Di Susun Oleh
YUNITA SARI 40219024
Oleh
Yunita sari 40219024
Program Studi Profesi Ners
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu
atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut
Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat
antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai
lembaga atau unit layanan perlu di perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah ikatan
(perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi), tinggal dalam
satu atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan
dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi
oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al.,
2010) :
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan tempat tinggal.
B. KONSEP HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah
tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg,
tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
2. Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi
sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan
diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :
3. Etiologi Hipertensi
5. Klasifikasi Hipertensi
Kategori Sistolik Diastolik
mmHg mmHg
6. Patofisiologi Hipertensi
7. Pencegahan Hipertensi
Ada tiga cara untuk mencegah hipertensi, yaitu :
a. Pencegahan dengan pola hidup sehat
Menerapkan pola hidup yang sehat dalam keseharian kita sangat penting
dalam pencegahan hipertensi. Sebaliknya pola hidup yang tidak sehat beresiko
tinggi terkena penyakit hipertensi. Termasuk dalam pola hidup yang tidak sehat
misalnya merokok, minum alkohol, suka makan enak alias banyak mengandung
kolesterol, makanan yang gurih dengan kadar garam berlebih, minuman berkafein,
dll. Sementara pada saat yang sama kurang berolahraga atau kurang beraktifitas,
sering stress, minim air putih, serta kurang makan buah dan sayuran.
b. Pencegahan dengan medical check up
Mengunjungi seorang dokter atau tenaga para medis, jangan selalu diartikan
mau berobat. Bisa juga dalam rangka pencegahan satu penyakit, misalnya
pencegahan hipertensi. Itulah yang disebut pencegahan / pemeriksaan secara medis
(medical check up).
Orang yang rentan terhadap hipertensi, baik karena faktor keturunan atau pun
gaya hidup, sebaiknya rajin memeriksakan diri tekanan darahnya ke dokter atau
tenaga medis lain. Sebab, darah tinggi atau hipertensi bila tidak segera diatasi
adalah pra kondisi bagi penyakit lain yang lebih serius. Dengan demikian,
mencegah darah tinggi berarti pula mencegah diri kita dari penyakit lain. Jika
dalam pemeriksaan ditemukan tanda atau gejala hipertensi, seorang dokter akan
memberikan advise penanganannya. Sebaliknya jika tidak berarti ditemukan gejala
apapun.
c. Pencegahan dengan cara tradisional
Indonesia adalah negara yang kaya dengan tanaman obat tradisional. Beberapa
diantara tanaman tradisional (serta hasilnya) yang bisa menurunkan tekanan darah,
misalnya bayam, biji bungan matahari, kacang-kacangan, dark coklat, pisang,
kedelai, kentang, alpukat, mentimun, bawang putih, daun seledri, belimbing, pace
atau mengkudu, pepaya, selada air, cincau hijau dan lain-lain. Beberapa tanaman
diantaranya sudah diteliti dan diuji secara medis, seperti :
1) Bayam
Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya
melindungi Anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi tekanan
darah. Selain itu, kandungan folat dalam bayam dapat melindungi tubuh dari
homosistein yang membuat bahan kimia berbahaya. Penelitian telah
menunjukkan bahwa tingkat tinggi asam amino (homosistein) dapat
menyebabkan serangan jantung dan stroke.
2) Biji bunga matahari.
Kandungan magnesiumnya sangat tinggi dan biji bunga matahari
mengandung pitosterol, yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh.
Kolesterol tinggi merupakan pemicu tekanan darah tinggi, karena dapat
menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Tapi, pastikan mengonsumsi
kuaci segar yang tidak diberi garam.
3) Kacang-kacangan
Kacang-kacangan, seperti kacang tanah, almond, kacang merah
mengandung magnesium dan potasium. Potasium dikenal cukup efektif
menurunkan tekanan darah tinggi.
4) Pisang
Buah ini tidak hanya menawarkan rasa lezat tetapi juga membuat tekanan
darah lebih sehat. Pisang mengandung kalium dan serat tinggi yang
bermanfaat mencegah penyakit jantung. Penelitian juga menunjukkan bahwa
satu pisang sehari cukup untuk membantu mencegah tekanan darah tinggi.
5) Kedelai
Banyak sekali keuntungan mengonsumsi kacang kedelai bagi kesehatan.
Salah satunya adalah menurunkan kolesterol jahat dan tekanan darah tinggi.
Kandungan isoflavonnya memang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
6) Kentang
Nutrisi dari kentang sering hilang karena cara memasaknya yang tidak
sehat. Padahal kandungan mineral, serat dan potasium pada kentang sangat
tinggi yang sangat baik untuk menstabilkan tekanan darah.
7) Cokelat pekat (dark chocolate)
Karena kandungan flavonoid dalam cokelat dapat membantu
menurunkan tekanan darah dengan merangsang produksi nitrat oksida. Nitrat
oksida membuat sinyal otot-otot sekitar pembuluh darah untuk lebih relaks,
dan menyebabkan aliran darah meningkat.
8) Avokad
Asam oleat dalam avokad, dapat membantu mengurangi kolesterol.
Selain itu, kandungan kalium dan asam folat, sangat penting untuk kesehatan
jantung.
Selain dengan tanaman obat tradisional, cara tradisional lain yang juga
dapat menurunkan tekanan darah, sekaligus pencegahan hipertensi, misalnya
terapi bekam dan akupresure. Bekam merupakan cara tradisional yang sudah
sangat terkenal, dan bermanfaat untuk pencegahan berbagai macam penyakit.
Akupresure juga bermanfaat untuk mengurangi nyeri pada penderita hipertensi
dengan menekan titik-titik tekannya (Dalimartha, 2008).
8. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
a. Pemeriksaan yang segera seperti :
1) Darah : rutin, BUN, creatirine, elektrolik, KGD
2) Urine : Urinelisa dan kultur urine.
3) EKG : 12 Lead, melihat tanda iskemi.
4) Foto dada : apakah ada oedema paru (dapat ditunggu setelah pengobatan
terlaksana).
b. Pemeriksaan lanjutan (tergantung dari keadaan klinis dan hasil pemeriksaan
yang pertama) :
1) Kemungkinan kelainan renal : IVP, Renald angiography (kasus tertentu),
biopsi renald (kasus tertentu).
2) Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi : Spinal tab, CT
Scan. Bila disangsikan Feokhromositoma : urine 24 jam untuk
Katekholamine, metamefrin, venumandelic Acid (VMA) (Dalimartha,
2008).
9. Penatalaksanaan
Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapaian
dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan
penyakit hipertensi meliputi:
c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:
1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan pada
subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback terutama dipakai
untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga
untuk gangguan psikologis seperti kecemasan dan ketegangan.
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
3. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
d. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah
saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi
agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya
perlu dilakukan seumur hidup penderita.
1. Step 1
Obat pilihan pertama: diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor.
2. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan: Dosis obat pertama dinaikkan,
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama, Ditambah obat ke-2 jenis
lain, dapat berupa diuretika, beta blocker, Ca antagonis, Alpa
blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.
3. Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh: Obat ke-2 diganti, Ditambah obat ke-3
jenis lain
4. Step 4
Alternatif pemberian obatnya: Ditambah obat ke-3 dan ke-4, Re-
evaluasi dan konsultasi, Follow Up untuk mempertahankan terapi.
10. Patway Hipertensi
Faktor predisposisi, usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang
olahraga, genetic, alkohol, konsentrasi garam, obesitas
Risiko Cedera
Blood flow darah Vasokonstriksi Iskemia miokard
Penurunan curah
Respon RAA Afterload Nyeri akut
jantung
Merangsang aldosteron Fatigue
Contoh Kasus
Tn. S (alm) (82 th) suami dari Ny. T (alm) (80 th) mempunyai anak satu atau
tunggal yaitu Ny . S (59 th) yang menikah dengan Tn. J ( 67 th).
Ny. S dan Tn. J mempunyai tiga orang anak Ny. M (44 th) seorang
Perempuan yang berprofesi sebagai pedagang, Tn. M (40 th) laki-laki yang
berprofesi sebagai pemborong , Tn. S ( 37 ) yang berprofesi pekerja pabrik .
Dalam keluarga Tn. J salah satu anggota keluarga, yaitu Ny. S istri Tn. J
menderita penyakit Hipertensi. Apabila pasien kambuh nampak pusing dan
gelisah . Dua bulan yang lalu pasien pernah MRS karena pusing dan gelisah ,
oleh dokter di diagnosa penyakit hipertensi.
1. Data Keluarga
081*********
Nama Penampilan Umum Status Kesehatan Riwayat Analisi masalah kesehatan individu
saat ini Penyakit /
alergi
Ny. S Kurang baik Kurang baik Hipertensi Secara umum terlihat normal,akan tetapi sering
pusing
Keterangan
: Wanita
: Laki – laki
: Meniggal
: Sakit
: Tinggal serumah
: Garis keturunan
4. Type Keluarga :
a. Jenis Type Keluarga : Keluarga ekstendet
b. Masalah yang terjadi dengan type tersebut adalah : Ny. S (istri Tn. J) mengalami
lemas dan pusing karena penyakit hipertensi.
5. Suku Bangsa :
a. Asal suku bangsa : Jawa
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : -
6. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : Islam
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga :
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah : Tn. J
b. Penghasilan : Rp 1.000.000
c. Upaya lain : -
d. Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) : motor, radio, televisi.
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : ±1.000.000
8. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga sesekali mengajak anak-anaknya untuk menonton tv bersama di rumah
dan itu sudah dianggap berekreasi.
Adanya penyakit keturunan dari keluarga Ny. S yaitu dari nenek Ny. S, yang
pernah mempunyai riwayat hipertensi namun nenek dari Ny. S sudah meninggal.
Keluarga mempunyai fasilitas pembuangan Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
limbah berupa saptic tank :
Ya / Tidak*
Ya/ Tidak*
Tn. J dan anggota keluarga yang lain membantu merawat Ny. S yang sakit,
terkadang jika Ny. S sakit Tn. J dan anggota keluarga yang lain membantu dalam
memenuhi aktifitas sehari-hari Ny. S dan membawanya ke dokter apabila sudah
parah.
Keluarga merupakan keluarga ekstendet yang terdiri dari ibu mertua, suami,
istri, dan tiga anak.
V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn. J termasuk keluarga harmonis, interaksi dalam keluarga
terjalin baik. Antar anggota keluarga saling memperhatikan,
menghormati, dan menyayangi sehingga tidak ada istilah pilih kasih.
b. Fungsi sosialisasi
Dalam keluarga Tn. J ditanamkan kedisiplinan. Hubungan dengan tetangga
baik, Tn. J juga anggota keluarga yang lain selalu berusaha melakukan sosialisasi
dengan lingkungan jika ada waktu senggang.
Dalam keluarga Tn. J dapat mengidentifiksi penyakit Ny. S meskipun secara awam,
saat Ny. S kelelahan atau saat hipertensinya kambuh. Keluarga mengambil keputusan
dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status
kesehatan keluarga.
d. Fungsi reproduksi :
Tn. J dan Ny. S tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur
mempunyai tiga orang anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti program KB
dikarenakan masih haid dan melakukan hubungan suami istri. Mereka sepakat
untuk membesarkan anaknya dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.
e. Fungsi ekonomi
Kondisi keluarga Tn. J tetap stabil meskipun Ny. S sakit dan memenuhi kebutuhan
keluarganya.
- Pemenuhan gizi :
Makanan yang biasa dikonsumsi tahu, tempe, kangkung, bayam, jarang makan
daging, ikan laut dan buah.
- Upaya lain
Biasanya mendapat beras dari pemerintah.
a. Keadaan Umum
d. Sistem Pernapasan
Normal
e. Sistem Pencernaan
Jarang mengalami gangguan
f. Sistem Muskuloskeletal
Normal
g. Sistem Neurosensori
Jarang mengalami gangguan
h. Tidur dan Istirahat
Cukup baik
i. Mental
Tidak ada gangguan
k. Kebersihan Diri
Ny. S mandi satu hari dua kali, sikat gigi setiap mandi, memakai sabun mandi
setiap mandi dan mandi menggunakan air bersih. Mencuci tangan sebelum makan.
Ny. S mandi satu hari dua kali. Ganti baju satu hari dua kali.
ANALISA DATA
2. Pasien gelisah
4. Td : 160/90 mmHg .
N : 90 x menit Nyeri akut
R : nyeri kepala
T : sewaktu - waktu
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut bd agen pencedera fisiologis ( iskemia miokard) di d.d pusing dan gelisah
SCORING
Tidak dapat 0
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya 1 Keluarga
masalah : menyadari
dengan mematuhi
Skala :
diet yang
Masalah dianjurkan dapat
2
berat, harus mengrangi rasa
segera khawatir
ditangani
Ada masalah,
1
tetapi tidak
perlu
ditangani
Masih tidak
0
dirasakan 2/2 x 1 = 1
TOTAL 4
SKOR
5. Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
7. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup
8. Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
b. Terapeutik
1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri
c. Edukasi
1. Jelaskan
penyebab,periode,dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
d. Kalaborasi
1. Kalaborasi pemberian
analgetik
Pemberian analgesik
a. Observasi
1. Identifikasi
karakteristik nyeri
2. Identifikasi riwayat
alergi
3. Identifikasi
kesesuaian jenis
analgesik
5. Monitor efektifitas
analgesik
b. Terapeutik
1. Diskusikan jenis
analgesik yang disukai
untuk mencapai
analgesik optimal
2. Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu
3. Tetapkan target
efektifitas analgesik
untuk mengoptimalkan
respons pasien
4. Dokumentasi respon
terhadap efek analgesik
c. Edukasi
d. Kalaborasi
1. Kalaborasi pemberian
dosis dan jenis analgsik
IMPLEMENTASI
4. Melakukan TTV
Kamis, 16 April 2020 1. Memberikan informasi terkait
personal hygine dengan
07.00 – 08.45
benar
3. Melakukan TTV
EVALUASI
- Td : 120/80 mmHg, N : 80 x/
menit
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
Kunjungan Ke : 1
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
C. Rancangan Kegiatan
3. Sasaran : Ny. S
4. Pelaksana : Perawat Y
7. Strategi Pelaksanaan :
2. Memperkenalkan diri
Tujuan :
2. Melakukan observasi
lingkungan
3. Salam penutup
8. Setting tempat
: Keluarga Tn J
: Mahasiswa
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
2. Kriteria Proses
3. Kriteria Hasil
Didapatkan kurang lebih 100 % data tentang data umum, riwayat dan tahap
perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan
koping keluarga, dan harapan keluarga
PRE PLANNING KUNJUNGAN KELUARGA
Kunjungan Ke : 2
A. Latar Belakang
Setelah melakukan pendataan terkait data demografi pada keluarga Ny. S
didapatkan masalah kesehatan berupa penyakit hipertensi pada Ny. S.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
C. Rancangan Kegiatan
3. Sasaran : Ny. S
4. Pelaksana : Perawat Y
7. Strategi Pelaksanaan :
3. Menyampaikan salam
4. Memperkenalkan diri
Tujuan :
4. Melakukan observasi
lingkungan
6. Salam penutup
8. Setting tempat
: Keluarga Tn J
: Mahasiswa
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
2. Kriteria Proses
3. Kriteria Hasil
Didapatkan sudah 100 % data tentang data umum, riwayat dan tahap
perkembangan keluarga, lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan
koping keluarga, dan harapan keluarga. Kemudiakan dilakukan pemeriksaan
tekanan darah pada Ny. S
Kunjungan Ke : 3
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
C. Rancangan Kegiatan
3. Sasaran : Ny. S
4. Pelaksana : Perawat Y
7. Strategi Pelaksanaan :
6. Memperkenalkan diri
Tujuan :
6. Melakukan observasi
lingkungan
9. Salam penutup
8. Setting tempat
: Keluarga Tn J
: Mahasiswa
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
2. Kriteria Proses
3. Kriteria Hasil
Didapatkan sudah 80 % data tentang data umum, riwayat dan tahap perkembangan
keluarga setelah dilakukan impelementasi Ny. S mengatakan pusingnya sudah
mulai menurun.
Kunjungan Ke : 4
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pengkajian, menetapkan masalah, menyusun rencana,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi tindakan
b. Tujuan Khusus
C. Rancangan Kegiatan
3. Sasaran : Ny. S
4. Pelaksana : Perawat Y
7. Strategi Pelaksanaan :
8. Memperkenalkan diri
Tujuan :
8. Melakukan observasi
lingkungan
8. Setting tempat
: Keluarga Tn J
: Mahasiswa
D. Kriteria Evaluasi
1. Kriteria Struktur
2. Kriteria Proses
3. Kriteria Hasil
Didapatkan sudah 100 % data tentang data umum, riwayat dan tahap
perkembangan keluarga setelah dilakukan impelementasi Ny. S mengatakan sudah
tidak pusing.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman. (2010). Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi.
Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan
Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI
C. Setting tempat
: Keluarga Tn. J
: Mahasiswa
D. Materi
(Terlampir)
E. Media
leaflet dan peraga langsung
F. Metode
Ceramah, tanya jawab, dan demonstrasi
G. Kegiatan penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga
H. Kriteria Hasil:
A. Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Tekanan darah normal bervariasi
sesuai usia, sehingga setiap diagnosis hipertensi harus bersifat spesifik usia. Namun,
secara umum seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya
lebih tinggi daripada 160mmHg sistolik atau 90mmHg diastolik. (Elizabeth
J.Corwin,2010)
B. Penyebab
1. Stres,
2. Usia,
3. Merokok,
4. Obesitas (kegemukan),
5. Alkohol,
6. Faktor keturunan,
7. Faktor lingkungan (gaduh/bising)
C. Jenis-jenis hipertensi
1. Hipertensi ringan: Jika tekanan darah sistolik antara 140 – 159 mmHg dan atau
tekanan diastolik antara 90 – 95 mmHg
2. Hipertensi sedang: Jika tekanan darah sistolik antara 160 – 179 mmHg dan atau
tekanan diastolik antara 100 – 109 mmHg
3. Hipertensi berat: Jika tekanan darah sistolik antara 180 – 209 mmHg dan atau
tekanan diastolik antara 110 – 120 mmHg
D. Tanda dan gejala
1. Pusing
2. Rasa berat di tengkuk
3. Mudah marah
4. Telinga berdenging
5. Sukar tidur
6. Sesak nafas
7. Mudah lelah
8. Mata berkunang-kunang
E. Komplikasi
a. Penyakit jantung (gagal jantung)
b. Penyakit ginjal (gagal ginjal)
c. Penyakit otak (stroke)
F. Pengobatan
6. Menghindari ketegangan
7. Istirahat cukup
8. Hidup tenang
Pengobatan tradisional yang dapat dibuat dirumah antara lain dengan mengkonsumsi
secara teratur jus:
1. Buah mentimun
2. Buah belimbing
3. Daun seledri
Sedangkan cara membuat obat tradisional seperti jus mentimun adalah
1. ½ kg buah mentimun dicuci bersih
2. Dikupas kulitnya kemudian diparut
3. Saring airnya menggunakan penyaring/kain bersih
4. Diminum setiap hari ± 1 kg untuk 2 kali minum pagi dan sore har
DAFTAR PUSTAKA