Anda di halaman 1dari 125

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA “By.D.D.”DENGAN


GASTROENTERITIS AKUT DI RUANGAN ANAK
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Dr. M. HAULUSSY AMBON

Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III


Kesehatan Pada Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Maluku

Disusun oleh
LA HAJIRIN
NIM : P07120110033

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKESMALUKU
JURUSAN KEPERAWATAN
2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat TUHAN YANG MAHA ESA

karena atas berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

ini dengan Judul Asuhan Keperawatan Pada By “D.D” dengan Gastroenteritis

Akut di Ruang Anak RSUD Dr. M. Haulussy Ambon.

Maksud penulisan karya Tulis Ilmiah adalah sebagai salah satu persyaratan

untuk menyelesaikan pendidikan diploma III kesehatan pada Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak memperoleh

bimbingan baik moral maupun material dari berbagai pihak untuk itu

perkenankanlah penulis untuk mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat

1. Hamdan Tunny, S.Kep., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Maluku yang menerima penulis untuk mengikuti pendidikan

pada Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

2. Dr. Sri Ananta Widhya, M.Kes selaku Direktur RSUD Dr. M. Haulussy

Ambon yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian

3. Ns. Zulfikar Peluw, S.Kep., M.Kep selaku ketua Program Studi

Keperawatan Ambon yang selama ini telah memberikan arahan bimbingan

dan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti pendidikan.


4. M. Nendissa, S.Pd., S.Kep., M.Kes selaku pembimbing akademik yang

telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengarahkan penulis

dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah

5. Erniwati Rumra, Amd.Kep selaku pembimbing Rumah Sakit yang telah

membantu dan membimbing penulis dalam melakukan penelitian

6. Seluruh Staf Dosen pada Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Maluku yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan

bimbingan selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Khususnya kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta serta adik saya, terima

kasih atas dorongan, motivasi, bantuan berupa moral maupun material

serta do’a kepada penulis selama penulis mengikuti pendidikan Diploma

III Keperawatan.

Penulis menyadari bawah dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan.

Akhir kata tidak ada yang dapat penulis berikan selain ucapan terima kasih

dan harapan, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua

serta segala budi baik Bapak/Ibu, Saudara/saudari, teman-teman sekalian akan

mendapatkan imbalan yang setimpal dari Tuhan yang Maha Esa , AMIN.

Ambon, September 2013

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN
i
JUDUL………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………..... iii
DAFTAR ISI……………………………………………………… v
DAFTAR TABEL………………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………... viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………... ix
INTISARI…………………………………………………………. x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………........... 1
B. Rumusan Masalah……………………………….......... 4
C. Tujuan Penelitian………………………………........... 4
D. Manfaat Penelitian………………………………......... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Dasar Gastroenteritis Akut…………………... 7
1. Pengertian...........................…………………........... 7
2. Etiologi .........................……………………............ 8
3. Derajat Dehidrasi...................................................... 9
4. Manifestasi Klinis…………………………............. 10
5. Patofisiologi………………………………….......... 11
6. Komplikasi…………………………………............ 14
7. Pemeriksaan Laboratorium…………………........... 14
8. Penatalaksanaan……………………………............ 15
B. Konsep Dasar Keperawatan……………………........... 18
1. Pengertian Keperawatan……………………............ 18
2. Proses Keperawatan……………………….............. 18
C. Kerangka Konsep………………………………........... 43

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian………………………………….......... 45
B. Waktu dan Lokasi Penelitian…………………............. 45
C. Subjek Penelitian………………………………........... 45
D. Variabel dan Defenisi Operasional……………............ 45
E. Alat dan Bahan............................................................... 48
F. Teknik Pengumpulan Data……………………............. 48
G. Pengolahan dan Analisa Data…………………............ 49
H. Penyajian Data............................................................... 50

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil…………………………………........................... 51
1. Pengkajian................................................................. 51
2. Diagnosa dan Prioritas Masalah................................ 64
3. Perencanaan............................................................... 66
4. Implementasi dan Evaluasi....................................... 70
B. Pembahasan………………........................................... 77
1. Pengkajian................................................................. 77
2. Diagnosa Keperawatan.............................................. 79
3. Perencanaan............................................................... 80
4. Implementasi............................................................. 82
5. Evaluasi..................................................................... 84

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………............ 85
B. Saran…………………………………………….......... 86

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel Hal

Tabel 1.Distribusi Penyakit Gastroenteritis Akut yang Terjadi di RSUD


Dr.M.Haulussy Ambon Pada Tahun 2010, 2011 dan 2012............ 3
Tabel 2.Nilai Normal Nadi Sesui Tingakat Usia......................................... 21
Tabel 3.Nilai Normal Pernapasan Sesui Tingat Umur................................ 21
Tabel 4.Nilai Normal Tekan Darah Sesui Tingat Usia................................ 22
Tabel 5.Pemerikasaan Tingkat kesadaran................................................... 22
Tabel 6.Identitas Saudara Kandung……………………………... ............. 52
Tabel 7.Riwayat Imunisasi.......................................................................... 55
Tabel 8.Pola Nutrisi Pada Tiap Tahapan Usia…………… ........................ 56
Tabel 9.Aktivitas Sehari-Hari………………….......................................... 58
Tabel 10.Pengukuran Antropometri………................................................. 59
Tabel 11.Pemeriksaan Laboratorium……………........................................ 62
Tabel 12.Klasifikasi Data............................................................................. 63
Tabel 13.Analisa Data.................................................................................. 63
Tabel 14.Rencana Asuhan Keperawatan...................................................... 66
Tabel 15.Implementasi dan Evaluasi........................................................... 70
DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

Gambar 1. Fakor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Gastroenteritis... 9


Gambar 2. Patofisiologi dan Penyimpangan KDM Gastroenteritis............... 13
Gambar 3. Kerangka Konsep Penelitian……………….. 44
……………….......
Gambar 4. Genogram Tiga Generasi…...……………………………........... 54
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Format Pengkajian Pengkajian keperawatan Anak


Lampiran 2. Surat Mohon Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 3. Surat Keterangan Selesai Meneliti
Lampiran 4. Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 5. Satuan Acara Penyuluhan Gastroenteritis Akut
Lampiran 6. Lifleat Gastroenteritis Akut
Lampiran 7. Daftar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah (KTI)
INTISARI

Asuhan Keperawatan Pada Klien “By. D.D” Dengan Gastroenteritis Akut


Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M Haulussy Ambon

La Hajirin 1 M. Nendissa, S.Pd., S.Kep., M.Kes 2

Penyakit Gastroenteritis masih menjadi penyebab kematian balita (bayi


dibawah lima tahun) terbesar di dunia. Tingginya kejadian Gastroenteritis dipicu
oleh pengelolaan air yang buruk dan faktor perilaku hidup sehat masyarakat yang
rendah. Angka kejadian Gastroenteritis akut, disebagian besar wilayah Indonesia
hingga saat ini masih tinggi. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 2004 angka kematian akibat Gastroenteritis akut 23 per 100.000 penduduk
dan pada balita 75 per 100.000 balita.
Tujuan dari penulisan ini adalah agar mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada By. “D.D” dengan Gastroenteritis Akut yang dirawat di Ruang
Anak RSUD Dr. M. Haulussy Ambon sesuai dengan pendekatan proses
keperawatan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yang berupa
studi kasus yaitu penerapan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan,
Dari hasil pengkajian pada pasien dengan Gastroenteritis akut data yang
didapatkan yaitu keadaan umum lemah, bayi tampak rewel, mata cekung, turgor
kulit jelek, membran mokosa bibir kering, terdengar bunyi kembung pada perut
saat diperkusi, Bunyi peristaltik usus terdengar 36x/menit, dibagian anus tampak
kemerahan, konsistensi feses encer, orang tua sering bertanya-tanya tentang kodisi
bayinya, ekspresi wajah tampak gelisah, bayi terlihat takut bila di dekati oleh
perawat.
Dari data tersebut didapatkan diagnosa yang muncul adalah Defisit volum
cairan berhubungan dengan out put yang berlebihan, Perubahan eliminasi BAB
berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus, Resiko kerusakan integritas
kulit berhubungan dengan seringnya BAB, Ansietas orang tua dan anak
berhubungan dengan hospitalisasi,
Setelah melakukan asuhan keperawatan selama tiga hari menunjukkan
bahwa masalah. Defisit volum cairan berhubungan dengan out put yang
berlebihan, Perubahan eliminasi BAB berhubungan dengan peningkatan
peristaltik usus, Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan seringnya
BAB, Ansietas orang tua dan anak berhubungan dengan hospitalisasi, sudah
teratasi karena pasien sudah diperbolehkan untuk pulang.

Kata kunci : Asuhan Keperawatan, Gastroenteritis Akut.

1. Mahasiswa pada Jurusan Keperawatan Ambon Angkatan 2010


2. Dosen pada Jurusan Keperawatan Ambon

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan dilaksanakan dengan memperhatikan dinamika kependudukan,

epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan, kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta globalisasi dan demokratisasi dengan semangat

kemitraan, kerja sama lintas sektoral serta mendorong peran serta aktif

masyarakat. Melalui Visi, Misi Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan,

Untuk mencapai masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan ditempuh

melalui. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan

masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, Melindungi kesehatan

masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna,

merata, bermutu, dan berkeadilan, Menjamin ketersediaan dan pemerataan

sumberdaya kesehatan, Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

(Kementerian kesehatan 2010)

Salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan adalah gastroenteritis akut.

Gastroenteritis akut adalah peradangan akut lapisan lambung dan usus yang ditandai
dengan anoreksia, rasa mual, nyeri abdomendan diare. Gastroenteritis sampai saat ini

masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga

di negara maju. Penyakit ini masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar

Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. Gastroenteritis

akut juga sering disebut flu perut tetapi penyakit ini tidak disebabkan oleh virus

influenza. Virus yang dapat menyebabkan gastroenteritis akut meliputi

rotaviruses, adenoviruses, caliciviruses, astroviruses, norwalk virus dan

sekelompok noroviruses. Gastroenteritis akut juga disebabkan oleh bakteri dengan

gejala utama gastroenteritis akut yaitu seperti muntah-muntah, sakit kepala,

demam, dan kadang-kadang abdominal cramps (Powel, 2003).

Penyakit Gastroenteritis masih menjadi penyebab kematian balita (bayi

dibawah lima tahun) terbesar di dunia. Menurut catatan Unicef, setiap detik satu

balita meningggal karena gastroenteritis. Di Afrika anak-anak terserang

gastroenteritis empat kali per tahunnya dibandingkan dengan negara berkembang

lainnya mengalami serangan gastroenteritis tiga kali per tahun. Di Inggris satu

dari lima orang menderita penyakit gastroenteritis setiap tahunnya. Tingginya

kejadian di Negara Barat ini oleh karena (Foodgorne infection and waterborn

infection) yang disebabkan oleh bakteri salmonella, campylobacter jejuni,

stafilococcus aureus, bacillus careus, clostridium perfrigeus dan enterohemorrgie,

ecerchia coli. Di Negara berkembang, menyebabkan kematian sekitar juta

penduduk pertahun (Haryati, 2008).

Tingginya kejadian Gastroenteritis dipicu oleh pengelolaan air yang buruk dan

faktor perilaku hidup sehat masyarakat yang rendah. Berdasarkan hasil studi basic
human service pada tahun 2007, hampir semua rumah tangga (99,20%), di Indonesia

memasak air sendiri untuk minum. Namun akibat tidak dikelola dengan baik,

sekitar 47,5% air yang diminum tetap terkontaminasi bakteri E. coli (Kemal,

2007).

Angka kejadian Gastroenteritis akut, disebagian besar wilayah Indonesia

hingga saat ini masih tinggi. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)

tahun 2004 angka kematian akibat Gastroenteritis akut 23 per 100.000 penduduk

dan pada balita 75 per 100.000 balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten

di 16 provinsi melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) Gastroenteritis di

wilayahnya. Jumlah kasus Gastroenteritis akut yang dilaporkan sebanyak 10.980

dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal tersebut, utamanya disebabkan

rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat

(Astaqauliyah, 2011).

Berdasarkan data yang di peroleh dari medical record Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. M. Haulussy Ambon diperoleh data yang menderita penyakit

Gastroenteritis pada 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.

TABEL 1
DISTRIBUSI PASIEN DENGAN GASTROENTERITIS AKUT DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH Dr. M. HAULUSSY AMBON PADA
TAHUN 2011 – 2013

Jumlah pasien dengan gastroenteritis


No Tahun
Laki-laki Perempuan Jumlah
1 2011 285 198 483
2 2012 373 231 604
3 Jan – Juli 2013 191 134 325
Total 849 563 1412
Sumber : Rekam Medik RSUD. Dr. M. Haulussy Ambon, 2013
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari upaya

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan pada

berbagai sarana pelayanan kesehatan maupun di rumah sakit. Praktik keperawatan

pada dasarnya adalah memberikan asuhan keperawatan. Spektrumnya luas, mulai

dari melaksanakan pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosis keperawatan,

menyusun perencanaan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan

keperawatan (Soedarmono Soejitno, 2010).

Melihat keterangan di atas maka peran perawat sebagai promotif, preventif

kuratif, akan rehabilatif serta sebagai pemberi pelayanan kesehatan secara umum

ditantang untuk terus mengembangkan agar angka kecacatan dan kematian data

dikurangi dengan cara mengembangkan kemampuan dan mengikuti

perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, maka penulis tertarik untuk

mengambil kasus ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada “By.D.D” dengan

Gastroenteritis Akut di ruang Ruang Anak RSUD Dr.M. Haulussy Ambon”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka Rumusan masalah

pada penelitian ini adalah "Bagaimana Menerapkan Asuhan Keperawatan Pada

“By.D D” Dengan Gastroenteritis Akut Di Ruangan Anak RSUD Dr.M. Haulussy

Ambon.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian adalah :

1. Tujuan Umum
Untuk dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan untuk mengatasi masalah pada bayi dengan

penyakit gastroenteristis akut.

2. Tujuan khusus

Diharapkan penelitian ini akan dapat mengembangkan kemampuan

penulis dalam melaksanakan proses keperawatan yakni :

a. Dapat Melakukan pengkajian pada “By.D D” yang menderita

Gastroenteritis akut di Ruangan Anak RSUD Dr. M. Haulussy Ambon.

b. Dapat menentukan masalah dan diagnosa keperawatan pada “By.D D” yang

menderita Gastroenteritis akut di Ruangan Anak RSUD Dr. M. Haulussy

Ambon.

c. Dapat membuat perencanaan asuhan keperawatan yang menyeluruh pada

“By.D.D” yang menderita Gastroenteritis akut di Ruangan Anak RSUD Dr. M.

Haulussy Ambon.

d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan yang menyeluruh pada “By.D D” yang

menderita Gastroenteritis akut di Ruangan Anak RSUD Dr. M. Haulussy Ambon

berdasarkan rencana yang telah ditetapkan dan sesuai dengan kebutuhan pasien.

e. Dapat melaksanakan evaluasi keperawatan untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan asuhan keperawatan yang telah diterapkan pada “By.D D”

yang menderita Gastroenteritis akut di Ruangan Anak RSUD Dr. M.

Haulussy Ambon.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan ilmu kesehatan serta teori-teori

kesehatan, khususnya dalam upaya penerapan asuhan keperawatan pada pasien

dengan gastroenteritis akut.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kepustakaan dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan keperawatan, sehingga pendidikan akan

menghasilkan tenaga keperawatan yang terampil dan professional.

b. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan dan informasi dalam upaya meningkatkan

asuhan keperawatan di rumah sakit khususnya pada kasus Gastroenteritis

pada Anak.

a. Bagi Penulis

Memperoleh pengalaman yang nyata dalam menerapkan asuhan

keperawatan pada pasien dengan gastroenteritis akut. Disamping itu juga,

merupakan salah satu persyaratan untuk mengikuti ujian akhir program pada

Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Gastroenteritis akut

1. Pengertian

Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan

dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau

lebih buang air dengan bentuk tinja yang encer dan cair (Suriadi,2010).

Gastroenteritis adalah peradangan akut lapisan lambung dan usus yang di

tandai denagn anoreksia, rasa mual, nyeri abdomen dan diare (Edelwz, 2009).

Gastroenteritis adalah Suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal

atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran,

serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari

dengan atau tanpa lendir darah (Aziz, 2006).

Gastroenteritis adalah Penyakit yang ditandai dengan bertambahnya

frekuensi defikasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan

konsistensi tinja (menjadi cair) dengan/tanpa darah atau lendir (Suratmaja,

2005).

Berdasarkan defenisi penyakit gastroenteritis menurut para ahli maka

penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa penyakit gastroenteritis

adalah meningkatnya frekwensi buang air besar dimana pada bayi > 4x/

hari dan pada anak >3x/ hari dengan konsistensi tinja encer, cair, dapat

disertai lendir dan darah yang dapat menyebabkan terjadinya kekurangan

cairan dan elektrolit yang berlebihan.


2. Etiologi

Gastroenteritis bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya.

Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya gastroenteritis. Secara umum,

berikut ini beberapa penyebab gastroenteritis menurut Rofiq (2007), yaitu :

a. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit

b. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu

c. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti :

campak, infeksi telinga, infeksi tenggorokan, dan malaria.

d. Pemanis buatan, makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan

menarik air dari dinding usus. Dilain pihak, pada keadaan ini proses transit

di usus menjadi sangat singkat sehingg air tidak sempat diserap oleh usus

besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada gastroenteritis. Selain

rotavirus, gastroenteritis juga disebabkan akibat kurang gizi, alergi, tidak

tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang

memiliki intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau

hanya sedikit memiliki enzim laktosa yng berfungsi mencerna laktosa yang

terkandung susu sapi.

e. Faktor Psikologis : Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada

anak yang lebih cemas).


Menurut Suratmadja (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

gastroenteritis dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Keadaan Hygiene & Sanitasi Sosial Budaya Penderita Gastroenteritis Meninggal


Gizi

Kuman/
Penyebab Masyarakat Carier
Penyakit
gastroenteriti
s
Keadaan Penduduk Sosial EKonomi Lain-lain faktor

Sumber : Suratmaja, 2005

GAMBAR 1
FAKOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
GASTROENTERITIS
3. Derajat Dehidrasi

Ada beberapa teori tentang menentukan derajat dehidrasi. Menurut

Suratmaja (2006), menilai derajat dehidrasi dengan kehilangan berat badan

yaitu :

a. Dehidrasi ringan : Bila terjadi penurunan berat badan 2½ - 5% dengan

volume cairan yang kurang dari 50 ml/Kg

b. Dehidrasi sedang : Bila terjadi penurunan berat badan 5 – 10% dengan

volume cairan yang kurang dari 50 ml/Kg

c. Dehidrasi berat : Bila terjadi penurunan berat badan > 10 %, dengan

volume cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/Kg
4. Manifestasi Klinis

Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya

meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul

gastroenteritis, tinja cair dan mungkin disertai lendir atau darah. Warna tinja

makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan

empedu. Anus dan daerah sekitarnya menjadi lecet karena seringnya defikasi

dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat,

yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama

gastroenteritis. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah

gastroenteritis dan dapat di sebabkan oleh lambung yang turut meradang atau

akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, maka gejala dehidrasi

mulai tampak, berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-

ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak

kering (Abdurrahman, 2000).

Gastroenteritis akut karena infeksi dapat disertai muntah-muntah, demam,

tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal

dari gastroenteritis yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah

kematian akibat dehidrasi yang menimbulkan renjatan hipovolemik atau

gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolik yang berlanjut. Seseorang

yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata

cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun

serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air

yang isotonik. Karena kehilangan bikarbonat (HCO3) maka perbandingannya


dengan asam karbonat berkurang mengakibatkan penurunan pH darah yang

merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi pernapasan meningkat dan

lebih dalam (pernapasan kussmaul).

Gangguan kardiovaskuler pada tahap hipovolemik yang berat dapat berupa

renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah

menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin

dan kadang-kadang sianosis. Karena kekurangan kalium pada gastroenteritis

akut juga dapat timbul aritmia jantung.

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun

sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul

penyakit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal

akut (Iwansain, 2007).

5. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis menurut

(Iwansain, 2007) yaitu:

a. Gangguan osmotik

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan

tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran

air dan elektrolit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan

merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul gastroenteritis.


b. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan

terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan

selanjutnya timbul gastroenteritis kerena peningkatan isi lumen usus.

c. Gangguan mortilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus

untuk menyerap makanan sehingga timbul gastroenteritis. Sebaliknya bila

peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan,

selanjutnya dapat timbul gastroenteritis pula.

Gambar Patofisiologi dan penyimpangan KDM dapat dilihat pada

gambar berikut ini :


Faktor Infeksi Faktor Malabsorsi Faktor makanan Faktor
Mikroorganisme patogen Zat-zat sulit diserap/diabsorsi - Makanan basi psikologis
- Beracun - Rasa takut
Infeksi Peningkatan tekanan osmotik - Alergi - cemas

Peningkatan sekresi aktif cairan Pergeseran cairan & elektolit ke dalam Distres G.I
usus

Rx imunologik Pelepasan toksin Peningkatan motalitas usus


Perubahan Eliminasi
Distres G.I Diinvaginasi oleh leucosit Peristaltik usus meningkat
BAB
Mual, muntah Melepaskan zat interleukin I DIARE
& prostaglandin E2 kedalam Peningkatan Perubahan
cairan tubuh frekuensi defikasi status
Pengeluaran isi Pengeluaran cairan & elektrolit kesehatan
lambung meningkat Daerah parineal
basah
Anoreksia Hipothalamus (set point) Hospitalisasi
Defisit volume
Intake yang inadekuat Set point berubah cairan Kurang pengetahuan tentang
Resiko
dari Resiko syok peyakit, perawatan & peng
kerusakan
Titik 0

Nutrisi kurang dari Resiko penigkatan panas tubuh Kompenisasi tubuh Steresor bagi anak & orang tua
kebutuhan tubuh
Tubuh mengeluarkan panas Peningkatan metabolisme Perubahan rasa nyaman Koping
tubuh inefektif

Hipertermi Pelepasan energi dalam bentuk Ansietas orang tua dan


panas

Sumber: Carpenito, 2006


GAMBAR 2
PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM GASTROENTERITIS
6. Komplikasi

Menurut Nursalam (2008), akibat diare dan kehilangan cairan serta

elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut:

a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik).

b. Renjatan hipovolemik.

c. Hipokalemia (gejala meteorismus, hipotoni otot lemah, dan bradikardi).

d. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim

laktose.

e. Hipoglikemia.

f. Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.

g. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik).

7. Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium penting artinya dalam menegakan diagnosa

kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula.

Menurut Abdurrahman (2002), pemeriksaan laboratorium yang harus

dilakukan yaitu :

a. Pemeriksaan tinja

1) Makroskopis dan mikroskopis

2) pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet

clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula.

3) Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.


b. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah, dengan

menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan

c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor

dalam serum (terutama pada penderita gastroenteritis yang disertai kejang).

e. Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau

parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita

gastroenteritis kronik.

8. Penatalaksanaan

Dasar pengobatan gastroenteritis menurut (Abdurrahman, 2002) adalah:

a. Pemberian cairan

1) Cairan dehidrasi oral (oral dehydration salts)

Formula lengkap mengandung NaC, NaHCO3, KCl dan glukosa.

Kadar natrium 90 mEq/l untuk kolera dan gastroenteritis akut pada anak

di atas enam bulan dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa

dehidrasi (untuk pencegahan dehidrasi).

Formula sederhana (tidak lengkap) hanya mengandung NaCl dan

sukrosa atau karbohidrat lain, misalnya larutan gula garam, larutan air

tajin garam, larutan tepung beras garam dan sebagainya untuk

pengobatan pertama di rumah pada semua anak dengan gastroenteritis

akut baik sebelum ada dehidrasi maupun setelah ada dehidrasi ringan.

2) Cairan parenteral
DG aa (1 bagian larutan Darrow + 1 bagian glukosa 5%). RG g (1

bagian Ringer laktat + 1 bagian glukosa 5%). RL (Ringer Laktat). 3 @

(1 bagian NaCl 0,9% = 1 bagian glukosa 55 + 1 bagian Nalaktat 1/6

mol/1). DG 1 : 2 (1 bagian larutan Darrow + 2 bagian glukosa 5%).

RLg 1 : 3 (1 bagian Ringer Laktat = 3 bagian glukosa 5-10%). Cairan

4 : 1 (4 bagian glukosa 5-10% + 1 bagian NaHCO 3 1 ½ % atau 4 bagian

glukosa 5-10% 1 bagian NaCl 0,9%).

b. Pengobatan diatetik

1) Untuk anak di bawah satu tahun dan anak di atas satu tahun dengan

berat badan kurang dari 7 kg. Susu (ASI dan atau susu formula yang

mengandung laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh, misalnya

LLM, Almiron). Makanan setengah padat (bubur susu) atau makanan

sehat (nasi tim) bila anak tidak mau minum susu karena di rumah sudah

biasa diberi makanan padat. Susu khusus yaitu susu yang tidak

mengandung laktosa atau susu dengan asam lemak bernatia

sedang/tidak jenuh, sesuai dengan kelainan yang ditemukan.

2) Untuk anak di atas satu tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg.

Makanan padat atau makanan cair/susu sesuai dengan kebiasaan makan di

rumah.

c. Obat-obatan

Prinsip pengobatan gastroenteritis ialah menggantikan cairan yang

hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung

beras dan sebagainya).

1) Obat anti sekresi

a) Asetasol

Dosis: 25 mg/tahun dengan dosis minimum 30 mg.

b) Klorpromazin

Dosis: 0,5 – 1 mg/KgBB/hari.

2) Obat anti spasmolitik

Pada umumnya obat anti spasmolitik seperti papaverine, ekstrak

beladona, opium, loperamid dan sebagainya tidak diperlukan untuk

mengatasi gastroenteritis akut.

3) Obat pengeras tinja

Obat pengeras tinja seperti kaolin, pectin, charcoal, tabonal dan

sebagainya tidak ada manfaatnya untuk mengatasi gastroenteritis.

4) Antibiotika

Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan untuk mengatasi

gastroenteritis akut, kecuali bila penyebabnya jelas seperti: (a) Kolera,

diberikan tetrasiklin 25 – 50 mgBB/hari; dan (b) Campylobacter,

diberikan eritromisin 40 – 50 mgBB/hari.

Antibiotika lain dapat diberikan bila terdapat penyakit penyerta

seperti misalnya: (a) Infeksi ringan (OMA, faringitis), diberikan

penisilinprokain 50.000 U/kkbb/hari; (b) Infeksi sedang (Bronkitis),

diberikan penisilin prokain atau ampisilin 50 mg/KgBB/hari; dan (c)


Infeksi berat (misal Bronkopneumonia), diberikan penisilin prokain

dengan kloramfenikol 75 mg/KgBB/hari atau ampisilin 75–100

mg/KgBB/hari ditambah gentamisin 6 mg/KgBB/hari atau derivate

sefalosforin 30–50 mg/KgBB/hari.

B. Konsep Dasar Keperawatan

1. Pengertian Keperawatan

Keperawatan adalah suatu pelayanan kesehatan profesional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada

ilmu dan kiat keperawatan dengan bentuk pelayanan biologis, psikologis, sosial

dan spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu dan

masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit dan mencakup seluruh proses

kehidupan manusia (Setiadi, 2008).

2. Proses Keperawatan

a. Proses keperawatan

1) Pengertian

Proses keperawatan adalah suatu system dalam merencanakan

asuhan keperawatan yang terdiri dari 5 tahap yang meliputi pengkajian,

diagnose keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi

(Lismindar,2005).

Proses keperawatan adalah serangkaian tindakan yang sistematik dan

berkesinambungan meliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah

kesehatan individu atau kelompok baik yang aktual maupun potensial,

kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan, mengurangi,


atau mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan tindakan

keperawatan serta mengevaluasi keberhasilan dan tindakan yang

dikerjakan (Rohman dan Walid,2009).

b. Tahap-tahap Dalam Proses Keperawatan

1) Pengkajian

Pengkajian adalah tahapa awal dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses pengupulan data yang sistematisdari berbagai

sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.

tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam memberikan asuhan

keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu (klien), (Nursalam,2009).

Keberhasilan proses keperawatan sangat bergantung pada

kecermatan dan ketelitian dalam tahapan pengkajian, yang terdiri dari

beberapa tahapan yaitu pengumpulan data, analisa data, dan interpretasi

data.

Data-data yang dikaji pada pasien gastroenteritis dengan dehidrasi

sedang adalah :

a) Pengumpulan data

(1) Biodata

Pada biodata diperole data tentang nama, umur, tempat

tinggal, pekerjaan dan pendidikan. Menunjukan tingkat

pengetahuan, kehidupan sosial ekonomi pasien dan jenis pekerjaan.

(2) Riwayat kesehatan


(a) keluhan utama

Keluhan utama adalah suatu hal yang dirasakan pasien,

dimana pasien membutuhkan bantuan karena mersakan sakit

dan memerluka bantuan fasilitas kesehatan. Pasien buang air

berkali-kali dengan konsistensi encer.

(b) Riwayat penyakit sekarang

Riwayat penyakit yang menyebabkan pasien masuk

rumah sakit saat ini. Gejala yang diraskan bermacam-macam,

Buang air besar (BAB) yang lebih dari empat kali sehari

dengan konsistensi encer yang menyebabkan kekurangan

cairan tubuh yang berakibat terjadinya syok dan kematian.

(c) Riwayat kesehatan masa lalu

Merupakan keadaan kesehatan pasien di masa lalu yang

mendasari terjadinya gastroenteritis atau penyakit infeksi

lainnya yang menyebabkan terjadinya gastroenteritis.

(d) Riwayat kesehatan keluarga

Yang perlu diketahui apakah anggota keluarga ada yang

menderita penyakit menular apakah ada riwayat penyakit

keturunan serta mempunyai resiko terhadap penyakit tertentu.

(3) Pola aktivitas sehari-hari

Aktivitas sehari-harinya apakah ada suatu gangguan selama

sakit di rumah sakit.

(4) Pemeriksaan fisik


Rahayu (2009), mengemukakan tanda-tanda vital yaitu :

(a) Suhu
Suhu normal anak sebagai berikut : 3 bulan (37,5°C), 6

bulan (37,5ºC), 1 tahun (37,2°C), 3 tahun (37,2ºC), 7 tahun

(36,8°C), 9 tahun (36,7ºC), 11 tahun (36,7°C), dan 13 tahun

(36,6ºC).

berbeda 0,5°C-1ºC masih dikategorikan normal.

Kenaikan 1°C memerlukan hidrasi cairan sebanyak 5-10

cc/kgBB/hari (Rahayu,2009).

Nilai normal Nadi sesuai tingkatan usia dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

TABEL 2
NILAI NORMAL NADI SESUAI TINGKATAN USIA

BAYI/ANAK BANGUN TIDUR DEMAM


Baru lahir 100-180x/menit 80- 220x/menit
160x/menit
1 miggu-3 bulan 100-220x/menit 80- 220x/menit
120x/menit
3 bulan-2 tahun 80-150x/menit 70-90x/menit 220x/menit
2-10 tahun 70-110x/menit 60-90x/menit 220x/menit
10 thun- dewasa 55-90x/menit 50-90x/menit 220x/menit
Sumber : Rahayu (2009)

Nilai normal pernapasan sesuai tingkatan usia dapat dilihat

pada Tabel berikut ini :

TABEL 3
NILAI NORMAL PERNAPASAN SESUAI
TINGKATAN UMUR

USIA PERNAFASAN
Bayi baru lahir (1-11 bulan) 35x/menit
2 tahun 30x/menit
4 tahun 23x/menit
6 tahun 20-21x/menit
8 tahun 19x/menit
10-12 tahun 18x/menit
14 tahun 17x/menit
16 tahun 16-18x/menit
Sumber : Rahayu (2009)

Nilai normal Tekanan darah sesuai tingkatan usia dapat

dilihat pada Tabel dibawah ini :

TABEL 4
NILAI NORMAL TEKANAN DARAH SESUAI TINGKATAN USIA

USIA TEKANAN DARAH


Neonatus 70/40 mmHg
Bayi 90/60 mmHg
Anak 110/70-120/80 mmHg
Dewasa 130/80-140/90 mmHg
Sumber : Rahayu (2009

Rahayu (2009) juga menjelaskan mengenai pemeriksaan

tingkat kesadaran yaitu : dapat dilihat pada table berikut ini :

TABEL 5
PEMERIKSAAN TINGKAT KESADARAN

JENIS PEMERIKSAAN NILAI


1 2
Membuka mata :
1. Spontan 4
2. Rangsangan verbal 3
3. Dengan nyeri 2
4. tidak ada respon 1
Verbal > 2 tahun :
1. Berorientasi 5
2. Bingung 4
3. Acuh 3
4. Tidak komprehensif 2
5. Tidak ada respons 1
Verbal< 2 tahun :
1. Senyum 5
2. Menangis 4
3. Menangis yang persistem 3
4. Lemas 2
5. Tidak ada respons 1
Motorik :
1. Spontan 6
2. Melokalisasi nyeri 5
3. Menjauh dari nyeri 4
4. Fleksi terhadap nyeri 3
5. Ekstensi terhadap nyeri 2
6. tidak ada respons 1
Sumber : Ridwan (2000)

Skor : 15 (compos mentis), 12-14 (somnolen), 8-11 (sopor),

dan 3-7 (koma).

Tingkat dehidrasi, karakteristi dan eliminasi (frekuensi,

warna, adanya darah, jumlah, penurunan substansi atau gula), kutur

parasit, distensi abdomen, kondisis kulit, reaksi verbal dan non

verbal mengindikasikan nyeri.

(5) Riwayat psikososial

Keadaan emosi pasien mengenai persepsi terhadap

penyakitnya yaitu timbul kecemasan dan ketakutan yang

menyebabkan perubahan pada diri pasien.

(6) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang digunakan untuk menegakkan

diagnose dan tindakan selanjutnya. Pemeriksaan meliputi

pemeriksaan feses, atau cultur (Rektal sweb) dan pemeriksaan

elektrolit.

b) Analisa data
Analisa data adalah kemampuan mengaitkan data dan

menghubungkan data tersebut dengan konsep teori dari prinsip yang

relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah

kesehatan dan keperawatan pasien (Lismidar,2005).

Haryanto, (2007), berpendapat bahwa setiap melakukan

pengkajian, kita akan mendapatkan banyak data. selama melakukan

pengalaman klinik kepada pasien dan keluarganya, perawat harus bisa

mengambil keputusan dan memilih mana data yang penting dan tidak.

Data dikumpulkan melalui penglihatan, sentuhan, pengecapan,

pendengaran dan penciuman. Kemampuan menginterpretasi data

bergantung pada pengetahuan, nilai, dan pengalaman perawat. Setelah

data terkumpul, data harus ditentukan validasinya. Untuk

mempraktikkan perawatan dengan baik, perawat harus belajar

membuat validasi secara tepat. Sejalan dengan pengalaman, kita akan

dapat mengumpulkan, interpretasi, dan menentukan validasi data.

Setiap data yang didapat, kemudian di analisis sesuai dengan masalah.

Menentukan validasi data membantu menghindari kesalahan dalam

interpretasi data.

2) Diagnosa Keperawatan

Rohmah dan Walid (2009), memaparkan tentang pengertian dari

diagnosa keperawatan, yaitu merupakan pernyataan yang

menggambarkan respons manusia (keadaan sehat atau perubahan pola

interaksi aktual / potensial) dari individu atau kelompok ketika perawat


secara legal mengidentifikasi dan dapat memberikan intervensi secara

pasti untuk menjaga status kesehatan atau untuk mengurangi,

menyingkirkan, atau mencegah perubahan.

Perumusan masalah keperawatan ditulis dalam suatu diagnosa

keperawatan yang merupakan pernyataan dan disertai dengan penjelasan

mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau resiko.

Menurut NANDA dalam Nursalam (2001), Diagnosa keperawatan

adalah keputusan klinik mengenai respons individu keluarga dan

masyarakat berkaitan dengan masalah kesehatan aktual atau potensial,

sebagai dasar seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan

asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat. Diagnosa

keperawatan diangkat dari kumpulan data yang diperoleh dari pengkajian

melalui observasi, wawancara dan studi kepustakaan.

Menurut, M. E. Doenges (2000) diagnosa keperawatan yang sering

muncul pada klien gastroenteritis adalah :

a) Perubahan eliminasi alvi (BAB) gastroenteritis

berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus.

b) Perubahan keseimbangan cairan elektrolit kurang

dari kebutuhan berhubungan dengan out put yang berlebihan.

c) Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan berhubungan dengan inadekuat absorbsi nutrisi.

d) Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan

frekuensi BAB berlebihan


e) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan

dengan seringnya BAB.

f) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan

kontaminasi dengan organisme patogen

g) Resiko tinggi gangguan sirkulasi darah

berhubungan dengan asidosis metabolik sekunder terhadap kehilangan

cairan dan elektrolit.

h) Resiko terjadinya syok berhubungan dengan

kehilangan cairan dan elektrolit.

i) Ansietas dan takut pada anak/orang tua

berhubungan dengan hospitalisasi kondisi anak.

3) Perencanaan

Perencanaan dalam proses keperawatan dimulai setelah data yang

dikumpulkan sudah dianalisa dan masalah-masalah atau diagnosa

keperawatan telah ditentukan. Secara sederhana perlu cara merumuskan

keputusan awal apa yang akan dilakukan, bagaimana, kapan itu

dilakukan, dan siapa yang akan melakukan kegiatan tersebut.

Perencanaan mencakup diagnosa keperawatan yang telah

diprioritaskan, tujuan, kriteria standart dan rasionalisasi tindakan.

a) Perubahan eliminasi alvi (BAB) gastroenteritis berhubungan dengan

peningkatan peristaltik usus.

Tujuan : Pola elminasi alvi (BAB) kembali normal sasaran 24 jam

Kriteria :

(1) Frekuensi BAB 1 – 3 x/hari


(2) Konsistensi lembek

(3) Turgor kulit baik

Intervensi :

(1) Kaji pola elminasi BAB : frekuensi dan pengikatan konsistesi

feces

Rasional : Mengetahui pola eliminasi klien

(2) Pertahankan lingkungan bebas bau untuk pasien

(b) Ganti pakaian basah

(c) Beri pengharum ruangan

Rasional : Mencegah terjadinya iritasi

(3) Turunkan aktivitas fisik selama episode gastroenteritis

Rasional : Menghindari efek yang lebih parah

(4) Berikan makanan yang tidak merangsang dan rendah serat

Rasional : Mencegah terjadinya episode gastroenteritis

(5) Obsevasi tanda-tanda vital

Rasional : Memonitor adanya kelainan pada TTV

(6) Anjurkan pada pasien dan keluarga untuk memberikan minum

yang banyak 2 x dari jumlah BAB

Rasional : Mencegah terjadinya dehidrasi

(7) Ukur dan catat input dan output

Rasional : Intake dan output seimbang

(8) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi


Rasional : Mencegah terjadinya komplikasi yang lebih lanjut

(9) Memberikan HE

Rasional : Ibu dapat mengetahui dan memahami tentang penyakit

b) Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

out put yang berlebihan.

Tujuan : keseimbangan cairan elektrokit adekuat

Kriteria :

(1) Haluaran urine adekuat dengan berat jenis adekuat

(2) Tanda vital normal

(a) Nadi : 80-150x/menit

(b) Suhu : 36,5 0 C – 37,20 C

(c) TD : 65-115/40-80 mmHg

(d) RR : 30-40x/menit

(3) Membran mukosa lembab

(4) Turgor kulit baik (< 2 detik kembali)

Intervensi :

(1) Kaji tanda-tanda vital

Rasional : dengan mengkaji tanda-tanda vital, maka kondisi

pasien dapat di monitoring sedini mungkin

(2) Observasi kulit kering berlebihan, membran mukosa, penurunan

turgor kulit.

Rasional : adanya perubahan kulit, membran mukosa, turgor kulit

merupakan merupakan indikator untuk meningkatkan tingkat

rehidrasi

(3) Observasi Intake dan output klien


Rasional : Dengan mengobservasi Intake dan output klien dapat

diketahui secara objektif sejauh mana ketidak seimbangan cairan

yang dialami pasien sehingga dapat segera dilakukan intervensi

yang tepat secepatnya

(4) Berikan minum air hangat sesuai kebutuhan tubuh

Rasional : Dengan memberikan minum air hangat sebanyak

mungkin, akan dapat mengurangi rangsangan muntah dan dapat

mengimbangi cairan yang hilang

(5) Awasi hasil laboratrium

Rasional : Menentukan kebutuhan penggantian dan keefektifan

terapi.

(6) Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberia

(a) Cairan parenteral

Rasional : Pemberian cairan akan dapat segera mengembalikan

keseimbangan cairan dan elektrolit klien yang hilang.

(b) Obat-obatan

sesuai indikasi

Rasional : Dengan pemberian obat-obatan sesuai indikasi

dapat mempercepat proses penyembuhan sehingga tujuan

dapat tercapai secara maksimal.

(7) Berikan penjelasan kepada keluarga dan pasien tentang manfaat

minum dan tindakan yang telah dilakukan

Rasionalisasi : Dengan memberikan penjelasan pada klien tentang

manfaat minum dan tindakan yang telah dilakukan akan

memberikan pemahaman kepada keluarga dan pasien sehingga

tercipta hubungan yang teraupetik.


c) Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan

dengan inadekuat absorbsi nutrisi.

Tujuan : Pemenuhan nutrisi adekuat

Kriteria :

(1) Pasien mampu meningkatkan masukan oral dengan menghabiskan

porsi makan yang disediakan.

(2) Berat badan ideal

Intervensi :

(1) Kaji kebisaan dan makan kesukaan klien sebelum sakit

Rasional : Dengan mengetahui kebiasan dan makanan kesukaan

klien dapat membantu dalam menentukan pemberian diet

(2) Awasi pemasukan diet, berikan makanan sedikit dalam frekuensi

sering

Rasional : Makanan banyak sulit untuk mengatur klien bila

anoreksia, pemasukan sepanjang hari dapat membantu memenuhi

kebutuhan total

(3) Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan

Rasional : Mencegah akumulasi partikel, menghilangkan bau

tidak enak dan meningkatkan nafsu makan

(4) Anjurkan pada pasien makan dalam posisi duduk

Rasional : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat

meningkatkan pemasukan

(5) Kolaborasi
(a) Konsul pada ahli gizi dukung tim nutrisi untuk memberikan

diit sesuai kebutuhan

Rasional: Memudahkan pembutan program diet, metabolisme

lemak bervariasi tergantung pengeluaran empedu. Protein

membantu regenerasis

(b) Kalaborasi tim medis dalam pemberian multivitamin

Rasional: Memperbaiki kekurangan dan membantu proses

penyembuhan.

d) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan seringnya

BAB.

Tujuan : Mempertahankan integritas kuit

Kriteria :

(1) Anus bersih dan kering

(2) Tidak tanda-tanda dan gejala-gejala yang membuat diagnosa

aktual.

Intervensi :

(1) Kaji adanya tanda-tanda kerusakan integritas kulit ; perubahan

pada turgor, gangguan warna, eritema.

Rasional : Dengan mengkaji adanya tanda-tanda kerusakan

integritas kulit maka kondisi pasien dapat di monitoring sedini

mungkin dan memungkinkan intervensi segera.

(2) Ganti balut / popok bersihkan bagian perianal dengan air bersih

Rasional : Dengan mengganti balut / popok, bersihkan bagian

perianal dengan air bersih akan dapat menghindari kondisi


perianal yang basah dan kotor, dimana kondisi ini akan dapat

meningkatkan populasi bakteri yang dapat menyebabkan infeksi

(3) Lakukan perawatan pada klien dengan tehnik aseptik pada daerah

anus

Rasional : Dengan melakukan perawatan klien dengan teknik

Aseptik akan dapat mempertahankan dan meningkatkan keadaan

Aseptik klien , dengan demikian resiko terjadinya perubahan

integritas kulit dapat ditekan sedemikian mungkin

(4) Angkat pantat klien untuk diangin-anginkan, ketika produk feses

berlebihan

Rasional : Dengan mengangkat pantat klien untuk diangin-

anginkan, ketika produk feses berlebihan akan dapat

mempercepat proses penguapan sehingga kondisi perianal anak

akan lebih cepat kering, dengan demikian resiko terjadinya

perubahan integritas kulit dapat di tekan sedemikian mungkin

(5) Atur posisi klien senyaman mungkin untuk menghindari iritasi

pada kulit

Rasional : Dengan mengatur posisi klien senyaman mungkin akan

mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi kulit pada bagian

tertentu dengan posisi ini juga dapat mengurangi keadaan stress

anak sehingga akan dapat membantu menekan faktor predisposisi

terjadinya gastroenteritis.
(6) Berikan penjelasan pada keluarga dan klien tentang pentingnya

untuk menjaga kebersihan khususnya pada daerah perianal setiap

saat.

Rasional: Dengan pemberian penjelasan pada keluarga dan pasien

akan menciptakan kerja sama yang baik dan pengalaman secara

subjek dan objektif pada keluarga dan pasien tentang manfaat

untuk menjaga personal hygiene yang berdampak pada

pencapaian tujuan secara optimal.

e) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kontaminasi dengan

organisme patogen

Tujuan : Perubahan itegritas kulit teatasi.

Kriteria :

(1) Kulit utuh

(2) Tidak terjadi perluasan iritasi

(3) Tekstur kulit baik

Intervensi :

(1) Ganti pembalut / popok yang basah dengan popok yang kering

dan bersihkan dengan air bersih

Rasional : Mencegah terjadinya iritasi

(2) Angkat pantat klien dan angin-anginkan ke udara setelah BAB

dan oleskan bedak.

Rasional : Melembabkan pantat

(3) Instruksikan pada orang tua untuk tidak menggosok dengan kain

pada daerah anal


Rasional : Dapat menimbulkan iritasi pada daerah anal

f) Resiko tinggi gangguan sirkulasi darah berhubungan dengna asidosis

metabolik sekunder terhadap kehilangan cairan dan elektrolit

Tujuan : Tidak terjadi gangguan sirkulasi darah

Kriteria :

(1) Pasien tidak mengeluh lelah dan otot lemas

(2) Pasien ada nafsu makan

(3) Pasien tidak mengeluh sakit kepala

(4) Sesak nafas tidak ada

(5) Tanda-tanda vital dalam batas normal

(a) Nadi : 80-150x/menit

(b) Suhu : 36,5 0 C – 37,20 C

(c) TD : 65-115/40-80 mmHg

(d) RR : 30-40x/menit

(6) Kesadaran kompos mentis

(7) Pemeriksaan lab :

(a) pH darah : 7,35 –7,45 meq/lt

(b) HCO3 : 22-26 Meq/lt

(c) pCo2 : 34-45 mmHg

(d) Serum darah : K+ = 3,5-5,5 Meq/lt, CL = 96-106 Meq/lt, gula

darah = 80 – 120 mg%, pH urine = 5 –7

Intervensi :

(1) Kaji dan awasi tingkat kesadaran dan catat bila ada perubahan

status neuromuskuler yang progresif


Rasional : Dapat mengetahui tingkat kesadaran klien

(2) Monitor tekanan darah

Rasional : Mengamati adanya kenaikan atau penurunan tekanan

darah

(3) Berikan pengamanan klien terhadap bahaya perlukaan karena

serangan kejang dan lakukan observasi ketat

Rasional : Mencegah terjadinya kecelakaan yang lebih parah

(4) Monitor denyut nadi dan irama jantung

Rasional : Untuk mengetahui adanya bradikardi atau tidak

(5) Observasi terhadap adanya perubahan kecepatan dan dalamnya

nafas

Rasional : Mencegah terjadinya sesak napas pada klien

(6) Awasi warna dan suhu kulit

Rasional : Mengetahui apakah klien mengalami hipertermi atau

tidak

(7) Auskultasi bising usus

Rasional : Untuk mengetahui bising usus termasuk dalam keadaan

normal atau tidak

(8) Monitor asupan dan pengaluran cairan

Rasional : Mengetahui intake dan output agar seimbang

(9) Timbang BB tiap hari

Rasional : Terjadi peningkatan atau penurunan BB

(10) Siapkan dan bantu prosedur dialisis bila di perlukan

Rasional : Memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh klien


(11) Kolaborasi pemberian obat-obatan :

(a.) Sidium karbonat

(b.) Ponanium klorida (KCL)

(c.) Pospat kasium

g) Resiko terjadinya syok berhubungan dengan kehilangan cairan dan

elektrolit.

Tujuan : Tidak terjadi syok

Kriteria :

(1) Tanda vital dalam batas normal

(a) Nadi : 80-150x/menit

(b) Suhu : 36,5 0 C – 37,20 C

(c) TD : 65-115/40-80 mmHg

(d) RR : 30-40x/menit

(2) Turgor kulit normal

(3) Asupan dan pengeluaran seimbang

Intervensi :

(1) Pantau terhadap tanda syok.

(a.) Peningkatan frekuensi nadi, tekanan darah,.

(b.) Gelisah, agetasi, perubahan fungsi mental

(c.) Peningkatan frekuensi nafas

(d.) Kulit dingin, pucat

(e.) Penurunan pH

(f.) Penurunan nadi perifer

(g.) Keluaran urine

Rasional : Mencegah terjadinya syok.


(2) Beri cairan peroral bila pasien mampu untuk mentolerans.

Rasional : Mencegah terjadinya syok juga

(3) Kolaborasi ubtuk pemberian cairan.

Rasional : Mengembalikan intake cairan

h) Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan frekuensi BAB

berlebihan

Tujuan : Tercapainya rasa nyaman

Kriteria :

(1) Ekspresi wajah pasien menunjukkan rasa nyaman

(2) BAB normal 1 – 3 x / hari

(3) Pada saat BAB tidak kesakitan

(4) Tidak ada nyeri tekan

(5) Perut tidak kembung

(6) Tidak pucat

Intervensi :

(1) Kaji adanya ketidaknyamanan : mual, muntah, gastroenteritis

Rasional : Mengetahui tanda-tanda ketidaknyamanan klien

(2) Istirahatkan pasien pada posisi yang nyaman

Rasional : Meningkatkan koping klien

(3) Dorong masukan cairan jernih dalam jumlah kecil tapi sering.

Rasional : Mencegah terjadinya dehidrasi

(4) Singkirkan pandangan yang tidak menyenangkan dan bau tidak

sedap dari lingkungan klien

Rasional : Mencegah terjadinya rasa ketidaknyamanan klien

(5) Instruksikan pada keluarga dan pasien untuk menghindari

makanan dingin dan panas serta makanan yang berlemak

Rasional : Mencegah rasa ketidaknyamanan klien


i) Ansietas dan takut pada anak/orang tua berhubungan dengan

hospitalisasi kondisi anak

Tuajuan: kecemasan orang tua teratasi dengan kriteria:

(1). Orang tua mengerti keadaan penyakit anaknya

(2). Ekspresi wajah ibu tampak tenang

Intervensi :

(1) Kaji rasa cemas yang dialami oleh orang tua

klien.

Rasional : Menetapkan tingkat kecemasan yang dialami oleh

orang tua klien.

(2) Jalin hubungan saling pecaya antara orang

tua klien, anak, dan perawat.

Rasional : Agar klien/keluarga bersikap terbuka dengan perawat.

(3) Tunjukkan sikap empati, gunakan sentuhan

pada saat yang tepat.

Rasional : Sikap empati akan membuat keluarga merasa

diperhatikan dengan sungguh – sungguh.

(4) Beri kesempatan keluarga untuk

mengungkapkan rasa cemasnya.

Rasional : Meringankan beban pikiran keluarga.

(5) berikan keyakinan kepada keluarga untuk

mengungkapkan rasa cemasnya.

Rasional : Sikap positif yang ditunjukkan tim kesehatan dan

membantu menurunkan kecemasan


(6) Berikan keyakinan pada keluarga bahwa tim

kesehatan memberikan yang terbaik dan pertolongan optimal.

Rasional : Penjelasan tentang proses penyakit (kolaborasi dokter),

menjelaskan tentang proses perawatan, menjelaskan tentang

kemungkinan pemberian perawatan intensif jika memang

diperlukan oleh klien untuk mendapatkan perawatan yang lebih

optimal.

4) Pelaksanaan

Menurut Rohmah dan Walid (2009), pelaksanaan adalah realisasi

rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan

dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,

mengobservasi respon pasien selama dan sesudah pelaksanaan tindakan

dan menilai data yang baru.

Sementara tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalam pelaksanaan

adalah :

(a) Tahap persiapan : reviuw rencana tindakan keperawatan, analisis

pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan, antisipasi komplikasi

yang akan timbul, mempersiapkan peralatan yang diperlukan (waktu,

tenaga, alat), mengidentifikasi aspek-aspek hukum dan etik,

memperhatikan hak-hak pasien, antara lain hakatas pelayanan

kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan, hakatas

informasi, hak untuk menentukan nasib sendiri, hakatas second

opinion.
(b) Tahap pelaksanaan : berfokus pada pasien, berorientasi pada tujuan

dan kriteria hasil, memperhatikan keamanan fisik dan psikologis

pasien, kompeten.

(c) Tahap sesudah pelaksanaan: menilai keberhasilan tindakan,

mendokumentasikan tindakan, yang meliputi aktivitas tindakan

perawat, hasil/repon pasien, tanggal/jam, nomor diagnosis

keperawatan, tanda tangan.

5) Evaluasi

a) Pengertian

Evaluasi adalah proses yang disengaja dan sistematik dimana

penilaian dibuat mengenai kualitas, nilai atau kelayakan dari sesuai

dengan membandingkan pada kriteria yang diidentifikasi atau standar

sebelumnya. Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu

aktifitas yang direncanakan, terus menerus, aktifitas yang disengaja

dimana setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien,

keluarga dan perawat serta tenaga profesional lainnya menentukan;

kemajuan pasien terhadap outcome yang dicapai dan keefektifan dari

rencana asuhan keperawatan (Nurjanah, 2010).

Menurut Rohmah dan Walid (2009), evaluasi adalah penilaian

dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang

diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap

perencanaan.

b) Macam evaluasi
Menurut Rohmah dan Walid (2009), macam-macam evaluasi

antara lain :

(1) Evaluasi proses (formatif) ; evaluasi yang dilakukan setiap selesai

tindakan, berorientasi pada etiologi, dilakukan secara terus-

menerus sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai.

(2) Evaluasi hasil (sumatif) :evaluasi yang dilakukan setelah akhir

tindakan keperawatan secara paripurna, berorientasi pada masalah

keperawatan, menjelaskan keberhasilan / ketidak berhasilan,

rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan pasien sesuai

dengan kerangka waktu yang ditetapkan.

Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses

keperawatan tetapi tahap ini merupakan bagian integral pada setiap

tahap proses keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk

menentukan kecukupan data yang telah dikumpulkan dan kesesuaian

perilaku yang diobservasi. Diagnosis juga perlu dievaluasi dalam hal

keakuratan dan kelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan pada tahap

intervensi untuk menentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat

dicapai secara efektif (Nursalam 2009).

Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau

perkembangan klien, digunakan komponen

SOAP/SOAPIE/SOAPIER. Penggunaannya tergantung dari kondisi

klien.

(1) S : Data Subjektif


Perawat menuliskan keluhan klien yang masih dirasakan setelah

dilakukan tindakan keperawatan.

(2) O : Data Objektif

Yaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat

secara langsung kepada klien, dan dirasakan klien setelah

dilakukan tindakan keperawatan.

(3) A : Analisis

Interpretasi dari data subyektif dan data obyektif. Merupakan

suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi,

atau juga dapat dituliskan masalah/diagnosis baru yang terjadi

akibat perubahan status kesehatan klien yang telah teridentifikasi

datanya dalam data subyektif dan obyektif.

(4) P : Planning

Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan,

dimodifikasi, atau ditambahkan dari rencana tindakan

keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya. Tindakan yang

telah menunjukkan hasil yang memuaskan dan tidak memerlukan

tindakan ulang pada umumnya dihentikan. Tindakan yang perlu

dilanjutkan adalah tindakan yang masih kompeten untuk

menyelesaikan masalah klien dan membutuhkan waktu untuk

mencapai keberhasilannya. Tindakan yang perlu dimodifikasi

adalah tindakan yang dirasa dapat membantu menyelesaikan

masalah klien tetapi perlu ditingkatkan kualitasnya atau


mempunyai alternatif pilihan yang diduga dapat membantu

mempercepat proses penyembuhan. Sedangkan rencana tindakan

yang baru/sebelumnya tidak ada dapat ditentukan bila timbul

masalah baru atau rencana tindakan yang ada sudah tidak

kompeten lagi untuk menyelesaikan masalah yang ada.

(5) I : Implementasi

Adalah tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan

instruksi yang telah teridentifikasi dalam komponen P

(perencanaan). Jangan lupa menuliskan tanggal dan jam

pelaksanaan.

(6) E : Evaluasi

Adalah respons klien setelah dilakukan tindakan keperawatan.

(7) R : Reassesment

Adalah pengkajian ulang yang dilakukan terhadap perencanaan

setelah diketahui hasil evaluasi, apakah dari rencana tindakan

perlu dilanjutkan, dimodifikasi, atau dihentikan.

C. Kerangka Konsep

Menurut Nursalam (2009), tahap yang penting dalam suatu penelitian

adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas

agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan

keterkaitan anatara variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak

diteliti). Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan hasil

penemuan dengan teori.


Berdasarkan dari data yang didapatkan maka kerangka konsep dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Variabel Dependent

Perubahan
eliminasi BAB

Defisit volume
cairan
Variabel Independent
Perubahan nurisi
kurang dari
Asuhan Keperawatan: kebutuhan tubuh
1. Pengkajian
2. Diagnosa Anak dengan
3. Perencanaan gastroenteritis Perubahan rasa
4. Implementasi nyaman
5. Evaluasi
Resiko kerusakan
integritas kulit

Resti infeksi

Resiko gangguan
sirkulasi darah

Resiko terjadinya
Keterangan : syok

: Variabel Diteliti Ansietas orang


dan anak
: Variabel Tidak Diteliti

Sumber : Doengoes, Marilynn E, 2000

GAMBAR 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan jenis

penelitian deskriptif yang berupa studi kasus dengan menggunakan pendekatan

proses keperawatan yang komprehensif meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2013 sampai dengan

tanggal 3 Agustus 2013.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di ruangan anak Rumah Sakit Umum Daerah Dr.

M. Haulussy Ambon.

C. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini adalah “By.D.D”

dengan Gastroenteritis Akut yang dirawat di ruang anak Rumah Sakit Umum

Daerah Dr. M. Haulussy Ambon.

D. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terbagi atas dua bagian yaitu variabel

independen dan variabel dependen.

a. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan

variabel lain, Variabel bebas biasanya diamati dan diukur untuk diketahui

hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain. Dalam ilmu

keperawatan, variabel bebas merupakan stimulus atau intervensi

keperawatan yang diberikan kepada klien untuk mempengaruhi tingkah laku

klien (Nursalam, 2008).

Yang menjadi variabel independen adalah asuhan keperawatan pada

“By.D.D” dengan Gastroenteritis Akut meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

b. Variabel dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

bebas atau independen.

Variabel dependen merupakan variabel yang nilainya ditentukan oleh

variabel yang lainnya . Dengan kata lain variabel dependen adalah vaktor

yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau

pengaruh dari variabel bebas (Nursalam,2008).

Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah ketidak

seimbangan cairan dan elektrolit, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

perubahan integritas kulit dan kecemasan orang tua.


2. Defenisi Operasional

Defenesi operasional adalah penjelasan defenisi dari variabel yang telah

dipilih peneliti.

a. Asuhan keperawatan adalah suatu metode atau cara yang

digunakan penulis dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada

“By.DD” terdiri dari 5 tahap yaitu pengkajian, rumusan diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

b. Pengkajian adalah upaya untuk mengumpulkan data secara

sistematis untuk kemudian diklasifikasikan dan dianalisa sehingga dapat

menentukan masalah yang dihadapi “By.DD”

c. Diagnosa keperawatan adalah merupakan suatu pernyataan yang

dirumuskan berdasarkan masalah yang dapat dari hasil pengkajian

pada“By.DD”

d. Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan

yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang ada pada

“By.DD,”

e. Implementasi adalah tindakan perawat dalam melaksanakan

rencana tindakan keperawatan yang telah disusun berdasarkan masalah

pada “By.DD”

f. Evaluasi adalah langkah terakhir dari proses keperawatan yang

merupakan pengukuran keberhasilan dari seluruh tindakan keperawatan dalam

memenuhi kebutuhan klien.


g. Bayi dengan gastroenteritis akut adalah meningkatnya

frekwensi buang air besar dimana bayi > 4x/ hari dengan konsistensi

tinja encer, cair, dapat disertai lendir dan darah yang dapat

menyebabkan terjadinya kekurangan cairan dan elektrolit yang

berlebihan.

h. Defisit volume cairan adalah merupakan penetapan masalah

keperawatan dengan melihat keseimbangan antara input dan output asupan

cairan. Terjadi pengeluaran yang berlebihan pada anak dengan

Gastroenteritis karena frekuensi BAK meningkat.

i. Perubahan eliminasi yaitu keadaan ketidak normalan frekuensi

BAB dan BAK pada klien.

j. Resiko integritas kulit merupakan penetapan masalah kesehatan

pada klien karena adanya iritasi pada daerah kulit karena terpajan dengan

kelembaban.

k. Ansietas adalah suatu kondisi dimana orang tua pasien mengalami

kekhawatiran terhadap kondisi yang dialami anaknya.

E. Alat dan Bahan

a. Alat

Alat bantu yang digunakan seperti stetoskop, thermometer, arloji, pena,

pensil, buku catatan dan timbangan berat serta meteran.

b. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah format pengkajian

pada By.D.D dengan Gastroenteritis Akut.


F. Teknik Pengumpulan Data

a. Sumber data

Sumber data terbagi atas dua macam yaitu : 1) Data primer adalah data

yang didapatkan langsung dari pasien dan keluarga; 2) data sekunder adalah

data yang didapatkan dari status pasien maupun dari bagian medikal rekor

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon

b. Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

meliputi :

1). Observasi; mengadakan pengamatan langsung terhadap klien atau orang

terdekat dengan klien atau keluarga.

2). Wawancara; dilakukan dengan mengadakan komunikasi atau tanya jawab

langsung dengan klien atau orang terdekat klien atau keluarga.

3). Pemeriksaan fisik; melalui inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Yang

dimaksud dengan inspeksi adalah pemeriksaan dengan cara melihat bagian

tubuh yang diperiksa melalui pengamatan; Palpasi adalah pemeriksaan

fisik melalui perabaan terhadap bagian-bagian tubuh yang mengalami

kelainan; Perkusi adalah pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk bagian

tubuh dengan menggunakan tangan atau alat bantu seperti perkusi hamer

untuk mengetahui antara lain refleks patela; dan Auskultasi adalah

pemeriksaan fisik dengan cara pendengaran menggunakan stetoskop.

4). Studi dokumentasi; yaitu suatu cara pengumpulan data melalui catatan

medis, status klien, maupun data statistik.


G. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan setelah pengumpulan data berdasarkan format

pengkajian dan dituangkan dalam bentuk tekstural. Setelah itu dianalisis, dan

didapatkan masalah-masalah keperawatan yang timbul. Selanjutnya dilakukan

tindakan keperawatan berdasarkan intervensi yang telah ditetapkan dan dilakukan

evaluasi. Setiap kegiatan yang dilakukan selalu didokumentasikan.

H. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tekstular dan

tabular yaitu dengan menggunakan kata-kata secara narasi dan dalam bentuk

tabel.
BAB IV

HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengkajian

a. Identitas “By.D.D”

Nama “By.D.D” lahir di Ambon, pada Tanggal 21 Agustus 2012/Usia

11 bulan, berjenis kelamin perempuan, beragama Kristen protestan dan

belum bersekolah. Saat ini “By.D.D”, tinggal di Batu gantong. “By.D.D”.

masuk ke rumah sakit pada tanggal 30 Juli 2013 pukul 20.00 WIT.

Pengkajian dilakukan pada tanggal 31 Juli 2013. “By.D.D” masuk ke rumah

sakit dengan diagnosa medis GEA. Nomor Register “By.D.D” 02-13-67.

b. Identitas orang tua

1). Ayah : Nama Tn. “A.D”, Umur 39 tahun, pendidikan SMA, pekerjaan

WIiraswasta, agama Kristen protestan, Alamat Batu gantong.

2). Ibu : nama Ny. ”Y”, Umur 39 tahun, pendidikan SMA, pekerjaan Ibu

Rumah tangga, agama kristen protestan, Alamat Batu gantong.

c. Identitas saudara kandung

Identitas saudara kandung “By.D.D”, dapat dilihat pada tabel 3

berikut ini :
TABEL 6
IDENTITAS SAUDARA KANDUNG

NO Nama Jenis kelamin Usia Hubungan Status kesehatan


1. An. J.D Laki – laki 15 Tahun Saudara kandung Sehat
2. An. N.D Laki – laki 14 Tahun Saudara kandung Sehat
3. An. A.D Perempuan 8 Tahun Saudara kandung Sehat
4. An. G.D Laki – laki 6 Tahun Saudara kandung Sehat
5. An. B.D Perempuan 5 Tahun Saudara kandung Sehat
Sumber : Data primer,31 Juli 2013.

d. Keluhan utama / Riwayat penyakit sekarang

Ibu bayi mengatakan, bayinya BAB lebih dari 6x/Hari, BAB encer, di sertai

muntah 2x, bayinya rewel.

e. Riwayat

1) Alasan masuk rumah sakit

Ibu bayi mengatakan bayinya BAB lebih dari 7x/Hari, disertai muntah

3x kemudian “By.D.D” dibawah ke RSUD Dr. M. Haulussy Ambon

pada Tanggal 30-07-2013 pukul 23:30 WIT, untuk mendapatkan

pertolongan melalui Instalasi Gawat Darurat (IRD), setelah “By.D.D”

mengalami BAB lebih dari 7x/Hari, disertai muntah 3x. Pada saat

dilakukan pengkajian pada tanggal 31 juli 2013 pukul 09.00 WIT,

didapatkan data bahwa “By.D.D” : Keadaan umum lemah, BAB lebih

dari 6x/hari, BAB encer, disertai muntah sebanyak 2x, Bayi tampak

rewel. Terapi saat ini Obat-obat yang didapatkan “By.D.D” saat masuk
rumah sakit yaitu IVFD Tridex 27B 40 tetes/menit (micro), Injeksi

Cefotaxime 3x300 mg/8 jam (IV), Dialac 2x½ saset (Oral), Diazinc 1x½

tablet (Oral).

Riwayat kesehatan lalu

a) Pre natal care

Ibu bayi mengatakan selama hamil ia selalu melakukan

pemeriksaan kesehatan di puskesmas terdekat 1 bulan sekali,

selama hamil ia merasa biasa-biasa saja tidak mengeluh mual

ataupun muntah, selama hamil ia tidak pernah dirawat dirumah

sakit, tidak terkena sinar X, tidak pernah melakukan medikasi

selama kehamilan, selama hamil pola makan baik 3x/Hari porsi

dihabiskan, mendapat imunisasi TT1 dan TT2 untuk mencegah

tetanus pada bayi dalam kandungannya, golongan darah ibu O.

b) Natal

Ibu bayi mengatakan melahirkan bayinya dirumah sakit, lamanya

persalinan 2 jam, jenis persalinan normal, tidak ada kesulitan

selama persalinan, penolong persalinan bidan, cara untuk

memudahkan persalinan dengan menggunakan obat piton S untuk

merasang nyeri saat bersalin, tidak ada komplikasi waktu

melahirkan.

c) Post natal
Ibu bayi mengatakan kondisi bayinya waktu lahir beratnya 4000

gram, panjang badan 52 cm, Apgar scor 7/9 lahir langsung

menangis, keadaan kesehatan setelah 28 hari baik, tidak menderita

penyakit tertentu.

f. Riwayat alergi

Ibu bayi mengatakan bayinya tidak ada riwayat Alergi.

g. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu bayi mengatakan tidak ada penyakit keturunan yang diderita oleh

“By.D.D”, dan tidak ada penyakit menular yang diderita oleh keluarga.

Silsilah keluarga “By.D.D”, dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini :

Genogram :

? ? ? 39 ? 399 ? ? ? ?
o
8 5 11
15 14 6
Gambar : Bagan Genogram Keluarga

Keterangan : : Laki-laki : Perempuan


: Klien : : Garis keturunan
: Tinggal serumah ? : Tidak tau Umur
: Meniggal

Sumber,Data Primer, 31 Juli 2013

Gambar 4
Genogram Tiga Generasi
h. Riwayat Imunisasi

Jenis-jenis imunisasi yang telah diperoleh “By.D.D”, dapat dilihat pada

tabel 4 berikut ini :

TABEL. 7
RIWAYAT IMUNISASI
NO Jenis Waktu Reaksi setelah pemberian
1. BCG 1 bulan Timbul benjolan
2. DPT (I, II, III) 3 bulan Panas
3. Polio (I, II, III, III) 5,7,8 bulan Tidak ada
4. Campak 9 bulan Tidak ada
5 Hepatitis 6 bulan Tidak ada
Sumber : Data primer,31 Juli

i. Riwayat tumbuh kembang

1) Pertumbuhan fisik

Berat badan saat lahir adalah 4000 gram, berat sekarang 9,5 kg, tinggi

badan saat lahir 52 cm, waktu tumbuh dan tanggalnya gigi pada bayi

usia 5 bulan.

2) Perkembangan tiap tahap

Saat berguling usia 4 bulan, duduk berusia 6-7 bulan, merangkak usia 5

bulan, senyum pertama usia 2 bulan, bicara usia 7 bulan, berdiri tegak

dan berjalan belum bisa.

j. Riwayat Nutrisi

1) Pemberian ASI

Ny. Y menagatakan pertama kali “By D.D”, mendapatkan ASI 30 menit

setelah lahir, waktu pemberian saat bayi menagis dan cara pemberian

dengan cara menetek, ASI diberikan sampai usia 2 bulan.


2) Pemberian susu formula

Alasan pemberian susu formula adalah karena Ibu bayi mengatakan

sementara pengobatan karena terdapat benjolan dipayudaranya, jumlah

pemberian 240 ml, cara pemberian dengan menggunakan dot.

3) Pemberian makanan tambahan

Bayi pertama kali mendapatkan makanan tambahan saat usia 6 bulan

yaitu bubur giling ( saring )

TABEL. 8
POLA NUTRISI PADA TIAP TAHAPAN USIA
Usia Jenis nutrisi Lama pemberian
1 – 2 bulan ASI 2 bulan
2 – 6 bulan Susu formula 4 bulan
6 – 9 bulan Bubur sun 3 bulan
9 – 11 bulan sampai sekarang Bubur giling ( saring ) 2 tahun
Sumber: Data primer, 31Juli 2013

k. Riwayat Psikososial

1) Identitas “By.D.D” tentang kehidupan sosial

Bayi tinggal di rumahnya sendiri bersama orang tua dan ayah serta

kakaknya, Lingkungan perumahan berada di daerah perkotaan,

hubungan antara keluarga baik-baik saja, bayi di asuh oleh ibu dan

ayahnya. Di rumah bayi memiliki tempat tidur sendiri, tidak ada tangga

yang dapat membahayakan permainan anak dan anak lebih sering

bermain di dalam rumahnya.

2) Identifikasi kehidupan perkawinan orang tua anak

Orang tua memiliki hubungan baik dalam menjalani kehidupan

perkawinan sehingga yang yang mengasuh bayi kedua orang tuanya

ayah dan ibu.


3) Hubungan antar anggota keluarga

Keluarga saling menyayangi dan menopang, ibu dan ayah khawatir

terhadap kesembuhan “By.D.D”

4) Siapa yang mengasuh anak

Sejak lahir bayi diasuh oleh kedua orang tuanya secara bergantian

5) Penerapan disiplin

Penerapan disiplin sudah diajarkan kepada anak seperti membuang

sampah pada tempatnya, makan siang sesuai waktu bahkan istirahat

siang dan malam pun sudah teratur.

6) Latihan toilet

Toilet training belum bisa diterapkan karena anak belum miliki

kemampuan untuk berjalan dan berdiri secara tegak .

7) Pola bermain

Pola bermain bayi baik, “By.D.D” sering bermain di dalam rumah

bersama kakak dan para saudaranya

l. Riwayat spiritual

Ibu bayi mengatakan ia selalu beribadah dan berdoa untuk kesembuhan

bayinya.

m. Reaksi hospitalisasi

1) Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

Ibu “By.D.D” mengatakan alasan membawa bayi ke rumah sakit ialah

karena “By.D.D” BAB lebih dari 6x/hari disertai muntah sebanyak 2


kali. Dokter menceritakan penyakit bayinya dicurigai sakit

Gastroenteritis Akut, orang tua bertanya – tanya tetang kondisi bayinya

saat pengkajian, orang tua tampak sedih terhadap kodisi bayinya, kedua

orang tuanya selalu berkunjung dan menjaga “By.D.D” ibu dan ayah

cemas dengan kondisi bayinya.

n. Aktifitas Sehari- hari

Berdasarkan pegkajian pada “By.D.D” pada ruang anak Rumah Sakit

Umum Daerah Dr. M. Haulussy didapat hasil pengkajian sebagai berikut:

TABEL. 9
AKTIFITAS SEHARI – HARI

Data Sebelum sakit Saat sakit


A. Nutrisi
1. Selera makan dalam 24 jam Baik Tidak baik
4-6 sendok saja
2. Frekuensi makan dalam 24 jam 3x1/hari 3x1/hari
3. Makanan yang di sukai/ pantangan Bubur giling / tidak Bubur giling / tidak
4. Pembatasan pola makan Tidak ada Tidak ada
5. Cara makan (alat makan) Disuap (sendok Disuap (sendok makan)
makan)
6. Ritual sebelum makan Berdoa Berdoa
B. Cairan
1. Jenis minuman dalam 24 jam Susu SGM Susu SGMLLM
2. Frekuensi minum 240 ml 150 ml
3. Kebutuhan cairan dalam 24 jam 240ml/5 jam 130 ml/5 jam
C. Eliminasi BAB
1. Tempat pembuangan Pempers Pempers
2. Frekuensi 2-3 x/hari 4-6x/ hari
3. Konsistensi Lembek Encer
4. Kesulitan dan cara menangani Tidak ada Ya, ada
5. Obat-obat untuk mempelancar Tidak ada Tidak ada
D. Istirahat tidur
1. Apakah cepat tidur Ya Tidak
2. Jam tidur (siang dan malam) Siang : 3-4 jam Siang : 1-2 jam
Malam : 7-8 jam Malam: 5-4 jam
3. Bila tidak tidur apa yang dilakukan Bermain Menangis atau diam saja
4. Apakah tidur secara rutin Ya Tidak
5.Apakah ada kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada
E. olaraga
1. Program olaraga tertentu Tidak ada Tidak ada
2.Berapalama melakukan dan jenisnya Tidak ada Tidak ada
3.Perasaan anak setelah melakukan Tidak ada Tidak ada
olaraga.
F. Personal hygine
1. Mandi 3x1/hari Lap badan saja 2x/hari
2. Cuci rambut 1x/minggu Tidak pernah
3. Guntung kuku 1x/minggu Tidak pernah
4. Gosok gigi 2x1/ hari Tidak pernah
G. aktifitas /mobilitas fisik
1. kegiatan sehari-hri Bermain Berbaring di tempat tidur
2. pengaturan jadwal harian Tidak ada Tidak ada
3. pengunaan alat bantu aktifitas Tidak ada Tidak ada
4. kesulitan pergerakan tubuh Tidak ada Ada (pada tangan yang
terpasang infus)
H. Rekreasi
1. bagaimana perasaan anak Senang
2. berapa banyak waktu luang anak ±4-5 jam
Selama sakit anak tidak
3.apakah keluarga menghabiskan waktu Ya setiap jam makan
pernah berekreasi
bersama dengan anak dan pada malam hari
4. perbedaan hari libur dan hari sekolah Tidak ada
Sumber : Data primer, 31Juli 2013.

o. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum “By.D.D”

Keadaan umum tampak lemah, merasa takut bila di dekati oleh perawat,

penampilan sesuai dengan usia anak, ekspresi bicara sedih, mood rewel,

berpakaian dan kebersihan umum baik

2) Tanda-tanda vital

Pada pemeriksaan Tanda tanda vital diperoleh hasil, Suhu tubuh 36,8ºC

(nilai normal: 36,5-37ºC), Nadi 110 x/menit (nilai normal: 100-

190x/menit), Respirasi 28x/menit (nilai normal: 20-30x/menit).

TABEL. 10
PENGUKURAN ANTROPOMETRI

N Jenis pemeriksaan Nilai normal (sesui usia) Hasil


O
1 Tinggi badan 68,5 – 74,9 cm 70,5 cm
2 Berat badan 7,6 kg – 9,9 kg 9,5 kg
3 Lingkar lengan atas 15 – 21 cm 15 cm
4 Lingkar kepala 43 – 49 cm 45 cm
5 Lingkar dada 45 – 47 cm 47 cm
6 Lingkar perut 48 – 50 cm 50 cm
Sumber : Data primer, 31Juli 2013.
3) Pemeriksaan head to toe

a) Kulit

Warna kulit putih, turgor kulit jelek, kelainan pada kulit tidak ada,

suhu kulit normal 36,8 ºC, pembesaran kelenjar getah bening tidak

ada.

b) Kepala

Ukuran lingkar kepala 45 cm, bentuk kepala normochepal, sutura

fontanel dan kranial normal

c) Mata

Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva berwarna merah muda,

skelera tidak ikteric, mata cekung, refleks pupil baik (isokor), reaksi

terhadap cahaya positif, fungsi penglihatan baik.

d) Telinga

Telinga simetris kiri dan kanan, bentuk normal, tidak ada serumen,

tidak ada pendarahan, respon terhadap rangsangan auditorius baik.

e) Hidung

Keadaan lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada

pembengkakan, tidak terdengar pernapasan cuping hidung, fungsi

penciuman baik.

f) Mulut
Keadaan mulut normal, membran mukosa bibir kering, gigi 5 buah

tidak ada karies. lidah bersih, tidak ada sariawan, tidak ada

stomatitis, tidak ada tonsil, gusi warna merah muda tidak pucat.

g) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada lipatan kulit

tambahan, arteri karotis teraba saal dilakukan palpasi.

h) Paru – paru

Inspeksi : bentuk dada simetris dan ferkuensi pernafasan 28x/menit,

palpasi : ekspansi paru seirama, adanya pengembangan dada, perkusi

: tidak ada penimbunan ciran paru-paru, auskultasi : tidak terdapat

bunyi ronkhi dan wheezing, tidak terdengar bunyi nafas tambahan.

i) Jantung

Inspeksi : tidak tampak pembesaran pada jantung, auskultasi : tidak

terdapat bunyi murmur, tidak ada bunyi tambahan.

j) Abdomen

Inspeksi : tidak tampak ada masa abdomen, auskultasi : Bunyi

peristaltik usus terdengar 36x/menit (Nilai normal: 15-30x/menit),

palpasi : tidak ada nyeri, perkusi : perut terdengar kembung.

k) Genitalia

Labia mayora dan minora tidak ada kelainan, uretra dan lubang

vagina tidak ada kelainan.

l) Anus dan rectum


Daerah sekitar anus terlihat kemerahan, refleks anal normal.

m) Ekstremitas

Rentang gerak aktif, kekuatan otot baik, tangan kanan terpasang,

IVFD Tridex 27B 40 tetes/menit (micro), ekstremitas atas dan bawah

tidak ada kelainan, tidak menggunakan alat bantu untuk beraktivitas..

n) Neurologi

Tingkat kesadaran composmentis, tidak kejang, pergerakan motorik

baik, motorik kasar maupun halus tidak ada gangguan.

p. Test diagnostik

Test diagnostik yang dilakukan pada ”By.D.D” dengan Gastroenteritis akut

yang dirawat di ruang anak Rumah Sakit Umum Daerah Dr.M.Haulussy

Ambon pada tanggal 31 juli 2013 dapat dilihat pada tabel berikut

TABEL. 11
PEMERIKSAAN LABOLATORIUM

No Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal


1. Haemoglobin 10,6 gr/dl 12-15 gr/dl
2. Laju endap darah 88-106 mm/jam <15 mm/ 2 jam
3. Leokosit 5500 mm³ 4000-10000 mm³
4. Hematokrit 31 vol% 37-42 vol%
5. Trombosit 14200 mm³ 15000-44000 mm³
6. DDR Negatif Negatif
Data Labolatorium 31 Juli 2013 (12.00 WIT)

q. Therapi saat sakit

IVFD Tridex 27B 40 tetes/menit (micro), Injeksi Cefotaxime 3x300 mg/8

jam (IV), Dialac 2x½ saset (Oral), Diazinc 1x½ tablet (Oral).
TABEL. 12
KLASIFIKASI DATA
Nama : “By.D.D”
No register : 02-13-67
Ruang rawat :Ruang anak

Data subjektif Data objektif


Ibu “By.D.D” mengatakan: 1. Keadaan umum lemah
1. Bayinya BAB 2. Bayi tampak rewel
lebih dari 6x/hari 3. Mata cekung
2. Muntah 2x 4. Turgor kulit jelek
3. BAB encer 5. Membran mukosa bibir kering
4. Bayinya rewel 6. Terdengar bunyi kembung pada perut saat
5. Cemas dengan diperkusi
kondisi bayinya 7. Bunyi peristaltik usus terdengar 36x/menit
6. Ingin anaknya 8. Di bagian anus tampak kemerahan
bisa segera cepat sembuh dan pulang 9. konsistensi feses encer
10. Ekspresi wajah tampak gelisah
11. Orang tua sering bertanya-tanya tentang
kodisi anaknya
12. Bayi terlihat takut bila di dekati oleh
perawat
Sumber : Data primer,31 Juli 2013

TABEL. 13
ANALISA DATA
Nama : “By.D.D”
Umur : 11 Bulan
No Register : 021748
Ruang Rawat : Ruang Anak

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. Data subjektif : Out put yang berlebihan Defisit volume


1. Ibu mengatakan bayinya BAB cairan
lebih dari 6x/hari
2. Ibu bayi mengatakan anaknya
muntah 2x
3. BAB encer
4. Bayinya rewel
Data objektif :
1. Keadaan umum lemah
2. Turgor kulit jelek
3. Membran mukosa bibir kering
4. Mata cekung
5. Konsistensi feses encer
2. Data subjektif : Peningkatan peristaltik Perubahan
1. Ibu mengatakan bayinya BAB usus. eliminasi BAB
lebih dari 6x/hari
2. BAB encer
5. Bayinya rewel
Data objektif :
1. Keadaan umum lemah
2. Turgor kulit jelek
3. Membran mukosa bibir kering
4. Mata cekung
5. Terdengar kembung pada perut
saat diperkusi
6. Bunyi peristaltik usus terdengar
36x/menit
7. Konsistensi feses encer
3. Data subyektif : Sering BAB Resiko kerusakan
1. Ibu bayi mengatakan bayinya integritas kulit
BAB lebih 6x/hari
2. BAB encer
6. Bayinya rewel
Data objektif :
1. Di bagian anus tampak
kemerahan
2. Konsistensi feses encer
4. Data subyektif : Hospitalisasi Ansietas Orang
1. Ibu bayi mengatakan cemas tua dan anak
dengan kondisi bayinya
2. Ibu bayi mengataka agar anaknya
bisa segera cepat sembuh dan
pulang
Data objektif :
1. Ekspresi wajah tampak gelisah
2. Orang tua sering bertanya-tanya
tentang kodisi anaknya
3. Bayi terlihat takut bila di dekati
oleh perawat

2. Diagnosa Dan Prioritas Masalah

a. Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan analisa data yang dibuat maka dengan ini didapatkan

diagnosa keperawatan yaitu:

1) Defisit volume cairan berhubungan dengan out put yang berlebihan

ditandai dengan: Ibu mengatakan bayinya BAB lebih dari 6x/hari,

anaknya muntah 2x, BAB encer, Bayinya rewel, Keadaan umum lemah,

Turgor kulit jelek, Membran mukosa bibir kering, Mata cekung,

Konsistensi feses encer.

2) Perubahan eliminasi BAB berhubungan dengan peningkatan peristaltik

usus ditandai dengan: Ibu mengatakan bayinya BAB lebih dari 6x/hari,

BAB encer, Bayinya rewel, Keadaan umum lemah, Turgor kulit jelek,

Mata cekung, Membran mukosa bibir kering, Terdengar kembung pada

perut saat diperkusi, Bunyi peristaltik usus terdengar 36x/menit,

Konsistensi feses encer,

3) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan seringnya BAB

di tandai dengan: Ibu bayi mengatakan bayinya BAB lebih 6x/hari,

BAB encer, Bayinya rewel, Tampak kemerahan disekitar anus,

konsistensi feses encer.

4) Ansietas orang tua dan anak berhubungan dengan hospitalisasi di tandai

dengan: Ibu bayi mengatakan cemas dengan kondisi bayinya, agar

anaknya bisa segera cepat sembuh dan pulang, Ekspresi wajah tampak

gelisah, Orang tua sering bertanya-tanya tentang kodisi anaknya, Bayi

terlihat takut bila di dekati oleh perawat.

b. Prioritas masalah
1) Defisit volume cairan berhubungan dengan out put yang berlebihan

2) Perubahan eliminasi BAB berhubungan dengan peningkatan peristaltik

usus

3) Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan seringnya BAB

4) Ansietas orang tua dan anak berhubungan dengan hospitalisasi


3. Perencanaan

Berdasarkan prioritas masalah, maka dapat dibuat intervensi keperawatan pada “By D.D” dengan Gastroenteritis akut dapat

dilihat pada tabel berikut ini :

TABEL. 14
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

NO.
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DX.
1 2 3 4 5
Defisit volume cairan berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tanda-tanda vital 1. mengkaji tanda-tanda vital,
out put yang berlebihan yang ditandai keperawatan 3x24 jam maka kondisi pasien dapat di
dengan diharapakan keseimbangan monitoring sedini mungkin
Data subjektif : cairan elektrokit adekuat 2. Observasi kulit kering 2. adanya perubahan kulit,
7. Ibu mengatakan bayinya BAB lebih dengan kriteria : berlebihan, membran membran mukosa, turgor kulit
dari 6x/hari 1. Haluaran urine adekuat mukosa, penurunan turgor merupakan merupakan
8. Ibu bayi mengatakan anaknya muntah dengan berat jenis adekuat kulit. indikator untuk meningkatkan
2x 2. Tanda vital normal tingkat rehidrasi
9. BAB encer 3. Membran mukosa lembab 3. mengobservasi Intake dan
10. Bayinya rewel 4. Turgor kulit baik (< 2 3. Observasi Intake dan output output klien dapat diketahui
Data objektif : detik kembali) klien secara objektif sejauh mana
6. Keadaan umum lemah ketidak seimbangan cairan yang
7. Turgor kulit jelek dialami pasien sehingga dapat
8. Membran mukosa bibir kering segera dilakukan intervensi
9. Mata cekung yang tepat secepatnya
10. Konsistensi feses encer 4. Anjurkan kepada keluarga 4. Dengan memberikan minum air
berikan minum air hangat hangat sebanyak mungkin, akan
sesuai kebutuhan tubuh dapat mengurangi rangsangan
muntah dan dapat mengimbangi
cairan yang hilang
5. Awasi hasil laboratrium 5. Menentukan kebutuhan
penggantian dan kefektifan
terapi
6. Kolaborasi dengan tim 6. Cairan parenteral dan Obat-
medis untuk pemberian obatan sesuai indikasi
cairan a. Pemberian cairan akan dapat
a. Cairan parenteral segera mengembalikan
b. Obat-obatan sesuai keseimbangan cairan dan
indikasi elektrolit klien yang hilang.
b. Dengan pemberian obat-
obatan sesuai indikasi dapat
mempercepat proses
penyembuhan sehingga
tujuan dapat tercapai secara
maksimal.
7. Dengan memberikan penjelasan
7. Berikan penjelasan kepada pada klien tentang manfaat
keluarga dan orang tua minum dan tindakan yang telah
tentang manfaat minum dan dilakukan akan memberikan
tindakan yang telah pemahaman kepada keluarga
dilakukan dan pasien sehingga tercipta
hubungan yang teraupetik.
1 2 3 4 5
2. Perubahan eliminasi BAB berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji pola elminasi BAB : 1. Mengetahui pola eliminasi klien
dengan peningkatan peristaltik usus di keperawatan 3x24 jam frekuensi dan pengikatan
tandai dengan : diharapakan Pola elminasi konsistesi feces 2. Memonitor adanya kelainan pada
Data subjektif : alvi (BAB) kembali normal 2. Obsevasi tanda-tanda vital TTV
3. Ibu mengatakan bayinya BAB lebih Kriteria : 3. Mencegah terjadinya dehidrasi
dari 6x/hari 1. Frekuensi BAB 1-3x/hari 3. Anjurkan pada orang tua dan
4. BAB encer 2. Konsistensi lembek keluarga untuk memberikan
5. Bayinya rewel 3. Turgor kulit baik minum yang banyak 2 x dari
Data objektif : jumlah BAB 4. Intake dan output seimbang
8. Keadaan umum lemah 4. Ukur dan catat input dan
9. Turgor kulit jelek output 5. Mencegah terjadinya komplikasi
10. Membran mukosa bibir kering 5. Kolaborasi dengan dokter yang lebih lanjut
11. Mata cekung untuk pemberian terapi 6. Ibu dapat mengetahui dan
12. Terdengar kembung pada perut saat 6. Berikan HE pada keluarga memahami tentang penayakit
diperkusi tentang : gastroenteritis
13. Bunyi peristaltik usus terdengar Pengertian gastoernteritis,
36x/menit tanda dan gejala
14. Konsistensi feses encer gastroenteritis, penyebab
gastroenteritis dan
pencegahan gastroenteritis .
1 2 3 4 5
3. Resiko kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji adanya tanda-tanda 1. Dengan mengkaji
berhubungan dengan seringnya BAB di keperawatan 3x24 jam kerusakan integritas kulit ; adanya tanda-tanda kerusakan
tandai dengan: diharapakan klien dapat perubahan pada turgor, integritas kulit maka kondisi
Data subyektif : mempertahankan integritas gangguan warna, eritema. pasien dapat di monitoring sedini
3. Ibu bayi mengatakan bayinya BAB kuit Kriteria : mungkin dan memungkinkan
lebih 6x/hari 1. Anus bersih dan kering intervensi segera
4. BAB encer 2. Dibagian anus tidak 2. Ganti balut / popok 2. Dengan
5. Bayinya rewel kemerahan lagi bersihkan bagian perianal mengganti balut / popok,
Data objektif : dengan air bersih bersihkan bagian perianal dengan
3. Di bagian anus tampak kemerahan air bersih akan dapat menghindari
4. Konsistensi feses encer kondisi perianal yang basah dan
kotor, dimana kondisi ini akan
dapat meningkatkan populasi
3. Lakukan perawatan pada bakteri yang dapat menyebabkan
klien dengan tehnik aseptik infeksi
pada daerah anus 3. Dengan
melakukan perawatan klien
dengan teknik Aseptik akan dapat
mempertahankan dan
meningkatkan keadaan Aseptik
klien , dengan demikian resiko
4. Berikan penjelasan pada terjadinya perubahan integritas
keluarga dan orang tua kulit dapat ditekan sedemikian
tentang pentingnya untuk mungkin
menjaga kebersihan 4. Dengan
khususnya pada daerah pemberian penjelasan pada
perianal setiap saat. keluarga dan pasien akan
menciptakan kerja sama yang
baik dan pengalaman secara
subjek dan objektif pada keluarga
dan pasien tentang manfaat untuk
menjaga personal hygiene yang
berdampak pada pencapaian
tujuan secara optimal.
1 2 3 4 5
4. Ansietas orang tua dan anak berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji rasa cemas yang 1. Menetapkan tingkat kecemasan
dengan hospitalisasi di tandai dengan: keperawatan 3x24 jam dialami oleh orang tua klien. yang dialami oleh orang tua
Data subyektif : diharapakan kecemasan orang klien.
3. Ibu bayi mengatakan cemas dengan tua teratasi dengan kriteria: 2. Jalin hubungan saling 2. Agar klien/keluarga bersikap
kondisi bayinya 1. Orang tua mengerti pecaya antara orang tua terbuka dengan perawat.
4. Ibu bayi mengataka agar anaknya bisa keadaan penyakit anaknya klien, anak, dan perawat.
segera cepat sembuh dan pulang 2. Ekspresi wajah ibu 3. Beri kesempatan keluarga 3. Meringankan beban pikiran
Data objektif : tampak tenang untuk mengungkapkan rasa keluarga.
4. Ekspresi wajah tampak gelisah cemasnya.. 4. Penjelasan tentang proses
5. Orang tua sering bertanya-tanya 4. Berikan keyakinan pada penyakit (kolaborasi dokter),
tentang kodisi anakya keluarga bahwa tim menjelaskan tentang proses
6. Bayi terlihat takut bila di dekati oleh kesehatan memberikan yang perawatan, menjelaskan tentang
perawat terbaik dan pertolongan kemungkinan pemberian
optimal. perawatan intensif jika memang
diperlukan oleh klien untuk
mendapatkan perawatan yang
lebih optimal.
Sumber : Doengoes, 2000
4. Implementasi dan evaluasi

Berdasarkan rencana tindakan keperawatan yang dibuat maka

implementasi yang dilakukan dan evaluasi yang disusun dapat dilihat pada

tabel di bawah ini.

TABEL. 15
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PADA By. “D.D” DI RUANG ANAK
RSUD Dr M. HAULUSSY AMBON PADA TANGGAL 31 JULI 2013

No. Hari/
Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx Tanggal
1 2 3 4 5
I. Rabu, 10.00 WIT 8. Mengaji tanda-tanda vital Jam 19.30 WIT
31 Juli Hasil: Suhu tubuh 36,8ºC, Nadi S :
2013 110x/menit, Respirasi 28x/menit - Ibu mengatakan
10.30 WIT 9. Mengobservasi kulit kering bayinya BAB lebih
berlebihan, membran mukosa, dari 6x/hari
penurunan turgor kulit. - Ibu bayi
Hasil: Turgor kulit jelek, mengatakan
membran mukosa bibir kering. anaknya muntah 2x
11.11 WIT 10. Mengobservasi Intake dan output - BABnya encer
klien - Bayi rewel
Hasil: Susu SGMLLM O :
240cc/5jam menghabiskan 130cc - Keadaan umum
saja, IVFD Tridex 27B 40 lemah
tetes/menit (micro), muntah 2x, - Turgor kulit jelek
BAB 6x/hari, BAK 5/hari :150cc - Membran mukosa
11.15 WIT 11. Menganjurkan pada keluarga bibir kering
berikan minum air hangat sesuai - Mata cekung
kebutuhan tubuh - Konsistensi feses
Hasil: air hangat 50cc/jam encer
dengan gelas A : Masalah belum
11.45 WIT 12. Mengawasi hasil laboratrium teratasi
Hasil: Haemoglobin10,6 gr/dl, P : Intervensi 1,3,4,5,6
Laju endapan darah 88-106 dilanjutkan
mm/jam, Leokosit 5500 mm³,
Hematokrit 31 vol%, Trombosit
14200 mm³, DDR Negatif
17.00 WIT 13. Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian cairan
c. Cairan parenteral
d. Obat-obatan sesuai indikasi
Hasil: IVFD Tridex 27B 40
tetes/menit (micro), Injeksi
Cefotaxime 3x300 mg/8 jam
(IV), Dialac 2x½ saset (Oral),
Diazinc 1x½ tablet (Oral).
17:45 WIT14. Memberikan penjelasan kepada
keluarga dan orang tua tentang
manfaat minum dan tindakan
yang telah dilakukan
Hasi: keluarga sudah mengerti
tentang penjelasan yang
diberikan
1 2 3 4 5
II. Rabu, 09.30 WIT 5. Mengkaji pola elminasi BAB: Jam 20.00 WIT
31 Juli frekuensi dan pengikatan S :
2013 konsistesi feces - Ibu mengatakan
Hasil: BAB 6x/hari, feses encer. bayinya BAB lebih
10.00 WIT 7. Mengobsevasi tanda-tanda vital dari 6x/hari
Hasil: Suhu tubuh 36,8ºC, Nadi - BABnya encer
110x/menit, Respirasi 28x/menit - Bayi rewel
16.40 WIT 8. Menganjurkan pada orang tua O :
dan keluarga untuk memberikan - Keadaan umum
minum yang banyak 2x dari lemah
jumlah BAB - Turgor kulit jelek
Hasil: Air minum diberikan 50cc - Membran mukosa
setiap kali BAB bibir kering
17.15 WIT 9. Mengukur dan catat input dan - Mata cekung
output - Terdengar
Halil: Susu SGMLLM kembung pada
240cc/5jam menghabiskan 130cc perut saat diperkusi
saja, BAB 6x/hari, IVFD Tridex - Bunyi peristaltik
27B 40 tetes/menit (micro), usus terdengar
Muntah 2x, BAK 5/hari :150cc 36x/menit
18.00 WIT 10. Kolaborasi dengan dokter untuk - Konsistensi feses
pemberian terapi encer
Hasil: IVFD Tridex 27B 40 A : Masalah belum
tetes/menit (micro), Injeksi teratasi
Cefotaxime 3x300 mg/8 jam P : Intervensi 1,3,4,5
(IV), Dialac 2x½ saset (Oral), dilanjutkan
Diazinc 1x½ tablet (Oral)
18:30WIT 11. Memberikan HE pada keluarga
tentang: Pengertian
gastoernteritis, tanda dan gejala
gastroenteritis, penyebab
gastroenteritis dan pencegahan
gastroenteritis
Hasil: orang tua sudah mengerti
HE yang diberikan
1 2 3 4 5
III. Rabu, 10.30 WIT 5. Mengkaji adanya tanda-tanda Jam 19.05 WIT
31 Juli kerusakan integritas kulit, S :
2013 perubahan pada turgor, - Ibu bayi
gangguan warna, eritema. mengatakan
Hasil: Turgor kulit jelek, warna bayinya BAB lebih
kulit putih, tampak kemerahan 6x/hari
disekitar anus - BABnya encer
14.00 WIT 6. Mengganti balut / popok - Bayi rewel
bersihkan bagian perianal O :
dengan air bersih - Di bagian anus
Hasil: Setiap BAB/BAK pokok tampak kemerahan
diganti dan bagian perineal - Konsistensi feses
dibersihan encer
7. Melakukan perawatan pada klien
15.10 WIT
dengan tehnik aseptik pada A : Masalah belum
daerah anus teratasi
Hasi: perawatan aseptik telah P : Intervensi 1,3,4,5
dilakukan dilanjutkan
8. Memberikan penjelasan pada
16.35 WIT
keluarga dan orang tua tentang
pentingnya untuk menjaga
kebersihan khususnya pada
daerah perianal setiap saat.
Hasil: keluarga sudah mengerti
dengan apa yang diberikan
1 2 3 4 5
IV Rabu, 09.45 WIT 1. Mengkaji rasa cemas yang Jam 20.00 WIT
31 Juli dialami oleh orang tua klien. S:
2013 Hasil: orang tua mengatakan - Ibu bayi
cemas dengan kondisi bayinya. mengatakan cemas
10.15 WIT 2. Menjalin hubungan saling pecaya dengan kondisi
antara orang tua klien, anak, dan bayinya
perawat. - Ibu bayi mengataka
Hasil: hubungan orang tua, anak, agar anaknya bisa
dan perawat sangat baik segera cepat
11.30 WIT 3. Memberikan kesempatan sembuh dan pulang
keluarga untuk mengungkapkan O :
rasa cemasnya. - Ekspresi wajah
Hasil: keluarga telah tampak gelisah
menggungkapkan rasa cemasnya - Orang tua sering
14.35 WIT 4. Memberikan keyakinan pada bertanya-tanya
keluarga bahwa tim kesehatan tentang kodisi
memberikan yang terbaik dan bayinya
pertolongan optimal - Bayi terlihat takut
Hasil: penyaji selalu memberikan bila di dekati oleh
keyakinan pada keluarga tim perawat
kesehatan selalu memberikan A: Masalah belum
pertolongan yang terbaik teratasi
P: Intervensi 1,3,4,5
dilanjutkan
1 2 3 4 5
I. kamis, 06.00 WIT 1. Mengaji tanda-tanda vital Jam 19.30 WIT
1 Agustus Hasil: Suhu tubuh 36,5ºC, Nadi S :
2013 110x/menit, Respirasi 28x/menit - Ibu mengatakan
08.30 WIT 2. Mengobservasi kulit kering bayinya BAB lebih
berlebihan, membran mukosa, dari 4x/hari
penurunan turgor kulit. - Ibu bayi
Hasil: Turgor kulit jelek, mengatakan
membran mukosa bibir kering. bayinya muntah 1x
11.30 WIT 3. Mengobservasi Intake dan - BABnya encer
output klien - Bayi rewel
Hasil: Susu SGMLLM O :
240cc/5jam menghabiskan - Keadaan umum
150cc saja, IVFD Tridex 27B 40 lemah
tetes/menit (micro), muntah 1x - Turgor kulit jelek
BAB 4x/hari, BAK 5/hari :150cc - Membran mukosa
11.45 WIT 4. Menganjurkan kepada keluarga bibir kering
berikan minum air hangat sesuai - Mata cekung
kebutuhan tubuh - Konsistensi feses
Hasil: air hangat 70cc/jam encer
dengan gelas A : Masalah belum
12.00 WIT 5. Mengawasi hasil laboratrium teratasi
Hasil: Haemoglobin10,6 gr/dl, P : intervensi 1,3,4,5,6
Laju endapan darah 88-106 dilanjutkan
mm/jam, Leokosit 5500 mm³,
Hematokrit 31 vol%, Trombosit
14200 mm³, DDR Negatif
17.00 WIT 6. Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian cairan
e. Cairan parenteral
f. Obat-obatan sesuai indikasi
Hasil: IVFD Tridex 27B 40
tetes/menit (micro), Injeksi
Cefotaxime 3x300 mg/8 jam
(IV), Dialac 2x½ saset (Oral),
Diazinc 1x½ tablet (Oral).
17:45 WIT 7. Berikan penjelasan kepada
keluarga dan orang tua tentang
manfaat minum dan tindakan
yang telah dilakukan
Hasi: keluarga sudah mengerti
tentang penjelasan yang
diberikan
1 2 3 4 5
II. kamis, 05.45 WIT 1. Mengkaji pola elminasi BAB : Jam 19.05 WIT
1 Agustus frekuensi dan pengikatan S :
2013 konsistesi feces - Ibu mengatakan
Hasil: BAB 4x/hari, feses bayinya BAB lebih
encer. dari 4x/hari
06.00 WIT 2. Mengobsevasi tanda-tanda vital - BABnya encer
Hasil: Suhu tubuh 36,5ºC, Nadi - Bayi rewel
110x/menit, Respirasi 28x/menit O :
10.45 WIT 3. Meganjurkan pada orang tua dan - Keadaan umum
keluarga untuk memberikan lemah
minum yang banyak 2 x dari - Turgor kulit jelek
jumlah BAB - Membran mukosa
Hasil: air minum diberikan 70cc bibir kering
setiap kali BAB - Mata cekung
1100 WIT 4. Mengukur dan catat input dan - Terdengar
output kembung pada
Halil: Susu SGMLLM perut saat diperkusi
240cc/5jam menghabiskan - Bunyi peristaltik
150cc saja, IVFD Tridex 27B 40 usus terdengar
tetes/menit (micro), Muntah 1x, 32x/menit
BAB 4x/hari, BAK 5/hari :150cc - Konsistensi feses
17.00 WIT 5. Kolaborasi dengan dokter untuk encer
pemberian terapi A: Masalah belum
Hasil: IVFD Tridex 27B 40 teratasi
tetes/menit (micro), Injeksi P : Intervensi 1,3,4,5
Cefotaxime 3x300 mg/8 jam dilanjutkan
(IV), Dialac 2x½ saset (Oral),
Diazinc 1x½ tablet (Oral)
17.30 WIT 12. Memberikan HE pada keluarga
tentang: Pengertian
gastoernteritis, tanda dan gejala
gastroenteritis, penyebab
gastroenteritis dan pencegahan
gastroenteritis
Hasil: orang tua sudah mengerti
HE yang diberikan
1 2 3 4 5
III. Kamis, 08.30 WIT 1. Mengkaji adanya tanda-tanda Jam 19.05 WIT
1 Agustus kerusakan integritas kulit, S:
2013 perubahan pada turgor, - Ibu bayi
gangguan warna, eritema. mengatakan
Hasil: Turgor kulit jelek, warna bayinya BAB lebih
kulit putih, terdapat kemerahan 4x/hari
pada sekitar anus - BABnya encer
09.00 WIT 2. Menganti balut / popok - Bayi rewel
bersihkan bagian perianal O:
dengan air bersih - Di bagian anus
Hasil: Setiap BAB/BAK pokok tampak kemerahan
diganti dan bagian perineal - Konsistensi feses
dibersihan encer
10.15 WIT 3. Melakukan perawatan pada klien A : Masalah belum
dengan tehnik aseptik pada teratasi
daerah anus P : Intervensi 1,3,4,5
Hasi: perawatan aseptik telah dilanjutkan
dilakukan
16.00 WIT 4. Memberikan penjelasan pada
keluarga dan orang tua tentang
pentingnya untuk menjaga
kebersihan khususnya pada
daerah perianal setiap saat.
Hasil: keluarga sudah mengerti
dengan apa yang diberikan
1 2 3 4 5
IV Kamis, 10.00 WIT1. Mengkaji rasa cemas yang Jam 19.05 WIT
1 Agustus dialami oleh orang tua klien. S:
2013 Hasil: Ibu bayi mengatakan - Ibu bayi
tidak lagi cemas dengan kondisi mengatakan tidak
bayinya lagi cemas dengan
09.45 WIT 2. Menjalin hubungan saling kondisi bayinya
pecaya antara orang tua klien, - Ibu bayi
anak, dan perawat. mengatakan sudah
Hasil: hubungan orang tua, anak, mengerti tentang
dan perawat sangat baik penyakit yang
10.45 WIT 3. Memberikan kesempatan dialami bayinya
keluarga untuk mengungkapkan saat ini
rasa cemasnya. O:
Hasil: keluarga telah - Ekspresi wajah
menggungkapkan rasa cemasnya tampak tenang
11.35 WIT 4. Memberikan keyakinan pada - Orang tua tidak
keluarga bahwa tim kesehatan bertanya tentang
memberikan yang terbaik dan kondisi bayinya
pertolongan optimal. - Bayi tidak takut
Hasil: penyaji selalu bila didekati
memberikan keyakinan pada perawat lagi
keluarga tim kesehatan selalu A : Masalah teratasi
memberikan pertolongan yang P : Intervensi
terbaik dihentikan
1 2 3 4 5
I. Jumat, 06.00 WIT 1. Mengaji tanda-tanda vital Jam 15.30 WIT
2 Agustus Hasil: Suhu tubuh 36,5ºC, Nadi S:
2013 110x/menit, Respirasi 28x/menit - Ibu mengatakan
07.30 WIT 2. Mengobservasi kulit kering bayinya BAB lebih
berlebihan, membran mukosa, dari 2x/hari
penurunan turgor kulit. - Ibu mengatakan
Hasil: Turgor baik (elastis), bayinya tidak
membran mukosa bibir lembab. muntah lagi
11.00 WIT 3. Mengobservasi Intake dan - BABnya tidak
output klien encer
Hasil: Susu SGMLLM - Bayi tidak rewel
240cc/5jam dihabiskan, BAB O:
2x/hari, Muntah tidak lagi, BAK - Keadaan umum
5/hari :150cc baik
11.15 WIT 4. Menganjurkan kepada keluarga - Turgor baik
berikan minum air hangat sesuai (elastis)
kebutuhan tubuh - Membran mukosa
Hasil: air hangat 100cc/jam bibir lembab
dengan gelas - Mata tidak cekung
11.30 WIT 5. Awasi hasil laboratrium - Konsistensi feses
Hasil: Haemoglobin10,6 gr/dl, lembek
Laju endapan darah 88-106 A : Masalah teratasi
mm/jam, Leokosit 5500 mm³, P : Intervensi
Hematokrit 31 vol%, Trombosit dihentikan
14200 mm³, DDR Negatif
12.00 WIT 6. Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian cairan
a. Cairan parenteral
b. Obat-obatan sesuai indikasi
Hasil:
a. IVFD Tridex 27B 40
tetes/menit (micro) diap
b. Dialac 2x½ saset (Oral),
Diazinc 1x½ tablet (Oral)
dilanjutkan dirumah
12:35 WIT 7. Berikan penjelasan kepada
keluarga dan orang tua tentang
manfaat minum dan tindakan
yang telah dilakukan
Hasi: keluarga sudah mengerti
tentang penjelasan yang
diberikan.
1 2 3 4 5
II. Jumat, 05.45 WIT 1. Mengkaji pola elminasi BAB : Jam `15.15 WIT
2 Agustus frekuensi dan pengikatan S:
2013 konsistesi feces - Ibu mengatakan
Hasil: BAB 2x/hari, feses bayinya BAB lebih
lembek. dari 2x/hari
06.00 WIT 2. Mengobsevasi tanda-tanda vital - BAB tidak encer
Hasil: Suhu tubuh 36,5ºC, Nadi - Bayi tidak rewel
124x/menit, Respirasi 28x/menit
10.45 WIT 3. Menganjurkan pada orang tua
dan keluarga untuk memberikan
O:
minum yang banyak 2 x dari
- Keadaan umum
jumlah BAB
baik
Hasil: Air minum diberikan
- Turgor kulit baik
100cc setiap kali BAB
(elastis)
11.00 WIT 4. Ukur dan catat input dan output
- Membran mukosa
Hasil: Susu SGMLLM
lembab
240cc/5jam dihabiskan, BAB
- Mata tidak cekung
2x/hari, BAK 5/hari :150cc
- Tidak terdengar
12.00 WIT 5. Kolaborasi dengan dokter untuk
kembung pada
pemberian terapi
perut saat diperkusi
Hasil: (IV), Dialac 2x½ saset
- Bunyi peristaltik
(Oral), Diazinc 1x½ tablet (Oral)
usus terdengar
lanjutkan dan habiskan dirumah
28x/menit
12.45 WIT 6. Memberikan HE pada keluaraga
- Konsistensi feses
tantang: Pengertian
lembek
gastoernteritis, tanda dan gejala
A : Masalah teratasi
gastroenteritis, penyebab
P : Intervensi
gastroenteritis dan pencegahan
dihentikan
gastroenteritis
Hasil: orang tua sudah mengerti
HE yang diberikan
1 2 3 4 5
III. Jumat, 06.00 WIT 1. Mengkaji adanya tanda-tanda Jam 15.05 WIT
2 Agustus kerusakan integritas kulit, S :
2013 perubahan pada turgor, - Ibu bayi
gangguan warna, eritema. mengatakan
Hasil: Turgor kulit baik (elastis), bayinya BAB lebih
warna kulit putih 2x/hari
09:30 WIT 2. Menganti balut / popok - BABnya tidak
bersihkan bagian perianal encer lagi
dengan air bersih - Bayi tidak rewel
Hasil: Setiap BAB/BAK pokok lagi
diganti dan bagian perineal - disekitar anus lagi
dibersihan O:
10.15 WIT 3. Melakukan perawatan pada klien - Di bagian anus
dengan tehnik aseptik pada tidak tampak
daerah anus kemerahan lagi
Hasi: perawatan aseptik telah - Konsistensi feses
dilakukan lembek
12.30 WIT 4. Memberikan penjelasan pada A : Masalah teratasi
keluarga dan orang tua tentang P : Intervensi
pentingnya untuk menjaga dihentikan
kebersihan khususnya pada
daerah perianal setiap saat.
Hasil: keluarga sudah mengerti
dengan apa yang diberikan
Sumber: Data Primer, 2013
B. Pembahasan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada “By.D.D” dengan

Gastroenteritis akut di Ruangan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.

Haulussy Ambon, maka pada bagian ini penulis akan membahas kesenjangan

antara teori yang ada dengan kenyataan yang ditemukan dari hasil Asuhan

Keperawatan pada klien dengan Gastroenteritis akut yang meliputi pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.

1. Pengkajian

Sebagai tahap awal dari proses keperawatan, pengkajian dilakukan

dengan tujuan untuk mengumpulkan data agar dapat mengetahui permasalahan

yang dihadapi oleh klien. Data tersebut dapat diperoleh melalui wawancara

dengan klien maupun keluarga kien, observasi, pemeriksaan fisik dalam bentuk

(inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi), status klien dari dokter yang

merawat klien dan perawat yang ada di ruangan.

Pada saat penulis melakukan pengkajian pada By. “D.D” data yang

penulis dapatkan yaitu Ibu “By.D.D” mengatakan: Bayinya BAB lebih dari

6x/hari, BAB encer, Bayinya rewel, Muntah 2x, Cemas dengan kondisi

bayinya, Ingin anaknya bisa segera cepat sembuh dan pulang, Keadaan umum

lemah, Bayi tampak rewel, Mata cekung, turgor kulit jelek, Membran mokosa

bibir kering, terdengar bunyi kembung pada perut saat diperkusi, Bunyi

peristaltik usus terdengar 36x/menit, Di bagian anus tampak kemerahan,

konsistensi feses encer, Ekspresi wajah tampak gelisah, Orang tua sering
bertanya-tanya tentang kodisi anaknya, Bayi terlihat takut bila di dekati oleh

perawat

Berdasarkan data tersebut jika dibandingkan dengan teori menurut

(Abdurrahman, 2000). Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah,

suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada,

kemudian timbul gastroenteritis, tinja cair dan mungkin disertai lendir atau

darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena

bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya menjadi lecet karena

seringnya defikasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin

banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi

usus selama gastroenteritis. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah

gastroenteritis dan dapat di sebabkan oleh lambung yang turut meradang atau

akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, maka gejala dehidrasi

mulai tampak, berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-

ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak

kering.

Hal ini menunjukan bahwa hampir semua data yang ditemukan saat

pengkajian terhadap “By.D.D” dengan Gastroenteritis akut di Ruangan Anak

Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon, tidak jauh berbeda

dengan teori yang dikemukakan oleh Abdurrahman (2000).

Pada pasien dengan gastroenteritis akan menunjukan gejala tersebut

berhubungan dengan penyebab dan faktor pencetus yang berbeda. Selain

penyebab dan faktor pencetus, riwayat penyakit sebelumnya juga turut


mempengaruhi kondisi pasien saat dirawat. Sekalipun memiliki respon yang

berbeda - beda terhadap penyakit ini namum gejala-gejala umum yang nampak

tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan dalam teori.

Pada pasien dengan gastroenteritis akut menunjukan gejala tersebut

berhubungan dengan penyebab dan faktor pencetus yang berhubungan. Selain

penyebab dan faktor pencetus, riwayat penyakit sebelumnya juga turut

mempengaruhi kondisi pasien saat dirawat. Sekalipun memiliki respon yang

berbeda - beda terhadap penyakit ini namum gejala-gejala umum yang nampak

tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan dalam teori.

2. Diagnosa Keperawatan

Pada setiap perumusan diagnosa keperawatan penulis berusaha untuk

menganalisa data yang diperoleh dari pengkajian dan mengidentifikasi masalah

keperawatan, baik yang dapat dicegah, dikurangi, maupun dapat diatasi

berdasarkan asuhan keperawatan, 1). Defisit volume cairan berhubungan

dengan out put yang berlebihan, 2). Perubahan eliminasi BAB berhubungan

dengan peningkatan peristaltik usus, 3). Resiko kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan seringnya BAB, 4). Ansietas orang tua dan anak

berhubungan dengan hospitalisasi.

Menurut teori yang dikemukakan oleh M. E. Doenges (2000), diagnosa

keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan gastroenteritis akut

adalah sebagai berikut: a). Perubahan eliminasi alvi (BAB) gastroenteritis

berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus, b). Perubahan keseimbangan

cairan elektrolit kurang dari kebutuhan berhubungan dengan out put yang
berlebihan, c). Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

berhubungan dengan inadekuat absorbsi nutrisi, d). Perubahan rasa nyaman

berhubungan dengan frekuensi BAB berlebihan, e). Resiko kerusakan

integritas kulit berhubungan dengan seringnya BAB, f). Resiko tinggi infeksi

berhubungan dengan kontaminasi dengan organisme patogen, g). Resiko tinggi

gangguan sirkulasi darah berhubungan dengan asidosis metabolik sekunder

terhadap kehilangan cairan dan elektrolit, h). Resiko terjadinya syok

berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit, i). Ansietas dan takut

pada anak/orang tua berhubungan dengan hospitalisasi kondisi anak.

Sesuai dengan diagnosa keperawatan yang kemukakan oleh M. E.

Doenges (2000), tidak semua diagnosa keperawatan yang ditemukan pada

“By.D.D” hal ini karena tidak terlihat adanya tanda dan gejala yang menunjang

terjadinya masalah keperawatan tersebut. Dari sembilan diagnosa keperawatan

yang ada secara konseptual penulis hanya mendapatkan empat diagnosa

keperawatan yang ada sesuai teori, hal ini karena setiap individu atau manusia

mempunyai respon yang berbeda-beda terhadap masalah kesehatan.

3. Perencanaan

Perencanaan tindakan keperawatan dilaksanakan berdasarkan prioritas

masalah yang dihadapi oleh pasien, dan dilakukan berdasarkan kebutuhan

dasar pasien dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi pasien serta fasilitas

yang tersedia. Perencanaan keperawatan yang disusun untuk mengatasi

masalah keperawatan yang muncul pada “By.D.D” dengan Gastroenteritis akut


di Ruangan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon

disusun berdasarkan teori yang ada.

Menurut M. E Doenges (2000), rencana keperawatan yang dapat dibuat

yaitu untuk diagnosa keperawatan Defisit volume cairan berhubungan dengan

out put yang berlebihan: a). Kaji tanda-tanda vital, b). Observasi kulit kering

berlebihan, membran mukosa, penurunan turgor kuli, c). Observasi Intake dan

output klien, d). Anjurkan kepada keluarga berikan minum air hangat sesuai

kebutuhan tubuh, e). Awasi hasil laboratrium, f.). Kolaborasi dengan tim medis

untuk pemberian cairan: Cairan parenteral. Obat-obatan sesuai indikasi, g).

Berikan penjelasan kepada keluarga dan orang tua tentang manfaat minum dan

tindakan yang telah dilakukan. Untuk diagnosa keperawatan Perubahan

eliminasi BAB berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus: a). Kaji pola

elminasi BAB : frekuensi dan pengikatan konsistesi feces, b). Obsevasi tanda-

tanda vital, c). Anjurkan pada orang tau dan keluarga untuk memberikan

minum yang banyak 2 x dari jumlah BAB, d). Ukur dan catat input dan output,

e). Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi, f). Berikan HE pada

keluarga. Untuk diagnosa keperawatan Resiko kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan seringnya BAB: a). Kaji adanya tanda-tanda kerusakan

integritas kulit ; perubahan pada turgor, gangguan warna, eritema, b). Ganti

balut / popok bersihkan bagian perianal dengan air bersih, c). Lakukan

perawatan pada klien dengan tehnik aseptik pada daerah anus, d). Berikan

penjelasan pada keluarga dan klien tentang pentingnya untuk menjaga

kebersihan khususnya pada daerah perianal setiap saat. Untuk diagnosa


keperawatan Ansietas orang tua dan anak berhubungan dengan hospitalisasi,

a). Kaji rasa cemas yang dialami oleh orang tua klien, b). Jalin hubungan

saling pecaya antara orang tua klien, anak, dan perawat. c). Beri kesempatan

keluarga untuk mengungkapkan rasa cemasnya, d). Berikan keyakinan pada

keluarga bahwa tim kesehatan memberikan yang terbaik dan pertolongan

optimal.

4. Implementasi

Dalam melaksanakan tindakan keperawatan pada “By.D.D” dengan

Gastroenteritis akut di Ruangan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M.

Haulussy Ambon, penulis mengacu pada rencana yang telah disusun

sebelumnya berdasarkan prioritas masalah keperawatan yang muncul,

walaupun pada pelaksanaannya ada juga hambatan – hambatan yang ditemui,

seperti pengumpulan data yang tidak maksimal karena pasien selalu tidur dan

gelisah, tersedianya fasilitas yang kurang memadai membuat penulis tidak bisa

melaksanakan tindakan keperawatan secara maksimal tetapi berkat kerja sama

yang baik antara penulis dengan petugas kesehatan yang ada di ruangan dan

keluarga pasien maka kendala tersebut bisa teratasi.

Tindakan keperawatan yang dapat penulis lakukan pada “By.D.D”

dengan Gastroenteritis akut yaitu untuk diagnosa keperawatan Defisit volume

cairan berhubungan dengan out put yang berlebihan: a). Mengkaji tanda-tanda

vital, b). Mengobservasi kulit kering berlebihan, membran mukosa, penurunan

turgor kuli, c). Mengobservasi Intake dan output klien, d).Menganjurkan pada

keluarga berikan minum air hangat sesuai kebutuhan tubuh, e). Mengawasi
hasil laboratrium, f.). Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian cairan:

Cairan parenteral. Obat-obatan sesuai indikasi, g). Memberikan penjelasan

kepada keluarga dan orang tua tentang manfaat minum dan tindakan yang telah

dilakukan. Untuk diagnosa keperawatan Perubahan eliminasi BAB

berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus: a). Mengkaji pola elminasi

BAB : frekuensi dan pengikatan konsistesi feces, b). Mengobsevasi tanda-

tanda vital, c). Menganjurkan pada orang tua dan keluarga untuk memberikan

minum yang banyak 2 x dari jumlah BAB, d). Mengukur dan catat input dan

output, e). Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi, f). Memberikan

HE pada keluarga. Untuk diagnosa keperawatan Resiko kerusakan integritas

kulit berhubungan dengan seringnya BAB: a). Mengkaji adanya tanda-tanda

kerusakan integritas kulit ; perubahan pada turgor, gangguan warna, eritema,

b). Menganti balut / popok bersihkan bagian perianal dengan air bersih, c).

Melakukan perawatan pada klien dengan tehnik aseptik pada daerah anus, d).

Memberikan penjelasan pada keluarga dan orang tua tentang pentingnya untuk

menjaga kebersihan khususnya pada daerah perianal setiap saat. Untuk

diagnosa keperawatan Ansietas orang tua dan anak berhubungan dengan

hospitalisasi: a). Mengkaji rasa cemas yang dialami oleh orang tua klien, b).

Menjalin hubungan saling pecaya antara orang tua klien, anak, dan perawat. c).

Memberi kesempatan keluarga untuk mengungkapkan rasa cemasnya, d).

Memberikan keyakinan pada keluarga bahwa tim kesehatan memberikan yang

terbaik dan pertolongan optimal.


5. Evaluasi

Kriteria hasil yang ditetapkan pada saat disusun rencana keperawatan

yang menjadi tolak ukur keberhasilan pelaksanaan asuhan keperawatan,

sedangkan evaluasi setelah tindakan keperawatan pada kasus nyata berupa

catatan perkembangan. Dari kriteria hasil yang ditetapkan pada tujuan rencana

pelaksanaan asuhan keperawatan, tidak semua kriteria tersebut dapat dicapai.

Selain respon pasien yang berbeda terhadap treatment yang diterapkan, pasien

juga terlihat sangat lemah sehingga cukup sulit bagi penulis untuk memacu

pasien mencapai kriteria hasil yang ditetapkan

Dalam mengevaluasi hasil penelitian penulis menggunakan evaluasi

keperawatan selama tiga hari dan dapat disimpulkan bahwa dari empat

diagnosa keperawatan yang didapatkan yaitu diagnosa keperawatan Ansietas

orang tua dan anak berhubungan dengan hospitalisasi dapat teratasi pada

tanggal 1 Agustus 2013, sedangkan diagnosa Defisit volume cairan

berhubungan dengan out put yang berlebihan dapat teratasi pada tanggal 2

Agustus 2013, untuk diagnosa keperawatan Perubahan eliminasi BAB

berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus dapat teratasi pada tanggal 2

Agustus 2013, dan Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

seringnya BAB dapat teratasi tanggal 2 Agustus dan Pasien diperbolehkan

pulang pada Tanggal 2 Agustus 2013 atas instruksi dokter sehingga penulis

menganjurkan kepada pasien untuk tetap mencegah kebersihan pada botol susu

bayi dan makan yang dapat mencetuskan diare.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada By. “D.D” dengan

Gatroenteritis diruang anak, Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy

Ambon, maka dapat disimpulkan sebagai berkut :

1. Pada saat dilakukannya pengkajian, maka didapatkan data sebagai berikut : Ibu

bayi mengatakan, bayinya BAB lebih dari 6x/Hari di sertai muntah 2x,

Keadaan umum lemah, Bayi tampak rewel, Mata cekung, Turgor kulit jelek,

Membran mokosa bibir kering, Terdengar bunyi kembung pada perut saat

diperkusi, Bunyi peristaltik usus terdengar 36x/menit, Di bagian anus tampak

kemerahan, konsistensi feses encer, Ekspresi wajah tampak gelisah, Orang tua

sering bertanya-tanya tentang kondisi anaknya, Bayi terlihat takut bila di dekati

oleh perawat.

2. Didalam penelitian, penulis mendapatkan empat diagnosa keperawatan yang

dialami By. “D.D” yaitu. Defisit volume cairan berhubungan dengan out put

yang berlebihan, Perubahan eliminasi BAB berhubungan dengan peningkatan

peristaltik usus, Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

seringnya BAB, Ansietas orang tua dan anak berhubungan dengan

hospitalisasi.

3. Perencanaan keperawatan dilaksanakan berdasarkan prioritas masalah

keperawatan yang telah disusun dan disesuaikan dengan kondisi kebutuhan

kesehatan klien.
4. Pelaksanaan atau implementasi keperawatan dilakukan selama 3 x 24 jam

berdasarkan rencana tindakan keperawatan yang disusun dengan melibatkan

“By.D.D” dan keluarga serta tim kesehatan lain dengan memperhatikan sarana

dan prasarana penunjang untuk pelaksanaan tindakan.

5. Evaluasi yang didapatkan pada By. “D.D” dengan perawatan selama tiga hari

menunjukkan bahwa dari empat diagnosa/masalah keperawatan, yang teratasi

yaitu : Defisit volume cairan berhubungan dengan out put yang berlebihan,

Perubahan eliminasi BAB berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus,

Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan seringnya BAB,

Ansietas orang tua dan anak berhubungan dengan hospitalisasi. semua masalah

keperawatan dapat teratasi dan Pasien diperbolehkan pulang pada Tanggal 2

Agustus 2013 sehingga penulis menganjurkan kepada pasien untuk tetap

mencegah kebersihan pada botol susu bayi dan makan yang dapat mencetuskan

diare.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat mengemukakan

beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat dan diterapkan dalam menangani

klien.

1. Bagi pasien dan keluarga diharapkan terus meningkatkan kesehatannya secara

mandiri dan dapat menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan dengan baik

sesuai dengan fungsinya sebagai tempat untuk memberikan pelayanan

kesehatan.
2. Bagi Rumah Sakit diharapkan dapat menggunakan hasil Karya Tulis Ilmiah ini

untuk mengembangkan dan meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan

asuhan keperawatan, serta dapat dijadikan sebagai salah satu Standar

Operasional Prosedur (SOP) di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy

Ambon khususnya di Ruangan Anak.

3. Bagi Institusi Pendidikan, hendaknya hasil Karya Tulis Ilmiah ini menjadi

salah satu rekomendasi untuk dijadikan sebagai salah satu Standar Operasional

Prosedur (SOP) pada asuhan keperawatan paisen dengan Gastroenteritis akut

di Ruangan Anak.

4. Bagi penulis dalam memberikan tindakan asuhan keperawatan pada pasien

dengan Gastroenteritis akut yang bermutu dan komprehensif, maka perawat

dituntut memiliki pengetahuan dan ketrampilan serta selalu menggunakan

proses asuhan keperawatan yang tepat, agar masalah-masalah yang ditemukan

dapat teratasi dan diharapkan adanya kerjasama yang baik dari keluarga dan

perawat agar bisa tercapainya keberhasilan dalam setiap melakukan tindakan

keperawatan, dan perawat juga hendaknya mengetahui tindakan Keperawatan

mandiri tanpa harus bergantung pada tindakan medis.


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, 2002, Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah, Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia, Jakarta.

Abdurrahman, 2000, Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah, Fakultas Kedoktaran


Universitas Indonesia. Jakarta.

Andi, 2007. Jurnal Gastroenteritis. Jakarta.

Alimul Aziz, 2006. Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Jakarta.

Carpenito, Lynda Juall, 2006, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC.
Jakarta.

Doengoes, M, E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk


Perencanaan dan dokumentasi Pasien. EGC. Jakarta.

Hariyanto, 2007, Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi II Salemba


Medika, Jakarta.

Hariyati, 2008 Jurnal Gastroenteritis Akut. Jakarta.

Iwansain, 2007. Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran. EGC Jakrata
Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI, 2010. Revisi Undang – Undang Kesehatan 2010 –
2014 , Jakarta.

Kemal, 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Penerbit Buku Kedokteran. EGC : Jakarta.

Lismidar, H. 2005. Proses Keperawatan. Universitas Indonesia. Jakarta.

Nurjanah, 2010. Proses Keperawatan, SalembaMedika, Jakarta.

Nursalam, 2001, Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, Edisi
II Salemba Medika, Jakarta.

Nursalam, 2008, Asuhan Keperawatan pada Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan
Bidan), Penerbit Salemba Medika : Jakarta.

Nursalam, 2009, Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik,


Salemba Medika, Jakarta.
Powel D. W. 2003. AsuhanKeperawatan. EGC : Jakarta.

Rahayu, 2009. Konsep Dasar Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Rekam Medik. 2011. Jumlah Pasien Anak dengan Gastroenteritis di RSUD dr. M.
Haulussy Ambon.

Rekam Medik. 2012. Jumlah Pasien Anak dengan Gastroenteritis di RSUD dr. M.
Haulussy Ambon.

Rekam Medik. 2013. Jumlah Pasien Anak dengan Gastroenteritis di RSUD dr. M.
Haulussy Ambon.

Ridwan, 2000. Proses Keperawatan , EGC. Jakarta.

Rohman dan Walid, 2009. Proses Keperawatan Teori danAplikasi, AR-Ruzz


Media, Jogjakarta.

Setiadi, 2008. Konsep Dasar Keperawatan Dengan Pemetaan Konsep, Salemba


Medika, Jakarta.

Suratmaja, 2005, Buku Pegangan Praktik Klinik, Asuhan Keperawatan pada


Pasien dengan Gastroenteritis. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suratmaja, 2006, Buku Pegangan Praktik Klinik, Asuhan Keperawatan pada


Pasien dengan Gastroenteritis. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suriadi, 2010, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi II, Sagung Seto, Jakarta.

Astaqauliyah, 2011.Diare, http://qilqil.multiply.com/reviews/item/6

Edelwz, 2009. Diare dan Bagaimana Cara Menanganinya. http://momsnbabies.


wordpress.com/2009/03/20/diare-dan-bagaimana-menanganinya/. Diakses
tanggal 28Juni 2012

Rofiq, 2007. Pendekatan Diagnostik. Penyakit pada Anak.


http://www.pdpress.co.id/?show

Soedarmono Soejitno, 2010. Pembangunan Kesehatan. http://www.medicastore.


com, Diaksestanggal 28 Juni 2012.
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN AMBON
Jln. Laksdya Leo Wattimena Negeri Lama Ambon
Telp.0911.362943.362947.362948.362950.362951.362952.
Fax. 0911-362949 e-mail : poltekes ambon06@yahoo.com

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK


I. BIODATA
A. Identitas Klien
1. Nama / Nama Panggilan :
2. Tempat Tanggal Lahir /Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Agama :
5. Pendidikan :
6. Alamat :
7. Tanggal Masuk :
8. Tanggal Pengkajian :
9. Diagnosa Medic :
10. Rencana Terapi :
B. Identitas Orang Tua
1. Ayah
a. Nama :
b. Usia :
c. Pendidikan:
d. Pekerjaan/Sumber Penghasilan :
e. Agama :
f. Alamat :
2. Ibu
a. Nama :
b. Usia :
c. Pendidikan :
d. Pekerjaan/Sumber Penghasilan :
e. Agama :
f. Alamat
C. Identitas Saudara Kandung

No Nama Jenis kelamin Usia Hubungan Status


Kesehatan

II. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit


Keluhan anak sehingga anak membutuhkan perwatan medik, jika anak
tidak dapat mengungkapkan. Tanya kepada keluarga alas an keluarga
membawa anaknya ke unit pelayanan kesehatan, jika anak tidak
mempunyai keluhan utama, lakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui
penyebab sakitnya.
III. Riwayat Kesehatan
A. Riwayat Kesehatan Sekarang (Ditulis Secara Narasi )
1. Waktu timbulnyapenyakit, Kapan ? Jam ?
2. Bagaimana awal munculnya ? Tiba-tiba ? Berangsur-angsur ?
3. Keadaan penyakit, apakah sudah membaik, parah atau tetap sama
dengan sebelumnya ?
4. Usaha yang dilakukan untuk mengurangi keluhan ?
5. Kondisi saat dikaji PQRST
B. Riwayat Kesehatan Lalu
(Khusus untuk anak usia 0-5 tahun)
1. Pre Ntal Care
a. Kapan mulai pemeriksaan kehamilan ?
b. Keluhan ibu saat hamil (perdarahan, PHS, infeksi, ngidam,
muntah-muntah, demam)
c. Pernah dirawat selama hamil ?
d. Apakah pernah :
- Terkena Sinar X ?
- Menerima terapi perlindungan selama kehamilan ?
- Melakukan meditasi selama kehamilan ?
e. Bagaimana pola makan ? Kenaikan Berat badan ?
2. Natal
a. Tempat melahirkan ? (RS, Klinik, Rumah)
b. Lama dan jenis persalinan ? Adakah kesulitan ?
c. Penolonh persalinan ?
d. Cara untuk memudahkan persalinan ? (obat, penghilang rasa
nyeri)
e. Pembiusan selama proses melahirkan ?
f. Komplikasi waktu lahir) ?
3. Post Natal
a. Kondisi Bayi (BB, PB, Apgar Score)
b. Keadaan kesehatan anak setelah 28 hari ?
c. Apakah ada oenyakit (kuning, kebiruan, kemerahan, problem
menyusui, BB tidak stabil)
d. Apakah bayi meninggalkan RS dengan ibunya?
(Untuk Semua Usia)
- Penyakit pada masa anaak-anak dan penyakit infeksi yang
pernah dialami
- Imunisai
- Kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan
- Prosedur operasi dan perawatan rumah sakit
- Alergi (makanan, obat-obatan, zat/substansi, tekstil)
- Pengobatan dini (konsumsi obat-obat bebas)
- Perkembangan anaak dibanding dengan saudara-saudaranya
C. Riwayat Alergik
…………………………...………………
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
1. Identifikasi berbagai penyakit keturunan yang umumnya
menyerang
2. Anggota keluarga yang terkena alergi, asma, TBC, hipertensi,
penyakit jantung, stoke, anemia, hemophilia, arthritis, migraine,
DM, kanker, dan gangguan emosional
3. Genogram
IV. Riwayat Imunisasi

No Jenis Waktu Pemberian Reaksi Setelah


Iminisasi Pemberian
1. BCG
2. DPT (I, II, III)
3. Polio (I, II, III, IV)
4. Campak
5. Hepatitis
Lain-lain

V. Riwayat Tumbuh Kembang


A. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan (sejak lahir sampai saat ini/per tahapan usia)
2. Tinggi badan
3. Waktu tumbuh dan tanggal gigi
B. Perkembangan tiap tahap
Usia anak saat :
1. Berguling
2. Duduk
3. Merangkak
4. Berdiri
5. Berjalan
6. Senyum kepada orang lain pertama kali
7. Bicara pertama kali
8. Bepakain tanpa bantuan
VI. Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI
1. Pertama kali disusui
2. Waktu dan cara pemberian
3. Lama pemberian
4. ASI diberikan sampai usia.
B. Pemberian susu formula
1. Alasan pemberian
2. Jumlah pemberian
3. Cara memberikan (dengan dot / sedok)
C. Pemberian Makanan Tambahan
1. Pertama kali diberikan
2. Jenis
D. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini

Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

VII. Riwayat Psikososial


A. Identifikasi klien tentang kehidupan sosialnya, apakah tinggal di
apertemen, rumah sendiri, kontrak ? lingkungan berada di kota,
setengah kota, desa ? Apakah dekat dengan sekolah ? Apakah ada
tempat bermain ? punya kamar tidur sendiri ? Apakah dad tangga yang
bisah berbahaya ? Apakah anak punya ruang bermain ?
B. Identifikasi kehidupan perkawinan orang tua anak
C. Hubungan antara anggota keluarga
D. Siapa yang mengasuh anak ? Apakah orang tua menitipkan di tempat
perawatan anak
E. Penerapan
F. Latihan toilet
G. Pola bermain
VIII. Riwayat Spiritual
A. Kaji ketaatan anak beribadah
B. Support system dalam keluarga
C. Ritual yang biasa dijalankan oleh klien dan keluarga
IX. Reaksi Hospitalisasi
A. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
1. Mengapa ibu membawa anaknya ke rumah sakit
2. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak
3. Bagaimana perasaan orang tua saat ini
4. Siapa yang akan tinggal dengan anak (rawat gabbung)
B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap
1. Mengapa keluarga/orang tua membawa kamu ke RS
2. Apakah dokter menceritakan tentang kondisi-Mu
X. Aktvitas Sehari-hari (Sebelum dan Saat Masuk Rumah Sakit) dibuat dalam
bentuk tabel
A. Nutrisi
1. Selera makan dalam 24 jam
2. Frekuensi makan dalam 24 jam
3. Makanan yang disukai dan makanan pantangan
4. Pembatasan pola makan
5. Cara makan (bersama keluarga, alat makan yang digunakan)
6. Ritual sebelum makan
XI. Cairan (dibuat dalam bentuk tabel)
1. Jenis minuman yang dikonsumsi dalam 24 jam
2. Frekuensi minum
3. Kebutuhan cairan dalam 24 jam
XII. Eliminasi (BAK & BAB) dibuat dalam bentuk tabel
1. Tempat pembuangan
2. Frekuensi ? Kapan ? Teratur ?
3. Konsistensi
4. Kesulitan dan cara menanganinya
5. Obat-obatan untuk memperlancar BAB/BAK

B. Istirahat Tidur (dibuat dalam bentuk tabel)


1. Apaka cepat tertidur ?
2. Jam tidur (Siang / malam) ?
3. Bila tidak tidur apa yang dilakukan ?
4. Apakah tidur secara rutin ?
5. Apakah ada kebiasaan sebelum tidur ?
C. Olah raga
1. Program olah raga tertentu ?
2. Berapa lama melakukan dan jenis ?
3. Perasaan anak setelah melakukan olah raga ?

D. Personal Hygine (dibuat dalam tabel)


1. Mandi (frekuensi, cara, alat mandi, kesulitan, mandiri/dibantu) ?
2. Cuci rambut ?
3. Gunting kuku ?
4. Gosok gigi ?
E. Aktivitas/Mobilitas Fisik (dibuat dalam tabel)
1. Kegiatan sehari-hari ?
2. Pengaturan jadwal harian ?
3. Penggunaan alat bantu untuk aktivitas ?
4. Kesulitan pergerakan tubuh ?
F. Rekreasi
1. Bagaimana perasaan anak saat sekolah ?
2. Berapa banyak waktu luang anak diluar sekolah dan les ?
3. Apakah anak puas setelah rekreasi ?
4. Apakah keluarga menghabiskan waktu senggang dengan anak ?
5. Bagaimana perbedaan hari libur dan hari sekolah ?

XIII. Pemeriksaan Fisik


A. Kedaan Umum Klien
1. Tanda-tanda dari disteres ?
2. Penampilan dihubungkan dengan usia ?
3. Ekspresi bicara, mood ?
4. Berpakain dan kebersihan umum ?
B. Tanda-tanda vital
1. Suhu :
2. Nadi :
3. Respirasi :
4. Tekanan darah :
C. Antropometri
1. Tinggi badan :
2. Berat badan :
3. Lingkar lengan atas :
4. Lingkar kepala :
5. Lingkar dada :
6. Lingkar perut :
7. Skin fold :
D. Pemeriksaan Head To Toe
a. Kulit
Warna kulit
:………………………………………………….………
Turgor kulit
:……………………………………………….…………
Kelainan pada kuli
:……………………………..…………...………………
Suhu kulit
:………………………………………..………………...
Pembesaran kelenjar getah bening
:……………………………..…………...
b. Kepala
Ukuran (LK)
:………………………………………………………….
Bentuk :………………………………..
………………………...
Sutura Fontanel dan Kranial :
…………………………………………………
c. Mata
Bentuk
:………………………………………………………….
Ukuran pupil
:………………………………………………………….
Reaksi terhadap cahaya
:………………………………………………….
Fungsi pennglihatan
:…………………………………………….……
d. Telinga
Bentuk
:…………………………….……………….……...……………
Serumen
:………………………………….………….………...…………
Respon terhadap rangasang auditorius
:…………....................................................................................
Menggunakan alat bantu pendengaran
:………........................................................................................
e. Hidung
Keadaan lubamg hidung
:.......................................…………………….……….................
Fungsi penciuman
:.........................…………...……………………………………..
Pernapasan cuping hidung
:..........................…………………….……………………………
f. Mulut
Membran mukosa
:.................…………………………...............................................
Gigi
:……………………………………………………...…................
Faring
:…………………………………………...……………...............
g. Leher
Pembengkakan selaput
:………………….………………………………...........................
Lipatan kulit tambahan
:………………………….
………………………................................
Distensi vena jugularis
:…………………………………...……………................................
h. Paru-paru
Inspeksi
:………………………………………….
……………………….......
Palpasi
:……………………………………………………….…………
Perkusi
:………………………………………………...………………..
Auskultasi
:…………………….……………………………………………
i. Jantung
Inspeksi
:…………………………………………….……………………
Palpasi
:…………………………………………….……………………
Perkusi
:………………………………….………………………………
Auskultasi
:……………………………………….…………………………
j. Abdomen
Inspeksi
:………………………………………...………………………..
Palpasi
:…………………………………………………………...……..
Perkusi
:…………………………………………………...……………..
Auskultasi
:………………………………………………...………………..
k. Genetalia
Libia Mayora dan Minora
:………………………………………….………
Uretra dan lubang vagina
:…………………………….……………………

Penis
:………………………………………...………………………..
Maetus urinarius
:………………………...………………………………..
Skrotum
:………………...………………………………………..
l. Anus dan Rektum
Penampilan umum
:…………….……………………………………………
Refleks anal
:………………………………………………………….
m. Ekstremitas
Rentang gerak
:…………………….……………………………………
Kesimetrisan
:…………………….……………………………………
Kekutan otot
:………………………………………………………….
Abnormalitas
:…………………….……………………………………
n. Nuerologi
Refleks-reflek
:……………………...…………………………………..
Kejang
:…………………...……………………………………..
Tremor
:……………………………...…………………………..
Periksaan GCS
:…………...……………………………………………..
XIV. Test Diagnostik
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
XV. Therapi Saat ini (Tulis dengan rinci)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GASTROENTERITIS AKUT

Materi : Gastroenteritis Akut


Pokok Bahasan : Mengenal dan Mencegah Gastroenteritis Akut
Hari/ tanggal : Rabu 31 Januari 2013
Waktu pertemuan : 45 menit
Tempat : Ruang Anak RSUD. Dr. M. Haulussy Ambon
Sasaran : Pada “By.D D”

I. Latar Belakang

Tingginya kejadian Gastroenteritis dipicu oleh pengelolaan air yang buruk

dan faktor perilaku hidup sehat masyarakat yang rendah. Berdasarkan hasil studi

basic human service pada tahun 2007, hampir semua rumah tangga (99,20%), di

Indonesia memasak air sendiri untuk minum. Namun akibat tidak dikelola dengan

baik, sekitar 47,5% air yang diminum tetap terkontaminasi bakteri E. Coli.

Angka kejadian Gastroenteritis akut, disebagian besar wilayah Indonesia

hingga saat ini masih tinggi. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)

tahun 2004 angka kematian akibat Gastroenteritis akut 23 per 100.000

penduduk dan pada balita 75 per 100.000 balita. Selama tahun 2006 sebanyak

41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB)

Gastroenteritis di wilayahnya. Jumlah kasus Gastroenteritis akut yang

dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian. Hal

tersebut, utamanya disebabkan rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk

dan perilaku hidup tidak sehat.


II.Tujuan
1. Umum Untuk dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan untuk mengatasi masalah pada bayi

dengan penyakit gastroenteristis akut.


2. Khusus Diharapkan penelitian ini akan dapat mengembangkan kemampuan

penulis dalam melaksanakan proses keperawatan yakni :

f. Dapat Melakukan pengkajian pada “By.D D” yang menderita

Gastroenteritis akut di Ruangan Anak RSUD Dr. M. Haulussy

Ambon.

g. Dapat menentukan masalah dan diagnosa keperawatan pada

“By.D D” yang menderita Gastroenteritis akut di Ruangan Anak

RSUD Dr. M. Haulussy Ambon.

h. Dapat membuat perencanaan asuhan keperawatan yang menyeluruh

pada “By.D.D” yang menderita Gastroenteritis akut di Ruangan

Anak RSUD Dr. M. Haulussy Ambon.

i. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan yang menyeluruh pada

“By.D D” yang menderita Gastroenteritis akut di Ruangan Anak

RSUD Dr. M. Haulussy Ambon berdasarkan rencana yang telah

ditetapkan dan sesuai dengan kebutuhan pasien.

j. Dapat melaksanakan evaluasi keperawatan untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan asuhan keperawatan yang telah

diterapkan pada “By.D D” yang menderita Gastroenteritis akut di

Ruangan Anak RSUD Dr. M. Haulussy Ambon.


III. Garis Besar Materi

A. Pengertian Gastroenteritis Akut


B. Penyebap Gastroenteritis Akut
C. Derajat Dehidrasi Gastroenteritis Akut
D. Patofisiologi Gastroenteritis Akut
E. Tanda dan gejala Gastroenteritis Akut
G. Cara pencegahan

IV. Metode

A. Ceramah

B. Tanya jawab

C. Diskusi

V. MEDIA

 Leafleat

VI. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluh Waktu Kegiatan Peserta


1 Pendahuluan 5
 Memberi salam Menit  Menjawab salam
 Memberi pertanyaan apersepsi  Memberi salam
 Mengkomunikasikan pokok  Menyimak
bahasan
 Mengkomunikasikan tujuan  Menyimak
2 Kegiatan Inti 25
 Memberikan penjelasan tentang Menit  Menyimak
Gastroenteritis Aku
 Memberikan kesempatan peserta  Bertanya
untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan peserta  Memperhatikan

3 Penutup 5
 Menyimpulkan materi penyuluhan Menit  Memperhatikan
bersama peserta  menjawab
 Memberikan evaluasi secara lisan
 Memberikan salam penutup

VII. Referensi

Abdurrahman, 2002, Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah, Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Abdurrahman, 2000, Ilmu Kesehatan Anak, Buku Kuliah, Fakultas
Kedoktaran Universitas Indonesia. Jakarta.
Alimul Aziz, 2006. Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran,
EGC. Jakarta.
Iwansain, 2007. Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran.
EGC Jakrata Indonesia.
Suratmaja, 2006, Buku Pegangan Praktik Klinik, Asuhan Keperawatan
pada Pasien dengan Gastroenteritis. Penebar Swadaya, Jakarta.
Lampiran

Gastroenteritis akut

A. Pengertian

1. Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan

dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau

lebih buang air dengan bentuk tinja yang encer dan cair

2. Gastroenteritis adalah peradangan akut lapisan lambung dan usus yang di

tandai denagn anoreksia, rasa mual, nyeri abdomen dan diare

3. Gastroenteritis adalah Suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal

atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume,

keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih

dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir darah

4. Gastroenteritis adalah Penyakit yang ditandai dengan bertambahnya

frekuensi defikasi lebih dari biasanya (>3 kali/hari) disertai perubahan

konsistensi tinja (menjadi cair) dengan/tanpa darah atau lendir

B. Derajat Dehidrasi

Menilai derajat dehidrasi dengan kehilangan berat badan yaitu :


1. Dehidrasi ringan : Bila terjadi penurunan berat badan 2½ - 5% dengan

volume cairan yang kurang dari 50 ml/Kg

2. Dehidrasi sedang : Bila terjadi penurunan berat badan 5 – 10% dengan

volume cairan yang kurang dari 50 ml/Kg

3. Dehidrasi berat : Bila terjadi penurunan berat badan > 10 %, dengan volume

cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/Kg

C. Penyebap

Gastroenteritis bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya.

Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya gastroenteritis. Secara umum,

berikut ini beberapa penyebab gastroenteritis menurut, yaitu :

f. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit

g. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu

h. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti :

campak, infeksi telinga, infeksi tenggorokan, dan malaria.

i. Pemanis buatan, makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan

menarik air dari dinding usus. Dilain pihak, pada keadaan ini proses transit

di usus menjadi sangat singkat sehingg air tidak sempat diserap oleh usus

besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada gastroenteritis. Selain

rotavirus, gastroenteritis juga disebabkan akibat kurang gizi, alergi, tidak

tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang

memiliki intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau

hanya sedikit memiliki enzim laktosa yng berfungsi mencerna laktosa yang

terkandung susu sapi.


j. Faktor Psikologis : Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada

anak yang lebih cemas).

D. Patofisiologi

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya gastroenteritis menurut

a. Gangguan osmotic

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan

tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran

air dan elektrolit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan

merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul gastroenteritis.

b. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya

timbul gastroenteritis kerena peningkatan isi lumen usus.

c. Gangguan mortilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehingga timbul gastroenteritis. Sebaliknya bila

peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan,

selanjutnya dapat timbul gastroenteritis pula.

E. Tanda Dan Gejala


Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh

biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul

gastroenteritis, tinja cair dan mungkin disertai lendir atau darah. Warna tinja

makin lama berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan

empedu. Anus dan daerah sekitarnya menjadi lecet karena seringnya defikasi
dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat,

yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama

gastroenteritis. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah

gastroenteritis dan dapat di sebabkan oleh lambung yang turut meradang atau

akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, maka gejala dehidrasi

mulai tampak, berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-

ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak

kering

F. Cara pencegahan

1. Penyediaan air tidak memenuhi syarat:

a. Gunakan air dari sumber terlindung.

b. Pelihara dan tutup sarana agar terhindar dari pencemaran.

2. Pembuangan kotoran tidak saniter.

a. Buang air besar di jamban.

b. Buang tinja bayi di jamban.

c. Apabila belum punya harus membuatnya baik sendiri maupun

berkelompok dengan tetangga.

3. Perilaku tidak hygienis.

a. Cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan makanan.

b. Cuci tangan dengan sabun setelah BAB.

c. Minum air putih yang sudah dimasak.

d. Menutup makanan dengan tudung saji.

e. Cuci alat makan dengan air bersih.


C. Penyebap
Gastroenteritis Akut ……. Gastroenteritis bukanlah penyakit yang datang
CARA PENCEGAHAN TIMBULNYA dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi
Gastroenteritis akut
Bagaimana cara A. Pengertian
pemicu terjadinya gastroenteritis. Secara umum,
1. Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana terjadinya berikut ini beberapa penyebab gastroenteritis
menurut, yaitu :
mencegahnya ??? kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air dengan bentuk 1. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit
tinja yang encer dan cair 2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu
2. Gastroenteritis adalah peradangan akut lapisan lambung dan 3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai
usus yang di tandai denagn anoreksia, rasa mual, nyeri penyakit lain seperti : campak, infeksi telinga,
abdomen dan diare
infeksi tenggorokan, dan malaria.
3. Gastroenteritis adalah Suatu keadaan pengeluaran tinja yang
tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan 4. Pemanis buatan, makanan yang tidak dicerna dan
peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 tidak diserap usus akan menarik air dari dinding
kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan usus. Dilain pihak, pada keadaan ini proses transit
atau tanpa lendir darah di usus menjadi sangat singkat sehingg air tidak
4. Gastroenteritis adalah Penyakit yang ditandai dengan sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang
bertambahnya frekuensi defikasi lebih dari biasanya (>3
menyebabkan tinja berair pada gastroenteritis.
kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair)
dengan/tanpa darah atau lender Selain rotavirus, gastroenteritis juga disebabkan
Oleh : akibat kurang gizi, alergi, tidak tahan terhadap
B. Derajat Dehidrasi laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak
La Hajirin Menilai derajat dehidrasi dengan kehilangan berat badan yaitu : yang memiliki intoleransi terhadap laktosa
1. Dehidrasi ringan : Bila terjadi penurunan berat badan 2½ - 5% dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit
P07120110033 dengan volume cairan yang kurang dari 50 ml/Kg memiliki enzim laktosa yng berfungsi mencerna
Tingkat III A 2. Dehidrasi sedang : Bila terjadi penurunan berat badan 5 – 10%
laktosa yang terkandung susu sapi.
dengan volume cairan yang kurang dari 50 ml/Kg
Jurusan Keperawatan 3. Dehidrasi berat : Bila terjadi penurunan berat badan > 10 %, 5. Faktor Psikologis : Rasa takut dan cemas (jarang
dengan volume cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih cemas).
100 ml/Kg
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MALUKU
2013
E. Patofisiologi D. Tanda Dan Gejala G. Cara pencegahan :
Mekanisme dasar yang menyebabkan Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah,
timbulnya gastroenteritis menurut 1. Penyediaan air tidak memenuhi syarat:
suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau
1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat tidak ada, kemudian timbul gastroenteritis, tinja cair dan
a. Gunakan air dari sumber terlindung.
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik mungkin disertai lendir atau darah. Warna tinja makin lama
dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi b. Pelihara dan tutup sarana agar terhindar dari
berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan
pergeseran air dan elektrolit ke dalam lumen pencemaran.
usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan empedu. Anus dan daerah sekitarnya menjadi lecet karena
2. Pembuangan kotoran tidak saniter.
merangsang usus untuk mengeluarkannya seringnya defikasi dan tinja makin lama makin asam sebagai
sehingga timbul gastroenteritis. a. Buang air besar di jamban.
akibat makin banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa
2. Gangguan sekresi b. Buang tinja bayi di jamban.
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) yang tidak dapat diabsorbsi usus selama gastroenteritis. Gejala
c. Apabila belum punya harus membuatnya baik
pada dinding usus akan terjadi peningkatan muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah gastroenteritis dan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus sendiri maupun berkelompok dengan tetangga.
dapat di sebabkan oleh lambung yang turut meradang atau
dan selanjutnya timbul gastroenteritis kerena 3. Perilaku tidak hygienis.
peningkatan isi lumen usus. akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, maka
a. Cuci tangan sebelum makan atau menyiapkan
3. Gangguan mortilitas usus gejala dehidrasi mulai tampak, berat badan menurun, turgor
makanan.
Hiperperistaltik akan menyebabkan kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung,
berkurangnya kesempatan usus untuk b. Cuci tangan dengan sabun setelah BAB.
menyerap makanan sehingga timbul selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering
c. Minum air putih yang sudah dimasak.
gastroenteritis. Sebaliknya bila peristaltik
d. Menutup makanan dengan tudung saji.
usus menurun akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul e. Cuci alat makan dengan air bersih.
gastroenteritis pula.

Anda mungkin juga menyukai