Penggunaan alat-alat pertanian yang ditarik traktor di lahan pertanian
diperlukan untuk mendukung kegiatan budidaya pertanian. Namun demikian,
beberapa penelitian menunjukkan bahwa pelintasan traktor di lahan
pertanian merupakan salah satu sumber pemadatan tanah. Jejak roda traktor
menunjukkan adanya pengaruh tersebut. Efek pemadatan tanahnya memang
bervariasi, antara lain tergantung pada tingkat pembebanan, jenis dan
kondisi tanah, serta jumlah pelintasannya.
Untuk menghindari pemadatan tanah yang berlebihan, perlu diketahui
pengaruh dari lintasan roda traktor terhadap pemadatan tanah. Hal ini dapat
dicoba dan diamati pada beberapa perlakuan jumlah lintasan traktor.
Parameter yang dapat digunakan sebagai pengukur tingkat kepadatan tanah
antara lain kerapatan isi (bulk density) dan tahanan penetrasi.

C. Peralatan dan bahan yang digunakan


1. Traktor roda dua
2. Perlengkapan pengambil contoh tanah (ring sample)
3. Timbangan
4. Meteran
5. Oven
6. Stop watch

D. Cara Kerja
1. Siapkan sebidang tanah dan peralatan-peralatan untuk percobaan dan
pengukurannya.
2. Catat merek, tenaga, dan massa traktor yang digunakan.
3. Ukur diameter serta lebar roda
4. Tentukan lokasi pelintasan traktor (yang akan dilintasi roda traktor), lalu
beri tanda pada ujung garis lintasannya menggunakan patok-patok.
5. Pasang dua buah patok berjarak 20 m sejajar arah lintasan traktor pada
bidang tanah tersebut (untuk mengukur kecepatan maju traktor).
6. Ukur kerapatan isi tanah dengan ring sample pada lapisan 0-10 cm pada
tanah yang akan dilintasi roda traktor tersebut. Kerapatan isi tanah (d)
dapat dihitung dengan rumus:
m tk
d 
Vt
dalam hal ini: d adalah kerapatan isi tanah (g/cm3), mtk adalah massa
tanah kering dalam ring sample (g), dan V t adalah volume tanah dalam
ring sample (cm3).
7. Lintaskan traktor dengan kecepatan tetap dan lurus pada bidang tanah
tersebut (lintasan ke-1). Ukur waktu tempuh traktor pada jarak 20 m (t20m)
8. Ukur kerapatan isi tanah (seperti No. 6) pada tanah bekas lintasan roda
traktor.
9. Lintaskan traktor dengan kecepatan tetap (seperti No. 7, lintasan ke-2)
tepat di atas bekas lintasan sebelumnya dan ukur kecepatan majunya.
10. Ulangi perlakuan (lintasan ke-3) dan pengukurannya (seperti No. 6 dan
7).
11. Catat semua data pengukuran pada form data.
12. Timbang contoh tanah (ring+tanah basah) dan keringkan dalam oven
pada suhu 110oC selama lebih dari 24 jam. Setelah tanah kering,
timbang ring+tanah kering, dan ring kosong. Hitung kerapatan isi tanah
dan kadar airnya.

E. Laporan
1. Hitunglah kerapatan isi tanah dan kadar air rata-rata pada masing-masing
perlakuan!
2. Buatlah kurva hubungan antara jumlah lintasan traktor (sumbu-X) dan
kerapatan isi tanah (sumbu-Y)!
3. Adakah pengaruh jumlah lintasan traktor terhadap pemadatan tanah?
Jelaskan!
ACARA 2
Penggunaan Bajak Singkal pada Tanah Sawah

A. Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat
1. Mengetahui pengaruh penggunaan bajak singkal terhadap pengolahan
tanah.
2. Menghitung kuat geser tanah yang diolah dengan menggunakan bajak
singkal.
B. Dasar Teori
Bajak singkal merupakan salah satu di antara alat pertanian tertua dan
umumnya dianggap sebagai alat yang paling penting. Pembajakan menyerap
tenaga traksi lebih besar dibanding semua pengerjaan lapang lainnya. Meskipun
pengkajian terhadap hasil panen telah memberi petunjuk bahwa pada keadaan
tertentu pada beberapa tanaman budidaya tertentu tidak terlihat adanya
keuntungan dari dilakukannya pembajakan, bajak singkal masih sejauh ini
merupakan alat yang paling banyak digunakan untuk olah tanah pertama pada
pengolahan tanah. Parameter yang digunakan dalam menghitung penggunaaan
bajak singkal adalah dengan mengukur gaya geser tanah.
C. Peralatan dan Bahan yang Digunakan
1. Traktor roda dua dan bajak singkal
2. Meteran Siku
3. Meteran Derajat
4. Patok
5. Stop watch
6. Kertas
7. Kamera
8. Timbangan

D. Cara Kerja
1. Siapkan sebidang tanah dan peralatan-peralatan untuk percobaan dan
pengukurannya.
2. Catat merek, tenaga, dan massa traktor, massa bajak yang digunakan.
3. Ukur diameter serta lebar bajak singkal
4. Tentukan lokasi pembajakan (yang akan dilintasi bajak singkal), lalu beri
tanda pada ujung garis lintasannya menggunakan patok-patok.
5. Pasang dua buah patok berjarak 20 m sejajar arah lintasan bajak pada
bidang tanah tersebut (untuk mengukur kecepatan maju bajak).
6. Lakukan pembajakan menggunakan pola keliling dan pola bolak balik
rapat.
7. Ukur hasil pembajakan (persneling 1) yaitu kedalaman, panjang, lebar
serta diameter pola pembajakan menggunakan meteran, lalu catat, ulangi
pengukuran pada tiap patok
8. Lintaskan traktor dengan kecepatan (persneling 1) dan lurus pada bidang
tanah tersebut. Ukur waktu tempuh traktor pada jarak 20 m (t20m)
9. Ukur hasil pembajakan (seperti No. 7) pada lahan pembajakan
menggunakan persneling 2.
10. Lintaskan traktor dengan kecepatan (persneling 2) dan lurus pada bidang
tanah tersebut. Ukur waktu tempuh traktor pada jarak 20 m (t20m)
11. Catat semua data pengukuran pada form data.
Spesifikasi I II III IV
Pola Keliling Keliling Bolak-Balik Bolak Balik
Tengah Tengah Rapat Rapat
Persneling 1 2 1 2
Kedalaman (mm)
Panjang (mm)
Lebar (mm)
Berat (gram)
Sudut balik (0)
Sudut patah (0)

E. Laporan
1. Gambarkan grafik relief pembajakan singkal dengan memperhitungan
kelaman patok (setiap 5 meter) pada setiap perlakuan.
2. Hitunglah dengan metode statistika ke 4 percobaan tersebut
3. Adakah ada perbedaan antara pola pengolahan tanah dengan
persneling 1 dan 2? Jelaskan!

PETUNJUK PRAKTIKUM

HUBUNGAN TANAH DAN


ALAT PERTANIAN

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN DAN


BIOSISTEM
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
PURWOKERTO
2019

Anda mungkin juga menyukai