Anda di halaman 1dari 34

DIKTAT

MATA KULIAH OPTIKA

Di Susun Oleh :

EFFENDI , M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP )


NURUL HUDA
SUKARAJA OKU TIMUR SUMATERA SELATAN
1
Page

2013
BAB I

TENTANG CAHAYA

1.1 Pengertian Cahaya.

Cahaya merupakan sejenis energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang bisa

dilihat dengan mata dan gelombang ini tentunya membawa energi. Jadi sebenarnya cahaya

itu sendiri merupakan salah satu bentuk energi. Energi ini bergerak bersama gelombang itu

sendiri. Cahaya juga merupakan dasar ukuran meter: 1 meter adalah jarak yang dilalui

cahaya melalui vakum pada 1/299,792,458 detik. Kecepatan cahaya adalah 299,792,458

meter per detik. Cahaya juga memiliki sifat sebagai partikel yang biasa disebut foton.

Karena itulah cahaya bisa juga dipandang sebagai kumpulan banyak partikel yang tidak

bermassa yang bergerak dengan kecepatan 3×10^8 m/s.Cahaya diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari. Matahari adalah sumber cahaya utama diBumi. Tumbuhan hijau

memerlukan cahaya untuk membuat makanan. Sifat-sifat cahaya ialah, cahaya bergerak lurus

ke semua arah. Buktinya adalah kita dapat melihat sebuah lampu yang menyala dari segala

penjuru dalam sebuah ruang gelap. Apabila cahaya terhalang, bayanganyang dihasilkan

disebabkan cahaya yang bergerak lurus tidak dapat berbelok, namun cahaya dapat

dipantulkan. Keadaan ini disebut sebagai pantulan cahaya. Cahaya dipesongkan apabila

bergerak secara serong melalui medium yang berbeza seperti melalui udara melalui kaca

melalui air . Keadaan ini disebut sebagai pembiasan cahaya. Cahaya bergerak lebih laju

melalui udara daripada melalui air .

Cahaya juga bergerak lebih laju melalui udara daripada melalui kaca. Oleh itu

cahaya yang bergerak secara serong dipesong kanapa bila melalui dua medium yang

berbeda. Cahaya yang bergerak lurus melalui medium yang berbeda tidak dibiaskan.

Cahaya dibiaskan apabila bergerak miring melalui medium yang berbeda seperti dari

udara ke kaca lalu melewati air. Keadaan ini disebut sebagai pembiasan cahaya. Hal ini
2

karena cahaya bergerak lebih cepat di medium yang kurang padat. Namun cahaya yang
Page
datang dengan sudut datang 90 derajat, (tegak lurus) melalui medium yang berbeda tidak

dibiaskan. Contoh hal pembiasan dalam hal sehari-hari adalah seperti pada kasus sedotan

minuman yang kelihatan bengkok dan lebih besar di dalam air , atau pada kasus dasar

kolam kelihatan lebih cetek dari kedalaman sebenarnya.

1.2 Teori Tentang Cahaya

1.2.1 Teori abad ke-10.

Ilmuwan Abu Ali Hasan Ibn Al-Haitham (965–sekitar 1040), dikenal juga sebagai

Alhazen, mengembangkan teori yang menjelaskan penglihatan, menggunakan geometri dan

anatomi. Teori itu menyatakan bahwa setiap titik pada daerah yang tersinari cahaya,

mengeluarkan sinar cahaya ke segala arah, namun hanya satu sinar dari setiap titik yang

masuk ke mata secara tegak lurus yang dapat dilihat. Cahaya lain yang mengenai mata

tidak secara tegak lurus tidak dapat dilihat. Dia menggunakan kamera lubang jarum sebagai

contoh, yang menampilkan sebuah citra terbalik. Alhazen menganggap bahwa sinar cahaya

adalah kumpulan partikel kecil yang bergerak pada kecepatan tertentu. Dia juga

mengembangkan teori Ptolemy tentang refraksi cahaya namun usaha Alhazen tidak dikenal

diEropa sampai pada akhir abad 16.

1.2.2 Teori Partikel.

Isaac Newton menyatakan dalam Hypothesis of Light pada1675 bahwa cahaya

terdiri dari partikel halus (corpuscles) yang memancar ke semua arah dari sumbernya. Teori

ini dapat digunakan untuk menerangkan pantulan cahaya, tetapi hanya dapat menerangkan

pembiasan dengan menganggap cahaya menjadi lebih cepat ketika memasuki medium yang

padat tumpat karena daya tarik gravitasi lebih kuat.


3
Page
1.2.3 Teori Gelombang ( atau Ray ).

Christiaan Huygens menyatakan dalam abad ke-17 yang cahaya dipancarkan ke

semua arah sebagai ciri-ciri gelombang. Pandangan ini menggantikan teori partikel halus. Ini

disebabkan oleh karena gelombang tidak diganggu oleh gravitasi, dan gelombang menjadi

lebih lambat ketika memasuki medium yang lebih padat. Teori gelombang ini menyatakan

bahwa gelombang cahaya akan berinterferensi dengan gelombang cahaya yang lain seperti

gelombang bunyi (seperti yang disebut oleh Thomas Young pada kurun ke-18), dan cahaya

dapat dipolarisasikan. Kelemahan teori ini adalah gelombang cahaya seperti gelombang

bunyi, memerlukan medium untuk dihantar. Suatu hipotesis yang disebut luminiferous aether

telah diusulkan, tetapi hipotesis itu tidak disetujui.

1.3 Alat-alat Yang Berfungsi Berdasarkan Prinsip Pembahasan Cahaya.

Alat-alat yang berfungsi berdasarkan prinsip pembiasan cahaya adalah kaca

pembesar, mikroskop, teleskop, lup, dan teropong.

1.4 Pantulan Cahaya Bergantung Kepada Jenis Permukaan.

Citra dapat dilihat di dalam cermin karena ada pantulan cahaya. Pantulan cahaya itu

lebih baik dan teratur pada permukaan yang rata. Pantulan cahaya agak kabur pada

permukaan yang tidak rata. Cermin dan permukaan air yang jernih serta tenang adalah

pemantul cahaya yang baik. Ini membuat kita dapat melihat wajah dan badan kita didalam

cermin.

1.5 Kecepatan Cahaya.

Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter per detik (m/s)

atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h) atau 186.282.4 mil per detik (mil/s) atau

670.616.629,38 mil per jam (mil/h). Kecepatan cahaya ditandai dengan huruf c , yang
4
Page

berasal dari bahasa Latin celeritas yang berarti “kecepatan“, dan juga dikenal sebagai
konstanta Einstein. Kecepatan tepatnya adalah sebuah definisi, bukan sebuah ukuran, karena

meter sendiri didefinisikan dari segi kecepatan cahaya dan detik. Kecepatan cahaya melalui

sebuah medium (yang berarti bukan dalam vakum) adalah kurang dari c (mendefinisikan

indeks pemantulan medium tersebut). Persamaan Kecepatan Cahaya yang sering digunakan:.

v = λ .f ,

Dimana λ adalah panjang gelombang, f adalah frekuensi, v adalah kecepatan

cahaya. Kalau cahaya bergerak di dalam vakum, jadi v = c, jadi c = λ f , Di mana c adalah

laju cahaya. Kita boleh menerangkan v sebagai Di mana n adalah konstan (indeks biasan)

yang mana adalah sifat material yang dilalui oleh cahaya.

1.6 Perubahan Dalam Kelajuan Cahaya.

Semua cahaya bergerak pada laju yang terhingga. Walaupun seseorang pemerhati

bergerak dia akan senantiasa mendapati laju cahaya adalah c, laju cahaya dalam vakum,

adalah c=299,792,458 meter perdetik (186,282.397 mil per detik); namun, apabila cahaya

melalui objek yang dapat ditembusi cahaya seperti udara, air dan kaca, kelajuannya

berkurang, dan cahaya tersebut mengalami pembiasan. Yaitu n=1dalam vakum dan n>1 di

dalam benda lain.

2.7 Sejarah Pengukuran Kelajuan Cahaya.

Kelajuan cahaya telah sering diukur oleh ahli fisika. Pengukuran awal yang paling

baik dilakukan oleh Olaus Roemer (ahli fisika Denmark), dalam 1676. Beliau menciptakan

kaedah mengukur kelajuan cahaya. Beliau mendapati dan telah mencatatkan pergerakan

planet Saturnus dan satu dari bulannya dengan menggunakan teleskop. Roomer mendapati

bahwa bulan tersebut mengorbit Saturnus sekali setiap 42-1/2 jam. Masalahnya adalah

apabila Bumi dan Saturnus berjauhan, putaran orbit bulan tersebut kelihatan bertambah. Ini
5

menunjukkan cahaya memerlukan waktu lebih lama untuk sampai ke Bumi. Dengan ini kelajuan
Page
cahaya dapat diperhitungkan dengan menganalisa jarak antara planet pada masa-masa

tertentu. Roemer mendapatkan angka kelajuan cahaya sebesar 227,000 kilo meter perdetik.

Mikel Giovanno Tupan memperbaiki hasil kerja Roemer pada tahun 2008. Dia menggunakan

cermin berputar untuk mengukur waktu yang diambil cahaya untuk bolak-balik dari Gunung

Wilson ke Gunung San Antonio di California. Ukuran jitu menghasilkan kelajuan 299,796

kilometer/detik. Dalam penggunaan sehari-hari, jumlah ini dibulatkan menjadi dan 300,000

kilometer/detik.

1.8 Indeks Bias.

Indeks bias pada medium didefinisikan sebagai perbandingan antara cepat rambat

cahaya di udara dengan cepat rambat cahaya di medium tersebut. Secara matematis, indeks

bias dapat ditulis: n = c/ cm

n = indeks bias

c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3×10^8 m/s)

cm = cepat rambat cahaya di suatu medium

atau:

= panjang gelombang 1

ʎ2 = panjang gelombang 2

ɑ= sudut datang

ʙ= sudut bias.
6
Page
BAB II

LENSA

2.1. Sejarah Singkat Mengenai Lensa

Penemuan lensa sendiri diawali oleh penemuan kaca seribu tahun yang lalu. Menurut

beberapa sumber yang dapat dipercaya, kaca mulai ditemukan sejak 5000 tahun sebelum

masehi yang dibuktikan oleh sejarawan Romawi Kuno, Pliny (23-79 sebelum masehi). Pliny

mengadakan penelitian kecil yang merujuk pada kenyataan bahwa kaca telah ditemukan

oleh para pedagang Phoenic di wilayah yang sekarang disebut Suriah pada 5000 tahun

sebelum masehi. Pliny mengungkapkan bahwa saat istirahat, para pedagang ini membakar

makanan dalam wadah yang sebenarnya terbuat dari kaca. Kemudian, pegetahuan

berkembang menghasilkan penemuan baru, yakni pembakaran kaca/burning glass oleh

seorang dramawan asal Yunani Kuno bernama Aristophanes sekitar tahun 424 SM. Caranya

dalah dengan memusatkan cahaya matahari pada fokus lensa (titik api lensa). Aristophanes

juga memasukkan fenomena burning glass tersebut ke dalam salah satu sandiwaranya yang

berjudul The Clouds.

Perkembangan lensa yang dahulu hanya digunakan sebagai alat pembakaran,

mengalami perubahan fungsi yakni menjadi alat perbesaran (magnifier). Sejarah mencatat

bahwa fisikawan Muslim legendaris, Ibnu al-Haitham (965 M-1039 M) merupakan orang

pertama yang mempelajari tentang masalah perbesaran benda dan pembiasan cahaya. Hal

ini dibuktikan dalam karyanya bertajuk Kitab al-Manazir (tentang optik) dan puisi karya

Ibnu al-Hamdis (1055 M- 1133 M). Dia menulis sebuah syair yang menggambarkan tentang

kacamata. Syair itu ditulis sekitar 200 tahun, sebelum masyarakat Barat menemukan

kacamata. Berikut sedikit kutipan dari isi puisi tersebut : “Benda bening menunjukkan tulisan
7

dalam sebuah buku untuk mata, benda bening seperti air, tapi benda ini merupakan batu. Benda
Page
itu meninggalkan bekas kebasahan di pipi, basah seperti

sebuah gambar sungai yang terbentuk dari keringatnya.”

Gambar 2.1: Roger Bacon (1214 - 1294).


[Sumber: http://tidakin.blogspot.com)
Lensa mulai diaplikasikan pada alat bantu penglihatan seperti kacamata dan lup

(kaca pembesar) pada abad ke-13. Lup (kaca pembesar) ditemukan oleh seorang sarjana

Inggris, Roger Bacon (1214-1294) pada awal abad ke-13. Sedangkan kacamata ditemukan

setelah penemuan lup tersebut, kurang lebih pada abad ke-14. Jika puisi tersebut benar-

benar ditulis pada abad ke-11, berarti lensa maupun kacamata memang ditemukan pertama

kali oleh kaum Muslim. Baru sekitar 200 tahun setelah itu bangsa barat menemukan

kacamata.

2.2 Pengertian Lensa

Lensa adalah material transparan (umumnya terbuat dari kaca atau plastik) yang

memiliki dua permukaan (salah satu atau keduanya memiliki permukaan melengkung)

sehingga dapat membelokkan sinar yang melewatinya. Permukaan melengkung yang dimiliki

oleh lensa berfungsi membelokkan cahaya yang jatuh padanya, sehingga ketika cahaya

tersebut meninggalkan lensa, ia akan berkumpul pada satu titik atau menyebar menuju arah

yang berbeda. Pengumpulan atau penyebaran cahaya ini bergantung pada lengkungan dari

permukaan lensa tersebut.

Lensa, sebuah penemuan besar yang keberadaannya sangat bermanfaat bagi


8
Page

kehidupan manusia. Baik di bidang kesehatan maupun di bidang pendidikan, lensa kerap
digunakan sebagai alat bantu penglihatan. Prinsip kerja lensa diterapkan pada alat-alat

seperti kacamata, mikroskop, teropong bintang, teleskop, kamera, lup, periskop dan lain

sebagainya. Optical instruments atau alat optik adalah alat buatan manusia yang memiliki

prinsip kerja menyerupai mata. Jika membahas mengenai alat optik, tentu kita tidak lepas

dari bahasan optik itu sendiri. Yang dimaksud dengan optik ini sendiri adalah tampilan

karena adanya suatu benda nyata yang terkena cahaya. Benda-benda tersebut mengalami

proses sedemikian rupa sehingga pada akhirnya dapat dilihat oleh mata. Alat optik yang

digunakan masing-masing memiliki bagian khusus yang mendukung prinsip kerja dari alat

tersebut. Bagian penyusun alat optik yang paling penting adalah lensa.

2.3 Jenis-Jenis Lensa tipis

2.3.1 lensa cembung

Lensa cembung adalah lensa yang permukaan

lengkungnya menghadap keluar, bersifat mengumpulkan sinar

(konvergen) yaitu sinar sejajar sumbu utama lensa di biaskan

menuju titik fokus lensa.

Gambar 2.1 : Pembiasan lensa cembung

2.3.2 Lensa Cekung

Lensa cekung adalah lensa yang permukaan lengkungnya ke dalam, lensa cekung

bersifat memencarkan sinar (divergen) yaitu sinar sejajar sumbu utama lensa di biaskan

seolah-olah berasal dari titik fokus lensa. Seperti gambar berikut :


9
Page
BAB III

LENSA SFERIS

2.1 ABERASI SFERIS

Aberasi sferis adalah penyimpangan pembentukan bayangandari suatu benda yang

terletak di sumbu utama karena bentuk lengkung dari lensa .penyimpangan pembentukan

bayangan seperti aberasi sferis ini dapat di atasi dengan memakai lensa gabungan aplanatis

atau diafragma. lensa gabungan aplanatis terdiri dari dua buah lensa yang terbuat dari jenis

kaca yang berlainan.

2.2 PEMANTULAN PADA CERMIN CEKUNG

Sinar-sinar istimewa untuk permukaan sferis cekung, meliputi: (Faizin, 2007)

1. Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan menuju titik fokus (F)

Gambar 1 : Pemantulan Istimewa 1 pada Cermin Cekung

2. Sinar datang menuju titik fokus (F) akan dipantulkan sejajar sumbu utama
10
Page

Gambar 2 : Pemantulan Istimewa 2 pada Cermin Cekung


3. Sinar yang menuju titik pusat kelengkungan (P) akan dipantulkan kembali melalui P

Gambar 3 : Pemantulan Istimewa 3 pada Cermin Cekung

2.3 PEMBENTUKAN BAYANGAN PADA CERMIN CEKUNG

Untuk melukis pembentukan bayangan pada cermin cekung, dapat dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Lukis dua buah sinar istimewa (menggunakan sinar datang sejajar dengan sumbu

utama yang akan dipantulkan menuju titik fokus dan sinar yang menuju titik pusat

kelengkungan P yang akan dipantulkan kembali melalui P).

Secara umum setiap sinar datang yang mengenai cermin cekung menggunakan aturan

Hukum Snellius dengan menunjukkan setiap titik pantulnya sesuai dengan garis

normalnya.

2. Sinar datang dari depan cermin dan dipantulkan kembali ke depan, perpanjangan

sinar-sinar di belakang cermin dilukis sebagai garis putus-putus. Lukisan garis putus-

putus menyatakan bahwa sinar seolah-olah berasal dari titik tertentu yang akan

menggambarkan bayangan semu.

3. Perpotongan kedua buah sinar pantul yang dilukis pada langkah 1 merupakan titik

bayangan, karena titik perpotongan sinar tersebut yang akan menunjukkan bahwa

bayangan akan terbentuk. Jika perpotongan didapat dari sinar pantul terjadi

bayangan nyata (sejati), karena titik perpotongan yang terbentuk terletak di daerah
11

bayangan nyata di depan cermin. Akan tetapi jika perpotongan didapat dari
Page
perpanjangan sinar pantul, bayangan yang dihasilkan adalah maya (semu), karena

titip perpotongan terletak di daerah bayangan semu di belakang cermin.

Hendrajaya, et al. (1983) mendefinisikan pengertian benda/bayangan nyata dan

maya sebagai berikut:

Tabel 1 : Pengertian Benda/ Bayangan Nyata dan Maya

Benda nyata : Jika sinar datang divergen pada permukaan pembias (s > 0).

Benda maya : Jika sinar datang konvergen pada permukaan (s < 0)

Bayangan Jika sinar datang konvergen dari permukaan pembias (s’ > 0)
:
nyata berpotongan.

Jika sinar datang divergen dari permukaan pembias seakan-


Bayangan
: akan datang dari sebuah titik di pihak lain dari permukaan (s’
maya
< 0).

Perhatikan Contoh Pembentukan Bayangan Pada Cermin Cekung berikut

Gambar 4. Pembentukan Bayangan pada Cermin Cekung dengan Benda di ruang I


12

Gambar 5. Pembentukan bayangan pada cermin cekung dengan benda di ruang II


Page
Gambar 6. Pembentukan bayangan pada cermin cekung dengan benda di ruang III

Tabel 2. Sifat-sifat Bayangan pada Pencerminan Permukaan Sferis

S S’ Cermin Cekung

R IR IV Maya, tegak, diperbesar

R II R III Sejati, terbalik, diperbesar

R III R II Sejati, terbalik, diperkecil

R IV RI Sejati, tegak, diperkecil

Hubungan antara jarak benda (s), jarak bayangan s' dan fokus

atau

catatan :

 R dan f bertanda positif untuk cermin cekung

 R dan f bertanda negatif untuk cermin cembung

Perbesaran bayangan pada pemantulan ini berlaku:

Catatan: Bila perbesaran M bertanda negatif (-), maka bayangan adalah nyata dan terbalik

terhadap bendanya. Bila perbesaran M bertanda positif (+), maka bayangan adalah maya
13
Page

dan tegak terhadap bendanya.


................................................................... (Kanginan, Mulia, & Adjis, 1994)

Dasar dari semua kaidah dalam catatan di atas yaitu tidak lain adalah penggambaran

pembentukan bayangan yang mengikuti kaidah Hukum Snellius.

14
Page
BAB IV

INTERFERENSI CAHAYA

2.1 Definisi Interferensi Cahaya

Interferensi cahaya adalah perpaduan interaksi dua atau lebih gelombang cahaya yang

menghasilkan suatu radiasi yang menyimpang dari jumlah masing-masing komponen radiasi

gelombangnya. Agar hasil interferensinya mempunyai pola yang teratur, kedua gelombang

cahaya harus koheren, yaitu memiliki frekuensi dan amplitudo yang sama serta selisih fase

tetap. Young melakukan percobaan, dimana celah sempit akan menghasilkan sumber cahaya

baru yang memiliki beda fasa sama ataukonstansehinggadisebutkoheren

Hasil Percobaan Young : Terdapat serangkaian garis yang terang seperti deret-deret

cahaya terang. Hasil percobaan tersebut adalah fenomena interferensi gelombang cahaya.

Hal ini dengan membayangkan cahaya sebagai gelombang datar dengan panjang

gelombang tunggal (disebut monokromatik = eka warna = satu warna) dijatuhkan pada

kedua celah sempit yang berdekatan. Akibat difraksi (pelenturan cahaya saat gelombang

melewati suatu celah permukaan yang sempit), gelombang yang meninggalkan kedua celah

tersebut menyebar sama seperti permukaan air yang tenang lalu dilemparkan batu

memunculkan riak-riak gelombang yang menyebar dari titik asal jatuh batu. Demikian pula

halnya difraksi gelombang setelah melewati celah sempit, kedua celah seolah-olah

menyebarkan riak-riak gelombang cahaya – hal ini berfungsi sebagai sumber getaran yang

lalu menimbulkan polasebarangGelombangmenyebar(divergen).

Gelombang yang melewati ke-2 celah sempit ini menyebar dan menempuh jarak yang

sama hingga mencapai satu fase : saat di mana dari suatu gelombang tiba pada saat yang
15

sama dengan puncak gelombang yang lain. Amplitudo kedua gelombang bergabung untuk
Page

membentuk amplitudo yang lebih besar = interferensi ini dinamakan interferensi konstruktif
(terbentuk saat terdapat bintik terang pada layar dan pada saat dua berkas gelombang

berbeda jarak sebesar satu panjang gelombang atau kelipatan bilanganbulat lainnya dari

panjang gelombang bertemu). Saat amplitudo gelombang cahaya bertemu setelah

menempuh jarak lebih setengah kali panjang gelombang yang lain, saat amplitudo kedua

gelombang tiba dengan keadaan fase gelombang yang berlawanan saat mencapai layar –

maka terbentuklah gabungan gelombang yang menghasilkan amplitudo gelombang sama

dengan nol. Hal ini dikatakan interferensi destruktif.Beda LintasanJarak tempuh cahaya yang

melalui dua celah sempit mempunyai perbedaan (beda lintasan), hal ini yang menghasilkan

pola interferensi maksimum.

Interferensi Cahaya adalah perpaduan dari 2 gelombang cahaya. Agar hasilinterferensinya

mempunyai pola yang teratur, kedua gelombang cahaya harus koheren ,yaitu memiliki frekuensi

dan amplitudo yg sama serta selisih fase tetap. Pola hasil interferensi ini dapat ditangkap pada layar, yaitu

 Garis terang, merupakan hasi interferensi maksimum (saling memperkuat atau konstruktif)
 Garis gelap, merupakan hasili nterferensi minimum (saling memperlemah atau destruktif)

Interferensi dapat bersifat membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase

kedua gelombang sama sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari

kedua gelombang tersebut.

Bersifat merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling

menghilangkan. 16
Page
Gambar 2.1 pola interferensi

2.2 Syarat Interferensi Cahaya

Kedua sumber cahaya harus bersifat kokeren (Kedua sumber cahaya mempunyai

beda fase,frekuensi dan amplitude sama) Thomas Young, seorang ahli fisika membuat dua

sumber cahaya dari satu sumber cahaya, yang dijatukan pada dua buah celah sempit.

17

Gambar 2.1 Satu sumber cahaya, dilewatkan pada dua celah sempit, sehingga cahaya yang
melewati kedua celah itu, merupakan dua sumbeer cahaya baru
Page
Hasil interferensi dari dua sinar/cahaya koheren menghasilkan pola terang dan gelap.

Secara matematika rumus untuk mendapatkan pola terang dan gelap Sbb:

S1 = Sumber cahaya

S2 dan S3, dua sumber cahaya baru., d = jarak antar dua sumber c

θ= sudut belok, a=l = jarak antara dua sumber terhadap layar

2.3 Interferensi Maksimum

Interferensi maksimum terjadi jika kedua gelombang memiliki fase yg sama (sefase), yaitu jika

selisih lintasannya sama dgn nol atau bilangan bulat kali panjang gelombang

Bilangan m disebut orde terang. Untuk m=0 disebut terang pusat, m=1 disebut terang ke-1,

dst. Karena jarak celah ke layar l jauh lebih besar dari jarak kedua celahd (l >> d), maka

sudut 0 sangat kecil, sehingga sin 0 = tan 0 = p/l, dengan demikian


18

Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat terang


Page
Keterangan :

P=jarak dari terang/gelap ke-m dengan terang pusat (meter)

d=jarak kedua sumber cahaya/celah(meter)

l=jarak antara sumber cahaya dengan layar (meter)

m=bilangan (1,2,3…dst)

l=panjang gelombang (meter, atau Amstrong A0=1.10-10meter)

2.4 Interferensi Minimum

Interferensi minimum terjadi jika beda fase kedua gel 180derajat, yaitu jika selisih

lintasannya sama dengan bilangan ganjil kali setengah Bilangan m disebut orde gelap. Tidak ada

gelap ke nol. Untuk m=1 disebut gelapke-1, dst.

Mengingat sin = tan = p/l, maka Dengan p adalah jarak terang ke-m ke pusat

terang.Jarak antara dua garis terang yg berurutan sama dgn jarak dua garis gelapberurutan.Jika jarak

itu disebut p, maka :

Interferensi Minimum/Gelap/Destrutip, terjadi jika

atau
19
Page
Page 20
BAB V

POLARISASI

Polarisasi adalah suatu peristiwa perubahan arah

getar gelombang pada cahaya yang acak menjadi satu

arah getar; dari sumber lain mengatakan bahwa Polarisasi

adalah peristiwa penyerapan arah bidang getar dari

gelombang. Gejala polarisasi hanya dapat dialami oleh

gelombang transversal saja, sedangkan gelombang longitudinal tidak mengalami gejala

polarisasi. Fakta bahwa cahaya dapat mengalami polarisasi menunjukkan bahwa cahaya

merupakan gelombang transversal.

Polarisasi Gelombang Pojok Pedia

Pada umumnya, gelombang cahaya mempunyai banyak arah getar. Suatu

gelombang yang mempunyai banyak arah getar disebut gelombang tak terpolarisasi,

sedangkan gelombang yang memilki satu arah getar disebut gelombang terpolarisasi. Gejala

polarisasi dapat digambarkan dengan gelombang yang terjadi pada tali yang dilewatkan

pada celah. Apabila tali digetarkan searah dengan celah maka gelombang pada tali dapat

melewati celah tersebut. Sebaliknya jika tali digetarkan dengan arah tegak lurus celah maka

gelombang pada tali tidak bisa melewati celah tersebut.

Sinar alami seperti sinar Matahari pada umumnya adalah sinar yang tak

terpolarisasi. Cahaya dapat mengalami polarisasi dengan berbagai cara, antara lain karena

peristiwa pemantulan, pembiasan, bias kembar, absorbsi selektif, dan hamburan.

1. Polarisasi karena Pemantulan

Cahaya yang datang ke cermin dengan sudut datang sebesar 57o, maka sinar yang
21

terpantul akan merupakan cahaya yang terpolarisasi. Cahaya yang berasal dari
Page

cermin I adalah cahaya terpolarisasi akan dipantulkan ke cermin.


Apabila cermin II diputar sehingga arah bidang getar antara cermin I dan cermin II

saling tegak lurus, maka tidak akan ada cahaya yang dipantulkan oleh cermin II.

Peristiwa ini menunjukkan terjadinya peristiwa polarisasi. Cermin I disebut polarisator,

sedangkan cermin II disebut analisator. Polarisator akan menyebabkan sinar yang tak

terpolarisasi menjadi sinar yang terpolarisasi, sedangkan analisator akan

menganalisis sinar tersebut merupakan sinar terpolarisasi atau tidak.

Gb. Polarisasi Gelombang Karena Pemantulan

2. Polarisasi karena Pemantulan dan Pembiasan

Berdasarkan hasil eksperimen yang dilakukan para ilmuwan Fisika menunjukkan

bahwa polarisasi karena pemantulan dan pembiasan dapat terjadi apabila cahaya

yang dipantulkan dengan cahaya yang dibiaskan saling tegak lurus atau membentuk

sudut 90o.

Di mana cahaya yang dipantulkan merupakan cahaya yang terpolarisasi sempurna,

sedangkan sinar bias merupakan sinar terpolarisasi sebagian. Sudut datang sinar yang

dapat menimbulkan cahaya yang dipantulkan dengan cahaya yang dibiaskan merupakan

sinar yang terpolarisasi. Sudut datang seperti ini dinamakan sudut polarisasi (ip) atau sudut

Brewster. Pada saat sinar pantul dan sinar bias saling tegak lurus (membentuk sudut 90o)

akan berlaku ketentuan bahwa : i + r = 90o atau r = 90o – i

Dari hukum Snellius tentang pembiasan berlaku bahwa:


22
Page
3. Polarisasi karena Bias Kembar (Pembiasan Ganda)

Polarisasi karena bias kembar dapat terjadi apabila cahaya melewati suatu bahan

yang mempunyai indeks bias ganda atau lebih dari satu, misalnya pada kristal kalsit.

Cahaya yang lurus disebut cahaya biasa, yang memenuhi hukum Snellius dan cahaya

ini tidak terpolarisasi. Sedangkan cahaya yang dibelokkan disebut cahaya istimewa

karena tidak memenuhi hukum Snellius dan cahaya ini adalah cahaya yang

terpolarisasi.

Gb. Polarisasi karena Bias Kembar (Pembiasan Ganda)

4. Polarisasi karena Absorbsi

Selektif Polaroid adalah suatu bahan yang dapat menyerap arah bidang getar

gelombang cahaya dan hanya melewatkan salah satu bidang getar. Seberkas sinar
23

yang telah melewati polaroid hanya akan memiliki satu bidang getar saja sehingga
Page
sinar yang telah melewati polaroid adalah sinar yang terpolarisasi. Peristiwa

polarisasi ini disebut polarisasi karena absorbsi selektif. Polaroid banyak digunakan

dalam kehidupan sehari-hari, antara lain untuk pelindung pada kacamata dari sinar

matahari (kacamata sun glasses) dan polaroid untuk kamera.

Polarisasi karena Absorbsi Selektif

5. Polarisasi karena Hamburan

Polarisasi cahaya karena peristiwa hamburan dapat terjadi pada peristiwa terhamburnya

cahaya matahari oleh partikel-partikel debu di atmosfer yang menyelubungi Bumi. Cahaya

matahari yang terhambur oleh partikel debu dapat terpolarisasi. Itulah sebabnya pada hari yang

cerah langit kelihatan berwarna biru. Hal itu disebabkan oleh warna cahaya biru dihamburkan

paling efektif dibandingkan dengan cahaya-cahaya warna yang lainnya.

Gb. Polarisasi karena Hamburan

6. Pemutaran Bidang Polarisasi

Seberkas cahaya tak terpolarisasi melewati sebuah polarisator sehingga cahaya yang
24

diteruskan terpolarisasi. Cahaya terpolarisasi melewati zat optik aktif, misalnya larutan gula
Page

pasir, maka arah polarisasinya dapat berputar.


Gb. Pemutaran Bidang Polarisasi

25
Page
BAB VI

DIFRAKSI

Difraksi merupakan metode yang unggul untuk memahami apa yang terjadi pada

level atomis dari suatu material kristalin. Sinar X, elektron dan neutron memiliki panjang

gelombang yang sebanding dengan dimensi atomik sehingga radiasi sinar tersebut sangat

cocok untuk menginvestigasi material kristalin. Teknik difraksi mengeksploitasi radiasi yang

terpantul dari berbagai sumber seperti atom dan kelompok atom dalam kristal. Ada

beberapa macam difraksi yang dipakai dalam studi material yaitu: difraksi sinar X, difraksi

neutron dan difraksi elektron. Namun yang sekarang umum dipakai adalah difraksi sinar X

dan elektron.

Dari metode difraksi kita dapat mengetahui secara langsung mengenai jarak rata –

rata antar bidang atom. Kemudian kita juga dapat menentukan orientasi dari kristal tunggal.

Secara langsung mendeteksi struktur kristal dari suatu material yang belum diketahui

komposisinya. Kemudian secara tidak langsung mengukur ukuran, bentuk dan internal stres

dari suatu kristal. Prinsip dari difraksi terjadi sebagai akibat dari pantulan elastis yang

terjadi ketika sebuah sinar berinteraksi dengan sebuah target. Pantulan yang tidak terjadi

kehilangan energi disebut pantulan elastis (elastic scatering).

Ada dua karakteristik utama dari difraksi yaitu geometri dan intensitas. Geometri dari

difraksi secara sederhana dijelaskan oleh Bragg’s Law. Misalkan ada dua pantulan sinar α

dan β. Secara matematis sinar β tertinggal dari sinar α sejauh xy+yz yang sama dengan 2d

sinθ secara geometris. Agar dua sinar ini dalam fasa yang sama maka jarak ini harus berupa

kelipatan bilangan bulat dari panjang gelombang sinar λ. Maka didapatkanlah Hukum

Bragg: 2d sin θ = nλ
26
Page
(sumber:gsu.edu)

Secara matematis, difraksi hanya terjadi ketika Hukum Bragg dipenuhi. Secara fisis

jika kita mengetahui panjang gelombang dari sinar yang membentur kemudian kita bisa

mengontrol sudut dari benturan maka kita bisa menentukan jarak antar atom (geometri dari

latis). Persamaan ini adalah persamaan utama dalam difraksi. Secara praktis sebenarnya

nilai n pada persamaan Bragg diatas nilainya 1. Sehingga cukup dengan persamaan 2d sin

θ = λ . Dengan menghitung d dari rumus Bragg serta mengetahui nilai h, k, l dari masing –

masing nilai d, dengan rumus – rumus dibawah ini kita bisa menentukan latis parameter (a, b

dan c) sesuai dengan bentuk kristalnya.

Rumus untuk latis ortogonal (kubik, tetrtagonal, ortorombik):

Untuk latis heksagonal:


27
Page
BABVII
SERAT OPTIK

1. Pengertian Serat Optik

Serat optic adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau

plastic yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut dan dapat digunakan untuk

mentransmisikan sinya cahaya dari suatu tempat ketempat lain. Sumber cahaya yang biasa

digunakan adalah laser atau LED. Cahaya yang ada didalam serat optic tidak keluar karna

indeks bias dari kaca lebih besar dari pada ndeks bias dan udara karna laser mempunyai

spectrum yang sangat sempit. . Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat

bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

Pantulan internal sempurna adalah prinsip dibalik serat optik. Sekumpulan serat-serat

kecil disebut pipa cahaya atau kabel dan cahaya dapat ditransmisikan sepanjang kabel

tersebut dengan hampir tidak ada kebocoran karna pantula intrernal sempurna. Aplikasi

penting dari serat optic adalah pada telekomunikasi dan kedokteran. Serat ini digunakan

untuk mentransmisikan percakapan telefon, sinyal video dan computer . sinyal merupakan

berkas cahaya yang dimodulasi (berkas cahaya yang intensitasnya dapat diubah-ubah) dan

ditransmisikan dengan kecepatan yang jauh lebih besar dan dengan kebocoran yang jauh

lebih kecil dikawat tembaga.

Apabila cahaya melintas dari suatu materike yang lainnya dimana indeksbiasnnya

lebih kecil (katakanlah dari air ke udara), cahaya di belokan menjauhi normal. Pada sudut

datang tertentu, sudut biasnya akan 900, dan dalam hal ini berkas bias akan berhimpitan

dengan permuka’an.Sudut dating dimana hal ini terjadi disebut sudut kritis , Dari hukum

snell Dinyatakan dengan:


28
Page

Sin =
Untuk semua sudut datang yang lebih kecil dari Akan ada berkas bias, walaupun ada

sebagian cahaya juga akan dipantulka pada perbatasan. Bagaimana pun untuk sudut

daaing yang lebih besar dari… . Hukum snell akan memberitahu bawa sin… …. Lebih

besar dari 1,00. Tetapi sinus sebuah sudut tidak akan perah bias lebih dari 1,00. Dalam hal

ini tidak ada berkas bias sama sekali, dan seluruh cahaya terpantulkan. Pantulan internal

sempurna hanya terjadi jika arahnya menimpa batas dimana medium sesudahnya memiliki

indeks bias yang lebih kecil.

2. Jenis-Jenis Serat Optik

Berdasarkan sifat karakteristiknya maka jenis serat optik secara garis besar dapat

dibagi menjadi:

1. Multimode

Pada jenis serat optik ini penjalaran cahaya dari satu ujung ke ujung lainnya terjadi

dengan melalui beberapa lintasan cahaya, karena itu disebut multimode

2. Single Mode

Serat optik single mode atau monomode mempunyai diameter inti (core) yang sangat

kecil 3 – 10 mm, serat optik single mode sering dipergunakan pada sistem transmisi

serat optik jarak jauh atau luar kota (long haul transmission system)

3. Aplikasi dan Pemanfaatan Serat Optik di Kehidupan Sehari-hari

Pada aplikasinya serat optik digunakan dalam berbagai bidang dan sistem yang

dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya sebagai berikut ;

a. Sistem serat optik digunakan pada industri teknologi telekomunikasi.


29
Page
Kita dapat menggunakan berbagai macam kemudahan berkomunikasi yang

dihasilkan oleh teknologi telekomunikasi. Kemudahan yang dihasilkan seperti cepatnya

penyampaian pesan dari suatu tempat ke tempat yang lain dan beroperasinya satelit

telekomunikasi Palapa. Teknologi ini berupa kabel terbuat dari kaca yang dapat

mentransmisikan sinar cahaya dari suatu tempat dan ke tempat lain dan

mengubahnya menjadi energi yang dapat digunakan oleh manusia untuk

kehidupannya baik dalam berkomunikasi atau pun untuk keperluan lainnya.

b. Serat optik juga telah membawa pengaruh besar dalam bidang kedokteran.

Serat optik dapat digunakan untuk mendiagnosa dan mengobati berbagai

macam penyakit. Jaringan serat optik dapat dibuat sangat tipis dan dapat dibuat

menjadi bentuk yang sangat fleksibel sehingga serat optik dapat digunakan untuk

dimasukan ke dalam tubuh manusia untuk masuk ke dalam pembuluh darah, paru

paru, jantung, dan bagian tubuh lainnya yang dapat membantu dalam proses

pengobatan.

Serat optik telah memungkinkan dokter untuk melihat bagian tubuh paling

dalam manusia dan bekerja untuk melakukan sayatan di dalam bagian dalam tubuh

manusia dengan menggunakan alat yang disebut Endoskopi. Endoskopi adalah alat

medis kedokteran yang dibuat untuk dapat membawa dua kumpulan serat optik

dalam satu tabung panjang. Salah satu kumpulan serat optik mengarahkan cahaya di

jaringan yang diuji, sedangkan kumpulan serat optik lainnya mentransimikan cahaya.
30
Page
BAB VIII

ALAT-ALAT OPTIK

Alat optik dibuat untuk bermacam-macam tujuan, tetapi memiliki fungsi pokok yang

sama, yaitu untuk meningkatkan daya penglihatan manusia. Contoh alat optik adalah

kacamata, mikroskop dan teleskop.

A. Mata dan Kamera

Mata memiliki sebuah lensa cembung yang berfungsi untuk memfokuskan bayangan

benda pada lapisa yang peka cahaya dibagian belakang bola mata. Iris merupakan

bagian mata berupa diafragma bulat yang dapat membuk dan menutup untuk mengatur

banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata. Kelopak mata merupakan bagian mata yang

berfungsi seperti shutter pada kamera. Gambar 5.1 menunjukkan bagian-bagian mata.

Gambar 5.1 Bagian-Bagian Mata

Bagian – bagian Mata :

 Bagian mata depan diliputi oleh membran transparan (C), yang disebut CORNEA.
 Daerah di sebelah cornea mengandung cairan A, yang disebut : Aqueous Humor
 Lebih ke dalam lagi, adalah lensa kristal (crystallinelensa) L, yang terdiri dari serat-serat
yang cukup keras di pusat dan agak lunak di sebelah luar.
 Lensa kristal ini terletak pada tempatnya, diikat dengan tali pada Ciliary Muscle(M)
31

 Di samping lensa ini, mata dipenuhi cairan tipis (V), yang sebagian besar terdiri dari air,
yang disebut : Vitreous Humor.
Page
Indeks bias daripada aqueous humor dan vitreous humor, keduanya hampir sama dengan
indeks bias air, yaitu kira-kira 1,366.

Lensa kristal tidak homogen, mempunyai indeks bias “rata-rata” 1,437. Harga ini hampir
tidak berbeda dengan indeks bias aqueous humor dan vitreous humor, sehingga
pembiasan cahaya yang masuk ke dalam mata hanya ter jadi pada kornea.

Beberapa istilah yang perlu diketahui pada mata :

1. Daya Akomodasi : Daya menebal dan menipisnya lensa mata, lensa paling tipis
pada saat mata tidak berakomodasi.
2. Titik Jauh (Punctur Remotum : Titik terjauh yang masih terlihat jelas oleh mata (tidak
berakomodasi).
Untuk mata normal : titik jauh letaknya di jauh tak berhingga.

3. Titik Dekat (Punctur Proximum) : Titik terdekat yang masih terlihat jelas oleh mata
(berakomodasi max )

Untuk mata normal : titik dekat 25 cm.

B. Cacat-cacat mata :

Mata dinyatakan cacat biasanya karena :

- Berkurangnya daya akomodasi mata


- Kelainan bentuk mata
1. Mata normal (Emetropi)
- Dalam keadaan istirahat tidak berakomodasi maka bayangan jatuh tepat pada retina.
- Titik dekat 25 cm.
- Titik jauh tak terhingga
2. Mata Rabun Jauh (Myopi)
 Mata tidak mampu melihat benda-benda jauh.
 Titik jauh mata lebih dekat daripada tah terhingga.
 Bayangan jatuh di depan retina, disebabkan karena :
- Lensa mata terlalu cembung.
- Lensa mata tidak dapat berakomodasi maksimum.
- As mata (sumbu mata) terlalu panjang.
32

Supaya dapat melihat seperti orang normal maka orang itu perlu bantuan kacamata
Page

lensa negatif (supaya sinar-sinar lebih divergen).


Jika titik jauh mata penderita rabun jauh adalah PR, maka kekuatan lensa cekung yang
diperlukan untuk mengatasi cacat ini adalah:

Dengan P dalam dioptri dan PR dalam sentimeter.

3. Mata Rabun Dekat (Hypermetropi)


 Mata tidak mampu melihat benda-benda dekat.
 Titik dekat lebih jauh dari 25 cm.
 Titik jauh dianggap tetap tak terhingga.
 Bayangan jatuh di belakang retina, disebabkan karena :
- Lensa mata terlalu tipis.
- Lensa mata tidak berakomodasi maksimum.
- As mata terlalu pendek.
Supaya dapat melihat seperti orang normal, maka orang ini perlu bantuan kacamata
lensa positif (supaya sinar-sinar lebih divergen).Jika titik dekat mata penderita rabun
dekat adalah PP, maka kekuatan lensa cembung yang diperlukan untuk mengatasi cacat
mata ini adalah:

Apabila diinginkan benda dapat terlihat jelasa pada jarak normal ( titik dekat mata
normal) yaitu 25 cm, maka :

Jika P dinyatakan dalam dioptri dan PP dalam sentimeter, maka :

4. Presbiopi
33

Adalah kelainan mata pada orang tua, hal ini disebabkan : daya akomodasi
berkurang.Dapat ditolong dengan dengan kacamata lensa rangkap.
Page
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Ruwanto. Asas-Asas Fisika 3A. 2005. Bogor: PT. Ghalid Indonesia.

Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Muslim, Zahra. 1996. Gelombang dan optik. Yogyakarta: FMIPA UGM.

34
Page

Anda mungkin juga menyukai