ENTOMOLOGI
Dosen Pembimbing:
Nopriyeni M.pd
Disusun Oleh:
Entomologi adalah salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari serangga. Istilah
ini berasal dari dua perkataan Latin -ent omon bermakna serangga dan logos bermakna ilmu
pengetahuan.
Sebagai bagian dari komunitas ekosistem bumi, serangga telah menjadi penentu
keberadaan dan perkembangan ekosistem di muka bumi. Interaksi antara serangga dengan
manusia sudah berlansung sejak manusia ada dan hidup di dunia. Serangga mempunyai peran
penting dalam kehidupan manusia. Nilai ekonomi serangga dapat mencapai trilyunan rupiah
setiap tahun. Nilai yang menguntungkan dapat berasal dariproduk seperti madu, royal jelly,
sutera, jasa penyerbukan, agens hayati, perombak,pariwisata, sumbangan dalam ilmu
pengetahuan, dan peran dalam ekosistem. Jutaan ton produk pertanian hilang karena
kerusakan yang disebabkan oleh serangga. Begitu juga kerugian yang besar akibat gangguan
kesehatan hewan dan manusia yang disebabkan oleh penyakit yang ditularkan dan disebarkan
oleh serangga. Trilyunan rupiah dana digunakan untuk biaya pengendalian hama tanaman,
hama pasca panen,hama permukiman serta penyakit pada tanaman, hewan dan manusia yang
ditularkan oleh serangga. Manusia sering memandang serangga secara antroposentris, yaitu
sebagai kelompok organanisme yang lebih banyak mendatangkan kerugian daripada
keuntungan bagi kehidupan manusia. Namun pada hakekatnya aspek-aspek positif dan
manfaat serangga bagi kehidupan manusia jauh lebih besar dibandingkan aspek-aspek yang
merugikan.Dengan belajar Entomogi kita bisa menempatkan serangga secara proporsional
dalam kehidupan, sehingga tidak memandang serangga sebagai hewan yang selalu
merugikan.
Entomologi Dasar dibagi lagi menjadi sub-cabang ilmu yang lebih khusus antara lain:
1. Morfologi Serangga
adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur tubuh serangga, biasanya lebih
ditekankan kepada bentuk dan struktur luar tubuh serangga.
2. Anatomi dan Fisiologi Serangga
adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur organ dalam serangga beserta
fungsinya.
3. Perilaku (behavior) Serangga
adalah ilmu yang mempelajari apa yang dilakukan serangga, bagaimana dan
kenapaseranggamelakukannya.
4. Ekologi Serangga
Adalah ilmu yang mempelajari hubungan serangga dengan lingkungannya baik
lingkungan biotic (organisme lain) maupun lingkungan abiotik, (faktor fisika dan
kimia)
5. Patologi Serangga
adalah ilmu yang mempelajari serangga sakit baik tingkat individu (patobiologi)
maupun pada tingkat populasi (epizootiologi).
6. Taksonomi Serangga
adalah ilmu yang mempelajari tatanama dan penggolongan serangga.
Entomologi terapan kini telah terspesialisasi kedalam sub-sub disiplin yang lebih
khusus yaitu:
1. Entomologi Forensik
memfokuskan kajian pada penyelidikan kematian manusia dengan menggunakan
serangga sebagai petunjuk. Jenis, fase kehidupan dan suksesi serangga yang
berasosiasi dengan mayat,
misalnya berbagai jenis lalat seperti
Cochliomyia macellaria,
Hydrotaea aenescens,dan
Sarcophaga haemorrhoidalis dan
kumbang bangkai seperti Nicrophorus orbicollis dan Necrophila americana
dapat digunakan untuk memprediksi saat dan lokasi kematian manusia yang
bersangkutan.
2. Entomologi kedokteran (Medical Entomology),
memfokuskan kajian pada golongan serangga pengganggu manusia,
serangga pengganggu yang langsung (penyengat/menggigit mangsa) seperti
tawon,
lebah,
kutu dan serangga berbisa lainnya),
serangga pengganggu yang tidak lansung (vektor penyakit) seperti
lalat,
nyamuk,
kecoak,
pinjal/kutu.
3. Entomologi Peternakan (Veterinary Entomology),
memfokuskan kajian kepada serangga yang mengganggu pada peternakan baik
yang bersifat langsung seperti caplak, kutu yang bersifat ektoparasit pada hewan
ternak maupun yang berperan sebagai vektor penyakit. Hewan dapat berfungsi
sebagai inang alternatif bagi berbagai pathogen penyebab penyakit pada manusia
dan tidak jarang serangga berperan sebagai vektornya. Misalnya penyakit malaria
dapat ditularkan dari kera ke manusia dan sebaliknya, dengan vektor perantara
adalah nyamuk Anopheles. Penyakit flu burung (avian influensa) dapat ditularkan
dari unggaskemanusia.
4. Entomologi perkotaan (Urban Entomology)
secara khusus mengkaji serangga-serangga yang menjadi masalah dikawasan
perkotaan, Disini lebih difokuskan pada serangga-serangga yang berasosiasi
dengan manusia (fasilitas manusia) yang masih hidup seperti kecoak, lalat,
nyamuk, dan rayap di perumahan, hotel, apartemen, gudang, perkantoran, kapal
laut, pesawat udara.
5. Entomologi Kehutanan (Forest Entomology)
disini pengkajian lebih difokuskan pada serangga-serangga yang berada pada
ekosistem hutan baik serangga yang bermanfaat seperti lebah madu berperan
sebagai produsen dan polinator di ekosistim hutan, dan sebagian rayap
(Capritermes) dapat berperan sebagai serangga saprofit yang membantu
menguraikan materi organik berupa serasah dan pohon tumbang di ekosistem
hutan. Sedangkan kelompok rayap lain (Coptotermes) berperan sebagi hama
merusak hutan jati.
6. Entomologi Pertanian (Agricultural Entomology)
fokus kajian pada serangga-serangga yang berasosiasi dengan ekosistem pertanian
seperti tanaman hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan baik yang
menguntungkan seperti serangga pollinator, peredator dan parasitoid maupun
serangga herbivor yang berperan sebagai hama yang dapat merusak semua bagian
tanaman mulai dari akar, batang, daun, bahkan sampai ke buah dan biji yang sudah
tersimpan di gudang.
Banyak sekali serangga yang berharga bagi manusia, dan masyarakat tidak akan ada
bentuknya sekarang ini tanpa serangga. Dengan aktivitas penyerbukan serangga tersebut
memungkinkan produksi dari banyak produk pertanian, buah, kacang, sayur, kapas tembakau
dan lain-lain. Insekta memberikan kita madu, sutra dan produk perdagangan lain yang
bernilai.
Serangga telah hidup di bumi kira-kira 350 juta tahun. Dibandingkan dengan manusia
serangga adalah hewan yang berkontruksi aneh, mereka memiliki rangka luar. Ukuran
serangga berkisar dari 0,25 sampai 330 mm panjang dan 0,5 sampai 300 mm dalam
bentangan sayap; sebuah fosil capung mempunyai bentangan sayap lebih dari 760 mm.
Namun sayap serangga memiliki sejarah evolusi berbeda dari vertebrata. Kisaran warna
serangga dari yang sangat tidak menarik sampai sangat cemerlang, tidak ada hewan di bumi
ini yang lebih cemerlang dari pada serangga. Beberapa serangga memiliki struktur yang
mengagumkan bila kita bandingkan dengan vertebrata. Lebah, tabuhan dan semut
mempunyai ovipositor atau organ untuk bertelur yang berkembang menjadi penusuk beracun
(sengat). Serangga adalah mahluk yang berdarah dingin. Bila suhu lingkungan menurun, suhu
tubuh juga menurun dan proses fisiologis mereka menjadi lamban. Banyak serangga tahan
terhadap suhu beku pada periode yang pendek. Organ perasa serangga seringkali kelihatan
aneh dibandingkan dengan manusia dan vertebrata lain. Daya reproduksi serangga sering
hebat sekali, kebanyakan orang tidak menyadari betapa luar biasanya insekta. Seekor
serangga yang mengalami metamorfosis sempurna, umumnya memiliki larva dengan ciri
tempat hidup dan makanan berbeda dengan dewasa. Serangga hampir makan segala macam,
tidak terbatas makanan, dan mereka makan dalam banyak cara yang berbeda-beda. Tawon
penggali mempunyai metode menyimpan makanan yang menarik yang dikumpulkan dan
disimpan untuk anak-anak mereka. Serangga sering memiliki alat pertahanan yang menarik
dan efektif terhadap pelanggar- pelanggar wilayah dan musuh. Ngengat memiliki sayap
bertotol yang menyerupai mata seekor hewan yang lebih besar, bila diganggu akan
memamerkan sayap tersebut yang cukup berpengaruh menakuti seekor pelanggar wilayah
yang potensial. Banyak serangga menggunakan tipe pertahan kimiawi. Beberapa serangga
mengeluarkan zat-zat yang busuk bila diganggu. Ada pula serangga yang mengigit bila
dipegang. Salah satu pertahanan yang paling efektif serangga memiliki sebuah penyengat,
yang berkembang pada tabuhan. Ini semua hanya sejumlah cara serangga menyesuaikan
kehidupanya.
Karakteristik insekta (ciri umum) insekta. Berikut ini beberapa karakteristik serangga
sehingga dapat dibedakan dengan kelas hewan yang lain:
1. Kepala, toraks, dan abdomen jelas dapat dibedakan, kepala dengan satu pasang antena,
alat-alat mulut disesuaikan untuk mengunyah, mengisap atau menjilat. Toraks terdiri
atas tiga buah segmen, pada bagian ini terdapat 3 pasang kaki yang bersegmen-segmen
dan satu atau dua pasang sayap. Abdomen memiliki 11 segmen atau beberapa segmen,
bagian terminal termodifikasi sebagai genitalia.
2. Alat pencernaan makanan sempurna, mulut dengan kelenjar ludah.Usus terdiri dari usus
depan, usus tengah dan usus belakang.
3. Jantung memanjang, dengan ostia lateral dan aorta anterior, tidak memiliki venasi atau
pembuluh kapiler, coelom tereduksi.
4. Respirasi dengan trakhea yang bercabang-cabang, yang akan membawa oksigen dari
pasangan spirakel yang terdapat di kedua sisi abdomen dan toraks secara langsung ke
jaringan-jaringan. Namun pada beberapa spesies akuatik atau protura dan collembola
ada yang memiliki insang.
5. Ekskresi dengan dua atau beberapa buah saluran malpighi yang halus melekat pada
ujung anterior usus belakang kecuali collembola
6. Sistem syaraf dengan ganglion supraesophageal dan subesophageal yang dihubungkan
pada dua buah tali syaraf ventral dengan satu pasang atau kurang ganglia pada setiap
segmennya. Organ sensoris meliputi mata sederhana dan mata majemuk, chemoreseptor
untuk merasakan terletak pada antena dan untuk mengecap pada bagian mulut serta
bermacam-macam tonjolan rambut.
7. Reproduksi terpisah, gonad terdiri banyak saluran dengan satu saluran median ke arah
posterior. Fertilisasi terjadi secara internal. Telur memiliki banyak kuning telur dengan
cangkang pelindung. Perkembangan tubuh mengalami ekdisis, atau dengan beberapa
tingkat nimfa. Selain itu, terdapat metamorfosis secara bertahap atau mengalami
beberapa tingkat larva. Partenogenesis juga terdap pada golongan kutu daun.
C. PERANAN SERANGGA BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Serangga dapat bermanfaat bagi manusia, karena serangga memberikan kepada kita
madu, sutra dan banyak produksi berguna lain. Banyak serangga parasit atau pemangsa
penting untuk mengontrol hama, mengontrol gulma, membersihkan sampah dan membuat
dunia ini lebih menyenangkan. Manfaat serangga yang lain misalnya bahan makanan penting
bagi unggas, ikan, dan hewan lainnya (termasuk manusia). Beberapa jenis telah dipakai untuk
mengobati penyakit-penyakit tertentu. Penelitian mengenai serangga telah menolong ahli-ahli
pengetahuan memecahkan banyak problem dalam keturunan, evolusi, sosiologi, pencemaran
sungai, dan dan bidang-bidang lain. Serangga-serangga juga mempunyai nilai keindahan.
Sebaliknya, banyak serangga adalah berbahaya atau sebagai perusak. Serangga menyerang
berbagai tumbuh-tumbuhan yang sedang tumbuh, termasuk tanaman yang bernilai bagi
manusia, dan makan tumbuh-tumbuhan itu, merusak atau mematikannya serta menularkan
penyakit pada tanaman. Serangga menyerang harta benda manusia termasuk rumah, pakaian,
makanan. Mereka menyerang manusia dan hewan lewat bau, gigitan atau sengatan. Banyak
serangga agen penular beberapa penyakit yang paling parah dapat menyerang manuasia dan
hewan.
a. Polinasi
Lebih dari 60 persen tumbuhan berbunga (angiospermae) dipolinasi oleh hewan seperti
insekta, burung, siput dan kelelawar, tetapi insekta berperan dominan. Coleoptera,
Hymenoptera, Lepidoptera dan Diptera ordo insekta utama yang terlibat dalam penyerbukan
ini. Empat kategori utama adaptasi tumbuhan yang memastikan atau meningkatkan efisiensi
polinasi insekta:
Madu dan malam tawon. Madu dipakai secara meluas sebagai makanan dan dipakai
untuk membuat banyak produk. Malam tawon dipakai secara luas oleh industri yang
membuat lilin, malam penutup, semir, bermacam-macam tinta tertentu, model-model dari
berbagai jenis, mencetak gigi palsu, kosmetik, royal jeli dan produk lainya. Lilin tawon lebah
sebenarnya adalah bahan untuk membuat sarang tawon. Sutera dan zat warna. Industri sutera
adalah industri yang tua, merentang jauh sejak tahun 2500 sebelum masehi. Sutra adalah
produks komersil dari ulat sutra (Bombyx mori). Pemeliharaan ulat sutera dan proses serta
pemintalan sutera terutama industri di negara timur, tetapi dipraktekkan pula sekedarnya di
sejumlah negara-negara lain, terutama Spanyol, Prancis, dan Italia. Zat pewarna, beberapa
serangga telah dipakai dalam pembuatan zat warna
c. Serangga entomofagus sebagai agen biokontrol
Serangga mempunyai kapasitas reproduksi yang tinggi dan potensial membuat populasi
yang dahsyat, tetapi mereka jarang melakukan hal yang demikian, karena sebagian besar dari
banyak hewan memakannya. Pengontrolan yang dilakukan oleh entomofagus atau predator
terhadap hama-hama adalah suatu faktor penting dalam menurunkan populasi jenis hama.
Spesies parasit alami atau pemangsa organisme lain untuk program manajemen
(pengontrolan) dinamakan biologi kontrol.
Kata trashburner telah digunakan oleh banyak ahli biologi untuk menunjukkan
organisme yang terlibat degradasi dan resiklus hewan dan tumbuhan mati. Proses ini penting
untuk menjaga permanen dari nutrisi. Contoh yang paling umum seperti dekomposer bakteri
dan jamur; tetapi banyak insekta yang memakan langsung atau bersembunyi pada bangkai
hewan dan tumbuhan. Larva insekta seperti Diptera dan Coleoptera resiklus feses dengan
menggali-gali dan memakan. Soil building (memperbaiki tanah) berhubungan dekat dengan
dekomposisi. Pemecahan sisa hewan dan tumbuhan dan mencampur materi dengan tanah
bertujuan untuk perkembangan lapisan humus. Walaupun peran cacing tanah telah diketahui.
Telah diketahui insekta menjadi makan penting burung, kelawar, ikan, dan manusia.
Sejumlah hewan menggunakan serangga sebagai bahan makanan. Banyak ikan air tawar
makan sejumlah besar serangga, terutama pada bentuk akuatik seperti serangga
Ephemeroptera, Trichoptera, dan jentik-jentik nyamuk.
Serangga menjadi hewan yang mengagumkan, bila seeorang mulai mempelajari. Bagi
banyak orang penelitian serangga memberikan suatu hobi yang menggairahkan seperti orang
tertarik mempelajari unggas, bunga atau objek-objek alam lainnya. Keindahan serangga telah
digunakan untuk pola-pola oleh para artis dan ahli desain. Sejumlah kupu-kupu, ngengat dan
kumbang telah melengkapi pola-pola dasar dalam banyak tipe seni.
Manusia menderita kerugian sangat banyak akibat aktivitas makan dan aktivitas lainnya
dari serangga. Kerusakan itu karena tanaman langsung dimakan serangga, serangga bertelur
pada tumbuhan terutama di cabang-cabang atau buah dan serangga bertindak sebagai agen
dalam penularan-penularan penyakit tumbuhan. Cicada misalnya, biasanya meletakkan telur
pada ranting dan merusak ranting itu hingga mati atau melemahkan ranting sehingga mudah
patah pada tempat bertelur. Peloncat pohon dan peloncat daun sering meletakkan telurnya di
dalam buah, sehingga merusak buah tersebut. Ada dua jalan serangga menyebabkan patogen
pada tumbuh-tumbuhan dapat masuk:
1) Patogen secara kebetulan dapat masuk melalui lubang-lubang untuk bertelur atau
lubang-lubang untuk makanan. Melalui lubang-lubang itu seranga memasuki jaringan
tumbuhan.
2) Patogen dapat ditularkan pada atau dalam tubuh serangga dari satu tumbuhan atau ke
lainnya.
b. Sebagai hama bahan bangunan, simpanan dan lain-lain
Segala macam struktur kayu seperti bangunan, meja kursi, tiang-tiang pagar, patok
bangunan, dan bahan seperti lembaran pasta dan kertas cenderung diserang oleh serangga.
Salah satu hama yang penting itu adalah rayap, kumbang-kumbang bubuk dan semut. Banyak
tipe makanan yang disimpan terutama daging, keju, produk susu, tepung, makanan gandum,
padi, kacang dan buah-buahan mungkin diserang oleh serangga.
Serangga dapat menyerang manusia, hewan dan menularkan penyakit. Untuk lebih
jelasnya dapat dipelajari pada mata kuliah parasitologi kedokteran, pertanian, peternakan,
perikanan dan lain-lain.