Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA Ny. S DENGAN HIPERTENSI DI RT 09 RW 05
KELURAHAN GEBANGKEREP 1

Di Susun Oleh
YUNITA SARI 40219024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2020
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA Ny. S DENGAN HIPERTENSI DI RT 09 RW 05
KELURAHAN GEBANGKEREP 1

Oleh
Yunita sari 40219024
Program Studi Profesi Ners

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Bagus Sholeh Apriyanto S. Kep. Ns. Wahyu Setyobudi S. Kep. Ns.


A. KONSEP KELUARGA

1. Definisi Keluarga

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut
Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat
antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai
lembaga atau unit layanan perlu di perhitungkan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan
(perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam
satu atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.

2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :

a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan
dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi
oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al.,

2010) :

1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan, saling


menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan
iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan
menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada disekitarnya. Dalam hal ini
keluarga dapat Membina hubungan sosial pada anak, Membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai
budaya keluarga.

c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah meneruskan keturunan.

d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.

e. Fungsi Perawatan Kesehatan


Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan keperawatan,
yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang
sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup
menyelesaikan masalah kesehatan.

3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga


Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan keluarga dibagi
menjadi 8 :

a. Keluarga Baru (Berganning Family)


Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan
keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina hubungan intim yang
memuaskan, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga
lain, mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB, persiapan menjadi
orangtua dan memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan
menjadi orangtua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan
krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain yaitu
adaptasi perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan
orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB
post partum 6 minggu.

c. Keluarga dengan anak pra sekolah


Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan
pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan
kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.

d. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)


Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan keluarga
seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, mendorong
anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual, dan menyediakan
aktifitas anak.

e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan
terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan perubahan
sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan
tumbuh kembang anggota keluarga.

f. Keluarga dengan anak dewasa


Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri
dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang
ada dalam keluarganya.

g. Keluarga usia pertengahan (middle age family)


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih
banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu santai,
memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan masa tua.

h. Keluarga lanjut usia


Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian
tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup, menerima kematian
pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life review masa
lalu.

4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :


a. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
c. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit
d. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan
setempat

B. KONSEP HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah
tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg,
tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).

Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan


kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal
ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan penglihatan
dan hipertensi (Andrian Patica N E-journal keperawatan volume 4 nomor 1, Mei
2016)

2. Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi
sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan
diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer


Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui
dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara
riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita
penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh
utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang
dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan,
kelainan metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan
resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, dan kelainan
darah.

b. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder


Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui, yaitu
gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit pembuluh
darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering terjadi
adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan memperburuk
resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab.

3. Etiologi Hipertensi

Secara umum hipertensi disebabkan oleh :


a. Asupan garam yang tinggi
b. Strees psikologis
c. Faktor genetik (keturunan)
d. Kurang olahraga
e. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alkohol
f. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
g. Peningkatan usia
h. Kegemukan
4. Tanda dan Gejala dari Hipertensi
1) Mengeluh sakit kepala, pusing
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah

5. Klasifikasi Hipertensi
Kategori Sistolik Diastolik
mmHg mmHg

Normal < 130 < 85


mmHg mmHg
Normal Tinggi 130-139 85-89
mmHg mmHg
Stadium 1 140-159 90-99
(HipertensiRingan) mmHg mmHg
Stadium 2 160-179 100-109
(HipertensiSedang) mmHg mmHg
Stadium 3 180-209 110-119
(HipertensiBerat) mmHg mmHg
Stadium 4 201 120
(HipertensiSangatBeratatauMaligna) mmHg mmHg
ataulebih ataulebih

Sumber : Heniwati, 2008

6. Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak


dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis
ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor
seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan rennin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
Sebagai pertimbangan gerontologis dimana terjadi perubahan structural dan
fungsional pada system pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan
darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang
pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup)
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer,
2001).
Pada usia lanjut perlu diperhatikan kemungkinan adanya “hipertensi palsu”
disebabkan kekakuan arteri brachialis sehingga tidak dikompresi oleh cuff
sphygmomanometer. Menurunnya tonus vaskuler merangsang saraf simpatis yang
diteruskan ke sel jugularis. Dari sel jugularis ini bisa meningkatkan tekanan darah. Dan
apabila diteruskan pada ginjal, maka akan mempengaruhi eksresi pada rennin yang
berkaitan dengan Angiotensinogen. Dengan adanya perubahan pada angiotensinogen II
berakibat pada terjadinya vasokontriksi pada pembuluh darah, sehingga terjadi kenaikan
tekanan darah.Selain itu juga dapat meningkatkan hormone aldosteron yang
menyebabkan retensi natrium. Hal tersebut akan berakibat pada peningkatan tekanan
darah. Dengan peningkatan tekanan darah maka akan menimbulkan kerusakan pada
organ-organ seperti jantung (Anggraini, 2009).

7. Pencegahan Hipertensi
Ada tiga cara untuk mencegah hipertensi, yaitu :
a. Pencegahan dengan pola hidup sehat
Menerapkan pola hidup yang sehat dalam keseharian kita sangat penting
dalam pencegahan hipertensi. Sebaliknya pola hidup yang tidak sehat beresiko
tinggi terkena penyakit hipertensi. Termasuk dalam pola hidup yang tidak sehat
misalnya merokok, minum alkohol, suka makan enak alias banyak mengandung
kolesterol, makanan yang gurih dengan kadar garam berlebih, minuman berkafein,
dll. Sementara pada saat yang sama kurang berolahraga atau kurang beraktifitas,
sering stress, minim air putih, serta kurang makan buah dan sayuran.
b. Pencegahan dengan medical check up
Mengunjungi seorang dokter atau tenaga para medis, jangan selalu diartikan
mau berobat. Bisa juga dalam rangka pencegahan satu penyakit, misalnya
pencegahan hipertensi. Itulah yang disebut pencegahan / pemeriksaan secara medis
(medical check up).
Orang yang rentan terhadap hipertensi, baik karena faktor keturunan atau pun
gaya hidup, sebaiknya rajin memeriksakan diri tekanan darahnya ke dokter atau
tenaga medis lain. Sebab, darah tinggi atau hipertensi bila tidak segera diatasi
adalah pra kondisi bagi penyakit lain yang lebih serius. Dengan demikian,
mencegah darah tinggi berarti pula mencegah diri kita dari penyakit lain. Jika
dalam pemeriksaan ditemukan tanda atau gejala hipertensi, seorang dokter akan
memberikan advise penanganannya. Sebaliknya jika tidak berarti ditemukan gejala
apapun.
c. Pencegahan dengan cara tradisional
Indonesia adalah negara yang kaya dengan tanaman obat tradisional. Beberapa
diantara tanaman tradisional (serta hasilnya) yang bisa menurunkan tekanan darah,
misalnya bayam, biji bungan matahari, kacang-kacangan, dark coklat, pisang,
kedelai, kentang, alpukat, mentimun, bawang putih, daun seledri, belimbing, pace
atau mengkudu, pepaya, selada air, cincau hijau dan lain-lain. Beberapa tanaman
diantaranya sudah diteliti dan diuji secara medis, seperti :
1) Bayam
Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya
melindungi Anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi tekanan
darah. Selain itu, kandungan folat dalam bayam dapat melindungi tubuh dari
homosistein yang membuat bahan kimia berbahaya. Penelitian telah
menunjukkan bahwa tingkat tinggi asam amino (homosistein) dapat
menyebabkan serangan jantung dan stroke.
2) Biji bunga matahari.
Kandungan magnesiumnya sangat tinggi dan biji bunga matahari
mengandung pitosterol, yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh.
Kolesterol tinggi merupakan pemicu tekanan darah tinggi, karena dapat
menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Tapi, pastikan mengonsumsi
kuaci segar yang tidak diberi garam.
3) Kacang-kacangan
Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah
mengandung magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup efektif
menurunkan tekanan darah tinggi.
4) Pisang
Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan
darah lebih sehat. Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang
bermanfaat mencegah penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa
satu pisang sehari cukup untuk membantu mencegah tekanan darah tinggi.
5) Kedelai
Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi kesehatan.
Salah satunya adalah menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi.
Kandungan isoflavonnya memang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
6) Kentang
Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak
sehat. Padahal kandungan mineral, serat dan potasium pada kentang sangat
tinggi yang sangat baik untuk menstabilkan tekanan darah.
7) Cokelat pekat (dark chocolate)
Karena kandungan flavonoid dalam cokelat dapat membantu
menurunkan tekanan darah dengan merangsang produksi nitrat oksida. Nitrat
oksida membuat sinyal otot-otot sekitar pembuluh darah untuk lebih relaks,
dan menyebabkan aliran darah meningkat.
8) Avokad
Asam oleat dalam avokad, dapat membantu mengurangi kolesterol.
Selain itu, kandungan kalium dan asam folat, sangat penting untuk kesehatan
jantung.
Selain dengan tanaman obat tradisional, cara tradisional lain yang juga
dapat menurunkan tekanan darah, sekaligus pencegahan hipertensi, misalnya
terapi bekam dan akupresure. Bekam merupakan cara tradisional yang sudah
sangat terkenal, dan bermanfaat untuk pencegahan berbagai macam penyakit.
Akupresure juga bermanfaat untuk mengurangi nyeri pada penderita hipertensi
dengan menekan titik-titik tekannya (Dalimartha, 2008).
8. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
a. Pemeriksaan yang segera seperti :
1) Darah : rutin, BUN, creatirine, elektrolik, KGD
2) Urine : Urinelisa dan kultur urine.
3) EKG : 12 Lead, melihat tanda iskemi.
4) Foto dada : apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana).
b. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan
yang pertama) :
1) Kemungkinan kelainan renal : IVP, Renald angiography (kasus tertentu),
biopsi renald (kasus tertentu).
2) Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi : Spinal tab, CT
Scan. Bila disangsikan Feokhromositoma : urine 24 jam untuk
Katekholamine, metamefrin, venumandelic Acid (VMA) (Dalimartha,
2008).
9. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian
dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan
penyakit hipertensi meliputi:

1. Terapi tanpa Obat


Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan
sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi tanpa obat ini
meliputi :
a. Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3. Penurunan berat badan
4. Penurunan asupan etanol
5. Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip
yaitu : Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-
80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal yang
disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada
dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling
baik 5 x perminggu

c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:

1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai
untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga
untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
d. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah
saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi
agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya
perlu dilakukan seumur hidup penderita.

Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli


Hipertensi (Joint National Committee On Detection, Evaluation And
Treatment Of High Blood Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa
obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE
dapat digunakan sebagai obat tunggal
Pengobatannya meliputi:

1. Step 1
Obat pilihan pertama: diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor.
2. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan: Dosis obat pertama dinaikkan,
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama, Ditambah obat ke-2 jenis
lain, dapat berupa diuretika, beta blocker, Ca antagonis, Alpa
blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.
3. Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh: Obat ke-2 diganti, Ditambah obat ke-3
jenis lain
4. Step 4
Alternatif pemberian obatnya: Ditambah obat ke-3 dan ke-4, Re-
evaluasi dan konsultasi, Follow Up untuk mempertahankan terapi.
10. Patway Hipertensi
Faktor predisposisi, usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang
olahraga, genetic, alkohol, konsentrasi garam, obesitas

Kerusakan vaskuler pembuluh HIPERTENSI Pusing lemas


darah
Lelah/lemas Nafsu makan Kurangnya perhatian Nurisi kurang dari
Perubahan keluarga terhadap pola makan kebutuhan tubuh
struktur Lingkungan kurang Kurangnya keterbukaan
Penyumbatan kepada keluarga
kondusif
pembuluh darah
Rasa ingin beristirahat
vasokontriks
i Gangguan pola tidur
Gangguan sirkulasi

ginjal retina otak Pembuluh darah

Vasokontriksi pembuluh Spasme arteriol Resistensi pembuluh darah otak


darah ginjal Sistemik Koroner

Risiko Cedera
Blood flow darah Vasokonstriksi Iskemia miokard
Penurunan curah
Respon RAA Afterload Nyeri akut
jantung
Merangsang aldosteron Fatigue

Retensi Na Edema Kelebihan volume cairan Intoleransi


aktivitas
C. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Contoh Kasus

Tn. S (alm) (82 th) suami dari Ny. T (alm) (80 th) mempunyai anak satu atau
tunggal yaitu Ny . S (59 th) yang menikah dengan Tn. J ( 67 th).

Ny. S dan Tn. J mempunyai tiga orang anak Ny. M (44 th) seorang
Perempuan yang berprofesi sebagai pedagang, Tn. M (40 th) laki-laki yang
berprofesi sebagai pemborong , Tn. S ( 37 ) yang berprofesi pekerja pabrik .
Dalam keluarga Tn. J salah satu anggota keluarga, yaitu Ny. S istri Tn. J
menderita penyakit Hipertensi. Apabila pasien kambuh nampak pusing dan
gelisah . Dua bulan yang lalu pasien pernah MRS karena pusing dan gelisah ,
oleh dokter di diagnosa penyakit hipertensi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn. J hanya membawanya ke


puskesmas saja karena menurutnya masih bisa di tangani di puskesmas,
terkadang keluarga juga hanya merawatnya di rumah sendiri. Keluarga hanya
membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny. S. jarak rumah dari
puskesmas yaitu sekitar 1 km.
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

Fasilitas Yankes Puskemas/Dokter No. Registrasi

Nama perawat yang mengkaji Ny. Y Tanggal Pengkajian 17 April 2020

1. Data Keluarga

Nama Kepala Keluarga Tn. J Bahasa Sehari-hari Bahasa Jawa

Ds. Gebangkerep 1, Kec. Baron, 1 Km


Alamat Rumah & Telp Kab. Nganjuk Jarak Yankes terdekat

081*********

Agama dan Suku Islam & Jawa Alat transportasi Motor

2. Data anggota keluarga


No Na Hub Um J Suku Pendidi Pekerjaan Status Gizi ( TTV Status Alat
ma denga ur K kan Tb,Bb, Bmi) Imunisasi bantu /
n KK terakhir Dasar protesa

1. Tn. Kepala 82 L Jawa SD Buruh tani Baik Nor  -


S Keluar mal
ga/
mertua
dari
Tn J

2. Ny Istri/ 80 P Jawa SD Buruh tani Baik Nor  -


.T mertua mal
dari
Tn J

3. Tn. Kepala 67 L Jawa SD Pedagang Baik Nor  -


J keluar mal
ga

4. Ny Istri 59 P Jawa SD Petani Baik Tida  -


.S k
norm
al
5. Ny Anak 44 p Jawa SMP Pedagang Baik Nor  -
.M dari mal
Tn J

6. Tn. Anak 40 L Jawa SMA Pemboron Baik Nor  -


M dari g mal
Tn J

7. Tn Anal 37 L Jawa SMA Pekerja Baik Nor  -


S dari pabrik mal
Tn J

Nama Penampilan Umum Status Kesehatan Riwayat Analisi masalah kesehatan individu
saat ini Penyakit /
alergi

Tn. J Baik Sehat - -

Ny. S Kurang baik Kurang baik Hipertensi Secara umum terlihat normal,akan tetapi sering
pusing

Ny. M Baik Sehat - -

Tn. M Baik Sehat - -

Tn. S Baik Sehat - -


3. Genogram

Keterangan

: Wanita

: Laki – laki

: Meniggal

: Sakit

: Tinggal serumah

: Garis keturunan

4. Type Keluarga :
a. Jenis Type Keluarga : Keluarga ekstendet
b. Masalah yang terjadi dengan type tersebut adalah : Ny. S (istri Tn. J) mengalami
lemas dan pusing karena penyakit hipertensi.
5. Suku Bangsa :
a. Asal suku bangsa : Jawa
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : -
6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : Islam
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. J
b. Penghasilan : Rp 1.000.000
c. Upaya lain : -
d. Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) : motor, radio, televisi.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : ±1.000.000
8. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga sesekali mengajak anak-anaknya untuk menonton tv bersama di rumah
dan itu sudah dianggap berekreasi.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :


Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak memasuki masa
sekolah.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi : Tugas


keluarga yang belum terpenuhi tidak ada.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Ny. S mengeluh lemas dan pusing karena adanya penyakit hipertensi yang di
derita, keluarga hanya merawat dengan berbekal pengetahuan yang seadanya dan
akan membawa ke dokter apabila keadaan berbahaya. Padahal jarak puskemas
dengan rumah Tn. A tidak terlalu jauh.

2) Riwayat penyakit keturunan :

Adanya penyakit keturunan dari keluarga Ny. S yaitu dari nenek Ny. S, yang
pernah mempunyai riwayat hipertensi namun nenek dari Ny. S sudah meninggal.

3) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan :

Keluarga Tn. J biasanya membawa Ny. S ke dokter ataupun puskesmas


terdekat. Namun, Tn. J hanya membawa Ny. S pada saat mengalami keadaan
yang berbahaya.

4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :

Nenek dari Ny. S mempunyai riwayat penyakit hipertensi.


III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN

Data Penunjang Keluarga

Rumah dan Sanitasi Lingkungan PHBS Di Rumah Tangga

Kondisi Rumah : Jika ada Ibu nifas, Persalinan ditolong oleh


tenaga kesehatan :
Baik
Ada (tetapi tidak bisa dibuka)
Ventilasi :
Jika ada bayi, Memberi ASI eksklusif :
Cukup / Kurang*
Tidak
Ventilasi ruangan baik
Jika ada balita, Menimbang balita tiap bulan
Pencahayaan rumah :
-
Baik / Tidak*
Menggunakan air bersih untuk makan &
Pencahayaan dalam ruangan sudah cukup minum :
terang.
Ya / Tidak*
Saluran Buang Limbah :
Kondisi air jernih, tidak berbau, tidak
Baik/Cukup/Kurang* berasa.

Keluarga mempunyai fasilitas pembuangan Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
limbah berupa saptic tank :

Sumber Air Bersih : Ya / Tidak*

Sehat / Tidak Sehat* Jika tangan terlalu kotor keluarga mencuci


tangan dengan sabun
Sumber air bersih, dari sumur bersanyo
Melakukan pembuangan sampah pada
Jamban Memenuhi Syarat :
tempatnya :
Ya / Tidak * jamban berada di dalam rumah
Ya / Tidak*
keadaan bersih
Keluarga membuang sampah pada
Tempat Sampah :
tempatnya
Ya / Tidak * keluarga memiliki tempat
pembuangan sampah sendiri di belakang Menjaga lingkungan rumah tampak bersih
rumah
Ya / Tidak*
Rasio Luas Bangunan Rumah dengan
Ny. S menyapu rumah dan halamannya.
Jumlah Anggota Keluarga 8m2/orang :
Mengkonsumsi lauk dan pauk setiap hari :
Ya / Tidak* keluarga memiliki luas tanah
yang cukup luas yaitu 30 m2dengan jumlah Ya / Tidak*
anggota keluarga sebanyak 5 orang
Keluarga mengkonsumsi tempe/ tahu/ telur
sebagai lauk.

Menggunakan jamban sehat :

Ya / Tidak*

Jamban berada di dalam rumah keadaan


bersih

Memberantas jentik di rumah sekali


seminggu :

Ya/ Tidak*

Jentik jentik dirumah diberantas saat


keadaan penampung air mulai kotor

Makan buah dan sayur setiap hari : Ya /


Tidak*

Hanya sayur yang selalu ada. Keluarga


jarang makan buah

Melakukan aktivitas fisik setiap hari : Ya /


Tidak*

Keluarga jarang melakukan olah raga pagi.

Tidak merokok di dalam rumah :Ya/ Tidak*


1) Karakteristik Rumah

Keluarga Tn. J dikelurahan Gebangkerep 1, dengan luas tanah ± 30 m2. Rumah


milik sendiri, bangunan permanen, tembok disemen, lantai sebagian ubin sebagian
plester, ada 3 kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi. Kondisi dalam rumah
bersih dan teratur. Semua ruang terdapat jendela tetapi beberapa jendela dibuka
kadang-kadang saja. Sumber mata air menggunakan sumur sanyo. Septic tank berada
di samping rumah, jarak dengan sumber air lebih dari 10 m. Kondisi air jernih, tidak
berbau, tidak berasa. Keluarga Tn. J memiliki gentong sebagai penampung air untuk
keperluan memasak. Sampah ditampung di tempat sampah di belakang rumah, yang
akan dibakar jika sudah kering. Keluarga Tn. J mengetahui jika ada lingkungan yang
kotor seperti sampah yang berserakan, air yang menggenang itu semua dapat
menimbulkan penyakit. Dalam keluarga Tn. J kebiasaan membersihkan rumah setiap
hari berupa menyapu lantai.

2) Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

Lingkungan tetangga cukup ramah, keluarga Tn. J tinggal berdekatan dengan


tetangganya. Hubungan dengan tetangga cukup baik. Kebanyakan tetangga bermata
pencaharian sebagai Wiraswasta.

3) Mobilitas Geografis Keluarga

Tn. J bersama keluarga menempati rumahnya sudah 10 tahun. Letak rumah


tepat di dekat jalan raya kampung, alat transportasi umum yang ada yaitu
angkutan umum dan ojek. Sedang untuk mobilitas, keluarga menggunakan
sepeda motor. Jarak rumah ke puskesmas 1 km.

4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat


Keluarga Tn. J biasa berkumpul pada sore hari, sepulang kerja. Di lingkungan
rumah ada kegiatan rutin seperti pengajian ibu-ibu, pertemuan RT, pos kampling
dan kebersihan lingkungan. Kadang-kadang Tn. J ikut pertemuan RT. Keamanan
lingkungan terjaga, hubungan antar tetangga baik. Keluarga Tn. J menyadari
pentingnya puskesmas untuk memantau kesehatan.

5) Sistem Pendukung Keluarga

Tn. J dan anggota keluarga yang lain membantu merawat Ny. S yang sakit,
terkadang jika Ny. S sakit Tn. J dan anggota keluarga yang lain membantu dalam
memenuhi aktifitas sehari-hari Ny. S dan membawanya ke dokter apabila sudah
parah.

IV. STRUKTUR KELUARGA

a. Pola/cara Komunikasi Keluarga

Komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn. J yaitu komunikasi terbuka,


jika ada masalah maka akan dirembuk bersama. Komunikasi dilakukan dengan
sangat terbuka oleh Tn. J.

b. Struktur Kekuatan Keluarga.

Keluarga merupakan keluarga ekstendet yang terdiri dari ibu mertua, suami,
istri, dan tiga anak.

c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)


a. Tn. J berperan sebagai kepala keluarga masih aktif bekerja mencari nafkah
untuk menghidupi keluarganya.
b. Ny. S hanya seorang ibu rumah tangga yang bertanggungjawab mengurus
rumah, ibunya (Ny. H) dan kedua anaknya yang masih
c. Ny. M berperan sebagai anak pertama dari Tn. J
d. Tn. M berperan sebagai anak kedua dari Tn. J
e. Tn. S berperan sebagai anak ke tiga dari Tn J
e. Nilai dan Norma Keluarga
Dalam keluarga Tn. J menekankan etika dan sopan santun dalam bergaul
dengan orang lain, saling menghormati dan menghargai, serta berani karena
benar dan sesuai dengan budaya jawa.

V. FUNGSI KELUARGA

Kemampuan Keluarga Melakukan Tugas Pemeliharaan


Kesehatan Anggota Keluarga

1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit :


Ya / Tidak

2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami


anggota dalam keluarganya : Ya / Tidak

3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang


dialami anggota dalam keluarganya : Ya/ Tidak

4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan


yang dialami anggota dalam keluarganya : Ya/ Tidak

5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami


anggota dalam keluarganya bila tidak diobati / dirawat : Ya/ Tidak

6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah


kesehatan yang dialami anggota keluarganya : Keluarga / Tetangga /
Kader/ Tenaga kesehatan

7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota


keluarganya : Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri
biasanya / Perlu berobat ke fasilitas yankes / Tidak terpikir
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang
dialami anggota keluarganya secara aktif : Ya/ Tidak, jelaskan
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah
kesehatan yang dialaminya yang dialami anggota keluarganya : Ya /
Tidak, jelaskan

a. Fungsi afektif
Keluarga Tn. J termasuk keluarga harmonis, interaksi dalam keluarga
terjalin baik. Antar anggota keluarga saling memperhatikan,
menghormati, dan menyayangi sehingga tidak ada istilah pilih kasih.

b. Fungsi sosialisasi
Dalam keluarga Tn. J ditanamkan kedisiplinan. Hubungan dengan tetangga

baik, Tn. J juga anggota keluarga yang lain selalu berusaha melakukan sosialisasi
dengan lingkungan jika ada waktu senggang.

c. Fungsi perawatan kesehatan

Dalam keluarga Tn. J dapat mengidentifiksi penyakit Ny. S meskipun secara awam,
saat Ny. S kelelahan atau saat hipertensinya kambuh. Keluarga mengambil keputusan
dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status
kesehatan keluarga.

d. Fungsi reproduksi :

Tn. J dan Ny. S tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur
mempunyai tiga orang anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti program KB
dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami istri. Mereka sepakat
untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.

e. Fungsi ekonomi

Kondisi keluarga Tn. J tetap stabil meskipun Ny. S sakit dan memenuhi kebutuhan
keluarganya.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA

- Stressor Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Keluarga khawatir dengan keadaan Ny. S yang tiba-tiba hipertensinya kambuh


- Kemampuan Keluarga Berespon terhadap Stressor Keluarga Tn. J
mampu membawa Ny. S ke dokter atau puskemas.
- Strategi Koping Konstruktif Yang Digunakan
Keluarga Tn. J membawa Ny. S ke dokter karena diyakini dapat membantu
menyembuhkan sakit dari Ny. S

- Strategi Adaptasi Fungsional


Di keluarga Tn. J tidak ada yang bersifat kekerasan di dalam membina rumah
tangganya.

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA

- Pemenuhan gizi :
Makanan yang biasa dikonsumsi tahu, tempe, kangkung, bayam, jarang makan
daging, ikan laut dan buah.

- Upaya lain
Biasanya mendapat beras dari pemerintah.

VIII. HASIL PEMBINAAN BERDASARKAN TINGKAT KEMANDIRIAN


KELUARGA

1. Kunjungan Pertama : Keluarga masuk 4. Kunjungan Keempat


kemandirian 1
Perawat : Ny. Y
Perawat : Ny. Y

2. Kunjungan Kedua : Keluarga sudah 5. Kunjungan Kelima


masuk kemandirian 2
Perawat: Ny. Y
Perawat : Ny. Y

3. Kunjungan Ketiga : 6. Kunjungan Keenam

Perawat : Ny. Y Perawat : Ny. Y

X. DATA PENGKAJIAN INDIVIDU YANG SAKIT DALAM KELUARGA


Nama individu yang sakit : Ny. S Diagnosa medik : Hipertensi

Sumber dana kesehatan : Pribadi Rujukan dokter/ rumah sakit : -

a. Keadaan Umum

Kurus, terlihat pucat, terganggung aktivitas.

b. Sirkulasi / Cairan Normal


c. Sistem Perkemihan
Normal

d. Sistem Pernapasan
Normal
e. Sistem Pencernaan
Jarang mengalami gangguan
f. Sistem Muskuloskeletal
Normal
g. Sistem Neurosensori
Jarang mengalami gangguan
h. Tidur dan Istirahat
Cukup baik
i. Mental
Tidak ada gangguan

j. Komunikasi dan Budaya

Ny. S berkomunikasi dengan baik kepada anggota keluarga

k. Kebersihan Diri

Ny. S mandi satu hari dua kali, sikat gigi setiap mandi, memakai sabun mandi
setiap mandi dan mandi menggunakan air bersih. Mencuci tangan sebelum makan.

l . Perawatan Diri Sehari-hari

Ny. S mandi satu hari dua kali. Ganti baju satu hari dua kali.
ANALISA DATA

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI

1 DS : Ny. S mengatakan Nyeri akut Pembuluh darah


kepalanya pusing

DO : 1. Ny. S tampak pusing Koroner

2. Pasien gelisah

3. Tampak meringis Iskemia miokard

4. Td : 160/90 mmHg .
N : 90 x menit Nyeri akut

P : nyeri dirasakana berdenyut

Q : nyeri saat melakukan


aktivitas

R : nyeri kepala

T : skala nyeri 6 ( nyeri sedang


)

T : sewaktu - waktu

PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut bd agen pencedera fisiologis ( iskemia miokard) di d.d pusing dan gelisah
SCORING

DIAGNOSA KRITERIA SKOR BOBOT NILAI PEMBENARAN


KEPERAWATAN TOTAL

1. Sifat masalah 1 3/3 x 1= 1 Rasa takut


menyebabkan
Skala : Tidak/
peningkatan TD
kurang sehat
3 yang dapat
Ancaman memperburuk
kesehatan keadaan
2
Keadaan
sejahtera 1

Kemungkinan 2 1/2 x2=1 Pemberian


masalah yang penjelasan yang
dapat diubah : tepat dapat
membantu
Skala :
menurunkan rasa
Mudah 2
takut
Sebagian 1

Tidak dapat 0

Potensial 1 1 3/3 x 1 = Penjelasan dapat


1
masalah membantu
untuk dicegah mengurangi rasa
: takut

Tinggi 3
Cukup 2

Rendah 1

Menonjolnya 1 Keluarga
masalah : menyadari
dengan mematuhi
Skala :
diet yang
Masalah dianjurkan dapat
2
berat, harus mengrangi rasa
segera khawatir
ditangani

Ada masalah,
1
tetapi tidak
perlu
ditangani

Masih tidak
0
dirasakan 2/2 x 1 = 1

TOTAL 4
SKOR

PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN SKOR

1 Nyeri akut bd Agen pencedera fisiologis 4


( iskemia miokard) di d.d pusing dan gelisah
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN SLKI SIKI

1 Nyeri akut bd agen pencedera fisiologis Setelah dilakukan Manajemen Nyeri


( iskemia miokard) tindakan keperawatan 2
x 24 jam diharapkan a. Observasi
nyeri berkurang.dengan
1. Identifikasi lokasi,
kriteria hasil :
karakteristik,
1. Keluhan nyeri durasi,frekusnsi,
menurun kaualitas, intensitas
nyeri
2. Meringis menurun
2. Identifikasi skala
3. Gelisah menurun nyeri

4. Tekanan darah 3. Identifikasi respon


membaik nyeri nonverbal

5. frekusensi nadi 4. Identifikasi faktor


membaik yang memperberat nyeri

5. Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri

6. Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri

7. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup

8. Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan

9. Monitor efek samping


pengguanaan analgetik

b. Terapeutik

1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri

2. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri

3. Fasilitasi istirahat dan


tidur
4. Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

c. Edukasi

1. Jelaskan
penyebab,periode,dan
pemicu nyeri

2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri

3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri

4. Anjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat

5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri

d. Kalaborasi

1. Kalaborasi pemberian
analgetik

Pemberian analgesik

a. Observasi

1. Identifikasi
karakteristik nyeri

2. Identifikasi riwayat
alergi

3. Identifikasi
kesesuaian jenis
analgesik

4. Monitor tanda –tanda


vital

5. Monitor efektifitas
analgesik

b. Terapeutik

1. Diskusikan jenis
analgesik yang disukai
untuk mencapai
analgesik optimal

2. Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu

3. Tetapkan target
efektifitas analgesik
untuk mengoptimalkan
respons pasien

4. Dokumentasi respon
terhadap efek analgesik

c. Edukasi

1. Jelaskan efek terapi


dan efek sam[ing obat

d. Kalaborasi

1. Kalaborasi pemberian
dosis dan jenis analgsik

IMPLEMENTASI

HARI / TANGGAL/WAKTU IMPLEMENTASI PARAF

Rabu, 15 April 2020 1. Melihat keadaan Ny.


S
08.00 – 08.45
2. Memberikan
penilaian tentang
tingkat pengetahuan
tentang hipertensi

3. Memberi tau keluarga


Ny. S tentang tanda
dan gejala dari
hipertensi

4. Melakukan TTV
Kamis, 16 April 2020 1. Memberikan informasi terkait
personal hygine dengan
07.00 – 08.45
benar

2. Bantu keluarga memilih


makanan yang tepat untuk
dikonsumsi Ny. S

3. Melakukan TTV

Jumat, 17 April 2020 1. Melakukan TTV

07.00 – 08.45 2. Memberi edukasi kepada Ny.


S agar selalu memberikan
asupan makanan yang tepat
agar dapat cepat teratasi

3. Mengajari senam hipertensi

Sabtu, 18 April 2020 1. Melakukan TTV

07.00 – 08.45 2. Memberi edukasi kepada Ny.


S agar selalu memberikan
asupan makanan yang tepat
agar dapat cepat teratasi

3. Mengajari senam hipertensi

EVALUASI

HARI/ TANGGAL / WAKTU EVALUASI ( SOAP )

Sabtu, 18 April 2020 S: - Ny. S mengatakan sudah


07.00 – 08.45 tidak pusing lagi

O : - Pasien tampak tenang

- Td : 120/80 mmHg, N : 80 x/
menit

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA

Kunjungan Ke : 1
A. Latar Belakang

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi


secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik
90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih
cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam
tubuh (Koes Irianto, 2014).

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan


menggunakan pendekatan simpatis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu
sebagai anggota keluarga. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari, pengkajian,
perencanaan, observasi, implementasi dan evaluasi. Pengkajian dan observasi
merupakan langkah awal bertujuan untuk mengumpulkan data tentang status
kesehatan dan permasalahan yang di hadapi klien. Data yang telah terkumpul
kemudian di analisa dapat dirumuskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga
Ny. S. Jadi berdasarkan hal tersebut sebelum membuat perencanaan untuk mengatasi
masalah yang dihadapi klien harus dilakukan observasi.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan data pada keluarga sehingga dapat dirumuskan masalah


keperawatan pada keluarga khususnya dengan masalah hipertensi.

b. Tujuan Khusus

1. Mengetahui riwayat dan tahap perkembangan keluarga

2. Mengetahui karakteristik lingkungan keluarga

3. Mengetahui struktur keluarga

4. Mengetahui fungsi keluarga

5. Mengetahui stress dan koping keluarga

6. Mengetahui status kesehatan keluarga


7. Mengetahui harapan keluarga

C. Rancangan Kegiatan

1. Metode : Wawancara dan Observasi

2. Media : Alat tulis, instrumen pengkajian, dan alat pemeriksaan fisik

3. Sasaran : Ny. S

4. Pelaksana : Perawat Y

5. Waktu : 08.00 – 08.45

6. Tempat : Rumah Ny. S

7. Strategi Pelaksanaan :

Waktu Kegiatan Penayaji Pasien / Keluarga

5 menit Orientasi : Pasein dan keluarga


sangat kooperatif
1. Menyampaikan salam

2. Memperkenalkan diri

Tujuan :

Untuk merumuskan masalah


keperawatan pada keluarga Ny. S

15 menit Kerja : Pasien dan keluarga


sangat kooperatif
1. Melakukan wawancara dan
keluarga tentang masalah
yang dialami pasien

2. Melakukan observasi
lingkungan

5 menit Terminasi : Pasien Kooperatif

1. Mengakhiri kontrak dan


mengucapkan terima kasih

2. Kontrak waktu kembali


untuk melengkpi data yang
kurang

3. Salam penutup

8. Setting tempat

: Keluarga Tn J

: Mahasiswa

D. Kriteria Evaluasi

1. Kriteria Struktur

a. Menyiapkan pre planning

b. Kontrak waktu dengan keluarga

c. Menyiapkan instrumen pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik

2. Kriteria Proses

a. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati

b. Keluarga yang terlibat dalam proses wawancara Ny. S dan Tn. J

c. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk


melengkapi data

d. Keluarga mengizinkan ketika lingkungan rumahnya diobservasi

e. Wawancar berjalan dengan lancar

3. Kriteria Hasil

Didapatkan kurang lebih 100 % data tentang data umum, riwayat dan tahap
perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan
koping keluarga, dan harapan keluarga
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA

Kunjungan Ke : 2

A. Latar Belakang
Setelah melakukan pendataan terkait data demografi pada keluarga Ny. S
didapatkan masalah kesehatan berupa penyakit hipertensi pada Ny. S.

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi


secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik
90 mmHg atau lebih sehingga harus segera ditangani dan melakukan pemeriksaan
secara rutin. Kali ini pengkajian berfokus pada implementasi pada Ny. S dan rencana
selanjutnya akan dilakukan evaluasi.

B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pengkajian, menetapkan masalah, menyusun rencana,


melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi tindakan

b. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pengkajian didapat informasi – informasi penting, mengenai


sejak kapan menderita, stressor yang memicu kekambuhan, kemampuan
melakukan perawatan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan termasuk konsumsi
obat.

C. Rancangan Kegiatan

1. Metode : Wawancara dan Observasi

2. Media : Alat tulis, instrumen pengkajian, dan alat pemeriksaan fisik

3. Sasaran : Ny. S

4. Pelaksana : Perawat Y

5. Waktu : 07.00 – 08.45

6. Tempat : Rumah Ny. S

7. Strategi Pelaksanaan :

Waktu Kegiatan Penayaji Pasien / Keluarga

5 menit Orientasi : Pasein dan keluarga


sangat kooperatif

3. Menyampaikan salam

4. Memperkenalkan diri

Tujuan :

Untuk merumuskan masalah


keperawatan pada keluarga Ny. S

15 menit Kerja : Pasien dan keluarga


sangat kooperatif
3. Melakukan wawancara dan
keluarga tentang masalah
yang dialami pasien

4. Melakukan observasi
lingkungan

5 menit Terminasi : Pasien Kooperatif

4. Mengakhiri kontrak dan


mengucapkan terima kasih

5. Kontrak waktu kembali


untuk melengkpi data yang
kurang

6. Salam penutup

8. Setting tempat

: Keluarga Tn J

: Mahasiswa

D. Kriteria Evaluasi

1. Kriteria Struktur

d. Menyiapkan pre planning


e. Kontrak waktu dengan keluarga

f. Menyiapkan instrumen pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik

2. Kriteria Proses

f. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati

g. Keluarga yang terlibat dalam proses wawancara Ny. S dan Tn. J

h. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk


melengkapi data

i. Keluarga mengizinkan ketika lingkungan rumahnya diobservasi

j. Wawancar berjalan dengan lancar

3. Kriteria Hasil

Didapatkan sudah 100 % data tentang data umum, riwayat dan tahap
perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan
koping keluarga, dan harapan keluarga. Kemudiakan dilakukan pemeriksaan
tekanan darah pada Ny. S

PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA

Kunjungan Ke : 3

A. Latar Belakang

Setelah diberikan implementasi keperawatan Ny. S mengatakan penyakit


hipertensi sudah mengalami menurun dan masalah yang dikeluhkan selama ini
seperti pusing. Dan rencana selanjutnya yaitu evaluasi keadaan Ny. S .

B. Tujuan
a. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pengkajian, menetapkan masalah, menyusun rencana,


melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi tindakan

b. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pengkajian didapat informasi – informasi penting, mengenai


sejak kapan menderita, stressor yang memicu kekambuhan, kemampuan
melakukan perawatan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan termasuk konsumsi
obat.

C. Rancangan Kegiatan

1. Metode : Wawancara dan Observasi

2. Media : Alat tulis, instrumen pengkajian, dan alat pemeriksaan fisik

3. Sasaran : Ny. S

4. Pelaksana : Perawat Y

5. Waktu : 07.00 – 08.45

6. Tempat : Rumah Ny. S

7. Strategi Pelaksanaan :

Waktu Kegiatan Penayaji Pasien / Keluarga

5 menit Orientasi : Pasein dan keluarga


sangat kooperatif
5. Menyampaikan salam

6. Memperkenalkan diri

Tujuan :

Untuk merumuskan masalah


keperawatan pada keluarga Ny. S

15 menit Kerja : Pasien dan keluarga


sangat kooperatif
5. Melakukan wawancara dan
keluarga tentang masalah
yang dialami pasien

6. Melakukan observasi
lingkungan

5 menit Terminasi : Pasien Kooperatif

7. Mengakhiri kontrak dan


mengucapkan terima kasih

8. Kontrak waktu kembali


untuk melengkpi data yang
kurang

9. Salam penutup

8. Setting tempat

: Keluarga Tn J

: Mahasiswa

D. Kriteria Evaluasi

1. Kriteria Struktur

g. Menyiapkan pre planning

h. Kontrak waktu dengan keluarga

i. Menyiapkan instrumen pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik

2. Kriteria Proses

k. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati

l. Keluarga yang terlibat dalam proses wawancara Ny. S dan Tn. J

m. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk


melengkapi data
n. Keluarga mengizinkan ketika lingkungan rumahnya diobservasi

o. Wawancar berjalan dengan lancar

3. Kriteria Hasil

Didapatkan sudah 80 % data tentang data umum, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga setelah dilakukan impelementasi Ny. S mengatakan pusingnya sudah
mulai menurun.

PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA

Kunjungan Ke : 4

A. Latar Belakang

Setelah diberikan implementasi keperawatan Ny. S mengatakan penyakit


hipertensi mengalami penurunan dan masalah yang dikeluhkan selama ini seperti
pusing. Dan rencana selanjutnya yaitu evaluasi keadaan Ny. S .

B. Tujuan

a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pengkajian, menetapkan masalah, menyusun rencana,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi tindakan

b. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan pengkajian didapat informasi – informasi penting, mengenai


sejak kapan menderita, stressor yang memicu kekambuhan, kemampuan
melakukan perawatan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan termasuk konsumsi
obat.

C. Rancangan Kegiatan

1. Metode : Wawancara dan Observasi

2. Media : Alat tulis, instrumen pengkajian, dan alat pemeriksaan fisik

3. Sasaran : Ny. S

4. Pelaksana : Perawat Y

5. Waktu : 07.00 – 08.45

6. Tempat : Rumah Ny. S

7. Strategi Pelaksanaan :

Waktu Kegiatan Penayaji Pasien / Keluarga

5 menit Orientasi : Pasein dan keluarga


sangat kooperatif
7. Menyampaikan salam

8. Memperkenalkan diri

Tujuan :

Untuk merumuskan masalah


keperawatan pada keluarga Ny. S

15 menit Kerja : Pasien dan keluarga


sangat kooperatif
7. Melakukan wawancara dan
keluarga tentang masalah
yang dialami pasien

8. Melakukan observasi
lingkungan

5 menit Terminasi : Pasien Kooperatif

10. Mengakhiri kontrak dan


mengucapkan terima kasih

11. Kontrak waktu kembali


untuk melengkpi data yang
kurang

12. Salam penutup

8. Setting tempat

: Keluarga Tn J

: Mahasiswa

D. Kriteria Evaluasi

1. Kriteria Struktur

j. Menyiapkan pre planning

k. Kontrak waktu dengan keluarga

l. Menyiapkan instrumen pengkajian, alat tulis dan alat pemeriksaan fisik

2. Kriteria Proses

p. Keluarga menyambut kedatangan sesuai kontrak yang disepakati

q. Keluarga yang terlibat dalam proses wawancara Ny. S dan Tn. J

r. Keluarga kooperatif terhadap pertanyaan yang diajukan untuk


melengkapi data

s. Keluarga mengizinkan ketika lingkungan rumahnya diobservasi


t. Wawancar berjalan dengan lancar

3. Kriteria Hasil

Didapatkan sudah 100 % data tentang data umum, riwayat dan tahap
perkembangan keluarga setelah dilakukan impelementasi Ny. S mengatakan sudah
tidak pusing.

DAFTAR PUSTAKA

Andrian Patica N. (E-journal keperawatan volume 4 nomor 1 Mei


2016).Hubungan Konsumsi Makanan dan Kejadian Hipertensi pada
Lansia di Puskesmas Ranomut Kota Manado.

Anggara, F.H.D., & Prayitno, N. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan


Dengan Tekanan Darah di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun
2012. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat STIKES MH. Thamrin.
Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5 (1) : 20-25.

Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. (2017). Hipertensi dan Faktor Resikonya


Dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanudin Makasar.

Buckman. (2010). Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi.

Yogyakarta: Citra Aji Parama.


Dina Savitri, S.ST. (2017). Cegah Asam Urat Dan Hipertensi. Yogyakarta: Healthy.

Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan
Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

Topik : Keperawatan Keluarga

Pokok Bahasan : Hipertensi

Sasaran : Keluarga Tn. J

Tempat : Rumah Tn., J

Hari / Tanggal : Rabu, 15 April 2020

Waktu : 08.00 – 08.45

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran mampu memahami dan mengaplikasikan


materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan masyarakat mampu:

1. Memahami pengertian hipertensi.


2. Mengenali tanda dan gejala hipertensi.
3. Memahami faktor penyebab hipertensi.
4. Mengetahui komplikasi dari hipertensi.
5. Mengetahui cara pengobatan hipertensi.
6. Mengetahui cara pencegahan terhadap hipertensi.
B. Sasaran
Keluarga Tn. J

C. Setting tempat
: Keluarga Tn. J
: Mahasiswa

D. Materi
(Terlampir)
E. Media
leaflet dan peraga langsung
F. Metode
Ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi
G. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga

1. 5 menit Pembukaan : - Menjawab salam


- Mendengarkan
- Mengucapkan salam
- Mendengarkan
- Menjelaskan nama dan akademi
- Menjawab
- Menjelaskan topik dan tujuan
pendidikan kesehatan
- Menanyakan kesiapan keluarga
2. 25 menit Pelaksanaan : - Mendengarkan
- Bertanya
1. Penyampaian materi
- Pengertian hipertensi
- Tanda dan gejala hipertensi
- Penyebab hipertensi
- Pengobatan hipertensi
- Pencegahan hipertensi
- Makanan yang dihindari
- Makanan yang dianjurkan
- Pengobatan tradisional untuk
hipertensi

Memberikan kesempatan keluarga


untuk bertanya mengenai materi
yang disampaikan
3. 10 menit Evaluasi: - Menjawab
- Meredemonstarasi
- Menanyakan kembali hal-hal yang
sudah dijelaskan mengenai
Hipertensi
- Memberikan kesempatan keluarga
meredemontrasikan pembuatan
obat tradisional
4. 5 menit Penutup  - Mendengarkan

- Menutup pertemuan dengan  - Menjawab salam


menyimpulkan materi yang telah
dibahas
- Memberikan salam penutup
- Pemeriksaan Pemeriksaan Tekanan
Darah

H. Kriteria Hasil:

1. Kehadiran keluarga 80% (2 orang)


2. Keluarga dapat menyebutkan kembali:

a. Tujuan diit Diabetes Melitus


b. Prinsip diit diabetes melitus
c. 2 dari 3 makanan yang harus dihindari pada diabetes melitus
d. 5 dari semua makanan yng dibatasi pada diabetes melitus
e. 5 dari semua makanan yang bebas dimakan pada diabetes mellitus
3. Salah satu keluarga dapat melakukan redemonstrasi tentang cara tradisional meangani
diabetes melitus
4. keluarga yang hadir mampu mengajukan pertanyaan
5. Semua keluarga dapat mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir penyuluhan
Lampiran

Materi penyuluhan “Hipertensi”

A. Definisi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi
sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Namun,
secara umum seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya
lebih tinggi daripada 160mmHg sistolik atau 90mmHg diastolik. (Elizabeth
J.Corwin,2010)

B. Penyebab

Penyebab hipertensi terdiri dari factor genetic (keturunan), bertambahnya usia


dan lingkungan. Paling sedikit ada 3 faktor lingkungan yang dapat menyebabkan
hipertensi, yakni makan garam (natrium) berlebihan, stress psikis, dan obesitas.
Hipertensi sekunder, dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, Penyakit endokrin
(hipertensi endokrin), obat, dan alkohol, serta kehamilan

Penyebab hipertensi antara lain adalah :

1.  Stres,
2.  Usia,
3.  Merokok,
4.  Obesitas (kegemukan),
5.  Alkohol,
6.  Faktor keturunan,
7.  Faktor lingkungan (gaduh/bising)

C. Jenis-jenis hipertensi
1. Hipertensi ringan: Jika tekanan darah sistolik antara 140 – 159 mmHg dan atau
tekanan diastolik antara 90 – 95 mmHg
2. Hipertensi sedang: Jika tekanan darah sistolik antara 160 – 179 mmHg dan atau
tekanan diastolik antara 100 – 109 mmHg
3. Hipertensi berat: Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209 mmHg dan atau
tekanan diastolik antara 110 – 120 mmHg
D. Tanda dan gejala
1.  Pusing
2.  Rasa berat di tengkuk
3.  Mudah marah
4.  Telinga berdenging
5.  Sukar tidur
6.  Sesak nafas
7.  Mudah lelah
8.  Mata berkunang-kunang

E. Komplikasi
a. Penyakit jantung (gagal jantung)
b. Penyakit ginjal (gagal ginjal)
c. Penyakit otak (stroke)

F. Pengobatan

Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:

a) Pengobatan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan atas ijin dokter


b) Pengobatan non farmakologis yaitu dengan

1. Mengurangi asupan garam dan lemak


2. Mengurangi atau menghilangkan kebiasaan minum alkohol

3. Berhenti merokok bagi yang merokok

4. Menurunkan berta badan bagi yang kegemukan

5. Olah raga teratur seperti joging, jalan cepat, bersepeda, berenang

6. Menghindari ketegangan

7. Istirahat cukup

8. Hidup tenang

c) Pencegahan agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi


1. Kontrol teratur
2. Minum obat teratur

3. Diit rendah garam dan lemak

G. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi antara lain:


1. Sayur-sayuran hijau kecuali daun singkong, daun melinjo dan melinjonya
2. Buah-buahan keculi buah durian
3. Ikan laut tidak asin terutama ikan laut air dalam seperti kakap dan tuna
4. Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan diutamakan putih
telurnya saja
5. Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak mengandung lemak)

H. Makanan yang perlu dihindari


1. Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant, minuman kaleng
2. Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing
3. Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asin
I. Pengobatan tradisional

Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan mengkonsumsi
secara teratur jus:

1. Buah mentimun
2. Buah belimbing
3. Daun seledri
Sedangkan cara membuat obat tradisional seperti jus mentimun adalah
1. ½ kg buah mentimun dicuci bersih
2. Dikupas kulitnya kemudian diparut
3. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
4. Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore har
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ____. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi). www.medicastore.com. Diakses: 6


Maret 2012
Astawan, Made, Prof. dr. Ir. Ms. ___ . Cegah Hipertensi dengan Pola Makan.
www.depkes.co.id. Diakses: 6 Maret 2012
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W. I, Setiowulan W, “Kapita Selekta
Kedokteran” Edisi ke-3 jilid 1, Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI,
Jakrta,2016

Anda mungkin juga menyukai