Anda di halaman 1dari 2

Waspadai 14 Hal Ini Jika Anda Tidak Ingin Gagal Dalam

Berbisnis

Pengusaha yang ingin sukses harus berani gagal, berani gagal adalah sebuah kayakinan bahwa
di dalam bisnis segala bentuk pembelajaran bisa saja terjadi. Anda bisa mendapatkan
pengalaman dari ilmu-ilmu yang Anda dapatkan dari seminar, buku, atau dari kegagalan yang
Anda lakukan.

Ketika memulai usaha, banyak pengusaha pemula yang mengurungkan niatnya karena takut
gagal. Ketika memulai, banyak pengusaha yang tidak mau melanjutkan passionnya dalam bisnis,
juga karena takut gagal (lagi). Keadaan ini seringkali membuat kita jadi menyalahkan diri kita
sendiri dan mudah menyerah.

Padahal sejatinya, kegagalan itu tidak hanya datang dari diri kita sendiri. Kegagalan bisa juga
datang dari orang lain (ditipu orang lain, karyawan, dikhianati,dll). Ataupun gagal yang
disebabkan oleh alam (ruko atau bangunan kebakaran, dll).

Melalui beberapa sumber, saya coba merangkum jenis-jenis kegagalan yang sering ditemui oleh
pengusaha pemula, semoga bisa jadi pembelajaran buat Anda semua.

1. Gagal dalam memisahkan keuangan pribadi dan bisnis, sehingga terjadi campur aduk dalam
pembukuan usaha. Sehingga seringkali berakhir dengan habisnya uang usaha yang digunakan
untuk membiayai kebutuhan pribadi si owner.

2. Gagal mengantisipasi keterlambatan bayar. Ini menyebabkan cashflow bisnis menjadi tidak
stabil karena produktivitas akan turun dan biaya operasional menambah.
3. Terlalu cepat membuka cabang. Bisnis belum stabil, SOP masih belum dibuat, namun tergiur
oleh ajakan orang lain untuk segera memultiplikasi bisnis melalui cabang baru. Hati-hati ya.

4. Kekurangan modal. Banyak pengusaha pemula yang langsung memulai usaha dari usaha
dengan dana besar, akhirnya mereka tersentak ketika bertemu saat dimana modal yang mereka
punya masih kurang untuk operasional atau investasi bisnis.

5. Gagal dalam memilih partner. Biasanya bertemu dengan partner yang tidak jujur atau tidak
mempunyai komitmen yang sesuai dengan visi yang dibuat.

6. Gagal dalam menjual. Bisa banyak hal yang menyebabkan. Intinya, besar penjualan yang
dihasilkan tidak mencukupi untuk membiayai bisnis (rugi).

7. Bisnis tidak sesuai passion. Memiliki bisnis namun di bidang yang tidak disukai, tidak ada
jaminan bahwa berbisnis di bidang yang tidak disenangi berarti tidak baik, hanya saja jika Anda
bisa melakukan sesuatu yang Anda senangi dan menghasilkan, kenapa tidak.

8. Ekspansi yang terlalu cepat. Bisnis yang satu belum berkembang secara maksimal, sudah
membuat bisnis yang baru.

9. Tidak fokus. Mengerjakan banyak hal, banyak aktivitas dan tanggung jawab, sehingga yang
terjadi adalah lahirnya bisnis yang tak punya arah.

10. Menyepelekan masalah legal. Tidak membuat surat perjanjian yang jelas mengenai hak dan
kewajiban. Salah satu hal yang rentan menjadi masalah adalah bisnis yang memiliki beberapa
founder ketika menyangkut pembagian keuntungan antar founder.

11. Produk tidak berkualitas. Mempunyai ide yang masih prematur, akibatnya ketika di lempar di
pasar mendapat respon yang kecil, atau bahkan tidak sama sekali. Ingat, pertajam diferensiasi
bisnis terlebih dahulu sebelum memasuki pasar.

12. Leadership. Sebagai seorang owner Anda harus punya leadership yang bagus terhadap
keputusan-keputusan yang Anda ambil.

13. Tidak beradaptasi. Kemajuan teknologi dan munculnya layanan e-commerce menjadikan web
atau online store jadi salah satu syarat dalam bisnis Anda. Anda harus cepat beradaptasi.

14. Tidak menjaga pelanggan. Banyak pebisnis yang hanya berfokus untuk mencari pelanggan
baru, bukan fokus menjaga pelanggan lama. Padahal dari beberapa riset, besar investasi yang
dikeluarkan untuk mencari pelanggan baru, jauh lebih besar daripada menjaga pelanggan yang
lama.

Yang terpenting dari semuanya adalah berani gagal dan berani bangkit dari kegagalan.

Anda mungkin juga menyukai