Dadik Nugriyo
Abstract
Wireless system designed to replace the cable from the guitar to the amplifier (wire-
less communication) by means of a transmitter and a receiver via radio frequency
modulation (FM). Wireless system is applied to the guitar, the guitarist is expected to
be more free to move every time you make a show (performances) always use a cable
music channel. The working principle is simple enough system, the information sig-
nal from the sound received spool guitar strings, then sent by the transmitter through
the wave frequency modulation (FM). After that, received by the receiver which will
be amplified by the amplifier.
Alamat korespondensi:
Gedung E6 Lt. 2, Kampus Sekaran Gunungpati, Semarang 50229 ISSN 2252-7095
E-mail: dadikelek@unnes.ac.id
Ahmad Dzulfikar / Edu Elektrika Journal 1 (1) (2012)
Oscilator
15k 20pf
5k6 L3
10pf 100pf L2
L1 33k
5k6 33k
10k 220k C2053 10pf
4,7uf 5k6 100nf C2668 100nf
10pf
C antena
Input 33pf B
gitar C930
C828 E 1k 470
100nf 5k6 1k 10pf 1nf
2k7 1k
33pf
-
2
Ahmad Dzulfikar / Edu Elektrika Journal 1 (1) (2012)
datang dari getaran dawai guitar dan mengubah lemah. Transistor akan ON setelah mendapat
menjadi sinyal elektronik oleh tranduser. catu daya sebesar Vcc melalui rangkaian pem-
Mixer, selanjutnya output dari penguat ini bagi tegangan. Karena rangkaian ini termasuk
akan diumpankan ke bagian pencampur (mixer). dalam jenis rangkaian common base, maka be-
Dari bagian inilah proses diteruskan ke bagian sarnya arus yang ada pada basis-emittor lebih be-
proses penumpangan sinyal terjadi antara sinyal sar dibanding dengan basis-kolektor. Hal ini yang
informasi yang telah dikuatkan oleh penguat de- menyebabkan sinyal tidak akan masuk melalui
pan kepada sinyal pembawanya yang dihasilkan basis-emitor akan tetapi melalui basis-kolektor.
oscilator. Rangkaian
�������������������������������
pencampur ini menggu- Meskipun demikian kemungkinan adanya siny-
nakan komponen utama transistor tipe C2668. al yang lolos melalui basis-emitor tetap diperhi-
Bila basis pada transistor ini mendapatkan tungkan, sehingga untuk menghilangkan sinyal
sinyal, maka transistor ini akan ON, sehingga yang lolos tersebut pada kaki emitor dipasang
antara kolektor (c) dengan emitor (e) terhubung. filter kondensator yang akan membumikan sinyal
Keadaan ini akan terus berlangsung selama sinyal tersebut.
masih ada. Apabila sinyal input berhenti (OFF), Resistor pada kondensator berfungsi
maka trigger tidak ada berarti transistor jenuh menghalangi sinyal ac yang akan menuju ke
dengan sendirinya. Keadaan ini akan dicapai be- ground karena hanya arus dc yang dapat melalui
rulang-ulang selama catu daya masih hidup dan resistor dan sinyal ac akan terus melalui coupling
akan berhenti sampai catu daya dalam keadaan kondensator sebagai output.
terputus (OFF). Bagian akhir sebelum sampai ke beban
Pada pencampur ini terjadi proses penum- adalah penguat RF yang berfungsi menguatkan
pangan informasi kepada sinyal pembawanya sinyal yang diumpankan oleh tingkat sebelum-
tidak lain adalah sinyal dari bagian oscilator. nya.
Oscilator membangkitkan sinyal frekuensi ting-
gi yang dapat ditala frekuensinya. Frekuensi ini Hasil dan Pembahasan
diatur agar dihasilkan frekuensi output sebesar
126,1 MHz. Dengan mengatur selisih 10,7 MHz Pengukuran yang dilakukan ;
dari sinyal ini nantinya diharapkan wireless akan Menguji alat dengan masukan Audio Ge-
bekerja pada daerah 126,1 MHz. nerator dengan
Buffer, tingkat berikutnya adalah buffer. Frekuensi : 20Hz – 20KHz
Bagian ini menguatkan tegangan dan arus kare- Tegangan : 1 volt
na sinyal output dari tingkat sebelumnya masih Jarak : 1 meter
Frequencymeter
Multimeter
Gambar 3. Skema blok pengukuran pemancar dengan penerima dengan jarak 1 meter yang diberikan
masukan audio generator.
Jarak
Gambar 4. Skema blok pengukuran jarak maksimal antara pemancar dan penerima yang diberikan
masukan audio generator dengan frekuensi 300Hz
3
Ahmad Dzulfikar / Edu Elektrika Journal 1 (1) (2012)
Menguji jarak maksimal dari alat tersebut Tabel 3. Data hasil pengukuran jarak dengan gel-
dapat dilihat pada gambar 3. ombang sinus, frekuensi audio generator 300 Hz,
tegangan 3Volt.
Tabel 1. Data hasil pengukuran jarak dengan gel-
ombang sinus, frekuensi audio generator 300 Hz,
tegangan 1 Volt Hasil
Jarak
Kualitas suara (au- Bentuk visu-
Hasil dio) alisasi
Jarak Kualitas suara Bentuk visual- 1 meter Terdengar Jelas Jelas
(audio) isasi 2 meter Terdengar Jelas Jelas
1 meter Terdengar Jelas Jelas 3 meter Terdengar Jelas Jelas
2 meter Terdengar Jelas Jelas 4 meter Terdengar Jelas Jelas
3 meter Terdengar Jelas Jelas 5 meter Terdengar Jelas Jelas
4 meter Terdengar Jelas Jelas 6 meter Terdengar Jelas Jelas
5 meter Terdengar Jelas Jelas 7 meter Terdengar Jelas Jelas
6 meter Terdengar Jelas Jelas 8 meter Terdapat Noise Berderau
7 meter Terdengar Jelas Jelas
8 meter Terdengar Jelas Jelas Tabel 4. Data hasil pengukuran jarak dengan gel-
9 meter Terdengar Jelas Jelas ombang sinus, frekuensi audio generator 300 Hz,
tegangan 4Volt.
10 meter Terdengar Jelas Jelas
11 meter Sedikit ada noise Mulai berderau
Hasil
12 meter Sedikit ada noise Berderau
Jarak Kualitas suara (au- Bentuk visu-
13 meter Noise semakin Berderau
bertambah dio) alisasi
14 meter Noise semakin Sangat berderau 1 meter Sudah Ada Noise Berderau
bertambah
Tabel 5. Data hasil pengukuran jarak dengan gel-
15 meter Suara melemah Sinyal hilang ombang sinus, frekuensi audio generator 300 Hz,
tegangan 5 Volt.
Tabel 2. Data hasil pengukuran jarak dengan gel-
ombang sinus, frekuensi audio generator 300 Hz, Hasil
tegangan 2Volt. Jarak
Kualitas suara Bentuk visu-
(audio) alisasi
Hasil 1 meter Sudah Ada Noise Berderau
Jarak Kualitas suara Bentuk visual-
(audio) isasi Tabel 6. Data hasil pengukuran jarak dengan gel-
ombang sinus, frekuensi audio generator 300 Hz,
1 meter Terdengar Jelas Jelas tegangan 6Volt.
2 meter Terdengar Jelas Jelas
3 meter Terdengar Jelas Jelas Hasil
4 meter Terdengar Jelas Jelas Jarak
Kualitas suara Bentuk visu-
5 meter Terdengar Jelas Jelas
(audio) alisasi
6 meter Terdengar Jelas Jelas
1 meter Sudah Ada Noise Berderau
7 meter Terdengar Jelas Jelas
8 meter Terdapat Noise Berderau
4
Ahmad Dzulfikar / Edu Elektrika Journal 1 (1) (2012)
6
katkan penguatan pada tingkat penguat RF.
4 Daftar Pustaka
2
A.Karim. 1993. Teknik Penerima dan Pemancar Radio Ji-
0
1 2 3 4 5 6 7 8 lid IV. Jakarta: PT.Elekmedia komputindo
tegangan dengan masukan sinyal 300Hz (volt) Dennis Roddy and John Coolen. 1984. Komunikasi Ele-
ktronika. Jakarta: Erlangga
Gambar 5. Grafik hasil pengukuran jarak maksi- Kamal Idris. 1990. Komunikasi Elektronika. Jakarta :
Erlangga
mal dengan mengatur tegangan output
Malvino, Albert P. 1979. Prinsip-prinsip Elektronika. Ja-
karta : Erlangga
Pengujian frekuensi yang kosong Nazir, Moh. 1999. “Metodologi Penelitian“. Jakarta:
Tabel 9. Data hasil pengujian frekuensi yang ko- Ghalia Indonesia
song PH. Smale. 1986. Sistem Telekomunikasi I. Jakarta : Er-
No Frekuensi kosong langga
Suharsimi Arikunto. 1992. Prosedur Penelitian Suatu
1 117,6 MHz Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta
2 119,1 MHz Wasito S. 1995. Vademekum Elektronika. Jakarta :
3 120,6 MHz PT.Gramedia
4 120,8 MHz sampai dengan 126,7 MHz