Anda di halaman 1dari 11

MERGER DAN AKUISISI

A. Pengertian Merger dan Akuisisi

1. Merger

(Dr. Munir Fuady, S.H., M.H., LL.M.)

Dalam bahasa Indonesia istilah “merger” ini sering juga disebut dengan
“penggabungan” perusahaan. Dengan istilah ini, yang dimaksudkan adalah suatu
proses hukum untuk meleburnya (fusi) suatu perusahaan (biasanya perusahaan
yang kurang prospek dalam mengahadapi persaingan) ke dalam perusahan lain
yang lebih penting atau prospek, sehingga akibatnya perusahaan yang meleburkan
diri tersebut menjadi bubar.

(Brealey, Myers, & Marcus, 1999, p.598)

Merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu, dimana perusahaan


yang me-merger mengambil/membeli semua assets dan liabilities perusahaan yang
di-merger dengan begitu perusahaan yang me-merger memiliki paling tidak 50%
saham dan perusahaan yang di-merger berhenti beroperasi dan pemegang
sahamnya menerima sejumlah uang tunai atau saham di perusahaan yang baru.

(Harianto dan Sudomo, 2001, p.640)

Definisi merger yang lain yaitu sebagai penyerapan dari suatu perusahaan oleh
perusahaan yang lain. Dalam hal ini perusahaan yang membeli akan melanjutkan
nama dan identitasnya. Perusahaan pembeli juga akan mengambil baik aset
maupun kewajiban perusahaan yang dibeli. Setelah merger, perusahaan yang
dibeli akan kehilangan/berhenti beroperasi.

2. Akuisisi
(Dr. Munir Fuady, S.H., M.H., LL.M.)

Dalam bahasa Indonesia istilah akuisisi perusahaan disebut dengan istilah


“pengambilalihan” perusahaan. Yang di maksudkan adalah mengambil alih
kepentingan pengontrol terhadap suatu perusahaan., yang dilakukan biasanya
dengan mengambil alih mayoritas saham atau mengambilh sebagian besar aset-
aset perusahaan. Berbeda dengan mergerdan konsolidasi dimana hasilny akan ada
perusahaan yang lenyap sebagai akibatnya, maka akibat dari tindakan akuisisi.
Baik perusahaan yang diambil alih (pengakuisisi) maupun perusahaan yang
diambil alih (perusahaan target) tetap eksisi setelah tindakan akuisisi teteap
terjadi. Hanya penguasaan pengontrol terhadap perusahaan target saja yang
berubah sebagai akibat dari akuisisi tersebut.

B. Model-Model Merger dan Akuisisi

1. Dalam praktek, banyak model kita temui terhadap merger dan akuisisi ini, di
antaranya yang terpenting adalah sebagai berikut:

1. Merger Horizontal
2. Merger Vertikal
3. Merger Kon Gnerik
4. Merger Konglomerat
5. Merger dengan Likuidasi
6. Merger tanpa Likuidasi
7. Merger Sederhana
8. Merger Praktis
9. Merger Segitiga
10. Merger Segitiga Terbalik
11. Merger dengan Metode Pembelian
12. Merger dengan Metode Pooling of Interest

Berikut ini penjelasannya terhadap masing-masing


a. Mereger horizontal adalah merger di antara 2 (dua) atau lebih perusahaan yang
bergerak dalam bidang bisnis yang sama atau serupa.
b. Merger vertikal adalah merger di antara 2 (dua) atau lebih perusahaan yang
bergerak dalam 1 (satu) aliran produksi terhadap produk yang sama, yakni
merger dari perusahaan hulu dengan hilir. Misalnya, merger antara produsen
dengan pihak supplier.
c. Merger kon generik adalah merger diantara 2 (dua) lebih perusahaan yang
saling berhubungan, tetapi bukan terhadap produk yang sama seperti pada
merger horizontal dan bukan pula antara perusahaan hulu dengan hilir seperti
dalam merger vertikal. Contoh dari merger kon generik adalah merger antara
bank dengan perusahaan leasing.
d. Merger konglomerat adalah merger di antara 2 (dua) atau lebih perusahaan
yang satu sama lain tidak ada keterkaitan.
e. Merger dangan likuidasi adalah merger di antara 2 (dua) atau lebih perusahaan
di mana perusahaan lenyap tidak dilikuidasi, tetapi hak,kewajiban, kontrak dan
lain-lain beralih secara langsung (demi hukum) kepada perusahaan yang eksis
setelah merger.
f. Merger tanpa likuidasi adalah merger di antara 2 (dua) atau lebih perusahaan
di mana perusahaan yang lenyap tidak dilikuadasi, tetapi hak, kewajiban,
kontrak dan lain-lain beralih secara langsung (demi hukum) kepada
perusahaan yang eksis setelah merger.
g. Merger sederhana adalah bentuk prototipe dari merger, yakni merupakan
merger di antara 2 (dua) atau lebih perusahaan yang hak dan kewajibannya
dialihkan langsung kepada perusahaan yang eksis setelah merger. Jadi, tanpa
dilakukan likuidasi.
h. Merger praktis adalah merger di antara 2 (dua) atau lebih perusahaan di mana
dalam deal merger tersebut tidak dilakukan pembayaran tunai terhadap harga
saham perusahaan target, tetapi ditukardengan saham perusahaan pemerger.
i. Merger segitiga adalah merger di antara 2 (dua) atau lebih perusahaan di mana
perusahaan target merger dileburkan pemerger.
j. Merger segitiga terbalik adalah merger di antara 2 (dua) atau lebih perusahaan
di mana anak perusahaan pemerger dileburkan ke dalam perusahaan target
merger.
k. Merger dengan metode pembelian adalah merger di antara 2 (dua) atau lebih
perusahaan dengan memakai metode akuntansi yang didasari kepada harga
pembelian berdasarkan harga pasar dalam menilai perusahaan target.
l. Merger denga menggunakan 2 (dua) atau lebih perusahaan dengan memakai
metode akuntansi yang didsarkan kepada nilai buku dalam menilai perusahaan
target. Dalamhal ini balance sheet di antara kedua perusahaan tersebut
digabung.

2. Model-model Akusisi

a. Akuisisi Horizontal
b. Akuisisi Vertikal
c. Akuisisi Kon Generik
d. Akuisisi Konglomerat
e. Akuisisi Eksternal
f. Akuisisi Internal
g. Akuisisi Saham
h. Akuisisi Asset
i. Akuisisi Kegiatan Usaha

Berikut ini penjelasan terhadap masing-masing akusisi tersebut, yaitu sebagai


berikut:

a. Akuisisi horizontal adalah akuisisi di antara suatu perusahaan atau seseorang


dengan 1 (satu) atau lebih perusahaan lain di mana kedua perusahaan tersebut
mempunyai bidang bisnis yang sama atau serupa.
b. Akusisis vertikal adalah akuisisi diantara suatu perusahaan atau seseorang
dengan 1 (satu) mata rantai produksi, yakni antara perusahaan hulu dengan
hilir.
c. Akuisisi kon generik adalah akusisi di antara suatu perusahaan ata seseorang
dengan 1 (satu) atau lebih perusahaan lain di mana kedua perusahaan tersebut
saling berhubungan, tetapi bukan pada produk yang sama seperti pada akuisisi
horizontaldan bukan pula pada perusahaan hulu dengan hilir seperti dalam
akuisisi vertikal.
d. Akuisisi konglomerat adalah akuisisi diantara 2 (dua) atau lebih perusahaan
yang bisnisnya samasekali tidak terkait, baik secara vertikal ataupun secara
horizontal.
e. Akuisisi eksternal merupakan akuisisi yang terjadi antara 2 (dua) atau lebih
perusahaan dari kelompok perusahaan yang berbeda.
f. Akuisisi Internal adalah merupakan akuisisi yang terjadi antara 2 (dua) atau
lebih perusahaan dalam keloimpok perusahaan yang sama.
g. Akuisisi saham adalah akuisisi yang terjadi 2 (dua) atau lebih perusahaan di
mana yang diakuisisi adalah sebagian besar atau seluruh saham dari
perusahaan target, baik saham baru yang dikeluarkan oleh perusahaan maupun
pembelian saham langsung dari pemegang saham.
h. Akuisisi asset adalah akuisisi yang terjadi antara 2 (dua) atau lebih perusahaan
di mana uang diakuisisi/dibeli adalah sebagian besar atau seluruh asset dari
perusahaan target.

i. Akuisisi kegiatan usaha adalah akuisisi yang terjadi antara 2 (dua) atau lebih
perusahaan di mana yang diakuisisi dari perusahaan target adalah hanya
kegiatan usahanya, termasuk jaringan bisnis, alat produksi, hak milik
intelektual, dan lain-lain.

Bank Mandiri Bidik Ekspat India


Kembangkan Bisnis Remittance Rupee

JAKARTA- Banyaknya tenaga kerja (ekspariat) asal India ternyata menjadi


ladang bisnis yang menguntungkan bagi perbankan. Apalagi, wilayah Asia
Tenggara pada umumnya, seperti Malaysia, Singapura dan Hongkong juga
banyak sekali mempekerjakan para ekspatriat asal India tersebut. Peluang
tersebut pangsa pasar khusus ini dijawab Bank Mandiri memberikan layanan
berupa pengiriman uang atau remittance internasional dalam mata uang
Rupee.

Untuk mewujudkan itu, Bank Mandiri bekerja sama dengan Bank SBI
Indonesia. Remittance yang dikembangkan dalam dua jenis mata uang, yaitu
mata uang Rupee atau Dollar AS.

Dalam rilisnya, Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri


Thomas Arifin, Rabu, mengatakan kerja sama ini juga untuk meraih transaksi
perdagangan internasional dalam mata uang dolar AS antara Indonesia dan
India.

"Kerja sama strategis tersebut memberi kemudahan bagi nasabah dalam


melakukan transaksi remittance dari Indonesia, Malaysia, Singapura dan Hong
Kong ke India dalam mata uang rupee atau dolar AS dengan biaya murah,
cepat, aman dan langsung diterima di bank mitra kerjasama pada hari yang
sama," paparnya.

Tujuannya, pada tahun 2010 ini diharapkan nilai remittance dan perdagangan
antara Indonesia dan India dalam mata uang rupee dan dolar AS melalui Bank
Mandiri dapat mencapai nilai 3 miliar dolar AS.

Pemilihan Bank SBI Indonesia sebagai mitra dalam pengembangan bisnis


remittance Indian Rupee (INR) karena Bank SBI Indonesia merupakan anak
perusahaan State Bank of India.

State Bank of India merupakan lembaga keuangan terbesar di India yang


memiliki 14.500 cabang yang tersebar di seluruh wilayah India dan 92 cabang
di luar India dengan total aset lebih dari US$190 miliar serta memiliki lebih
dari 148 juta nasabah.

Bisnis remittance dalam mata uang rupee atau dolar AS ini cukup potensial
mengingat populasi warga negara India di kawasan Asia relatif cukup besar.
Keturunan India di Malaysia mencapai lebih dari 2 juta orang, Singapura
sekitar 450.000 orang, Indonesia sekitar 55.000 orang dan Hong Kong sekitar
35.000 orang.

Selain itu, volume perdagangan antara Indonesia dan India selama tiga tahun
terakhir tumbuh rata-rata sebesar 35 persen per tahun. Pada 2008 volume
perdagangan Indonesia-India mencapai US$10 miliar dan di 2010
diperkirakan mencapai US$15 miliar.

"Kerja sama ini akan dikembangkan ke negara-negara di Asia, dimana


terdapat kantor cabang atau perusahaan anak Bank Mandiri," tambah Thomas.

Bank Mandiri pada 2009, juga sudah bekerja sama dengan dua bank asal
China, yaitu Industrial and Commercial Bank of China Indonesia dan Bank of
China untuk personal remittance dari Indonesia ke China dalam mata uang
yuan serta membuka Mandiri International Remittance Sdn Bhd untuk
melayani pengiriman uang dari Malaysia ke Indonesia pada November 2009
untuk memperkuat bisnis remittance.(lev/jpnn)

Telkomsel Siap Hadirkan Layanan Opera Mini, Kerjasama Telkomsel-


Opera Software

February 17, 2010 by Hadi

Barcelona, 17 Februari 2010


Telkomsel hari ini secara resmi mengumumkan kerjasama strategis dengan
Opera Software untuk menghadirkan layanan Opera Mini bagi masyarakat
Indonesia. Sebagai mitra resmi Opera Mini pertama di Indonesia, Telkomsel
siap memperkenalkan layanan mobile browser tersebut bagi lebih dari 82 juta
pelanggan.

Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh Direktur Utama Telkomsel


Sarwoto Atmosutarno dan CEO Opera Software Lars Boilesen di sela-sela
berlangsungnya Mobile World Congress 2010 di Barcelona, Spanyol.
Kerjasama ini akan menghasilkan kombinasi terbaik antara Opera sebagai
penyedia browser Opera Mini yang mampu melakukan kompresi data hingga
90 persen dan Telkomsel sebagai operator selular penyedia jaringan terluas
berkualitas dengan dukungan lebih dari 30.000 Base Transceiver Station
(BTS) termasuk sekitar 5.000 Node B (BTS 3G) di seluruh Indonesia.

Telkomsel akan menghadirkan Opera Mini 5 khusus bagi pelanggan


Telkomsel. Layanan Opera Mini Telkomsel yang sudah di-customize ini
menyediakan menu pengaturan toolbar, integrasi billing, konten halaman
muka web, dan sebagainya. Telkomsel juga akan menawarkan paket hemat
layanan Opera Mini agar pelanggan dapat menikmati aktivitas mobile
browsing dengan harga yang terjangkau.

Pada kesempatan tersebut, Sarwoto mengatakan, “Kerjasama ini menjadi


bukti keseriusan kami dalam menghadirkan layanan mobile lifestyle
berkualitas. Dengan layanan Opera Mini yang akan hadir dalam waktu dekat
ini, pelanggan bisa menikmati pengalaman browsing yang lebih handal
menggunakan ponsel guna mempermudah aktivitas mobile lifestyle sehari-
hari.”

Opera Mini adalah layanan mobile browser yang ditujukan bagi pelanggan
yang ingin menikmati pemanfaatan teknologi kompresi untuk memperkecil
jumlah data yang ditransfer ke ponsel dengan harga terjangkau. Dengan
halaman web yang terkompresi, layanan Opera Mini mampu meningkatkan
kecepatan surfing, serta membantu pelanggan melakukan searching dan
bersosialisasi secara online dengan lebih cepat.

Indonesia telah menjadi negara dengan jumlah pengguna Opera Mini


terbanyak kedua di dunia dengan lebih dari 9 juta pengguna. Pertumbuhan
jumlah pengguna Opera Mini di Indonesia meningkat secara signifikan setiap
bulannya, menjadikan Opera Mini sebagai salah satu aplikasi mobile browser
paling populer di Indonesia.

“Kami bangga dapat bekerjasama dengan Telkomsel dan yakin bahwa


kerjasama ini merupakan langkah penting bagi kami dalam memasuki pasar
Indonesia. Telkomsel selalu menjadi yang terdepan dalam inovasi layanan
selular, termasuk menjadi operator selular pertama yang menghadirkan
layanan 3G bagi masyarakat Indonesia. Bersama Opera Mini, kini Telkomsel
dapat melayani pelanggan dengan menyediakan layanan web browser yang
lebih cepat serta lebih efisien,” ungkap Boilesen.

Dalam waktu dekat Telkomsel dan Opera Software akan mengembangkan


layanan Opera Mini khas Telkomsel yang telah dilengkapi dengan berbagai
fitur menarik dan unik spesial bagi pelanggan Telkomsel.

Siapkan Anggaran Rp 8 Triliun


Astra Genjot Investasi Daihatsu dan Motor

JAKARTA – Kelompok perusahaan otomotif terbesar di Indonesia, PT Astra


International Tbk (ASII), berusaha mempertahankan dominasinya. Tahun ini,
grup perusahaan yang didirikan William Soeryadjaya itu menyiapkan belanja
modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 8 triliun. Sebanyak Rp 550
miliar di antaranya dialokasikan untuk ekspansi kapasitas produksi pabrik
Daihatsu dan sepeda motor Honda.

Dana Rp 250 miliar akan ditanamkan Astra untuk mendongkrak kapasitas


produksi mobil di pabrik PT Astra Daihatsu Motor (ADM) menjadi 286.000
unit per tahun. Sementara itu, investasi sekitar USD 30 juta (Rp 300 miliar)
akan dikucurkan untuk menambah kapasitas produksi motor di pabrik Honda
di Cikarang, Bekasi.

’’Pasar 2010 sangat menjanjikan. Kami memprediksi terjadi pemulihan


ekonomi tahun ini. Grup Astra yakin akan mencatat prestasi yang baik seperti
tahun 2009,’’ kata Prijono Sugiarto, presiden direktur PT Astra International
Tbk yang baru, selepas rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di
Hotel Four Seasons, Jakarta, kemarin (1/3).

Laba usaha dari bidang otomotif dan jasa keuangan Astra di luar perusahaan
asosiasi dan patungan pada tahun lalu meningkat 7 persen, menjadi Rp 4,1
triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama 2008.

Prijono menyebutkan, sumber dana belanja modal perseroan tahun ini adalah
kas internal. Ini mengingat neraca keuangan Astra yang terpantau sehat. ”Porsi
otomotif masih menjadi andalan perseroan dalam merengkuh pasar Indonesia,”
ujarnya. Sumbangan sektor otomotif terhadap pendapatan ASII selama tahun
2009 tercatat 47 persen. Sektor keuangan yang terkait dengan otomotif 15
persen. Selebihnya, 38 persen adalah sumbangan sektor pertambangan dan
agrobisnis.

Dominasi pendapatan di sektor otomotif itu merupakan kontribusi beberapa


perusahaan di bawahnya, yaitu PT Toyota Astra Motor (TAM), PT Astra
Daihatsu Motor (ADM), PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), dan PT
Astra Honda Motor (AHM).

Dia mengatakan, khusus untuk PT ADM, penambahan kapasitas akan dimulai


sejak semester kedua tahun ini sampai awal 2011. ”Market share kami
targetkan selalu di atas 50 persen. Tahun ini 52 sampai 53 persen. Januari saja
sudah 58 persen. Tahun 2009 kita tutup dengan 56 persen,” ujar Prijono,
merinci.

Salah seorang direktur Astra International yang juga Presiden Direktur TAM
Johnny Darmawan mengatakan, kinerja Astra akan lebih terpacu jika suhu
politik dan pajak yang membebani konsumen, dalam hal ini luxury tax dan
pajak progresif, masih wajar.

”Saya bilang pertumbuhan mobil akan 15 persen. Bisa menjadi 550 ribu (unit).
Kalau dua faktor itu berjalan, market akan bergerak sendiri,” ungkapnya.
(gen/luq/jpnn)

Anda mungkin juga menyukai