Anda di halaman 1dari 17

AMFETAMIN

1. Pengertian Amfetamin
Amfetamin adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang disebut sistem saraf
pusat (SSP) stimulants.stimulan. Amfetamin merupakan satu jenis narkoba yang dibuat
secara sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara. Amfetamin dapat berupa
bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau bubuk putih kristal kecil.
Senyawa ini memiliki nama kimia α–methylphenethylamine merupakan suatu
senyawa yang telah digunakan secara terapetik untuk mengatasi obesitas, attention-deficit
hyperactivity disorder (ADHD), dan narkolepsi. Amfetamin meningkatkan pelepasan
katekolamin yang mengakibatkan jumlah neurotransmiter golongan monoamine
(dopamin, norepinefrin, dan serotonin) dari saraf pra-sinapsis meningkat. Amfetamin
memiliki banyak efek stimulan diantaranya meningkatkan aktivitas dan gairah hidup,
menurunkan rasa lelah, meningkatkan mood, meningkatkan konsentrasi, menekan nafsu
makan, dan menurunkan keinginan untuk tidur.  Akan tetapi, dalam keadaan overdosis,
efek-efek tersebut menjadi berlebihan.
Secara klinis, efek amfetamin sangat  mirip dengan kokain, tetapi amfetamin
memiliki waktu paruh lebih panjang dibandingkan dengan kokain (waktu paruh
amfetamin 10 – 15 jam) dan durasi yang memberikan efek  euforianya 4 – 8 kali lebih
lama dibandingkan kokain. Hal ini disebabkan oleh stimulator-stimulator tersebut
mengaktivasi “reserve powers” yang ada di dalam tubuh manusia dan ketika efek yang
ditimbulkan oleh amfetamin melemah, tubuh memberikan “signal” bahwa tubuh
membutuhkan senyawa-senyawa itu lagi.  Berdasarkan ICD-10 (The International
Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems), kelainan mental dan
tingkah laku yang disebabkan oleh amfetamin diklasifikasikan ke dalam golongan F15
(Amfetamin yang menyebabkan ketergantungan psikologis).
Cara yang paling umum dalam menggunakan amfetamin adalah dihirup melalui
tabung. Zat tersebut mempunyai mempunyai beberapa nama lain: ATS, SS, ubas, ice,
Shabu, Speed, Glass, Quartz, Hirropon dan lain sebagainya. Amfetamin terdiri dari dua
senyawa yang berbeda: dextroamphetamine murni and pure levoamphetamine.dan
levoamphetamine murni. Since dextroamphetamine is more potent than
levoamphetamine, pure Karena dextroamphetamine lebih kuat daripada
levoamphetamine, dextroamphetamine juga lebih kuat daripada campuran amfetamin.
Amfetamin dapat membuat seseorang merasa energik. Efek amfetamin termasuk
rasa kesejahteraan, dan membuat seseorang merasa lebih percaya diri. Perasaan ini bisa
bertahan sampai 12 jam, dan beberapa orang terus menggunakan untuk menghindari
turun dari obat
Obat-obat yang termasuk ke dalam golongan amfetamin adalah:
1. Amfetamin
2. Metamfetamin
3. Metilendioksimetamfetamin (MDMA, ecstasy atau Adam).

2. Sejarah Amphetamine
Amphetamine pertama kali disintesis pada tahun 1887 oleh Lazar Edeleanu di
Berlin, Jerman . Amphetamine ini awalnya disebut dengan phenylisopropylamine
majemuk. Amphetamine adalah salah satu dari serangkaian senyawa yang merupakan
turunan dari efedrin , dan telah diisolasi dari Ma-Huang pada tahun yang sama oleh
Nagayoshi Nagai . Amfetamin ditemukan tanpa menggunakan kajian farmakologis pada
tahun 1927, oleh pelopor psychopharmacologist Gordon Alles resynthesized dan ketika
diuji pada dirinya sendiri, saat mencari pengganti buatan untuk efedrin. Dari 1933 atau
1934 Smith, Kline dan Perancis mulai menjual bentuk dasar obat volatile sebagai obat
semprot di bawah nama dagang Benzedrine berguna sebagai dekongestan dan juga dapat
digunakan untuk tujuan lain.
Salah satu upaya pertama, amfetamin digunakan dalam sebuah studi ilmiah yang
dilakukan oleh MH Nathanson, Dokter di Los Angeles , pada tahun 1935. Dia
mempelajari efek subjektif amfetamin pada 55 pekerja rumah sakit yang masing-masing
diberi 20 mg Benzedrine. Dua efek obat yang paling sering dilaporkan adalah "rasa
kenyamanan dan perasaan kegembiraan" dan "kelelahan berkurang". Selama Perang
Dunia II, amfetamin secara ekstensif digunakan untuk memerangi kelelahan dan
meningkatkan kewaspadaan pada tentara. Setelah beberapa dekade pada tahun 1965,
FDA melarang penggunaan Inhaler Benzedrine dan amfetamin secara bebas,
penggunaannya terbatas dan harus menggunakan resep, tetapi dalam kegiatan non-medis
tetap umum digunakan.
.Senyawa terkait metamfetamin pertama kali disintesis dari efedrin di Jepang pada
tahun 1920 oleh kimiawan Akira Ogata , melalui pengurangan efedrin menggunakan
fosfor merah dan yodium . Farmasi Pervitin adalah tablet 3 mg metamfetamin yang
tersedia di Jerman dari tahun 1938 dan secara luas digunakan dalam Wehrmacht , namun
pada pertengahan tahun 1941, metamfetamin menjadi zat yang terbatas penyebarannya,
hal tersebut karena prajurit yang mengkonsumsinya memiliki waktu istirahat yang sangat
sedikit dan tak punya banyak waktu untuk memulihkan tenaganya serta adanya
penyalahgunaan. Selama sisa perang, dokter militer terus mengeluarkan obat tersebut,
tetapi dibatasi dan dengan adanya diskriminasi.
Pada tahun 1997 dan 1998, para peneliti di Texas A & M University mengklaim
telah menemukan amphetamine dan methamphetamine di dua dedaunan Acacia spesies
asli Texas , A. berlandieri and A. berlandieri dan A. rigidula . rigidula .  Sebelumnya,
kedua senyawa ini telah dianggap sebagai penemuan manusia. Temuan ini tidak pernah
diduplikasi, dan analisis yang diyakini oleh banyak ahli kimia sebagai hasil dari
kesalahan eksperimental, dan dengan demikian validitas laporan telah datang ke
pertanyaan. Alexander Shulgin , salah satu peneliti biokimia yang paling berpengalaman
dan penemu banyak zat psikotropika yang baru, telah mencoba untuk menghubungi
peneliti Texas A & M dan memverifikasi temuan mereka.

3. Mekanisme kerja Amphetamine


Namun, aktivitas amfetamin di seluruh otak tampaknya lebih spesifik; reseptor
tertentu yang merespon amfetamin di tetapi beberapa daerah otak cenderung tidak
melakukannya di wilayah lain. Sebagai contoh, dopamin D2 reseptor di hippocampus ,
suatu daerah otak yang terkait dengan membentuk ingatan baru, tampaknya tidak
terpengaruh oleh kehadiran amfetamin.
.Sistem saraf utama yang dipengaruhi oleh amfetamin sebagian besar terlibat
dalam sirkuit otak. Selain itu, neurotransmiter yang terlibat dalam jalur berbagai hal
penting di otak tampaknya menjadi target utama dari amfetamin. Salah satu
neurotransmiter tersebut adalah dopamin , sebuah pembawa pesan kimia sangat aktif
dalam mesolimbic dan mesocortical jalur imbalan. Tidak mengherankan, anatomi
komponen jalur tersebut-termasuk striatum , yang nucleus accumbens , dan ventral
striatum -telah ditemukan untuk menjadi situs utama dari tindakan amfetamin. Fakta
bahwa amfetamin mempengaruhi aktivitas neurotransmitter khusus di daerah terlibat
dalam memberikan wawasan tentang konsekuensi perilaku obat, seperti timbulnya
stereotip euforia .
Amphetamine telah ditemukan memiliki beberapa analog endogen, yaitu molekul
struktur serupa yang ditemukan secara alami di otak. l- Fenilalanin dan β-
phenethylamine adalah dua contoh, yang terbentuk dalam sistem saraf perifer serta dalam
otak itu sendiri.  Molekul-molekul ini berpikir untuk memodulasi tingkat kegembiraan
dan kewaspadaan, antara lain negara afektif terkait.

4 Pengaruh Amfetamin
4.1 Amfetamin Mempengaruhi Otak
Ketika seseorang menggunakan “upper”, zat tersebut akan merangsang sistem
saraf pusat penggunanya. Zat  bekerja pada sistem neurotransmiter  norepinefrin dan
dopamin otak. Menggunakan amfetamin dapat menyebabkan otak untuk menghasilkan
tingkat dopamin yang lebih tinggi. Jumlah dopamin yang berlebih di dalam otak akan
menghasilkan perasaan euforia dan kesenangan yang biasa dikenal sebagai “high.”
Seiring berjalannya waktu, orang yang menggunakan shabu akan
mengembangkan toleransi terhadap zat amfetamin yang terkandung di dalam Shabu.
Toleransi artinya seseorang akan membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk
mendapatkan efek yang sama. Jika sejumlah dosis yang dibutuhkan tidak terpenuhi maka
pengguna zat amfetamin akan muncul perasaan craving/withdrawal atau dikenal dengan
perasaan sakaw.
4.2 Sensasi yang ditimbulkan oleh amfetamin
Sensasi yang ditimbulkan akan membuat otak lebih jernih dan bisa berpikir lebih
fokus. Otak menjadi lebih bertenaga untuk berpikir berat dan bekerja keras, namun akan
muncul kondisi arogan yang tanpa sengaja muncul akibat penggunaan zat ini. Pupil akan
berdilatasi (melebar). Nafsu makan akan sangat ditekan. Hasrat ingin pipis juga akan
ditekan. Tekanan darah bertendensi untuk naik secara signifikan.  Secara mental,
pengguna akan mempunyai rasa percaya diri yang berlebih dan merasa lebih happy.
Pengguna akan lebih talkative, banyak ngomong dan meningkatkan pola komunikasi
dengan orang lain. Karena seluruh sistem saraf pusat terstimulasi maka kewaspadaan dan
daya tahan tubuh juga meningkat. Pengguna seringkali berbicara terus dengan cepat dan
terus menerus. Amfetamin dosis rendah akan habis durasinya di dalam tubuh kita antara 3
sampai 8 jam, Setelah itu pengguna akan merasa kelelahan. Kondisi ini akan membuat
dorongan untuk kembali “speed-up” dan kembali mengkonsumsi satu dosis kecil lagi,
begitu seterusnya. Penggunaan bagi social user dimana biasanya hanya menggunakan
amfetamin pada akhir minggu biasanya menjadi tidak bisa mengontrol penggunaannya
dan banyak yang berakhir dengan penggunaan sepanjang  minggu penuh, mulai dari
Sabtu ke Jumat, begitu seterusnya.

5. Efek Mengkonsumsi Amfetamin


Karena efeknya yang menimbulkan kecanduan dengan adanya toleransi dari zat
yang dikonsumsi, maka zat ini juga akan menimbulkan efek secara fisik. Begitu
seseorang telah kecanduan amfetamin, maka orang tersebut harus kembali menggunakan
amfetamin untuk mencegah sakaw (withdrawal). Karena efek yang ditimbulkan
amfetamin bisa boosting energi pada penggunanya, maka efek withdrawal  yang paling
sering muncul adalah kelelahan. Pengguna zat ini kemungkinan juga akan membutuhkan
waktu tidur yang lebih lama dan sangat sensitif/mudah marah pada saat dibangunkan.
Begitu efek obatnya hilang, pengguna yang tadinya tidak merasa lapar kemudian menjadi
sangat lapar. Pada beberapa kalangan selebriti, penggunaan zat ini sering digunakan
sebagai obat untuk menurunkan nafsu makan. Namun sebenarnya sama saja karena nafsu
makan akan kembali meningkat setelah efek obatnya hilang. Itulah sebabnya banyak
selebriti perempuan yang mati-matian menjaga berat badannya dan akhirnya berakhir
pada kecanduan amfetamin.
Depresi juga merupakan efek withdrawal yang paling sering pada pengguna
amfetamin. Pada kasus-kasus yang berat malahan dapat menimbulkan tentamen suicide
(hasrat ingin bunuh diri). Karena efek depresinya ini terkadang pengguna dapat menjadi
orang yang berlaku sangat kasar.

Efek Jangka Pendek dari Amfetamin


Berikut ini adalah beberapa efek dari mengkonsumsi Amfetamin, yaitu :
 Meningkatkan suhu tubuh  Menurunkan nafsu makan
 Kerusakan sistem kardiovaskular  Euforia
 Paranoia  Mulut kering
 Meningkatkan denyut jantung  Dilatasi pupil
 Meningkatkan tekanan darah  Mual
 Menjadi hiperaktif  Sakit kepala
 Mengurangi rasa kantuk
 Perubahan perilaku seksual
 Tremor

Efek Jangka Panjang dari Amfetamin


Selama jangka panjang, seseorang yang menggunakan amfetamin secara teratur
akan menemukan tanda-tanda efek samping jangka panjang yang biasanya terdiri dari :

 Pandangan kabur
 Pusing
 Peningkatan detak jantung
 Sakit kepala
 Tekanan darah tinggi
 Kurang nafsu makan
 Nafas cepat
 Gelisah

Pada  penggunaan zat terus menerus akhirnya akan menimbulkan gangguan gizi
dan gangguan tidur. Pengguna akan lebih rentan untuk sakit apapun karena kondisi
kesehatan yang secara keseluruhannya buruk.

Amfetamin Psikosis
Efek penggunaan jangka panjang bisa menimbulkan kondisi yang disebut dengan
amfetamin psikosis. Gangguan mental ini sangat mirip sekali dengan paranoid
schizophrenia. Efek psikosis ini juga bisa muncul pada penggunaan jangka pendek
dengan dosis yang besar.  Kondisi psikosis inilah yang tidak disadari oleh kebanyakan
pengguna amfetamin. Karena efeknya baru muncul jangka panjang maka sering kali efek
ini disalah artikan. Pengalaman dari negara-negara lain yang sudah lebih lama muncul
penggunaan amfetamin, telah banyak korban dengan gangguan psikosis atau gangguan
kejiwaan yang parah.

6. Penyalahgunaan Amfetamin
Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan
penefitian. Tetapi karena berbagai alasan, maka narkoba kemudian disalahgunakan.
Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan Ketergantungan atau
Dependensi, yang bisa juga disebut dengan Kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan
biasanya sebagai berikut:

1. Coba-coba
2. Senang-senang
3. Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
4. Penyalahgunaan
5. Ketergantungan

Amfetamin bisa disalahgunakan selama bertahun-tahun atau digunakan sewaktu-


waktu. Bisa terjadi ketergantungan fisik maupun ketergantungan psikis. Dulu
ketergantungan terhadap amfetamin timbul jika obat ini diresepkan untuk menurunkan
berat badan, tetapi sekarang penyalahgunaan amfetamin terjadi karena penyaluran obat
yang ilegal.
Banyak wanita yang berlomba-lomba menjadi kurus agar terlihat menarik
sehingga mereka memilih jalan pintas, yaitu dengan menggunakan produk pelangsing.
Padahal produk pelangsing tersebut belum tentu aman. Beberapa produk pelangsing
ditemukan mengandung suatu senyawa yang disebut amfetamin. Amfetamin merupakan
senyawa yang cukup banyak ditemukan dalam produk-produk pelangsing (penurun berat
badan) yang mengklaim produk tersebut bebas dari senyawa berbahaya. Pada mulanya
sekitar tahun 1960-an, amfetamin boleh digunakan secara bebas untuk menurunkan berat
badan. Amfetamin menekan nafsu makan, mengontrol berat badan, serta menstimulasi
sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular.  Efek-efek tersebut dihasilkan diperantarai
dengan meningkatkan konsentrasi sinapsis dari norepinefrin dan dopamine melalui
stimulasi pelepasan neurotransmitter atau menghambat pengambilannya. Amfetamin
merupakan suatu obat yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. Oleh karena itu, hal
ini berbahaya jika digunakan secara tidak terkendali oleh praktisi kesehatan (dokter atau
apoteker).
Beberapa amfetamin tidak digunakan untuk keperluan medis dan beberapa
lainnya dibuat dan digunakan secara ilegal. Di AS, yang paling banyak disalahgunakan
adalah metamfetamin. Penyalahgunaan MDMA sebelumnya tersebar luas di Eropa, dan
sekarang telah mencapai AS. Setelah menelan obat ini, pemakai seringkali pergi ke disko
untuk triping. MDMA mempengaruhi penyerapan ulang serotonin (salah satu penghantar
saraf tubuh) di otak dan diduga menjadi racun bagi sistim saraf.
 
7. Kesimpulan
Amfetamin adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang disebut sistem saraf
pusat (SSP) stimulants.stimulan. Amfetamin merupakan satu jenis narkoba yang dibuat
secara sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara. Amfetamin dapat berupa
bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau bubuk putih kristal kecil. Senyawa ini
memiliki nama kimia α–methylphenethylamine merupakan suatu senyawa yang telah
digunakan secara terapetik untuk mengatasi obesitas, attention-deficit hyperactivity
disorder (ADHD), dan narkolepsi
Amphetamine pertama kali disintesis pada tahun 1887 oleh Lazar Edeleanu di
Berlin, Jerman . Amphetamine ini awalnya disebut dengan phenylisopropylamine
majemuk. Amfetamin ditemukan tanpa menggunakan kajian farmakologis pada tahun
1927, oleh pelopor psychopharmacologist Gordon Alles resynthesized dan ketika diuji
pada dirinya sendiri, saat mencari pengganti buatan untuk efedrin Pada tahun 1997 dan
1998, para peneliti di Texas A & M University mengklaim telah menemukan
amphetamine dan methamphetamine di dua dedaunan Acacia spesies asli Texas , A.
berlandieri and A. berlandieri dan A. rigidula . rigidula
Efek Amphetamine exerts its behavioral effects by modulating several key
neurotransmitters in the brain, including dopamine , serotonin , and norepinephrine .
Amphetamine pada neurotransmitter di otak terdiri atas beberapa gejala termasuk
dopamin , serotonin , dan norepinefrin. Ketika seseorang menggunakan “upper”, zat
tersebut akan merangsang sistem saraf pusat penggunanya. Zat  bekerja pada sistem
neurotransmiter  norepinefrin dan dopamin otak. Menggunakan amfetamin dapat
menyebabkan otak untuk menghasilkan tingkat dopamin yang lebih tinggi. Jumlah
dopamin yang berlebih di dalam otak akan menghasilkan perasaan euforia dan
kesenangan yang biasa dikenal sebagai “high.”
Begitu seseorang telah kecanduan amfetamin, maka orang tersebut harus kembali
menggunakan amfetamin untuk mencegah sakaw (withdrawal). Karena efek yang
ditimbulkan amfetamin bisa boosting energi pada penggunanya, maka efek withdrawal 
yang paling sering muncul adalah kelelahan.
Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan Ketergantungan atau
Dependensi, yang bisa juga disebut dengan Kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan
biasanya sebagai berikut:

1. Coba-coba
2. Senang-senang
3. Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
4. Penyalahgunaan
5. Ketergantungan

Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan


narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus Penyalahgunaan Narkoba. Ada
tiga tingkat intervensi, yaitu

1. Primer,
2. Tertier
3. Sekunder

8. Saran
Setelah memahami materi ini secara mendalam, saya harapkan pembaca dapat
mengerti dan menambah ilmu serta wawasannya. Semoga tulisan yang saya buat ini dapat
membantu pembaca dalam menyelesaikan tugas atau materi yang bersangkutan dengan
pokok bahasan Amfetamin (Shabu-Shabu). Apabila ada kekurangan dari penulisan
makalah yang kami buat ini, harap pembaca dapat memakluminya
Amfetamin

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif berbahaya
lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukan dalam tubuh manusia, baik secara
oral/diminum, dihirup, maupun disuntikan, dapat mengubah pikiran, suasana hati atau
perasaan, dan perilaku seseorang. Narkoba dapat menimbulkan ketergantungan (adiksi)
fisik dan psikologis. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan
(Undang-Undang No. 22 tahun 1997).
Didunia kedokteran dikenal adanya obat-obat tertentu yang dapat menghilangkan
penyakit atau rasa sakit ditubuh, ada pula obat tertentu yang dapat mempengaruhi sistem
saraf yang seringkali menimbulkan perasaan yang menyenangkan seperti perasaan nikmat
yang disebut dengan melayang, aktivitas luar biasa, rasa mengatuk yang berat sehingga
ingin tidur saja, atau bayangan yang memberi rasa nikmat (Halusinasi). Obat-obat
semacam itu disebut dengan Zat-Zat Psikoaktif yang bermanfaat bagi ilmu kedokteran
jiwa untuk mengobati penyakit mental dan saraf. Akan tetapi bila disalahgunakan dapat
menyebabkan terjadinya masalah serius karena mempengaruhi otak atau pikiran serta
tingkah laku pemakainya, dan biasanya mempengaruhi bagian tubuh yang lain. Selain itu,
penyalahgunaan Zat-Zat Psikoaktif juga menyebabkan ketergantungan fisik yang lazim
disebut dengan ketagihan ( Adiksi).
Seringkali Zat-Zat Psikoaktif tersebut juga menimbulkan kebiasaan psikologis, yaitu
orang akan mengalami kesukaran tanpa Zat-Zat Psikoaktif tersebut dan jika dia
mengkonsumsi Zat-Zat Psikoaktif biasanya dosis yang diperlukan semakin lama semakin
besar. Hal ini disebabkan karena tubuh seseorang telah menjadi kebal terhadap Zat-Zat
Psikoaktif tersebut.
Penggunaan Zat-Zat Psikoaktif dalam dosis yang tinggi dapat menyebabkan
kerusakan pada otak dan tubuh serta dapat menimbulkan kematian. Zat-Zat Psikoaktif
Masuk kedalam tubuh melalui :
a.  Mulut (merokok dengan pipa atau sigaret)
b.  Hidung (menghisap zat dalam bentuk uap atau bubuk, misal : kokain)
c.  Kulit (menyuntiknya kedalam otot ataupun pembuluh darah)
Cara yang paling langsung dan keras adalah dengan menyuntikkan kedalam vena
karena hasil yang didapatkan cepat dan dramatis. Zat-Zat Psikoaktif diklasifikasikan
menurut cara obat itu mempengaruhi pemakainya, yaitu :
1.  Stimulan (menstimulasi kegiatan sistem saraf)
2.  Depresan (mengurangi kegiatan sistem saraf)
3.  Halusinogen (memberikan efek halusinasi)
4.  Euforia (memberikan rasa gembira dan bergairah)
Salah satu contoh dari Zat-Zat Psikoaktif yang menyebabkan ketagihan misalnya
adalah Amfetamin atau lebih dikenal dengan sebutan Shabu-Shabu. Amfetamin
merupakan satu jenis narkoba yang dibuat secara sintetis dan kini terkenal di wilayah
Asia Tenggara. Amfetamin dapat berupa bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau bubuk
putih kristal kecil. Dengan amfetamin, para atlet olahraga dapat meningkatkan
penampilannya, misalnya berlari dengan kecepatan yang luar biasa. Amfetamin juga
mempengaruhi organ-organ tubuh lain yang berhubungan dengan hipotalamus, seperti
peningkatan rasa haus, ngantuk ataupun lapar.
Oleh karena hal tersebut, penulis tertarik untuk membuat suatu tulisan yang berhubungan
dengan salah satu contoh dari Zat-Zat Psikoaktif yang menyebabkan ketagihan yaitu
Amfetamin atau lebih dikenal dengan sebutan Shabu-Shabu. Pada kali ini, judul yang
diangkat adalah ” Narkoba : Amfetamin ( Shabu – Shabu )”
1.2  Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang akan dibahas dalam materi ini adalah :
1.      Memahami apa yang dimaksud dengan amfetamin
2.      Mengetahui sejarah penemuan amphetamine
3.      Menjelaskan mekanisme kerja amphetamine
4.      Menyebutkan pengaruh amfetamin
5.      Mengetahui bagaimana efek dari mengkonsumsi amfetamin
6.      Menjelaskan bagaimana bisa terjadi penyalahgunaan amfetamin
7.      Menyebutkan status hukum amfetamin dibeberapa negara
8.      Mengetahui cara penanganan dalam penyalahgunaan narkoba
1.3  Rumusan Masalah
Berdasarkan tujuan tersebut, rumusan masalah yang dapat dibuat adalah sebagai berikut :
1.      Apakah yang dimaksud dengan amfetamin ?
2.      Bagaimana sejarah penemuan amphetamine
3.      Bagaimanakah mekanisme kerja amphetamine ?
4.      Bagaimana pengaruh amfetamin terhadap otak ?
5.      Bagaimana efek dari mengkonsumsi amfetamin ?
6.      Bagaimana bisa terjadi penyalahgunaan amfetamin dalam kehidupan bermasyarakat ?
7.      Bagaimana status hukum amfetamin dibeberapa negara ?
8.      Mengetahui cara penanganan dalam penyalahgunaan narkoba ?
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Amfetamin


Amfetamin adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang disebut sistem saraf
pusat (SSP) stimulants.stimulan. Amfetamin merupakan satu jenis narkoba yang dibuat
secara sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara. Amfetamin dapat berupa
bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau bubuk putih kristal kecil.
Senyawa ini memiliki nama kimia α–methylphenethylamine merupakan suatu
senyawa yang telah digunakan secara terapetik untuk mengatasi obesitas, attention-deficit
hyperactivity disorder (ADHD), dan narkolepsi. Amfetamin meningkatkan pelepasan
katekolamin yang mengakibatkan jumlah neurotransmiter golongan monoamine
(dopamin, norepinefrin, dan serotonin) dari saraf pra-sinapsis meningkat. Amfetamin
memiliki banyak efek stimulan diantaranya meningkatkan aktivitas dan gairah hidup,
menurunkan rasa lelah, meningkatkan mood, meningkatkan konsentrasi, menekan nafsu
makan, dan menurunkan keinginan untuk tidur.  Akan tetapi, dalam keadaan overdosis,
efek-efek tersebut menjadi berlebihan.
Secara klinis, efek amfetamin sangat  mirip dengan kokain, tetapi amfetamin
memiliki waktu paruh lebih panjang dibandingkan dengan kokain (waktu paruh
amfetamin 10 – 15 jam) dan durasi yang memberikan efek  euforianya 4 – 8 kali lebih
lama dibandingkan kokain. Hal ini disebabkan oleh stimulator-stimulator tersebut
mengaktivasi “reserve powers” yang ada di dalam tubuh manusia dan ketika efek yang
ditimbulkan oleh amfetamin melemah, tubuh memberikan “signal” bahwa tubuh
membutuhkan senyawa-senyawa itu lagi.  Berdasarkan ICD-10 (The International
Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems), kelainan mental dan
tingkah laku yang disebabkan oleh amfetamin diklasifikasikan ke dalam golongan F15
(Amfetamin yang menyebabkan ketergantungan psikologis).
Cara yang paling umum dalam menggunakan amfetamin adalah dihirup melalui
tabung. Zat tersebut mempunyai mempunyai beberapa nama lain: ATS, SS, ubas, ice,
Shabu, Speed, Glass, Quartz, Hirropon dan lain sebagainya. Amfetamin terdiri dari dua
senyawa yang berbeda: dextroamphetamine murni and pure levoamphetamine.dan
levoamphetamine murni. Since dextroamphetamine is more potent than
levoamphetamine, pure Karena dextroamphetamine lebih kuat daripada
levoamphetamine, dextroamphetamine juga lebih kuat daripada campuran amfetamin.
Amfetamin dapat membuat seseorang merasa energik. Efek amfetamin termasuk
rasa kesejahteraan, dan membuat seseorang merasa lebih percaya diri. Perasaan ini bisa
bertahan sampai 12 jam, dan beberapa orang terus menggunakan untuk menghindari
turun dari obat
Obat-obat yang termasuk ke dalam golongan amfetamin adalah:
1. Amfetamin
2. Metamfetamin
3. Metilendioksimetamfetamin (MDMA, ecstasy atau Adam).

Gambar : Struktur dan Wujud Amphetamin


2.2 Sejarah Amphetamine
Amphetamine pertama kali disintesis pada tahun 1887 oleh Lazar Edeleanu di
Berlin, Jerman . Amphetamine ini awalnya disebut dengan phenylisopropylamine
majemuk. Amphetamine adalah salah satu dari serangkaian senyawa yang merupakan
turunan dari efedrin , dan telah diisolasi dari Ma-Huang pada tahun yang sama oleh
Nagayoshi Nagai . Amfetamin ditemukan tanpa menggunakan kajian farmakologis pada
tahun 1927, oleh pelopor psychopharmacologist Gordon Alles resynthesized dan ketika
diuji pada dirinya sendiri, saat mencari pengganti buatan untuk efedrin. Dari 1933 atau
1934 Smith, Kline dan Perancis mulai menjual bentuk dasar obat volatile sebagai obat
semprot di bawah nama dagang Benzedrine berguna sebagai dekongestan dan juga dapat
digunakan untuk tujuan lain.
Salah satu upaya pertama, amfetamin digunakan dalam sebuah studi ilmiah yang
dilakukan oleh MH Nathanson, Dokter di Los Angeles , pada tahun 1935. Dia
mempelajari efek subjektif amfetamin pada 55 pekerja rumah sakit yang masing-masing
diberi 20 mg Benzedrine. Dua efek obat yang paling sering dilaporkan adalah "rasa
kenyamanan dan perasaan kegembiraan" dan "kelelahan berkurang". Selama Perang
Dunia II, amfetamin secara ekstensif digunakan untuk memerangi kelelahan dan
meningkatkan kewaspadaan pada tentara. Setelah beberapa dekade pada tahun 1965,
FDA melarang penggunaan Inhaler Benzedrine dan amfetamin secara bebas,
penggunaannya terbatas dan harus menggunakan resep, tetapi dalam kegiatan non-medis
tetap umum digunakan.
.Senyawa terkait metamfetamin pertama kali disintesis dari efedrin di Jepang pada
tahun 1920 oleh kimiawan Akira Ogata , melalui pengurangan efedrin menggunakan
fosfor merah dan yodium . Farmasi Pervitin adalah tablet 3 mg metamfetamin yang
tersedia di Jerman dari tahun 1938 dan secara luas digunakan dalam Wehrmacht , namun
pada pertengahan tahun 1941, metamfetamin menjadi zat yang terbatas penyebarannya,
hal tersebut karena prajurit yang mengkonsumsinya memiliki waktu istirahat yang sangat
sedikit dan tak punya banyak waktu untuk memulihkan tenaganya serta adanya
penyalahgunaan. Selama sisa perang, dokter militer terus mengeluarkan obat tersebut,
tetapi dibatasi dan dengan adanya diskriminasi.
Pada tahun 1997 dan 1998, para peneliti di Texas A & M University mengklaim
telah menemukan amphetamine dan methamphetamine di dua dedaunan Acacia spesies
asli Texas , A. berlandieri and A. berlandieri dan A. rigidula . rigidula .  Sebelumnya,
kedua senyawa ini telah dianggap sebagai penemuan manusia. Temuan ini tidak pernah
diduplikasi, dan analisis yang diyakini oleh banyak ahli kimia sebagai hasil dari
kesalahan eksperimental, dan dengan demikian validitas laporan telah datang ke
pertanyaan. Alexander Shulgin , salah satu peneliti biokimia yang paling berpengalaman
dan penemu banyak zat psikotropika yang baru, telah mencoba untuk menghubungi
peneliti Texas A & M dan memverifikasi temuan mereka.

2.3 Mekanisme kerja Amphetamine


Namun, aktivitas amfetamin di seluruh otak tampaknya lebih spesifik; reseptor
tertentu yang merespon amfetamin di tetapi beberapa daerah otak cenderung tidak
melakukannya di wilayah lain. Sebagai contoh, dopamin D2 reseptor di hippocampus ,
suatu daerah otak yang terkait dengan membentuk ingatan baru, tampaknya tidak
terpengaruh oleh kehadiran amfetamin.
.Sistem saraf utama yang dipengaruhi oleh amfetamin sebagian besar terlibat
dalam sirkuit otak. Selain itu, neurotransmiter yang terlibat dalam jalur berbagai hal
penting di otak tampaknya menjadi target utama dari amfetamin. Salah satu
neurotransmiter tersebut adalah dopamin , sebuah pembawa pesan kimia sangat aktif
dalam mesolimbic dan mesocortical jalur imbalan. Tidak mengherankan, anatomi
komponen jalur tersebut-termasuk striatum , yang nucleus accumbens , dan ventral
striatum -telah ditemukan untuk menjadi situs utama dari tindakan amfetamin. Fakta
bahwa amfetamin mempengaruhi aktivitas neurotransmitter khusus di daerah terlibat
dalam memberikan wawasan tentang konsekuensi perilaku obat, seperti timbulnya
stereotip euforia .
Amphetamine telah ditemukan memiliki beberapa analog endogen, yaitu molekul struktur
serupa yang ditemukan secara alami di otak. l- Fenilalanin dan β- phenethylamine adalah
dua contoh, yang terbentuk dalam sistem saraf perifer serta dalam otak itu sendiri. 
Molekul-molekul ini berpikir untuk memodulasi tingkat kegembiraan dan kewaspadaan,
antara lain negara afektif terkait.

2.3.1 [ edit ] DopamineDopamin


Neurotransmitter yang paling banyak dipelajari berkaitan dengan tindakan
amfetamin dalam sistem saraf pusat adalah dopamin . Semua obat adiktif muncul untuk
meningkatkan neurotransmisi dopamin, termasuk amphetamine dan methamphetamine.
Penelitian telah menunjukkan bahwa amfetamin meningkatkan konsentrasi dopamin di
celah sinaptik , sehingga mempertinggi respon neuron pasca-sinaptik. Ini merupakan
petunjuk khusus pada respon terhadap obat hedonis serta kualitas adiktif obat.
Mekanisme tertentu pada amfetamin yang mempengaruhi konsentrasi dopamin telah
dipelajari secara ekstensif. Saat ini, dua hipotesis utama telah diusulkan, yang tidak saling
eksklusif. Satu teori menekankan tindakan amfetamin yang di tingkat vesikuler,
meningkatkan konsentrasi dopamin dalam sitosol dari neuron pra-sinapsis. Yang lainnya
berfokus pada peran transporter dopamin DAT , dan mengusulkan amfetamin yang dapat
berinteraksi dengan DAT untuk menginduksi kebalikan transportasi dopamin dari neuron
presinaptik ke dalam celah sinaptik .
Hipotesis pertama didukung oleh penelitian dari David Sulzer lab di Columbia University
yang menunjukkan bahwa suntikan hasil amfetamin dalam meningkatkan konsentrasi
dopamin lebih cepat dari sitosol, sedangkan obat mengurangi jumlah molekul dopamin di
dalam vesikel sinaptik. Amphetamine adalah substrat untuk suatu pengambilan
transporter vesikel sinaptik saraf tertentu yang disebut VMAT2 . Ketika amfetamin
diambil oleh VMAT2 , vesikel melepaskan molekul dopamin ke dalam sitosol dalam
pertukaran. Meredistribusi dopamin kemudian diyakini berinteraksi dengan DAT untuk
mempromosikan transportasi sebaliknya. Turunan amfetamin dan amfetamin basa lemah
juga yang menerima proton, dan bisa menurunkan gradien pH asam dalam vesikel yang
lain dan memberikan energi bebas untuk akumulasi neurotransmitter: dengan "dasar
hipotesis lemah" tindakan amfetamin menunjukkan bahwa penurunan energi bebas
memberikan kontribusi terhadap redistribusi dopamin dari konsentrasi sangat tinggi
(molar)dalam vesikel ke sitosol. Kalsium mungkin sebuah molekul utama yang terlibat
dalam interaksi antara amfetamin dan VMATs.
Peningkatan dopamin sitosolik muncul untuk memicu neurotoksisitas, seperti dopamin
auto-mengoksidasi, sehingga meningkatkan amfetamin atau metamfetamin dalam
dopamin sitosol dan dapat menyebabkan stres oksidatif di sitosol yang pada gilirannya
menyebabkan autophagy -terkait degradasi akson dopamin dan dendrit.
Setelah fosforilasi, DAT mengalami perubahan konformasi bahwa hasil dalam
transportasi DAT-terikat dopamin dari ekstraselular ke lingkungan intraselular. Di
hadapan amfetamin, bagaimanapun, DAT telah diamati untuk berfungsi secara terbalik,
meludah dopamin keluar dari neuron presinaptik dan masuk ke celah sinaptik .Dengan
demikian, di luar menghambat reuptake dopamin , amfetamin juga merangsang pelepasan
dopamin molekul ke dalam sinaps.
Untuk mendukung hipotesis di atas, telah ditemukan bahwa PKC-β inhibitor
menghilangkan efek amfetamin pada ekstraseluler dopamin di striatum konsentrasi tikus.
Data ini menunjukkan bahwa PKC-β kinase mungkin merupakan titik kunci interaksi
antara amfetamin dan DAT transporter.
Tambahan tindakan amfetamin berkontribusi terhadap kemampuannya untuk melepaskan
dopamin dari neuron, termasuk tindakan sebagai inhibitor monoamine oksidase , suatu
enzim yang bertanggung jawab atas kerusakan dopamin di dalam sitosol, sebuah
kemampuan untuk meningkatkan sintesis dopamin tampaknya melalui tindakan pada
enzim tirosin hidroksilase , yang mensintesis prekursor dopamin L-dopa , dan beberapa
blokade DAT, tindakan yang saham amfetamin dengan kokain . Karena kombinasi dari
tindakan dan panjang paruh, amfetamin dapat melepaskan dopamin jauh lebih daripada
yang dapat kokain atau lainnya obat adiktif.

2.3.2 Serotonin
Amphetamine telah ditemukan untuk mengerahkan efek yang sama pada
serotonin seperti pada dopamin . Seperti DAT , transporter serotonin SERT dapat
diinduksi untuk beroperasi secara terbalik pada stimulasi oleh amfetamin. Mekanisme ini
diperkirakan bergantung pada tindakan kalsium ion, serta pada kedekatan protein
transporter tertentu.
Glutamatergic pathways are strongly correlated with increased excitability at the level of
the synapse. Penelitian terbaru tambahan postulat amfetamin yang secara tidak langsung
dapat mengubah perilaku glutamatergic jalur yang membentang dari daerah tegmental
ventral ke korteks prefrontal . Glutamatergic jalur yang sangat berkorelasi dengan
rangsangan meningkat pada tingkat sinaps.  Peningkatan konsentrasi ekstraseluler
serotonin sehingga dapat memodulasi aktivitas neuron glutamatergic rangsang.
Kemampuan diusulkan amfetamin untuk meningkatkan rangsangan glutamatergic
mungkin jalur penting ketika mempertimbangkan serotonin-dimediasi kecanduan. Sebuah
konsekuensi perilaku tambahan dapat stimulasi lokomotor stereotip yang terjadi sebagai
respon terhadap paparan amfetamin.

2.3.3 Neurotransmitter Lain yang Relevan


Several other neurotransmitters have been linked to amphetamine activity. Beberapa
neurotransmiter lain telah dikaitkan dengan aktivitas amfetamin. Sebagai contoh, tingkat
ekstraselular dari glutamat , neurotransmitter rangsang utama dalam otak, telah terbukti
meningkatkan setelah terpapar amfetamin. Konsisten dengan temuan lain, efek ini
ditemukan di area otak yang terlibat dalam pahala, yaitu, nucleus accumbens , striatum ,
dan korteks prefrontal . Selain itu, beberapa studi menunjukkan peningkatan kadar
norepinefrin , suatu neurotransmitter yang terkait dengan adrenalin , dalam menanggapi
amfetamin. Hal ini diyakini terjadi melalui reuptake penyumbatan serta melalui interaksi
dengan pembawa transportasi saraf norepinefrin. jangka panjang efek amfetamin
digunakan pada perkembangan saraf pada anak-anak belum mapan. Berdasarkan studi di
tikus, menggunakan amfetamin selama masa remaja dapat mengganggu dewasa memori
kerja

2.4 Pengaruh Amfetamin


2.4.1 Amfetamin Mempengaruhi Otak
Ketika seseorang menggunakan “upper”, zat tersebut akan merangsang sistem
saraf pusat penggunanya. Zat  bekerja pada sistem neurotransmiter  norepinefrin dan
dopamin otak. Menggunakan amfetamin dapat menyebabkan otak untuk menghasilkan
tingkat dopamin yang lebih tinggi. Jumlah dopamin yang berlebih di dalam otak akan
menghasilkan perasaan euforia dan kesenangan yang biasa dikenal sebagai “high.”
Seiring berjalannya waktu, orang yang menggunakan shabu akan
mengembangkan toleransi terhadap zat amfetamin yang terkandung di dalam Shabu.
Toleransi artinya seseorang akan membutuhkan dosis yang lebih tinggi untuk
mendapatkan efek yang sama. Jika sejumlah dosis yang dibutuhkan tidak terpenuhi maka
pengguna zat amfetamin akan muncul perasaan craving/withdrawal atau dikenal dengan
perasaan sakaw.

2.4.2 Sensasi yang ditimbulkan oleh amfetamin


Sensasi yang ditimbulkan akan membuat otak lebih jernih dan bisa berpikir lebih
fokus. Otak menjadi lebih bertenaga untuk berpikir berat dan bekerja keras, namun akan
muncul kondisi arogan yang tanpa sengaja muncul akibat penggunaan zat ini. Pupil akan
berdilatasi (melebar). Nafsu makan akan sangat ditekan. Hasrat ingin pipis juga akan
ditekan. Tekanan darah bertendensi untuk naik secara signifikan.  Secara mental,
pengguna akan mempunyai rasa percaya diri yang berlebih dan merasa lebih happy.
Pengguna akan lebih talkative, banyak ngomong dan meningkatkan pola komunikasi
dengan orang lain. Karena seluruh sistem saraf pusat terstimulasi maka kewaspadaan dan
daya tahan tubuh juga meningkat. Pengguna seringkali berbicara terus dengan cepat dan
terus menerus. Amfetamin dosis rendah akan habis durasinya di dalam tubuh kita antara 3
sampai 8 jam, Setelah itu pengguna akan merasa kelelahan. Kondisi ini akan membuat
dorongan untuk kembali “speed-up” dan kembali mengkonsumsi satu dosis kecil lagi,
begitu seterusnya. Penggunaan bagi social user dimana biasanya hanya menggunakan
amfetamin pada akhir minggu biasanya menjadi tidak bisa mengontrol penggunaannya
dan banyak yang berakhir dengan penggunaan sepanjang  minggu penuh, mulai dari
Sabtu ke Jumat, begitu seterusnya.

2.5 Efek Mengkonsumsi Amfetamin


Karena efeknya yang menimbulkan kecanduan dengan adanya toleransi dari zat
yang dikonsumsi, maka zat ini juga akan menimbulkan efek secara fisik. Begitu
seseorang telah kecanduan amfetamin, maka orang tersebut harus kembali menggunakan
amfetamin untuk mencegah sakaw (withdrawal). Karena efek yang ditimbulkan
amfetamin bisa boosting energi pada penggunanya, maka efek withdrawal  yang paling
sering muncul adalah kelelahan. Pengguna zat ini kemungkinan juga akan membutuhkan
waktu tidur yang lebih lama dan sangat sensitif/mudah marah pada saat dibangunkan.
Begitu efek obatnya hilang, pengguna yang tadinya tidak merasa lapar kemudian menjadi
sangat lapar. Pada beberapa kalangan selebriti, penggunaan zat ini sering digunakan
sebagai obat untuk menurunkan nafsu makan. Namun sebenarnya sama saja karena nafsu
makan akan kembali meningkat setelah efek obatnya hilang. Itulah sebabnya banyak
selebriti perempuan yang mati-matian menjaga berat badannya dan akhirnya berakhir
pada kecanduan amfetamin.
Depresi juga merupakan efek withdrawal yang paling sering pada pengguna
amfetamin. Pada kasus-kasus yang berat malahan dapat menimbulkan tentamen suicide
(hasrat ingin bunuh diri). Karena efek depresinya ini terkadang pengguna dapat menjadi
orang yang berlaku sangat kasar.

8.5.1   Efek Jangka Pendek dari Amfetamin


Berikut ini adalah beberapa efek dari mengkonsumsi Amfetamin, yaitu :
 Meningkatkan suhu tubuh  Menurunkan nafsu makan
 Kerusakan sistem kardiovaskular  Euforia
 Paranoia  Mulut kering
 Meningkatkan denyut jantung  Dilatasi pupil
 Meningkatkan tekanan darah  Mual
 Menjadi hiperaktif  Sakit kepala
 Mengurangi rasa kantuk
 Perubahan perilaku seksual
 Tremor

8.5.2   Efek Jangka Panjang dari Amfetamin


Selama jangka panjang, seseorang yang menggunakan amfetamin secara teratur
akan menemukan tanda-tanda efek samping jangka panjang yang biasanya terdiri dari :

 Pandangan kabur
 Pusing
 Peningkatan detak jantung
 Sakit kepala
 Tekanan darah tinggi
 Kurang nafsu makan
 Nafas cepat
 Gelisah

Pada  penggunaan zat terus menerus akhirnya akan menimbulkan gangguan gizi
dan gangguan tidur. Pengguna akan lebih rentan untuk sakit apapun karena kondisi
kesehatan yang secara keseluruhannya buruk.

2.5.2.1 Amfetamin Psikosis


Efek penggunaan jangka panjang bisa menimbulkan kondisi yang disebut dengan
amfetamin psikosis. Gangguan mental ini sangat mirip sekali dengan paranoid
schizophrenia. Efek psikosis ini juga bisa muncul pada penggunaan jangka pendek
dengan dosis yang besar.  Kondisi psikosis inilah yang tidak disadari oleh kebanyakan
pengguna amfetamin. Karena efeknya baru muncul jangka panjang maka sering kali efek
ini disalah artikan. Pengalaman dari negara-negara lain yang sudah lebih lama muncul
penggunaan amfetamin, telah banyak korban dengan gangguan psikosis atau gangguan
kejiwaan yang parah.

2.6 Penyalahgunaan Amfetamin


Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan
penefitian. Tetapi karena berbagai alasan, maka narkoba kemudian disalahgunakan.
Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan Ketergantungan atau
Dependensi, yang bisa juga disebut dengan Kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan
biasanya sebagai berikut:

1. Coba-coba
2. Senang-senang
3. Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
4. Penyalahgunaan
5. Ketergantungan

Amfetamin bisa disalahgunakan selama bertahun-tahun atau digunakan sewaktu-


waktu. Bisa terjadi ketergantungan fisik maupun ketergantungan psikis. Dulu
ketergantungan terhadap amfetamin timbul jika obat ini diresepkan untuk menurunkan
berat badan, tetapi sekarang penyalahgunaan amfetamin terjadi karena penyaluran obat
yang ilegal.
Banyak wanita yang berlomba-lomba menjadi kurus agar terlihat menarik
sehingga mereka memilih jalan pintas, yaitu dengan menggunakan produk pelangsing.
Padahal produk pelangsing tersebut belum tentu aman. Beberapa produk pelangsing
ditemukan mengandung suatu senyawa yang disebut amfetamin. Amfetamin merupakan
senyawa yang cukup banyak ditemukan dalam produk-produk pelangsing (penurun berat
badan) yang mengklaim produk tersebut bebas dari senyawa berbahaya. Pada mulanya
sekitar tahun 1960-an, amfetamin boleh digunakan secara bebas untuk menurunkan berat
badan. Amfetamin menekan nafsu makan, mengontrol berat badan, serta menstimulasi
sistem saraf pusat dan sistem kardiovaskular.  Efek-efek tersebut dihasilkan diperantarai
dengan meningkatkan konsentrasi sinapsis dari norepinefrin dan dopamine melalui
stimulasi pelepasan neurotransmitter atau menghambat pengambilannya. Amfetamin
merupakan suatu obat yang dapat mempengaruhi sistem saraf pusat. Oleh karena itu, hal
ini berbahaya jika digunakan secara tidak terkendali oleh praktisi kesehatan (dokter atau
apoteker).
Beberapa amfetamin tidak digunakan untuk keperluan medis dan beberapa
lainnya dibuat dan digunakan secara ilegal. Di AS, yang paling banyak disalahgunakan
adalah metamfetamin. Penyalahgunaan MDMA sebelumnya tersebar luas di Eropa, dan
sekarang telah mencapai AS. Setelah menelan obat ini, pemakai seringkali pergi ke disko
untuk triping. MDMA mempengaruhi penyerapan ulang serotonin (salah satu penghantar
saraf tubuh) di otak dan diduga menjadi racun bagi sistim saraf.
 
2.7 Cara Penanganan dalam Penyalahgunaan Narkoba
Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan
narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus Penyalahgunaan Narkoba. Ada
tiga tingkat intervensi, yaitu
1.      Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran
informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi
pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi ini.
kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi KIE
yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.
2.      Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan
(treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake)antara 1 – 3 hari
dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan terapi
komplikasi medik, antara 1 – 3 minggu untuk melakukan pengurangan ketergantungan
bahan-bahan adiktif secara bertahap.
3.      Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi merekayang sudah memakai dan dalam proses
penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk
mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi dalam masyarakat,
agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna
di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-
kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Amfetamin adalah kelompok obat psikoaktif sintetis yang disebut sistem saraf
pusat (SSP) stimulants.stimulan. Amfetamin merupakan satu jenis narkoba yang dibuat
secara sintetis dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara. Amfetamin dapat berupa
bubuk putih, kuning, maupun coklat, atau bubuk putih kristal kecil. Senyawa ini
memiliki nama kimia α–methylphenethylamine merupakan suatu senyawa yang telah
digunakan secara terapetik untuk mengatasi obesitas, attention-deficit hyperactivity
disorder (ADHD), dan narkolepsi
Amphetamine pertama kali disintesis pada tahun 1887 oleh Lazar Edeleanu di
Berlin, Jerman . Amphetamine ini awalnya disebut dengan phenylisopropylamine
majemuk. Amfetamin ditemukan tanpa menggunakan kajian farmakologis pada tahun
1927, oleh pelopor psychopharmacologist Gordon Alles resynthesized dan ketika diuji
pada dirinya sendiri, saat mencari pengganti buatan untuk efedrin Pada tahun 1997 dan
1998, para peneliti di Texas A & M University mengklaim telah menemukan
amphetamine dan methamphetamine di dua dedaunan Acacia spesies asli Texas , A.
berlandieri and A. berlandieri dan A. rigidula . rigidula
Efek Amphetamine exerts its behavioral effects by modulating several key
neurotransmitters in the brain, including dopamine , serotonin , and norepinephrine .
Amphetamine pada neurotransmitter di otak terdiri atas beberapa gejala termasuk
dopamin , serotonin , dan norepinefrin. Ketika seseorang menggunakan “upper”, zat
tersebut akan merangsang sistem saraf pusat penggunanya. Zat  bekerja pada sistem
neurotransmiter  norepinefrin dan dopamin otak. Menggunakan amfetamin dapat
menyebabkan otak untuk menghasilkan tingkat dopamin yang lebih tinggi. Jumlah
dopamin yang berlebih di dalam otak akan menghasilkan perasaan euforia dan
kesenangan yang biasa dikenal sebagai “high.”
Begitu seseorang telah kecanduan amfetamin, maka orang tersebut harus kembali
menggunakan amfetamin untuk mencegah sakaw (withdrawal). Karena efek yang
ditimbulkan amfetamin bisa boosting energi pada penggunanya, maka efek withdrawal 
yang paling sering muncul adalah kelelahan.
Penggunaan terus menerus dan berlanjut akan menyebabkan Ketergantungan atau
Dependensi, yang bisa juga disebut dengan Kecanduan. Tingkatan penyalahgunaan
biasanya sebagai berikut:

1. Coba-coba
2. Senang-senang
3. Menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
4. Penyalahgunaan
5. Ketergantungan

Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunakan


narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus Penyalahgunaan Narkoba. Ada
tiga tingkat intervensi, yaitu

1. Primer,
2. Tertier
3. Sekunder

3.2 Saran
Setelah memahami materi ini secara mendalam, saya harapkan pembaca dapat
mengerti dan menambah ilmu serta wawasannya. Semoga tulisan yang saya buat ini dapat
membantu pembaca dalam menyelesaikan tugas atau materi yang bersangkutan dengan
pokok bahasan Amfetamin (Shabu-Shabu). Apabila ada kekurangan dari penulisan
makalah yang kami buat ini, harap pembaca dapat memakluminya

Anda mungkin juga menyukai