Disusun oleh
LA HAJIRIN
NIM : P07120110033
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat TUHAN YANG MAHA ESA
karena atas berkatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
Maksud penulisan karya Tulis Ilmiah adalah sebagai salah satu persyaratan
bimbingan baik moral maupun material dari berbagai pihak untuk itu
2. Dr. Sri Ananta Widhya, M.Kes selaku Direktur RSUD Dr. M. Haulussy
penelitian
7. Khususnya kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta serta adik saya, terima
III Keperawatan.
Penulis menyadari bawah dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat
Akhir kata tidak ada yang dapat penulis berikan selain ucapan terima kasih
dan harapan, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
mendapatkan imbalan yang setimpal dari Tuhan yang Maha Esa , AMIN.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
i
JUDUL………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………. ii
KATA PENGANTAR…………………………………………..... iii
DAFTAR ISI……………………………………………………… v
DAFTAR TABEL………………………………………………… vii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………... viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………... ix
INTISARI…………………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………........... 1
B. Rumusan Masalah……………………………….......... 4
C. Tujuan Penelitian………………………………........... 4
D. Manfaat Penelitian………………………………......... 5
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………............ 85
B. Saran…………………………………………….......... 86
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
Gambar Hal
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kemitraan, kerja sama lintas sektoral serta mendorong peran serta aktif
masyarakat. Melalui Visi, Misi Masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan,
Gastroenteritis akut adalah peradangan akut lapisan lambung dan usus yang ditandai
dengan anoreksia, rasa mual, nyeri abdomendan diare. Gastroenteritis sampai saat ini
masih merupakan masalah kesehatan, tidak saja di negara berkembang tetapi juga
di negara maju. Penyakit ini masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar
Biasa) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. Gastroenteritis
akut juga sering disebut flu perut tetapi penyakit ini tidak disebabkan oleh virus
dibawah lima tahun) terbesar di dunia. Menurut catatan Unicef, setiap detik satu
lainnya mengalami serangan gastroenteritis tiga kali per tahun. Di Inggris satu
kejadian di Negara Barat ini oleh karena (Foodgorne infection and waterborn
Tingginya kejadian Gastroenteritis dipicu oleh pengelolaan air yang buruk dan
faktor perilaku hidup sehat masyarakat yang rendah. Berdasarkan hasil studi basic
human service pada tahun 2007, hampir semua rumah tangga (99,20%), di Indonesia
memasak air sendiri untuk minum. Namun akibat tidak dikelola dengan baik,
sekitar 47,5% air yang diminum tetap terkontaminasi bakteri E. coli (Kemal,
2007).
hingga saat ini masih tinggi. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
tahun 2004 angka kematian akibat Gastroenteritis akut 23 per 100.000 penduduk
dan pada balita 75 per 100.000 balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten
rendahnya ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat
(Astaqauliyah, 2011).
Berdasarkan data yang di peroleh dari medical record Rumah Sakit Umum
Gastroenteritis pada 3 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.
TABEL 1
DISTRIBUSI PASIEN DENGAN GASTROENTERITIS AKUT DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH Dr. M. HAULUSSY AMBON PADA
TAHUN 2011 – 2013
kuratif, akan rehabilatif serta sebagai pemberi pelayanan kesehatan secara umum
ditantang untuk terus mengembangkan agar angka kecacatan dan kematian data
mengambil kasus ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada “By.D.D” dengan
B. Rumusan Masalah
Ambon.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk dapat menerapkan asuhan keperawatan dengan menggunakan
2. Tujuan khusus
Ambon.
Haulussy Ambon.
berdasarkan rencana yang telah ditetapkan dan sesuai dengan kebutuhan pasien.
Haulussy Ambon.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi
2. Manfaat Praktis
pada Anak.
a. Bagi Penulis
merupakan salah satu persyaratan untuk mengikuti ujian akhir program pada
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau
lebih buang air dengan bentuk tinja yang encer dan cair (Suriadi,2010).
tandai denagn anoreksia, rasa mual, nyeri abdomen dan diare (Edelwz, 2009).
serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari
2005).
adalah meningkatnya frekwensi buang air besar dimana pada bayi > 4x/
hari dan pada anak >3x/ hari dengan konsistensi tinja encer, cair, dapat
c. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti :
d. Pemanis buatan, makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan
menarik air dari dinding usus. Dilain pihak, pada keadaan ini proses transit
di usus menjadi sangat singkat sehingg air tidak sempat diserap oleh usus
besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada gastroenteritis. Selain
tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang
hanya sedikit memiliki enzim laktosa yng berfungsi mencerna laktosa yang
e. Faktor Psikologis : Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada
Kuman/
Penyebab Masyarakat Carier
Penyakit
gastroenteriti
s
Keadaan Penduduk Sosial EKonomi Lain-lain faktor
GAMBAR 1
FAKOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA
GASTROENTERITIS
3. Derajat Dehidrasi
yaitu :
volume cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/Kg
4. Manifestasi Klinis
Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya
gastroenteritis, tinja cair dan mungkin disertai lendir atau darah. Warna tinja
empedu. Anus dan daerah sekitarnya menjadi lecet karena seringnya defikasi
dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat,
yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama
gastroenteritis dan dapat di sebabkan oleh lambung yang turut meradang atau
akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, maka gejala dehidrasi
mulai tampak, berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-
ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak
tenesmus, hematoschezia, nyeri perut dan atau kejang perut. Akibat paling fatal
dari gastroenteritis yang berlangsung lama tanpa rehidrasi yang adekuat adalah
yang kekurangan cairan akan merasa haus, berat badan berkurang, mata
cekung, lidah kering, tulang pipi tampak lebih menonjol, turgor kulit menurun
serta suara menjadi serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan oleh deplesi air
renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi cepat (> 120 x/menit), tekanan darah
menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai gelisah, muka pucat, akral dingin
sampai timbul oliguria/anuria. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan timbul
penyakit nekrosis tubulus ginjal akut yang berarti suatu keadaan gagal ginjal
5. Patofisiologi
a. Gangguan osmotik
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
air dan elektrolit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan
Peningkatan sekresi aktif cairan Pergeseran cairan & elektolit ke dalam Distres G.I
usus
Nutrisi kurang dari Resiko penigkatan panas tubuh Kompenisasi tubuh Steresor bagi anak & orang tua
kebutuhan tubuh
Tubuh mengeluarkan panas Peningkatan metabolisme Perubahan rasa nyaman Koping
tubuh inefektif
b. Renjatan hipovolemik.
d. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim
laktose.
e. Hipoglikemia.
g. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare jika lama atau kronik).
7. Pemeriksaan Laboratorium
kausal yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula.
dilakukan yaitu :
a. Pemeriksaan tinja
2) pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemeriksaan
gastroenteritis kronik.
8. Penatalaksanaan
a. Pemberian cairan
Kadar natrium 90 mEq/l untuk kolera dan gastroenteritis akut pada anak
di atas enam bulan dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa
sukrosa atau karbohidrat lain, misalnya larutan gula garam, larutan air
akut baik sebelum ada dehidrasi maupun setelah ada dehidrasi ringan.
2) Cairan parenteral
DG aa (1 bagian larutan Darrow + 1 bagian glukosa 5%). RG g (1
b. Pengobatan diatetik
1) Untuk anak di bawah satu tahun dan anak di atas satu tahun dengan
berat badan kurang dari 7 kg. Susu (ASI dan atau susu formula yang
sehat (nasi tim) bila anak tidak mau minum susu karena di rumah sudah
biasa diberi makanan padat. Susu khusus yaitu susu yang tidak
2) Untuk anak di atas satu tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg.
rumah.
c. Obat-obatan
hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang
mengandung elektrolit dan glukosa karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung
a) Asetasol
b) Klorpromazin
4) Antibiotika
1. Pengertian Keperawatan
ilmu dan kiat keperawatan dengan bentuk pelayanan biologis, psikologis, sosial
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit dan mencakup seluruh proses
2. Proses Keperawatan
a. Proses keperawatan
1) Pengertian
(Lismindar,2005).
1) Pengkajian
data.
sedang adalah :
a) Pengumpulan data
(1) Biodata
Buang air besar (BAB) yang lebih dari empat kali sehari
(a) Suhu
Suhu normal anak sebagai berikut : 3 bulan (37,5°C), 6
(36,6ºC).
cc/kgBB/hari (Rahayu,2009).
TABEL 2
NILAI NORMAL NADI SESUAI TINGKATAN USIA
TABEL 3
NILAI NORMAL PERNAPASAN SESUAI
TINGKATAN UMUR
USIA PERNAFASAN
Bayi baru lahir (1-11 bulan) 35x/menit
2 tahun 30x/menit
4 tahun 23x/menit
6 tahun 20-21x/menit
8 tahun 19x/menit
10-12 tahun 18x/menit
14 tahun 17x/menit
16 tahun 16-18x/menit
Sumber : Rahayu (2009)
TABEL 4
NILAI NORMAL TEKANAN DARAH SESUAI TINGKATAN USIA
TABEL 5
PEMERIKSAAN TINGKAT KESADARAN
elektrolit.
b) Analisa data
Analisa data adalah kemampuan mengaitkan data dan
mengambil keputusan dan memilih mana data yang penting dan tidak.
interpretasi data.
2) Diagnosa Keperawatan
3) Perencanaan
Kriteria :
Intervensi :
feces
(9) Memberikan HE
Kriteria :
(d) RR : 30-40x/menit
Intervensi :
turgor kulit.
rehidrasi
terapi.
(b) Obat-obatan
sesuai indikasi
Kriteria :
Intervensi :
sering
kebutuhan total
meningkatkan pemasukan
(5) Kolaborasi
(a) Konsul pada ahli gizi dukung tim nutrisi untuk memberikan
membantu regenerasis
penyembuhan.
BAB.
Kriteria :
aktual.
Intervensi :
(2) Ganti balut / popok bersihkan bagian perianal dengan air bersih
(3) Lakukan perawatan pada klien dengan tehnik aseptik pada daerah
anus
berlebihan
pada kulit
terjadinya gastroenteritis.
(6) Berikan penjelasan pada keluarga dan klien tentang pentingnya
saat.
organisme patogen
Kriteria :
Intervensi :
(1) Ganti pembalut / popok yang basah dengan popok yang kering
(3) Instruksikan pada orang tua untuk tidak menggosok dengan kain
Kriteria :
(d) RR : 30-40x/menit
Intervensi :
(1) Kaji dan awasi tingkat kesadaran dan catat bila ada perubahan
darah
nafas
tidak
elektrolit.
Kriteria :
(d) RR : 30-40x/menit
Intervensi :
(e.) Penurunan pH
berlebihan
Kriteria :
Intervensi :
(3) Dorong masukan cairan jernih dalam jumlah kecil tapi sering.
Intervensi :
klien.
optimal.
4) Pelaksanaan
adalah :
opinion.
(b) Tahap pelaksanaan : berfokus pada pasien, berorientasi pada tujuan
pasien, kompeten.
5) Evaluasi
a) Pengertian
diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
perencanaan.
b) Macam evaluasi
Menurut Rohmah dan Walid (2009), macam-macam evaluasi
antara lain :
klien.
(3) A : Analisis
(4) P : Planning
(5) I : Implementasi
pelaksanaan.
(6) E : Evaluasi
(7) R : Reassesment
C. Kerangka Konsep
adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas
keterkaitan anatara variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Variabel Dependent
Perubahan
eliminasi BAB
Defisit volume
cairan
Variabel Independent
Perubahan nurisi
kurang dari
Asuhan Keperawatan: kebutuhan tubuh
1. Pengkajian
2. Diagnosa Anak dengan
3. Perencanaan gastroenteritis Perubahan rasa
4. Implementasi nyaman
5. Evaluasi
Resiko kerusakan
integritas kulit
Resti infeksi
Resiko gangguan
sirkulasi darah
Resiko terjadinya
Keterangan : syok
GAMBAR 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Waktu Penelitian
2. Lokasi Penelitian
M. Haulussy Ambon.
C. Subjek Penelitian
dengan Gastroenteritis Akut yang dirawat di ruang anak Rumah Sakit Umum
1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terbagi atas dua bagian yaitu variabel
a. Variabel Independen
variabel lain, Variabel bebas biasanya diamati dan diukur untuk diketahui
b. Variabel dependen
variabel yang lainnya . Dengan kata lain variabel dependen adalah vaktor
yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau
dipilih peneliti.
pada“By.DD”
“By.DD,”
pada “By.DD”
frekwensi buang air besar dimana bayi > 4x/ hari dengan konsistensi
tinja encer, cair, dapat disertai lendir dan darah yang dapat
berlebihan.
pada klien karena adanya iritasi pada daerah kulit karena terpajan dengan
kelembaban.
a. Alat
b. Bahan
a. Sumber data
Sumber data terbagi atas dua macam yaitu : 1) Data primer adalah data
yang didapatkan langsung dari pasien dan keluarga; 2) data sekunder adalah
data yang didapatkan dari status pasien maupun dari bagian medikal rekor
meliputi :
3). Pemeriksaan fisik; melalui inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Yang
tubuh dengan menggunakan tangan atau alat bantu seperti perkusi hamer
4). Studi dokumentasi; yaitu suatu cara pengumpulan data melalui catatan
pengkajian dan dituangkan dalam bentuk tekstural. Setelah itu dianalisis, dan
H. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tekstular dan
tabular yaitu dengan menggunakan kata-kata secara narasi dan dalam bentuk
tabel.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Pengkajian
a. Identitas “By.D.D”
masuk ke rumah sakit pada tanggal 30 Juli 2013 pukul 20.00 WIT.
1). Ayah : Nama Tn. “A.D”, Umur 39 tahun, pendidikan SMA, pekerjaan
2). Ibu : nama Ny. ”Y”, Umur 39 tahun, pendidikan SMA, pekerjaan Ibu
berikut ini :
TABEL 6
IDENTITAS SAUDARA KANDUNG
Ibu bayi mengatakan, bayinya BAB lebih dari 6x/Hari, BAB encer, di sertai
e. Riwayat
Ibu bayi mengatakan bayinya BAB lebih dari 7x/Hari, disertai muntah
mengalami BAB lebih dari 7x/Hari, disertai muntah 3x. Pada saat
dari 6x/hari, BAB encer, disertai muntah sebanyak 2x, Bayi tampak
rewel. Terapi saat ini Obat-obat yang didapatkan “By.D.D” saat masuk
rumah sakit yaitu IVFD Tridex 27B 40 tetes/menit (micro), Injeksi
Cefotaxime 3x300 mg/8 jam (IV), Dialac 2x½ saset (Oral), Diazinc 1x½
tablet (Oral).
b) Natal
melahirkan.
c) Post natal
Ibu bayi mengatakan kondisi bayinya waktu lahir beratnya 4000
penyakit tertentu.
f. Riwayat alergi
Ibu bayi mengatakan tidak ada penyakit keturunan yang diderita oleh
“By.D.D”, dan tidak ada penyakit menular yang diderita oleh keluarga.
Genogram :
? ? ? 39 ? 399 ? ? ? ?
o
8 5 11
15 14 6
Gambar : Bagan Genogram Keluarga
Gambar 4
Genogram Tiga Generasi
h. Riwayat Imunisasi
TABEL. 7
RIWAYAT IMUNISASI
NO Jenis Waktu Reaksi setelah pemberian
1. BCG 1 bulan Timbul benjolan
2. DPT (I, II, III) 3 bulan Panas
3. Polio (I, II, III, III) 5,7,8 bulan Tidak ada
4. Campak 9 bulan Tidak ada
5 Hepatitis 6 bulan Tidak ada
Sumber : Data primer,31 Juli
1) Pertumbuhan fisik
Berat badan saat lahir adalah 4000 gram, berat sekarang 9,5 kg, tinggi
badan saat lahir 52 cm, waktu tumbuh dan tanggalnya gigi pada bayi
usia 5 bulan.
Saat berguling usia 4 bulan, duduk berusia 6-7 bulan, merangkak usia 5
bulan, senyum pertama usia 2 bulan, bicara usia 7 bulan, berdiri tegak
j. Riwayat Nutrisi
1) Pemberian ASI
setelah lahir, waktu pemberian saat bayi menagis dan cara pemberian
TABEL. 8
POLA NUTRISI PADA TIAP TAHAPAN USIA
Usia Jenis nutrisi Lama pemberian
1 – 2 bulan ASI 2 bulan
2 – 6 bulan Susu formula 4 bulan
6 – 9 bulan Bubur sun 3 bulan
9 – 11 bulan sampai sekarang Bubur giling ( saring ) 2 tahun
Sumber: Data primer, 31Juli 2013
k. Riwayat Psikososial
Bayi tinggal di rumahnya sendiri bersama orang tua dan ayah serta
hubungan antara keluarga baik-baik saja, bayi di asuh oleh ibu dan
ayahnya. Di rumah bayi memiliki tempat tidur sendiri, tidak ada tangga
Sejak lahir bayi diasuh oleh kedua orang tuanya secara bergantian
5) Penerapan disiplin
6) Latihan toilet
7) Pola bermain
l. Riwayat spiritual
bayinya.
m. Reaksi hospitalisasi
saat pengkajian, orang tua tampak sedih terhadap kodisi bayinya, kedua
orang tuanya selalu berkunjung dan menjaga “By.D.D” ibu dan ayah
TABEL. 9
AKTIFITAS SEHARI – HARI
o. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum tampak lemah, merasa takut bila di dekati oleh perawat,
penampilan sesuai dengan usia anak, ekspresi bicara sedih, mood rewel,
2) Tanda-tanda vital
Pada pemeriksaan Tanda tanda vital diperoleh hasil, Suhu tubuh 36,8ºC
TABEL. 10
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
a) Kulit
Warna kulit putih, turgor kulit jelek, kelainan pada kulit tidak ada,
suhu kulit normal 36,8 ºC, pembesaran kelenjar getah bening tidak
ada.
b) Kepala
c) Mata
skelera tidak ikteric, mata cekung, refleks pupil baik (isokor), reaksi
d) Telinga
Telinga simetris kiri dan kanan, bentuk normal, tidak ada serumen,
e) Hidung
penciuman baik.
f) Mulut
Keadaan mulut normal, membran mukosa bibir kering, gigi 5 buah
tidak ada karies. lidah bersih, tidak ada sariawan, tidak ada
stomatitis, tidak ada tonsil, gusi warna merah muda tidak pucat.
g) Leher
h) Paru – paru
i) Jantung
j) Abdomen
k) Genitalia
Labia mayora dan minora tidak ada kelainan, uretra dan lubang
m) Ekstremitas
n) Neurologi
p. Test diagnostik
Ambon pada tanggal 31 juli 2013 dapat dilihat pada tabel berikut
TABEL. 11
PEMERIKSAAN LABOLATORIUM
jam (IV), Dialac 2x½ saset (Oral), Diazinc 1x½ tablet (Oral).
TABEL. 12
KLASIFIKASI DATA
Nama : “By.D.D”
No register : 02-13-67
Ruang rawat :Ruang anak
TABEL. 13
ANALISA DATA
Nama : “By.D.D”
Umur : 11 Bulan
No Register : 021748
Ruang Rawat : Ruang Anak
a. Diagnosa Keperawatan
Sesuai dengan analisa data yang dibuat maka dengan ini didapatkan
anaknya muntah 2x, BAB encer, Bayinya rewel, Keadaan umum lemah,
usus ditandai dengan: Ibu mengatakan bayinya BAB lebih dari 6x/hari,
BAB encer, Bayinya rewel, Keadaan umum lemah, Turgor kulit jelek,
anaknya bisa segera cepat sembuh dan pulang, Ekspresi wajah tampak
b. Prioritas masalah
1) Defisit volume cairan berhubungan dengan out put yang berlebihan
usus
Berdasarkan prioritas masalah, maka dapat dibuat intervensi keperawatan pada “By D.D” dengan Gastroenteritis akut dapat
TABEL. 14
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO.
DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
DX.
1 2 3 4 5
Defisit volume cairan berhubungan dengan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tanda-tanda vital 1. mengkaji tanda-tanda vital,
out put yang berlebihan yang ditandai keperawatan 3x24 jam maka kondisi pasien dapat di
dengan diharapakan keseimbangan monitoring sedini mungkin
Data subjektif : cairan elektrokit adekuat 2. Observasi kulit kering 2. adanya perubahan kulit,
7. Ibu mengatakan bayinya BAB lebih dengan kriteria : berlebihan, membran membran mukosa, turgor kulit
dari 6x/hari 1. Haluaran urine adekuat mukosa, penurunan turgor merupakan merupakan
8. Ibu bayi mengatakan anaknya muntah dengan berat jenis adekuat kulit. indikator untuk meningkatkan
2x 2. Tanda vital normal tingkat rehidrasi
9. BAB encer 3. Membran mukosa lembab 3. mengobservasi Intake dan
10. Bayinya rewel 4. Turgor kulit baik (< 2 3. Observasi Intake dan output output klien dapat diketahui
Data objektif : detik kembali) klien secara objektif sejauh mana
6. Keadaan umum lemah ketidak seimbangan cairan yang
7. Turgor kulit jelek dialami pasien sehingga dapat
8. Membran mukosa bibir kering segera dilakukan intervensi
9. Mata cekung yang tepat secepatnya
10. Konsistensi feses encer 4. Anjurkan kepada keluarga 4. Dengan memberikan minum air
berikan minum air hangat hangat sebanyak mungkin, akan
sesuai kebutuhan tubuh dapat mengurangi rangsangan
muntah dan dapat mengimbangi
cairan yang hilang
5. Awasi hasil laboratrium 5. Menentukan kebutuhan
penggantian dan kefektifan
terapi
6. Kolaborasi dengan tim 6. Cairan parenteral dan Obat-
medis untuk pemberian obatan sesuai indikasi
cairan a. Pemberian cairan akan dapat
a. Cairan parenteral segera mengembalikan
b. Obat-obatan sesuai keseimbangan cairan dan
indikasi elektrolit klien yang hilang.
b. Dengan pemberian obat-
obatan sesuai indikasi dapat
mempercepat proses
penyembuhan sehingga
tujuan dapat tercapai secara
maksimal.
7. Dengan memberikan penjelasan
7. Berikan penjelasan kepada pada klien tentang manfaat
keluarga dan orang tua minum dan tindakan yang telah
tentang manfaat minum dan dilakukan akan memberikan
tindakan yang telah pemahaman kepada keluarga
dilakukan dan pasien sehingga tercipta
hubungan yang teraupetik.
1 2 3 4 5
2. Perubahan eliminasi BAB berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji pola elminasi BAB : 1. Mengetahui pola eliminasi klien
dengan peningkatan peristaltik usus di keperawatan 3x24 jam frekuensi dan pengikatan
tandai dengan : diharapakan Pola elminasi konsistesi feces 2. Memonitor adanya kelainan pada
Data subjektif : alvi (BAB) kembali normal 2. Obsevasi tanda-tanda vital TTV
3. Ibu mengatakan bayinya BAB lebih Kriteria : 3. Mencegah terjadinya dehidrasi
dari 6x/hari 1. Frekuensi BAB 1-3x/hari 3. Anjurkan pada orang tua dan
4. BAB encer 2. Konsistensi lembek keluarga untuk memberikan
5. Bayinya rewel 3. Turgor kulit baik minum yang banyak 2 x dari
Data objektif : jumlah BAB 4. Intake dan output seimbang
8. Keadaan umum lemah 4. Ukur dan catat input dan
9. Turgor kulit jelek output 5. Mencegah terjadinya komplikasi
10. Membran mukosa bibir kering 5. Kolaborasi dengan dokter yang lebih lanjut
11. Mata cekung untuk pemberian terapi 6. Ibu dapat mengetahui dan
12. Terdengar kembung pada perut saat 6. Berikan HE pada keluarga memahami tentang penayakit
diperkusi tentang : gastroenteritis
13. Bunyi peristaltik usus terdengar Pengertian gastoernteritis,
36x/menit tanda dan gejala
14. Konsistensi feses encer gastroenteritis, penyebab
gastroenteritis dan
pencegahan gastroenteritis .
1 2 3 4 5
3. Resiko kerusakan integritas kulit Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji adanya tanda-tanda 1. Dengan mengkaji
berhubungan dengan seringnya BAB di keperawatan 3x24 jam kerusakan integritas kulit ; adanya tanda-tanda kerusakan
tandai dengan: diharapakan klien dapat perubahan pada turgor, integritas kulit maka kondisi
Data subyektif : mempertahankan integritas gangguan warna, eritema. pasien dapat di monitoring sedini
3. Ibu bayi mengatakan bayinya BAB kuit Kriteria : mungkin dan memungkinkan
lebih 6x/hari 1. Anus bersih dan kering intervensi segera
4. BAB encer 2. Dibagian anus tidak 2. Ganti balut / popok 2. Dengan
5. Bayinya rewel kemerahan lagi bersihkan bagian perianal mengganti balut / popok,
Data objektif : dengan air bersih bersihkan bagian perianal dengan
3. Di bagian anus tampak kemerahan air bersih akan dapat menghindari
4. Konsistensi feses encer kondisi perianal yang basah dan
kotor, dimana kondisi ini akan
dapat meningkatkan populasi
3. Lakukan perawatan pada bakteri yang dapat menyebabkan
klien dengan tehnik aseptik infeksi
pada daerah anus 3. Dengan
melakukan perawatan klien
dengan teknik Aseptik akan dapat
mempertahankan dan
meningkatkan keadaan Aseptik
klien , dengan demikian resiko
4. Berikan penjelasan pada terjadinya perubahan integritas
keluarga dan orang tua kulit dapat ditekan sedemikian
tentang pentingnya untuk mungkin
menjaga kebersihan 4. Dengan
khususnya pada daerah pemberian penjelasan pada
perianal setiap saat. keluarga dan pasien akan
menciptakan kerja sama yang
baik dan pengalaman secara
subjek dan objektif pada keluarga
dan pasien tentang manfaat untuk
menjaga personal hygiene yang
berdampak pada pencapaian
tujuan secara optimal.
1 2 3 4 5
4. Ansietas orang tua dan anak berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji rasa cemas yang 1. Menetapkan tingkat kecemasan
dengan hospitalisasi di tandai dengan: keperawatan 3x24 jam dialami oleh orang tua klien. yang dialami oleh orang tua
Data subyektif : diharapakan kecemasan orang klien.
3. Ibu bayi mengatakan cemas dengan tua teratasi dengan kriteria: 2. Jalin hubungan saling 2. Agar klien/keluarga bersikap
kondisi bayinya 1. Orang tua mengerti pecaya antara orang tua terbuka dengan perawat.
4. Ibu bayi mengataka agar anaknya bisa keadaan penyakit anaknya klien, anak, dan perawat.
segera cepat sembuh dan pulang 2. Ekspresi wajah ibu 3. Beri kesempatan keluarga 3. Meringankan beban pikiran
Data objektif : tampak tenang untuk mengungkapkan rasa keluarga.
4. Ekspresi wajah tampak gelisah cemasnya.. 4. Penjelasan tentang proses
5. Orang tua sering bertanya-tanya 4. Berikan keyakinan pada penyakit (kolaborasi dokter),
tentang kodisi anakya keluarga bahwa tim menjelaskan tentang proses
6. Bayi terlihat takut bila di dekati oleh kesehatan memberikan yang perawatan, menjelaskan tentang
perawat terbaik dan pertolongan kemungkinan pemberian
optimal. perawatan intensif jika memang
diperlukan oleh klien untuk
mendapatkan perawatan yang
lebih optimal.
Sumber : Doengoes, 2000
4. Implementasi dan evaluasi
implementasi yang dilakukan dan evaluasi yang disusun dapat dilihat pada
TABEL. 15
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PADA By. “D.D” DI RUANG ANAK
RSUD Dr M. HAULUSSY AMBON PADA TANGGAL 31 JULI 2013
No. Hari/
Jam Implementasi Evaluasi Paraf
Dx Tanggal
1 2 3 4 5
I. Rabu, 10.00 WIT 8. Mengaji tanda-tanda vital Jam 19.30 WIT
31 Juli Hasil: Suhu tubuh 36,8ºC, Nadi S :
2013 110x/menit, Respirasi 28x/menit - Ibu mengatakan
10.30 WIT 9. Mengobservasi kulit kering bayinya BAB lebih
berlebihan, membran mukosa, dari 6x/hari
penurunan turgor kulit. - Ibu bayi
Hasil: Turgor kulit jelek, mengatakan
membran mukosa bibir kering. anaknya muntah 2x
11.11 WIT 10. Mengobservasi Intake dan output - BABnya encer
klien - Bayi rewel
Hasil: Susu SGMLLM O :
240cc/5jam menghabiskan 130cc - Keadaan umum
saja, IVFD Tridex 27B 40 lemah
tetes/menit (micro), muntah 2x, - Turgor kulit jelek
BAB 6x/hari, BAK 5/hari :150cc - Membran mukosa
11.15 WIT 11. Menganjurkan pada keluarga bibir kering
berikan minum air hangat sesuai - Mata cekung
kebutuhan tubuh - Konsistensi feses
Hasil: air hangat 50cc/jam encer
dengan gelas A : Masalah belum
11.45 WIT 12. Mengawasi hasil laboratrium teratasi
Hasil: Haemoglobin10,6 gr/dl, P : Intervensi 1,3,4,5,6
Laju endapan darah 88-106 dilanjutkan
mm/jam, Leokosit 5500 mm³,
Hematokrit 31 vol%, Trombosit
14200 mm³, DDR Negatif
17.00 WIT 13. Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian cairan
c. Cairan parenteral
d. Obat-obatan sesuai indikasi
Hasil: IVFD Tridex 27B 40
tetes/menit (micro), Injeksi
Cefotaxime 3x300 mg/8 jam
(IV), Dialac 2x½ saset (Oral),
Diazinc 1x½ tablet (Oral).
17:45 WIT14. Memberikan penjelasan kepada
keluarga dan orang tua tentang
manfaat minum dan tindakan
yang telah dilakukan
Hasi: keluarga sudah mengerti
tentang penjelasan yang
diberikan
1 2 3 4 5
II. Rabu, 09.30 WIT 5. Mengkaji pola elminasi BAB: Jam 20.00 WIT
31 Juli frekuensi dan pengikatan S :
2013 konsistesi feces - Ibu mengatakan
Hasil: BAB 6x/hari, feses encer. bayinya BAB lebih
10.00 WIT 7. Mengobsevasi tanda-tanda vital dari 6x/hari
Hasil: Suhu tubuh 36,8ºC, Nadi - BABnya encer
110x/menit, Respirasi 28x/menit - Bayi rewel
16.40 WIT 8. Menganjurkan pada orang tua O :
dan keluarga untuk memberikan - Keadaan umum
minum yang banyak 2x dari lemah
jumlah BAB - Turgor kulit jelek
Hasil: Air minum diberikan 50cc - Membran mukosa
setiap kali BAB bibir kering
17.15 WIT 9. Mengukur dan catat input dan - Mata cekung
output - Terdengar
Halil: Susu SGMLLM kembung pada
240cc/5jam menghabiskan 130cc perut saat diperkusi
saja, BAB 6x/hari, IVFD Tridex - Bunyi peristaltik
27B 40 tetes/menit (micro), usus terdengar
Muntah 2x, BAK 5/hari :150cc 36x/menit
18.00 WIT 10. Kolaborasi dengan dokter untuk - Konsistensi feses
pemberian terapi encer
Hasil: IVFD Tridex 27B 40 A : Masalah belum
tetes/menit (micro), Injeksi teratasi
Cefotaxime 3x300 mg/8 jam P : Intervensi 1,3,4,5
(IV), Dialac 2x½ saset (Oral), dilanjutkan
Diazinc 1x½ tablet (Oral)
18:30WIT 11. Memberikan HE pada keluarga
tentang: Pengertian
gastoernteritis, tanda dan gejala
gastroenteritis, penyebab
gastroenteritis dan pencegahan
gastroenteritis
Hasil: orang tua sudah mengerti
HE yang diberikan
1 2 3 4 5
III. Rabu, 10.30 WIT 5. Mengkaji adanya tanda-tanda Jam 19.05 WIT
31 Juli kerusakan integritas kulit, S :
2013 perubahan pada turgor, - Ibu bayi
gangguan warna, eritema. mengatakan
Hasil: Turgor kulit jelek, warna bayinya BAB lebih
kulit putih, tampak kemerahan 6x/hari
disekitar anus - BABnya encer
14.00 WIT 6. Mengganti balut / popok - Bayi rewel
bersihkan bagian perianal O :
dengan air bersih - Di bagian anus
Hasil: Setiap BAB/BAK pokok tampak kemerahan
diganti dan bagian perineal - Konsistensi feses
dibersihan encer
7. Melakukan perawatan pada klien
15.10 WIT
dengan tehnik aseptik pada A : Masalah belum
daerah anus teratasi
Hasi: perawatan aseptik telah P : Intervensi 1,3,4,5
dilakukan dilanjutkan
8. Memberikan penjelasan pada
16.35 WIT
keluarga dan orang tua tentang
pentingnya untuk menjaga
kebersihan khususnya pada
daerah perianal setiap saat.
Hasil: keluarga sudah mengerti
dengan apa yang diberikan
1 2 3 4 5
IV Rabu, 09.45 WIT 1. Mengkaji rasa cemas yang Jam 20.00 WIT
31 Juli dialami oleh orang tua klien. S:
2013 Hasil: orang tua mengatakan - Ibu bayi
cemas dengan kondisi bayinya. mengatakan cemas
10.15 WIT 2. Menjalin hubungan saling pecaya dengan kondisi
antara orang tua klien, anak, dan bayinya
perawat. - Ibu bayi mengataka
Hasil: hubungan orang tua, anak, agar anaknya bisa
dan perawat sangat baik segera cepat
11.30 WIT 3. Memberikan kesempatan sembuh dan pulang
keluarga untuk mengungkapkan O :
rasa cemasnya. - Ekspresi wajah
Hasil: keluarga telah tampak gelisah
menggungkapkan rasa cemasnya - Orang tua sering
14.35 WIT 4. Memberikan keyakinan pada bertanya-tanya
keluarga bahwa tim kesehatan tentang kodisi
memberikan yang terbaik dan bayinya
pertolongan optimal - Bayi terlihat takut
Hasil: penyaji selalu memberikan bila di dekati oleh
keyakinan pada keluarga tim perawat
kesehatan selalu memberikan A: Masalah belum
pertolongan yang terbaik teratasi
P: Intervensi 1,3,4,5
dilanjutkan
1 2 3 4 5
I. kamis, 06.00 WIT 1. Mengaji tanda-tanda vital Jam 19.30 WIT
1 Agustus Hasil: Suhu tubuh 36,5ºC, Nadi S :
2013 110x/menit, Respirasi 28x/menit - Ibu mengatakan
08.30 WIT 2. Mengobservasi kulit kering bayinya BAB lebih
berlebihan, membran mukosa, dari 4x/hari
penurunan turgor kulit. - Ibu bayi
Hasil: Turgor kulit jelek, mengatakan
membran mukosa bibir kering. bayinya muntah 1x
11.30 WIT 3. Mengobservasi Intake dan - BABnya encer
output klien - Bayi rewel
Hasil: Susu SGMLLM O :
240cc/5jam menghabiskan - Keadaan umum
150cc saja, IVFD Tridex 27B 40 lemah
tetes/menit (micro), muntah 1x - Turgor kulit jelek
BAB 4x/hari, BAK 5/hari :150cc - Membran mukosa
11.45 WIT 4. Menganjurkan kepada keluarga bibir kering
berikan minum air hangat sesuai - Mata cekung
kebutuhan tubuh - Konsistensi feses
Hasil: air hangat 70cc/jam encer
dengan gelas A : Masalah belum
12.00 WIT 5. Mengawasi hasil laboratrium teratasi
Hasil: Haemoglobin10,6 gr/dl, P : intervensi 1,3,4,5,6
Laju endapan darah 88-106 dilanjutkan
mm/jam, Leokosit 5500 mm³,
Hematokrit 31 vol%, Trombosit
14200 mm³, DDR Negatif
17.00 WIT 6. Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian cairan
e. Cairan parenteral
f. Obat-obatan sesuai indikasi
Hasil: IVFD Tridex 27B 40
tetes/menit (micro), Injeksi
Cefotaxime 3x300 mg/8 jam
(IV), Dialac 2x½ saset (Oral),
Diazinc 1x½ tablet (Oral).
17:45 WIT 7. Berikan penjelasan kepada
keluarga dan orang tua tentang
manfaat minum dan tindakan
yang telah dilakukan
Hasi: keluarga sudah mengerti
tentang penjelasan yang
diberikan
1 2 3 4 5
II. kamis, 05.45 WIT 1. Mengkaji pola elminasi BAB : Jam 19.05 WIT
1 Agustus frekuensi dan pengikatan S :
2013 konsistesi feces - Ibu mengatakan
Hasil: BAB 4x/hari, feses bayinya BAB lebih
encer. dari 4x/hari
06.00 WIT 2. Mengobsevasi tanda-tanda vital - BABnya encer
Hasil: Suhu tubuh 36,5ºC, Nadi - Bayi rewel
110x/menit, Respirasi 28x/menit O :
10.45 WIT 3. Meganjurkan pada orang tua dan - Keadaan umum
keluarga untuk memberikan lemah
minum yang banyak 2 x dari - Turgor kulit jelek
jumlah BAB - Membran mukosa
Hasil: air minum diberikan 70cc bibir kering
setiap kali BAB - Mata cekung
1100 WIT 4. Mengukur dan catat input dan - Terdengar
output kembung pada
Halil: Susu SGMLLM perut saat diperkusi
240cc/5jam menghabiskan - Bunyi peristaltik
150cc saja, IVFD Tridex 27B 40 usus terdengar
tetes/menit (micro), Muntah 1x, 32x/menit
BAB 4x/hari, BAK 5/hari :150cc - Konsistensi feses
17.00 WIT 5. Kolaborasi dengan dokter untuk encer
pemberian terapi A: Masalah belum
Hasil: IVFD Tridex 27B 40 teratasi
tetes/menit (micro), Injeksi P : Intervensi 1,3,4,5
Cefotaxime 3x300 mg/8 jam dilanjutkan
(IV), Dialac 2x½ saset (Oral),
Diazinc 1x½ tablet (Oral)
17.30 WIT 12. Memberikan HE pada keluarga
tentang: Pengertian
gastoernteritis, tanda dan gejala
gastroenteritis, penyebab
gastroenteritis dan pencegahan
gastroenteritis
Hasil: orang tua sudah mengerti
HE yang diberikan
1 2 3 4 5
III. Kamis, 08.30 WIT 1. Mengkaji adanya tanda-tanda Jam 19.05 WIT
1 Agustus kerusakan integritas kulit, S:
2013 perubahan pada turgor, - Ibu bayi
gangguan warna, eritema. mengatakan
Hasil: Turgor kulit jelek, warna bayinya BAB lebih
kulit putih, terdapat kemerahan 4x/hari
pada sekitar anus - BABnya encer
09.00 WIT 2. Menganti balut / popok - Bayi rewel
bersihkan bagian perianal O:
dengan air bersih - Di bagian anus
Hasil: Setiap BAB/BAK pokok tampak kemerahan
diganti dan bagian perineal - Konsistensi feses
dibersihan encer
10.15 WIT 3. Melakukan perawatan pada klien A : Masalah belum
dengan tehnik aseptik pada teratasi
daerah anus P : Intervensi 1,3,4,5
Hasi: perawatan aseptik telah dilanjutkan
dilakukan
16.00 WIT 4. Memberikan penjelasan pada
keluarga dan orang tua tentang
pentingnya untuk menjaga
kebersihan khususnya pada
daerah perianal setiap saat.
Hasil: keluarga sudah mengerti
dengan apa yang diberikan
1 2 3 4 5
IV Kamis, 10.00 WIT1. Mengkaji rasa cemas yang Jam 19.05 WIT
1 Agustus dialami oleh orang tua klien. S:
2013 Hasil: Ibu bayi mengatakan - Ibu bayi
tidak lagi cemas dengan kondisi mengatakan tidak
bayinya lagi cemas dengan
09.45 WIT 2. Menjalin hubungan saling kondisi bayinya
pecaya antara orang tua klien, - Ibu bayi
anak, dan perawat. mengatakan sudah
Hasil: hubungan orang tua, anak, mengerti tentang
dan perawat sangat baik penyakit yang
10.45 WIT 3. Memberikan kesempatan dialami bayinya
keluarga untuk mengungkapkan saat ini
rasa cemasnya. O:
Hasil: keluarga telah - Ekspresi wajah
menggungkapkan rasa cemasnya tampak tenang
11.35 WIT 4. Memberikan keyakinan pada - Orang tua tidak
keluarga bahwa tim kesehatan bertanya tentang
memberikan yang terbaik dan kondisi bayinya
pertolongan optimal. - Bayi tidak takut
Hasil: penyaji selalu bila didekati
memberikan keyakinan pada perawat lagi
keluarga tim kesehatan selalu A : Masalah teratasi
memberikan pertolongan yang P : Intervensi
terbaik dihentikan
1 2 3 4 5
I. Jumat, 06.00 WIT 1. Mengaji tanda-tanda vital Jam 15.30 WIT
2 Agustus Hasil: Suhu tubuh 36,5ºC, Nadi S:
2013 110x/menit, Respirasi 28x/menit - Ibu mengatakan
07.30 WIT 2. Mengobservasi kulit kering bayinya BAB lebih
berlebihan, membran mukosa, dari 2x/hari
penurunan turgor kulit. - Ibu mengatakan
Hasil: Turgor baik (elastis), bayinya tidak
membran mukosa bibir lembab. muntah lagi
11.00 WIT 3. Mengobservasi Intake dan - BABnya tidak
output klien encer
Hasil: Susu SGMLLM - Bayi tidak rewel
240cc/5jam dihabiskan, BAB O:
2x/hari, Muntah tidak lagi, BAK - Keadaan umum
5/hari :150cc baik
11.15 WIT 4. Menganjurkan kepada keluarga - Turgor baik
berikan minum air hangat sesuai (elastis)
kebutuhan tubuh - Membran mukosa
Hasil: air hangat 100cc/jam bibir lembab
dengan gelas - Mata tidak cekung
11.30 WIT 5. Awasi hasil laboratrium - Konsistensi feses
Hasil: Haemoglobin10,6 gr/dl, lembek
Laju endapan darah 88-106 A : Masalah teratasi
mm/jam, Leokosit 5500 mm³, P : Intervensi
Hematokrit 31 vol%, Trombosit dihentikan
14200 mm³, DDR Negatif
12.00 WIT 6. Kolaborasi dengan tim medis
untuk pemberian cairan
a. Cairan parenteral
b. Obat-obatan sesuai indikasi
Hasil:
a. IVFD Tridex 27B 40
tetes/menit (micro) diap
b. Dialac 2x½ saset (Oral),
Diazinc 1x½ tablet (Oral)
dilanjutkan dirumah
12:35 WIT 7. Berikan penjelasan kepada
keluarga dan orang tua tentang
manfaat minum dan tindakan
yang telah dilakukan
Hasi: keluarga sudah mengerti
tentang penjelasan yang
diberikan.
1 2 3 4 5
II. Jumat, 05.45 WIT 1. Mengkaji pola elminasi BAB : Jam `15.15 WIT
2 Agustus frekuensi dan pengikatan S:
2013 konsistesi feces - Ibu mengatakan
Hasil: BAB 2x/hari, feses bayinya BAB lebih
lembek. dari 2x/hari
06.00 WIT 2. Mengobsevasi tanda-tanda vital - BAB tidak encer
Hasil: Suhu tubuh 36,5ºC, Nadi - Bayi tidak rewel
124x/menit, Respirasi 28x/menit
10.45 WIT 3. Menganjurkan pada orang tua
dan keluarga untuk memberikan
O:
minum yang banyak 2 x dari
- Keadaan umum
jumlah BAB
baik
Hasil: Air minum diberikan
- Turgor kulit baik
100cc setiap kali BAB
(elastis)
11.00 WIT 4. Ukur dan catat input dan output
- Membran mukosa
Hasil: Susu SGMLLM
lembab
240cc/5jam dihabiskan, BAB
- Mata tidak cekung
2x/hari, BAK 5/hari :150cc
- Tidak terdengar
12.00 WIT 5. Kolaborasi dengan dokter untuk
kembung pada
pemberian terapi
perut saat diperkusi
Hasil: (IV), Dialac 2x½ saset
- Bunyi peristaltik
(Oral), Diazinc 1x½ tablet (Oral)
usus terdengar
lanjutkan dan habiskan dirumah
28x/menit
12.45 WIT 6. Memberikan HE pada keluaraga
- Konsistensi feses
tantang: Pengertian
lembek
gastoernteritis, tanda dan gejala
A : Masalah teratasi
gastroenteritis, penyebab
P : Intervensi
gastroenteritis dan pencegahan
dihentikan
gastroenteritis
Hasil: orang tua sudah mengerti
HE yang diberikan
1 2 3 4 5
III. Jumat, 06.00 WIT 1. Mengkaji adanya tanda-tanda Jam 15.05 WIT
2 Agustus kerusakan integritas kulit, S :
2013 perubahan pada turgor, - Ibu bayi
gangguan warna, eritema. mengatakan
Hasil: Turgor kulit baik (elastis), bayinya BAB lebih
warna kulit putih 2x/hari
09:30 WIT 2. Menganti balut / popok - BABnya tidak
bersihkan bagian perianal encer lagi
dengan air bersih - Bayi tidak rewel
Hasil: Setiap BAB/BAK pokok lagi
diganti dan bagian perineal - disekitar anus lagi
dibersihan O:
10.15 WIT 3. Melakukan perawatan pada klien - Di bagian anus
dengan tehnik aseptik pada tidak tampak
daerah anus kemerahan lagi
Hasi: perawatan aseptik telah - Konsistensi feses
dilakukan lembek
12.30 WIT 4. Memberikan penjelasan pada A : Masalah teratasi
keluarga dan orang tua tentang P : Intervensi
pentingnya untuk menjaga dihentikan
kebersihan khususnya pada
daerah perianal setiap saat.
Hasil: keluarga sudah mengerti
dengan apa yang diberikan
Sumber: Data Primer, 2013
B. Pembahasan
Haulussy Ambon, maka pada bagian ini penulis akan membahas kesenjangan
antara teori yang ada dengan kenyataan yang ditemukan dari hasil Asuhan
1. Pengkajian
yang dihadapi oleh klien. Data tersebut dapat diperoleh melalui wawancara
dengan klien maupun keluarga kien, observasi, pemeriksaan fisik dalam bentuk
(inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi), status klien dari dokter yang
Pada saat penulis melakukan pengkajian pada By. “D.D” data yang
penulis dapatkan yaitu Ibu “By.D.D” mengatakan: Bayinya BAB lebih dari
6x/hari, BAB encer, Bayinya rewel, Muntah 2x, Cemas dengan kondisi
bayinya, Ingin anaknya bisa segera cepat sembuh dan pulang, Keadaan umum
lemah, Bayi tampak rewel, Mata cekung, turgor kulit jelek, Membran mokosa
bibir kering, terdengar bunyi kembung pada perut saat diperkusi, Bunyi
konsistensi feses encer, Ekspresi wajah tampak gelisah, Orang tua sering
bertanya-tanya tentang kodisi anaknya, Bayi terlihat takut bila di dekati oleh
perawat
suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada,
kemudian timbul gastroenteritis, tinja cair dan mungkin disertai lendir atau
bercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya menjadi lecet karena
seringnya defikasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin
banyaknya asam laktat, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi
usus selama gastroenteritis. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah
gastroenteritis dan dapat di sebabkan oleh lambung yang turut meradang atau
akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, maka gejala dehidrasi
mulai tampak, berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-
ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak
kering.
Hal ini menunjukan bahwa hampir semua data yang ditemukan saat
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. Haulussy Ambon, tidak jauh berbeda
berbeda - beda terhadap penyakit ini namum gejala-gejala umum yang nampak
berbeda - beda terhadap penyakit ini namum gejala-gejala umum yang nampak
2. Diagnosa Keperawatan
dengan out put yang berlebihan, 2). Perubahan eliminasi BAB berhubungan
berhubungan dengan seringnya BAB, 4). Ansietas orang tua dan anak
cairan elektrolit kurang dari kebutuhan berhubungan dengan out put yang
berlebihan, c). Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
integritas kulit berhubungan dengan seringnya BAB, f). Resiko tinggi infeksi
berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit, i). Ansietas dan takut
“By.D.D” hal ini karena tidak terlihat adanya tanda dan gejala yang menunjang
keperawatan yang ada sesuai teori, hal ini karena setiap individu atau manusia
3. Perencanaan
dasar pasien dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi pasien serta fasilitas
out put yang berlebihan: a). Kaji tanda-tanda vital, b). Observasi kulit kering
berlebihan, membran mukosa, penurunan turgor kuli, c). Observasi Intake dan
output klien, d). Anjurkan kepada keluarga berikan minum air hangat sesuai
kebutuhan tubuh, e). Awasi hasil laboratrium, f.). Kolaborasi dengan tim medis
Berikan penjelasan kepada keluarga dan orang tua tentang manfaat minum dan
eliminasi BAB berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus: a). Kaji pola
elminasi BAB : frekuensi dan pengikatan konsistesi feces, b). Obsevasi tanda-
tanda vital, c). Anjurkan pada orang tau dan keluarga untuk memberikan
minum yang banyak 2 x dari jumlah BAB, d). Ukur dan catat input dan output,
e). Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi, f). Berikan HE pada
integritas kulit ; perubahan pada turgor, gangguan warna, eritema, b). Ganti
balut / popok bersihkan bagian perianal dengan air bersih, c). Lakukan
perawatan pada klien dengan tehnik aseptik pada daerah anus, d). Berikan
a). Kaji rasa cemas yang dialami oleh orang tua klien, b). Jalin hubungan
saling pecaya antara orang tua klien, anak, dan perawat. c). Beri kesempatan
optimal.
4. Implementasi
seperti pengumpulan data yang tidak maksimal karena pasien selalu tidur dan
gelisah, tersedianya fasilitas yang kurang memadai membuat penulis tidak bisa
yang baik antara penulis dengan petugas kesehatan yang ada di ruangan dan
cairan berhubungan dengan out put yang berlebihan: a). Mengkaji tanda-tanda
turgor kuli, c). Mengobservasi Intake dan output klien, d).Menganjurkan pada
keluarga berikan minum air hangat sesuai kebutuhan tubuh, e). Mengawasi
hasil laboratrium, f.). Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian cairan:
kepada keluarga dan orang tua tentang manfaat minum dan tindakan yang telah
tanda vital, c). Menganjurkan pada orang tua dan keluarga untuk memberikan
minum yang banyak 2 x dari jumlah BAB, d). Mengukur dan catat input dan
output, e). Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi, f). Memberikan
b). Menganti balut / popok bersihkan bagian perianal dengan air bersih, c).
Melakukan perawatan pada klien dengan tehnik aseptik pada daerah anus, d).
Memberikan penjelasan pada keluarga dan orang tua tentang pentingnya untuk
hospitalisasi: a). Mengkaji rasa cemas yang dialami oleh orang tua klien, b).
Menjalin hubungan saling pecaya antara orang tua klien, anak, dan perawat. c).
catatan perkembangan. Dari kriteria hasil yang ditetapkan pada tujuan rencana
Selain respon pasien yang berbeda terhadap treatment yang diterapkan, pasien
juga terlihat sangat lemah sehingga cukup sulit bagi penulis untuk memacu
keperawatan selama tiga hari dan dapat disimpulkan bahwa dari empat
orang tua dan anak berhubungan dengan hospitalisasi dapat teratasi pada
berhubungan dengan out put yang berlebihan dapat teratasi pada tanggal 2
pulang pada Tanggal 2 Agustus 2013 atas instruksi dokter sehingga penulis
menganjurkan kepada pasien untuk tetap mencegah kebersihan pada botol susu
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada saat dilakukannya pengkajian, maka didapatkan data sebagai berikut : Ibu
bayi mengatakan, bayinya BAB lebih dari 6x/Hari di sertai muntah 2x,
Keadaan umum lemah, Bayi tampak rewel, Mata cekung, Turgor kulit jelek,
Membran mokosa bibir kering, Terdengar bunyi kembung pada perut saat
kemerahan, konsistensi feses encer, Ekspresi wajah tampak gelisah, Orang tua
sering bertanya-tanya tentang kondisi anaknya, Bayi terlihat takut bila di dekati
oleh perawat.
dialami By. “D.D” yaitu. Defisit volume cairan berhubungan dengan out put
hospitalisasi.
kesehatan klien.
4. Pelaksanaan atau implementasi keperawatan dilakukan selama 3 x 24 jam
“By.D.D” dan keluarga serta tim kesehatan lain dengan memperhatikan sarana
5. Evaluasi yang didapatkan pada By. “D.D” dengan perawatan selama tiga hari
yaitu : Defisit volume cairan berhubungan dengan out put yang berlebihan,
Ansietas orang tua dan anak berhubungan dengan hospitalisasi. semua masalah
mencegah kebersihan pada botol susu bayi dan makan yang dapat mencetuskan
diare.
B. Saran
beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat dan diterapkan dalam menangani
klien.
kesehatan.
2. Bagi Rumah Sakit diharapkan dapat menggunakan hasil Karya Tulis Ilmiah ini
3. Bagi Institusi Pendidikan, hendaknya hasil Karya Tulis Ilmiah ini menjadi
salah satu rekomendasi untuk dijadikan sebagai salah satu Standar Operasional
di Ruangan Anak.
dapat teratasi dan diharapkan adanya kerjasama yang baik dari keluarga dan
Alimul Aziz, 2006. Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall, 2006, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC.
Jakarta.
Iwansain, 2007. Perawatan Anak Sakit. Penerbit Buku Kedokteran. EGC Jakrata
Indonesia.
Kementerian Kesehatan RI, 2010. Revisi Undang – Undang Kesehatan 2010 –
2014 , Jakarta.
Kemal, 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Penerbit Buku Kedokteran. EGC : Jakarta.
Nursalam, 2001, Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, Edisi
II Salemba Medika, Jakarta.
Nursalam, 2008, Asuhan Keperawatan pada Bayi dan Anak (Untuk Perawat dan
Bidan), Penerbit Salemba Medika : Jakarta.
Rekam Medik. 2011. Jumlah Pasien Anak dengan Gastroenteritis di RSUD dr. M.
Haulussy Ambon.
Rekam Medik. 2012. Jumlah Pasien Anak dengan Gastroenteritis di RSUD dr. M.
Haulussy Ambon.
Rekam Medik. 2013. Jumlah Pasien Anak dengan Gastroenteritis di RSUD dr. M.
Haulussy Ambon.
Suriadi, 2010, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi II, Sagung Seto, Jakarta.
Penis
:………………………………………...………………………..
Maetus urinarius
:………………………...………………………………..
Skrotum
:………………...………………………………………..
l. Anus dan Rektum
Penampilan umum
:…………….……………………………………………
Refleks anal
:………………………………………………………….
m. Ekstremitas
Rentang gerak
:…………………….……………………………………
Kesimetrisan
:…………………….……………………………………
Kekutan otot
:………………………………………………………….
Abnormalitas
:…………………….……………………………………
n. Nuerologi
Refleks-reflek
:……………………...…………………………………..
Kejang
:…………………...……………………………………..
Tremor
:……………………………...…………………………..
Periksaan GCS
:…………...……………………………………………..
XIV. Test Diagnostik
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
XV. Therapi Saat ini (Tulis dengan rinci)
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GASTROENTERITIS AKUT
I. Latar Belakang
dan faktor perilaku hidup sehat masyarakat yang rendah. Berdasarkan hasil studi
basic human service pada tahun 2007, hampir semua rumah tangga (99,20%), di
Indonesia memasak air sendiri untuk minum. Namun akibat tidak dikelola dengan
baik, sekitar 47,5% air yang diminum tetap terkontaminasi bakteri E. Coli.
hingga saat ini masih tinggi. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT)
penduduk dan pada balita 75 per 100.000 balita. Selama tahun 2006 sebanyak
Ambon.
IV. Metode
A. Ceramah
B. Tanya jawab
C. Diskusi
V. MEDIA
Leafleat
3 Penutup 5
Menyimpulkan materi penyuluhan Menit Memperhatikan
bersama peserta menjawab
Memberikan evaluasi secara lisan
Memberikan salam penutup
VII. Referensi
Gastroenteritis akut
A. Pengertian
dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau
lebih buang air dengan bentuk tinja yang encer dan cair
keenceran, serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih
B. Derajat Dehidrasi
3. Dehidrasi berat : Bila terjadi penurunan berat badan > 10 %, dengan volume
cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/Kg
C. Penyebap
h. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti :
i. Pemanis buatan, makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan
menarik air dari dinding usus. Dilain pihak, pada keadaan ini proses transit
di usus menjadi sangat singkat sehingg air tidak sempat diserap oleh usus
besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada gastroenteritis. Selain
tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang
hanya sedikit memiliki enzim laktosa yng berfungsi mencerna laktosa yang
D. Patofisiologi
a. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
air dan elektrolit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya
biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul
gastroenteritis, tinja cair dan mungkin disertai lendir atau darah. Warna tinja
empedu. Anus dan daerah sekitarnya menjadi lecet karena seringnya defikasi
dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat,
yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama
gastroenteritis dan dapat di sebabkan oleh lambung yang turut meradang atau
akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, maka gejala dehidrasi
mulai tampak, berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-
ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak
kering
F. Cara pencegahan