Abstract
Background: Nursing documentation in Indonesia is still much in the form of paper
based documentation. Many weaknesses in this documentation model, so it needs to be
innovated by using electronic-based nursing documentation. Problems that occur in RS
X in the development of electronic-based nursing documentation are the factors of
leadership, factors of means and factors of follow-up development of electronic nursing
documentation. Method: In solving this problem, it is recommended to use Lewin's
theory of change which consists of three phases: unfreezing, moving, and refreezing.
Result: Stages of unfreezing: conducting evidence-based and literature review studies
on the importance of electronic documentation, and brainstorming with the nurse actors
change Phase Moving implementing the stages of implementation of electronic
documentation development using the principles of 5 management functions namely
planning, organizing, staffing, leading and controlling. Refreezing stages: provide
supervisors, make Decree of Director and Standard of Operational Procedure about
implementation of electronic-based nursing documentationin X Hospital Depok.
Conclusion: In solving this problem, Lewin's theory of change consists of three pairs,
namely unfreezing, moving, and refreezing.
55
56 Jurnal Keperawatan Global, Volume 4, No 1, Juni 2019, hlm 1-73
baik di Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda menunjukkan bahwa bahwa dengan
Jakarta dan RS. Fatmawati (p= 0.01). dokumentasi berbasis elektronik, perawat
Setelah menggunakan SIMPRO waktu memiliki kinerja pendokumentasian baik
yang diperlukan untuk melaksanakan sebanyak 52,6%. (Pramithasari. & Diah,
dokumentasi di RS 2016). Hasil – hasil penelitian di atas bisa
Fatmawati adalah 40.29 menit atau dimasukan dalam telaah pentingnya
25.27% dari total waktu dalam satu shift, penggunaan SIMPRO.
sedangkan di RS Ibu dan Anak Bunda Tahapan pertama dari
Jakarta membutuhkan waktu 24.62 menit model Lewin bisa dilalui apabila
atau 9.60% dari total waktu dalam satu semua skateholder yang ikut berperan
shift. SIMPRO juga mempengaruhi dalam pelaksanaan SIMPRO merasakan
efisiensi biaya, dimana dengan SIMPRO perlu untuk dilakukan perubahan,
dokumentasi tidak setiap waktu harus dan memberikan dukungan penuh
dicetak. SIMPRO menjamin continuity of terhadap SIMPRO ini. Terutama kekuatan
care dari asuhan keperawatan, sebagai penahan yang berubah menjadi kekuatan
bukti aspek legal, membantu mengambil pendorong dalam sebuah proyek
keputusan dan meningkatkan keselamatan perubahan.
pasien. SIMPRO mengefisiensikan waktu Langkah kedua model Lewin
dokumentasi sehingga waktu perawatan melibatkan pembuat rencana perubahan
langsung ke pasien lebih optimal. yang diusulkan pada langkah pertama, dan
SIMPRO juga meningkatkan edukasi benar-benar menerapkan perubahan
kesehatan kepada pasien dan keluarga. tersebut (Bozak, 2003; Kaminski, 2011).
Pada riset ini SIMPRO juga dapat Seperti pada langkah sebelumnya, perawat
meningkatkan peran manajer keperawatan perancang perubahan harus terus
dalam melaksanakan fungsi manajemen berkomunikasi dengan staf perawat dan
terutama pada peran pemberiaan motivasi, mengetahui saran dan pendapat mereka.
pengarahan, evaluasi dan monitoring Informer perawat juga membantu staf
terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan. mengenali manfaat dokumentasi
Dukungan aspek perawat, aspek elektronik. Menurut Bozak (2003),
manajemen dan teknik dapat karyawan lebih cenderung mendukung
mengoptimalkan kinerja SIMPRO perubahan jika mereka memahami
sehingga dapat meningkatkan kualitas manfaat dokumentasi elektronik dan
pelayanan keperawatan. Berdasarkan terlibat aktif selama proses perencanaan
manfaat dari SIMPRO, maka sistem ini dan pelaksanaan. Perawat juga harus terus
dapat direkomendasikan untuk digunakan memantau perubahan perilaku staf dan
di setiap Rumah Sakit serta dapat perilaku selama tahap ini (Bozak, 2003).
mendukung peningkatan kualitas mutu Tidak diragukan lagi, penerapan
pelayanan keperawatan dan kesehatan dokumentasi elektronik akan mengganggu
(Hariyati, 2012). perubahan normal dalam alur kerja, yang
Penelitian lain di sebuah RS dapat menimbulkan perasaan negatif atau
Daerah di Jawa Tengah dengan kondisi perilaku di antara staf. Jika ini terjadi,
yang hampir sama dengan RS X perawat perancang perubahan harus
Dyah Fitri Wulandari, Pengembangan Dokumentasi Keperawatan 61
kembali ke strategi yang digunakan strategi yang akan dipakai dibahas juga
selama tahap unfreezing (Bozak, 2003; dalam perencanaan ini.
Kaminski, 2011). Fungsi berikutnya dalam
Pada tahap ini perawat perancang manajemen keperawatan adalah fungsi
perubahan diharapkan memakai prinsip pengorganisasian yaitu fungsi manajemen
prinsip manajemen keperawatan dalam yang berhubungan dengan mengalokasi
melakukan perubahan. Swansburg (1999) dan mengatur sumber daya untuk
menyatakan bahwa fungsi manajemen menyelesaikan tujuan yang dicapai. Peran
terdiri atas lima fungsi yaitu perencanaan manajer dalam fungsi pengorganisasian
(planning), pengorganisasian adalah menentukan tugas yang akan
(organizing), pengaturan staf (staffing), dikerjakan, individu yang akan
kepemimpinan (leading), dan mengerjakan, pengelompokkan tugas,
pengendalian (controlling). Perencanaan struktur pertanggungjawaban, dan proses
(Planning) merupakan fungsi dasar dari pengambilan keputusan. Manajer
manajemen. Perencanaan dalam bertanggung jawab juga dalam merancang
manajemen keperawatan adalah proses pekerjaan staf yang digunakan untuk
dimana semua manajer perawat mencapai tujuan yang diharapkan. Maka
menggunakan data yang valid dan dapat pada tahapan ini di buatlah deskripsi kerja,
dipercaya untuk mengembangkan objektif penanggung jawab, cara pelaporan, cara
dan menentukan sumber-sumber yang supervisi bagi individu yang terlibat
dibutuhkan dan cetak biru yang digunakan dalam pelaksanaan SIMPRO.
dalam mencapai tujuan. Tujuan utama dari Setelah tahapan pengorganisasian
perencanaan adalah membuat telah berjalan baik, maka fungsi
kemungkinan yang paling baik dalam berikutnya adalah staffing (pengaturan
penggunaan personel, bahan, dan alat staf). Pengaturan staf keperawatan
Swansburg, 1999). Fungsi perencanaan merupakan proses yang teratur, sistematis,
mencakup proses merumuskan sasaran, rasional diterapkan untuk menentukan
membangun strategi untuk mencapai jumlah dan jenis personel keperawatan
sasaran yang telah disepakati, dan yang dibutuhkan untuk melakukan proyek
mengembangkan perencanaan tersebut perubahan. Pada tahapan ini dilakukan
untuk memadukan dan pelaksanaan pelatihan ulang SIMPRO,
mengkoordinasikan sejumlah kegiatan. dilakukan pembagian staf keperawatan
Pada perenecanaaan ini, dilakukan yang ikut pelatihan awal SIMPRO ini,
rencana melakukan sosialisasi untuk dipilih yang bisa menjadi agen perubahan
mendapatkan masukan terkait pelaksanaan di ruang rawat. Pengaturan staf untuk
SIMPRO, pembentukan tim inti SIMPRO, melakukan supervisi terhadap pelaksaan
rencana pelatihan ulang SIMPRO, rencana SIMPRO perlu dilakukan juga, selain itu
pertemuan pertemuan lanjutan, dan koordinasi dengan staf IT RS X juga harus
rencana ruangan yang dijadikan pilot di sepakati di tahap ini.
project, dan rencana penambahan server Fungsi kepemimpian (leading)
untuk tahun depan. Waktu yang adalah fungsi selanjutnya. Kepemimpinan
diperlukan, tujuan yang akan dicapai dan merupakan proses mempengaruhi
62 Jurnal Keperawatan Global, Volume 4, No 1, Juni 2019, hlm 1-73
https://doi.org/http://cjni.net/journ
al/?p=967
Payne, S. (2013). The Implementation of
electronic clinical documentation
usi L i ’ ch management
theory. Canadian Journal
of Nursing Informatics,
1–8. Retrieved from
http://search.proquest.com/openvi
ew/bf426131labdfabfec6460259d
36265b7/1?
pqorigsite=gscholar&cbl=2026675
%
5Cnpapers3://publication/uuid/6A
FC8D39-B165-46C9-B94E-
05C9631D4BB0
Pramithasari., & Diah, I.
(2016). Gambaran kinerja perawat
dalam mendokumentasikan
asuhan keperawatan berbasis
komputer.
Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah, 1(1). Retrieved
from journal.um-surabaya.ac.id
Sartika, Dewi; Hariyati , Tutik Sri;
Noviestasari, E. (2014). Self
Efficacy Perawat Dalam
Penggunaan Sistem Informasi
Keperawatan Di Rsia Bunda
Jakarta: Studi Fenomenologi.
Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume
17. Swansburg, R. J.
(1999). Introduction to
Management and Leadership for
Nurse Manager (2 nd edition).
Boston: Jones and Barlett
Publishers.