Anda di halaman 1dari 15

PEMBUATAN MEDIUM BIAKAN DAN STERILISASI

Nama : Arlina Setyoningtyas


NIM : B1A017150
Rombongan : II
Kelompok :3
Asisten : Isnaini Maulida

LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2020
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Medium merupakan suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan


mikroorganisme diatas atau juga didalamnya. Sebelum menumbuhkan suatu
mikroorganisme, pertama kita harus memahami kebutuhan dasarnya lalu mencoba
untuk memformulasikan suatu medium yang memberikan hasil baik
(Pratiwi, 2008). Media memiliki fungsi sebagai tempat atau wadah tumbuhnya
mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan
perhitungan jumlah mikroba, dimana didalam proses pembuatannya harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis, untuk menghindari kontaminasi pada
media itu sendiri. Media juga berperan sebagai tempat zat hara yang digunakan
oleh mikroorganisme untuk suatu pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi
dalam metabolisme, dan pergerakan. Umumnya, pada media pertumbuhan berisi
air, sumber energi, zat hara, yaitu sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat,
oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya (Kusnadi, 2003).
Semua makhluk hidup memerlukan bahan makanan. Bahan makanan ini
diperlukan untuk sistesis bahan sel dan untuk mendapatkan energi. Demikian juga
dengan mikroorganisme, untuk kehidupannya membutuhkan bahan-bahan organik
dan anorganik dari lingkungannya. Bahan-bahan tersebut disebut dengan nutrien
(zat gizi), sedangkan proses penyerapannya disebut proses nutrisi. Peran utama
nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangunan sel, dan sebagai
aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi)
(Hidayat, 2006).
Steril merupakan salah satu syarat mutlak keberhasilan kerja dalam suatu
laboratorium mikrobiologi. Sterilisasi dapat dilakukan secara sempurna maka dari
itu diperlukan teknik-teknik agar suatu sterilisasi sempurna, dalam arti tidak
terdapat suatu mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media. Sterilisasi
dapat diartikan proses untuk menjadikan alat-alat terbebas dari segala bentuk
kehidupan. Seperti yang telah disebutkan bahwa pada tujuan sterilisasi adalah
untuk mematikan mikroorganisme yang tidak diinginkan tidak ikut tumbuh
(Suriawiria, 2005).
B. Tujuan

Tujuan praktikum acara Pembuatan Medium dan Strerilisasi yaitu,


mengetahui cara pembuatan medium jamur dan macam-macam sterilisasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Medium ialah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat makanan) yang
dipakai untuk menumbuhkan mikroba termasuk bakteri patogen tanaman. Selain itu,
menumbuhkan mikrobia medium dapat digunakan pula untuk isolasi,
memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba.
Medium harus mengandung nutrien yang merupakan substansi dengan berat molekul
rendah dan mudah larut dalam air. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan
molekul yang kompleks. Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar
makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh (Label,
2008).
Menurut susunannya, medium dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu medium
alam, medium semisintetik, dan medium sintetik. Medium alam adalah medium yang
komposisi nutrisinya tidak dapat diketahui dengan pasti setiap waktu karena dapat
berubah-ubah dalam bahan yang digunakan dan tergantung dari asalnya. Sedangkan
untuk medium semisintetik, selain digunakan bahan alami, digunakan pula zat-zat
kimia yang komposisinya dapat diketahui dengan tepat. Medium sintetik adalah
medium yang komposisi dan konsentrasinya diketahui dengan tepat sehingga dapat
diulang secara tepat. Medium ini biasanya dibuat dari bahan-bahan kimia yang
kemurniannya tinggi (Label, 2008).
Menurut tujuan penggunaannya, medium dapat dibagi menjadi medium
umum, medium selektif, dan medium diferensial. Medium umum atau serbaguna
adalah medium yang mengandung kebutuhan pokok dan penunjang pertumbuhan
mikroorganisme tertentu. Medium selektif adalah medium yang dimodifikasi dengan
menambah zat penghambat sehingga pertumbuhan jenis mikroorganisme tertentu
dibatasi. Medium diferensial adalah medium yang mengandung zat-zat kimia tertentu
yang memungkinkan pengamat membedakan berbagai tipe dari satu mikroorganisme
karena dalam medium ini dihasilkan ciri khas, bentuk dan warna koloni dari suatu
spesies mikroorganisme dan dapat dijadikan ciri pembeda dari spesies lainnya.
Medium selektif disebut juga dengan medium diferensial yang bertujuan untuk
membedakan jenis bakteri dan untuk melihat karakteristik bakteri (Juariah & Yanti,
2016).
Berdasarkan konsistensinya, medium dapat dibagi menjadi medium padat,
setengah padt dan medium cair. Medium cair dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti pembiakan mikroorganisme dalam jumlah besar, penelaahan
fermentasi, dan berbagai macam uji. Medium padat biasanya digunakan untuk
mengamati penampilan atau morfologi koloni dan mengisolasi biakan murni.
Medium setengah padat digunakan untuk menguji ada tidaknya mortalitas dan
kemampuan fermentasinya (Label, 2008).
PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan media yang sangat umum yang
digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir.
Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga
agar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan
khamir. Potato Dextrose Agar  juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah
mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti
industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk
menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka, karena fungsinya yang
dapat mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan oleh
pembudidayan jamur seperti jamur tiram. Kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dapat
digunakan untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya
mengaturnya dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat
terjadinya pertumbuhan bakteri (Sugianto, 2012).
Sterilisasi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme hidup,
dalam hal ini (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, dan virus) yang terdapat dalam
semua benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Sterilisasi ini bertujuan untuk
menjamin sterilitas produk maupun karakteristik kualitas sediannya, termasuk
kestabilan yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan. Agen kimia untuk sterilisasi
disebut sterilant. Proses sterilisasi merupakan hal yang paling utama dalam
menentukan kesterilan dari sediaan akhir yang nantinya akan dibuat, sehingga perlu
dilakukan metode sterilisasi yang tepat dan sesuai dengan sifat masing-masing
bahan, alat serta wadah yang digunakan untuk proses sterilisasi (Tipnis & Burgess,
2017).
Sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu, secara mekanik, fisik dan
kimiawi. Secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0,22 mikron untuk bakteri dan 0,45 mikron untuk yeast) sehingga mikroba
tertahan pada saringan tersebut. Sterilisasi mekanik digunakan untuk alat dan bahan
yang tidak tahan oleh panas. Sterilisasi fisik dapat dilakukan dengan pemanasan atau
penyinaran. Pemanasan dapat dibagi menjadi pemijaran (dengan api langsung) dan
digunakan untuk alat yang tahan panas, panas kering untuk alat yang terbuat dari
kaca, uap air panas menggunakan arnold steam sterilizer, dan uap air panas
bertekanan menggunakan autoklaf. Sedangkan pada penyinaran dapat menggunakan
sinar ultra violet (UV). Serta sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan
senyawa desinfektan antara lain alkohol (Irianto, 2006).
Mahalnya harga media instant yang mencapai Rp 500.000,- hingga Rp
1.500.000,- setiap 500 g serta melimpahnya sumber alam yang dapat digunakan
sebagai media pertumbuhan mikroorganisme mendorong para peneliti untuk
menemukan media alternatif dari bahan-bahan yang mudah didapat dan tidak
memerlukan biaya yang mahal dan sekaligus dapat mengurangi keseluruhan biaya
yang harus dikeluarkan dalam penelitian. Komposisi PDA salah satunya adalah
ekstrak kentang yang merupakan sumber karbohidrat, sehingga dilakukan alternatif
yang komposisinya hampir sama dengan kentang, yakni dengan menggunakan
singkong (Manihot esculenta Crantz). Umbi singkong merupakan sumber energi
yang kaya karbohidrat. Selain umbi akar singkong banyak mengandung glukosa dan
dapat dimakan mentah. Rasanya sedikit manis, ada pula yang pahit tergantung pada
kandungan racun glukosida yang dapat membentuk asam sianida (Sadjad, 2000).
Singkong (Manihot esculenta Crantz) memiliki jumlah karbohidrat sebanyak
34,00 g sebagai sumber energi, sedangkan kentang memiliki jumlah karbohidrat
sebanyak 19,10 g (Hidayat, 2009). Sehingga dapat diketahui bahwa jumlah
karbohidrat pada singkong (Manihot esculenta Crantz ) lebih banyak daripada
kentang. Sumber karbohidrat lain seperti singkong (Manihot esculenta Crantz) juga
memiliki berbagai nutrisi cukup sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai
media pertumbuhan jamur (Octavia & Wantini, 2016).
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan pada praktikum acara praktikum kali ini adalah
beaker glass, hotplate & stirer, gelas ukur, timbangan analitik, erlenmeyer dan
autoklaf.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah kentang,
dekstrose, agar, akuades dan PDA instan.

B. Metode

1. Pembuatan Media PDA racikan 1 resep

Ekstra kentang
Disaring dengan
kain kasa
Kentang 200 gr Ekstra kentang ditambahkan
dipotong dadu Kentang direbus dengan dekstrosa 20 g, agar 15 g
500 ml akuades hingga Ditambah akuades hingga 1 liter,
didapat ekstra lalu dihomogenkan

Sterilisasi autoklaf dengan 121oC, Dimasukkan ke dalam


2 atm, selama 5 menit labu Erlenmeyer
2. Pembuatan Media PDA instan

2. +
+

Akuades 1 liter Dihomogenkan


PDA Instan 39 g

Sterilisasi autoklaf dengan 121oC, Dimasukkan ke dalam


2 atm, selama 5 menit labu Erlenmeyer
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Tabel 4.1. Alat dan Bahan pada Pembuatan Medium PDA
No. Nama Gambar Fungsi
1. Beaker glass Untuk menampung cairan

2. Labu Untuk mencampur, mengukur


erlenmeyer dan menyimpan cairan

3. Saringan Untuk menyaring cairan

4. Kompor Untuk memanaskan cairan

5 Agar Sebagai pemadat media

6. Kapas Untuk menutup tutup labu


erlenmeyer

7. Plastik wrap Untuk menyegel tutup labu


erlenmeyer
8 Hot plate & Untuk mengaduk bahan/cairan
Magic stirer

9. Dextrose Sebagai sumber gula pada


media

10 Autoklaf Untuk mensterilisasi alat/bahan

11 Air suling Sebagai pelarut

12. Kentang Sebagai sumber karbohidrat


pada media

Tabel 4.2. Alat-alat sterilisasi

No. Nama Gambar Fungsi


1. Autoklaf Untuk mensterilisasi bahan dan
alat

2. Milipore Untuk mensterilisasi bahan


yang tidak tahan panasatau
mudah rusak oleh bahan kimia
3. Oven Untuk sterilisasi panas -kering
alat dan bahan

4. Arnold Steam Untuk sterilisasi media-media


Sterilizer atau cairan yang tidak tahan
panas

5. Lampu UV Untuk sterilisasi ruangan

6. Pembakar Untuk pemanasan, pembakaran


bunsen dan sterilisasi alat

7. Alkohol Sebagai antiseptik


B. Pembahasan

Medium adalah substansi yang terdiri atas campuran zat-zat makanan


(nutrien) yang digunakan untuk pemeliharaan dan pertumbuhan mikroorganisme.
Medium harus mengandung semua zat yang diperlukan untuk pertumbuhannya,
yaitu antara lain senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak, mineral,
dan vitamin). Medium digunakan untuk melihat gerakan dari suatu gerakan
mikroorganisme apakah bersifat motil atau non motil, medium ini ditambahkan
bahan pemadat (Hadioetomo, 1990). Mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu
media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain,
mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba, mempunyai
tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroba yang dibutuhkan, mengandung zat-zat yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba dan media harus dalam keadaan steril sebelum digunakan,
agar mikroba yang diinginkan dapat tumbuh dengan baik (Sutedjo, 1996).
Medium pertumbuhan mikroba adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
nutrien yang diperlukan mikroba untuk pertumbuhannya. Aktivitas mikroba dapat
dipelajari dengan menggunakan medium tumbuh yaitu dilakukan isolasi mikroba
menjadi biakan murni. Bahan-bahan untuk pertumbuhan medium diantaraya yaitu,
bahan dasar yang meliputi air, agar yang bersifat tidak diuraikan oleh mikroba,
gelatin yang merupakan protein yang dapat diuraikan oleh mikroba dan silika gel
yaitu bahan yang mengandung natrium silikat khusus untuk menumbuhkan
mikroba yang bersifat obligat autotrof, unsur-unsur nutrien yang dapat diambil
dari bahan alam, meliputi karbohidrat, lemak dan asam-asam organik, sumber
nitrogen yang mencakup pepton dan protein, garam-garam kimia (K, Na, Fe, dan
Mg), vitamin, dan sari buah, ekstra sayuran dan susu. Bahan-bahan tambahan
yang lain yaitu bahan yang sengaja ditambahkan ke dalam medium dengan tujuan
tertentu seperti indkator maupun antibiotik (Sclegel & Schmidt, 1994).
Medium yang dibuat saat praktikum yaitu, medium PDA racikan dan medium
PDA instan. Komposisi dari medium PDA racikan adalah kentang seberat 200 gr,
akuades sebanyak 1 liter, dekstrosa seberat 20 gr dan agar seberat 15 gr. Medium
PDA instan resep memiliki komposisi akuades sebanyak 1 liter, PDA instan
seberar 39 gr. Sementara, komposisi medium PDA racikan menurut penelitian
yang dilakukan oleh Deciawarman & Mardji (2011) adalah kentang 300 gr,
dextrose (gula) 18 gr, agar-agar tidak berwarna 15 gr dan akuades 100 ml.
Berdasarkan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan medium PDA
tersebut kurang lebih sama dengan bahan yang digunakan pada saat praktikum.
Medium PDA digunakan untuk menumbuhkan jamur secara umum, kultivasi
dan isolasi secara umum. Hal ini sesuai dengan pernyataan Saputri et al., (2019)
salah satu media yang baik digunakan untuk pertumbuhan jamur adalah
media PDA (Potato Dextrose Agar) karena sumber karbohidrat dalam jumlah
cukup yaitu terdiri dari ekstrak kentang 20% dan glukosa 2% sehingga
mempercepat proses pigmentasi dan sporulasi pada jamur. Jamur lebih
banyak tumbuh pada media PDA dibandingkan dengan media NA dan CDA.
Yeast malt medium digunakan untuk memproduksi polisakarida jamur (Fardiaz,
1992).
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :


1. Pembuatan medium untuk pertumbuhan mikroorganisme dapat dilakukan
dengan menghomogenkan bahan-bahan yang akan dibuat kemudian
disterilisasi. Bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan medium
haruslah mengandung nutrien. Nutrien dalam medium harus memenuhi
kebutuhan dasar makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, mineral dan
faktor tumbuh
2. Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan cara fisik, mekanik dan kimiawi.
Sterilisasi mekanik digunakan untuk alat dan bahan yang tidak tahan oleh
panas. Sterilisasi fisik dapat dilakukan dengan pemanasan atau penyinaran.
Serta sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan
antara lain alkohol.

B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah sebaiknya praktikan melakukan
perlakuan.
DAFTAR REFERENSI

Deciawarman, & Mardji., 2011. Pengembangan Jamur Pembentuk Gaharu Dengan


Beberapa Media Cair dan Aplikasinya Pada Pohon Gaharu (Aquilaria
Malaccensis Lamk.). Jurnal Kehutanan Tropika Humida, 4(1), pp.42-55.
Fardiaz, S., 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Hidayat, N., Padaga, M. C. & Suhartini, S., 2006. Mikrobiologi Industri. Andi:
Yogyakarta.
Irianto, K., 2006. Mikrobiologi Jilid 1. Bandung. Yrama Widya.
Kusnadi, P., 2003. Mikrobiologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Label, J., 2008. Mikrobiologi : Pembuatan Medium. Jakarta. Erlangga.
Sugianto, 2012. Pembuatan Medium. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Hadioetomo, R., 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi
Industri. Jakarta. Gramedia.
Juariah, & Yanti, N., 2016. Identifikasi Salmonella Sp. pada Telur Asin yang Dijual
di Beberapa Pasar Kota Pekanbaru. Jurnal Sains Dan Teknologi
Laboratorium Medik , 1(1), pp.2-11.
Pratiwi, S., 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga.
Saputri, R., Syauqi, A. & Santoso, H., 2019. Penambahan Nutrisi Potato Dextrose
Agar Pada Pembuatan Starter Mikroorganisme Jamur Dengan Bahan Baku
Tepung Beras. Biosaintropis, 4(2), pp.40-45.
Schlegel, H. G. & Schmidt, K., 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta. Gadjah
Mada University Press.
Suriawiria, U., 2005. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung: Angkasa.
Sutedjo, 1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tipnis, N. P. & Burgess, D. J., 2017. Sterilization of Implantable Polymer-Based
Medical Devices : A review. International Journal of Pharmaceutics,
544(2), pp.455-460.
Octavia, & Wantini., 2016. Perbandingan Pertumbuhan Jamur Aspergillus Flavus
Pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) dan Media Alternatif Dari
Singkong (Manihot Esculenta Crantz. Jurnal Analis Kesehatan, 6(2),
pp.625-31.
.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai