Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 2, Juli 2012, hlm 148-155 | 148

TA’LIK TALAK DALAM PERSPEKTIF FIQH DAN


KOMPILASI HUKUM ISLAM
(Analisis Perbandingan)

Muh. Sudirman Sesse

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare


E-mail: sumantri123@yahoo.com

Abstract: This paper describes the problem Ta'lik Separations Fiqhi perspective and
Compilation of Islamic Law. Discussion of the results obtained by the understanding
that: the problem Ta'lik Separations, deviation occurs among the jurists, some of which
allow and disallow others. While in Indonesia Ta'lik Separations has existed since the
Dutch era, and has undergone many changes even at the time of independence to the
present, the formula had been established by the Ministry of Religious Affairs in order to
protect his wife from ill-treatment from her husband. In the administrative procedures for
the settlement of marriage Indonesia, proof of being part Ta'lik Divorces are very
important in order to meet the demands of applicable legislation for citizens, especially
Muslims, this is important because it is one evidence in court, in case of contested
divorce.

Kata Kunci: Ta’lik Talak, Fiqhi, Kompilasi Hukum Islam

I. PENDAHULUAN sud agar sang isteri memperoleh per-


lakuan yang tidak sewenang-wenang oleh
Undang-Undang No. 1 Tahun 1974
suaminya, sehingga akibatnya jika isteri
pasal 38 menyebutkan bahwa putusnya
diperlakukan sewenang-wenang oleh
perkawinan karena ada tiga faktor yaitu,
suaminya dan dengan keadaan itu, isteri
karena kematian, karena perceraian dan
tidak ridha, maka ia dapat mengajukan
karena putusan pengadilan.
gugatan perceraian kepada Pengadilan
Di Indonesia pada umumnya per-
Agama dengan alasan pelanggaran Ta’lik
kawinan putus lewat perceraian dengan
Talak tadi.
memakai lembaga Ta’lik Talak, walaupun
Bila kembali dilihat dalam Undang-
tidak sedikit yang putus karena putusan
Undang Perkawinan maupun peraturan
pengadilan, seperti gugat cerai dengan
pelaksanaannya, maka tidak ada disebut-
alasan pelanggaran Ta’lik Talak.
kan alasan perceraian dengan mendasar-
Ta’lik Talak sudah ada sejak dahulu,
kan pada Ta’lik Talak.1
hal ini dibuktikan bahwa hampir seluruh
Sebagai bahan pemikiran dalam
perkawinan di Indonesia yang dilaksana-
kajian ini, berikut dikemukakan beberapa
kan menurut agama Islam selalu diikuti
pendapat fuqaha mengenai perjanjian
pengucapan shigat Ta’lik oleh suami.
Ta’lik Talak.
Walaupun shigat-nya harus dengan suka
Menurut Sulaiman Rasyid2, dalam
rela, namun di negara kita menjadi seolah-
bukunya “Fiqh Islam” menyebutkan
olah sudah kewajiban yang harus di-
adanya perjanjian Ta’lik Talak yang
lakukan oleh suami. Shigat Ta’lik di-
berlaku di negara kita. Menurut beliau,
rumuskan sedemikian rupa dengan mak-
Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 2, Juli 2012, hlm 148-155 | 149

dalam praktek penyelesaian perkara Ta’lik mewarnai perkembangan hukum Islam. Di


Talak sekarang ini banyak terjadi hal-hal antara yang membolehkan pun terdapat
yang tidak sesuai dengan ketentuan yang dua pendapat, yakni ada yang mem-
telah ditetapkan oleh syari’at Islam, bolehkan secara mutlak dan ada pula yang
akibatnya sering menimbulkan mudharat membolehkan dengan syarat-syarat ter-
yang besar baik dari pihak suami maupun tentu. Mereka yang membolehkan secara
isteri. mutlak yakni bahwa mereka memper-
Lebih lanjut beliau mengatakan bolehkan semua bentuk shigat Ta’lik, baik
bahwa bila Ta’lik Talak itu dimaksudkan yang berbentuk syarthi maupun qasamy.
untuk perlindungan isteri dari perbuatan Sedangkan yang hanya membolehkan
sewenang-wenang oleh suaminya, maka ialah shigat Ta’lik yang bersifat syarthi
masih ada cara lain dalam Islam yang yang sesuai dengan maksud dan tujuan
dapat dipergunakan, karena itu beliau hukum syara’.4
sangat berharap agar perceraian dengan Secara yuridis mengenai alasan
alasan Ta’lik Talak itu ditiadakan. perceraian, sebagaimana dalam pasal 39
Sementara itu, Dr. Mahmud ayat (2) Undang-Undang Perkawinan dan
Syaltout dalam bukunya Perbandingan dalam pasal 19 PP No. 9 Tahun 1975,
Mazhab, menjelaskan bahwa perceraian keduanya tidak menyinggung mengenai
lewat perjanjian Ta’lik Talak adalah jalan Ta’lik Talak sebagai alasan perceraian, hal
terbaik dalam melindungi wanita atas ini dimaksudkan kedua pasal itu sudah
perbuatan tidak baik dari pihak suami. cukup memadai. Sesuai dengan jiwa
Sekiranya seorang suami telah meng- Undang-Undang itu, yang antara lain
adakan perjanjian Ta’lik Talak ketika menganut asas mempersukar terjadinya
akad nikah akan dilaksanakan dan bentuk perceraian sehingga tidak perlu lagi
perjanjian itu telah disepakati bersama, ditambah atau diperluas.
maka perjanjian Ta’lik Talak dianggap Dalam hubungan ini, M. Yahya
sah untuk semua bentuk Ta’lik atau Harahap, SH., menyatakan bahwa UU
perjanjian, sehingga terjadinya pelang- Perkawinan tidak menutup perceraian dan
garan bagi pihak suami, maka isteri dapat pada saat yang bersamaan juga tidak
meminta cerai kepada pengadilan.3 membuka lebar-lebar pintu perceraian.
Mengingat luasnya cakupan dari oleh karena itu, apa yang telah diatur
pada judul ini, maka dibatasi pem- dalam aturan-aturan perundangan di-
bahasannya pada beberapa masalah anggap cukup memadai untuk mensejajari
hukum acara dalam proses penyelesaian kebutuhan masyarakat. apalagi jika dilihat
perkara di Pengadilan Agama terutama dari keluwesan pasal 19 PP. No. 9 Tahun
gugatan cerai dengan alasan Ta’lik Talak. 1975 yang dikaitkan dengan perluasan
Karena kajiannya bersifat analisis alasan melalaikan kewajiban sebagaimana
perbandingan, maka pembahasan akan yang diatur dalam pasal 34 ayat (3) UU
diuraikan berama-sama. Perkawinan. Alasan perceraian yang kita
miliki lebih dari cukup dan tidak perlu
II. PEMBAHASAN lagi ditambah.5
A. Eksistensi Ta’lik Talak Bila dilihat dari segi peraturan per-
undangan, maka jelas bahwa dalam alasan
Pembahasan tentang Ta’lik Talak perceraian yang berlaku di Indonesia tidak
sebagai alasan perceraian, nampaknya disebut-sebut Ta’lik Talak, demikian
telah dibicarakan oleh para fuqaha dalam halnya jika Ta’lik Talak dikategorikan
berbagai kitab fiqh, dan ternyata mereka sebagai perjanjian perkawinan karena
berbeda pendapat tentang hal itu. Per- ditetapkan secara serta merta pada saat
bedaan tersebut hingga sekarang masih berlangsungnya perkawinan, maka secara
Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 2, Juli 2012, hlm 148-155 | 150

tegas UU Perkawinan dalam penjelasan dari dua segi, yakni sebagai perjanjian
pasal 29 dinyatakan bahwa dalam hal ini perkawinan dan sebagai alasan perceraian.
tidak termasuk Ta’lik Talak6 yang Dan dari dua segi itu, bila dilihat dari
memberi pengertian bahwa UU Per- sistematika penyusunan KHI, nampaknya
kawinan tidak mengenal lembaga Ta’lik KHI lebih menitikberatkan pada esensinya
Talak. sebagai perjanjian perkawinan. Hal ini
Dari kondisi obyektif perundangan nampak pada pemuatannya pada pasal 45
tersebut di atas, jika diuraikan dengan dan 46 diatur lebih rinci dari pada
fakta yang ada bahwa nampaknya tidak pemuatannya dalam Bab XVI tentang
sedikit perkara cerai gugat dengan alasan putusnya perkawinan pasal 116.
Ta’lik Talak yang masuk di Pengadilan
B. Tentang Rumusan Ta’lik Talak
Agama setiap tahunnya, maka apakah
yang demikian dapat dikatakan bahwa Sebagaimana telah disinggung ter-
Pengadilan Agama telah membenarkan dahulu, bahwa para ahli hukum berbeda
alasan perceraian di luar Undang-Undang? dalam membahas mengenai Ta’lik Talak.
Untuk menjawab hal ini, berikut perlu Bagi ahli hukum Islam yang mem-
dikemukakan beberapa hal,7 yaitu: bolehkan, perbedaan di antara merekapun
1. Ta’lik Talak dilihat dari esensinya muncul, yang pada dasarnya terletak pada
sebagai perjanjian yang meng- rumusan shigat Ta’lik Talak yang
gantungkan kepada syarat dengan bersangkutan yang sampai sekarang masih
tujuan utama melindungi isteri dari mewarnai perkembangan hukum Islam.
kemudharatan atas kesewenangan Dalam kaitan ini, Ibnu Hazm ber-
suami. pendapat bahwa dari dua macam bentuk
2. Ta’lik Talak sebagai alasan per- Ta’lik Talak (Qasamy dan Syarthi),
ceraian telah melembaga dalam keduanya tidak mempunyai akibat apa-
hukum Islam sejak lama, sejak apa. Alasannya ialah bahwa Allah telah
zaman sahabat. Sebahagian besar mengatur secara jelas mengenai talak.
ulama sepakat tentang sahnya. Sedangkan Ta’lik Talak tidak ada
3. Substansi shigat Ta’lik Talak yang tuntunannya dalam Alquran maupun
ditetapkan oleh Menteri Agama, sunnah.8 Hal senada dikemukakan pula
dipandang telah cukup memadai oleh Ibnu Taimiyah bahwa Ta’lik Qasamy
dipandang dari asas hukum Islam yang mengandung maksud, tidak mem-
ataupun jiwa UU Perkawinan. punyai akibat jatuhnya Talak.
4. Di Indonesia, lembaga Ta’lik Talak Sementara itu, jumhur ulama
secara yuridis formal telah berlaku Mazhab berpendapat bahwa bila sese-
sejak zaman Belanda, berdasarkan orang telah menta’likkan talaknya yang
Staatblad 1882 No. 152 sampai dalam wewenangnya dan telah terpenuhi
setelah merdeka. Dan pada saat syarat-syaratnya sesuai kehendak mereka
sekarang, dengan diberlakukannya masing-masing, maka Ta’lik itu dianggap
KHI melalui Inpres No. 1 Tahun sah untuk semua bentuk Ta’lik, baik itu
1991 yang antara lain mengatur mengandung sumpah (qasamy) ataupun
tentang Ta’lik Talak, maka Ta’lik mengandung syarat biasa, karena orang
Talak dapat dikategorikan sebagai yang menta’likkan Talak itu tidak men-
hukum tertulis. jatuhkan Talaknya pada saat orang itu
Dari keempat hal tersebut, kiranya mengucapkannya, akan tetapi Talak itu
dapat memberi landasan hukum Ta’lik tergantung pada terpenuhinya syarat yang
Talak tetap berlaku di lingkungan dikandung dalam ucapan Ta’lik itu.9
Pengadilan Agama, di mana Ta’lik Talak Pendapat jumhur inilah nampaknya
secara substansial dalam KHI dapat dilihat yang menjadi anutan pada pemerintah
Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 2, Juli 2012, hlm 148-155 | 151

Hindia Belanda di Indonesia. Dan pada meninggalkan isteri dalam ayat (1) sighat
masa kemerdekaan oleh Menteri Agama Ta’lik, dalam rumusan tahun 1950, 1956
merumuskannya sedemikian rupa dengan dan 1969 sampai sekarang dirumuskan
maksud agar bentuk sighat Ta’lik jadi menjadi 2 tahun berturut-turut.11
tidak secara bebas diucapkan oleh suami Oleh karena itu sighat Ta’lik yang
juga bertujuan agar terdapat keseim- ditetapkan dalam PMA No. 2 Tahun 1990
bangan antara hak Talak yang diberikan junto sesuai dengan yang dimaksudkan
secara mutlak kepada suami dengan dalam pasal 46 ayat (2) KHI dianggap
perlindungan terhadap isteri dari per- telah memadai dan relevan dengan ayat-
buatan kesewenangan suami. ayat tersebut. Dengan kata lain, semua
Bila dicermati rumusan Ta’lik bentuk Ta’lik Talak di luar yang ditetap-
Talak, nampaknya telah mengalami kan oleh Departemen Agama seharusnya
banyak kemajuan, perubahan mana dianggap tidak pernah terjadi.
dimaksud tidak terletak pada unsur-unsur
C. Beberapa Permasalahan di Sekitar
pokoknya,10 tetapi mengenai kualitasnya
Ta’lik Talak
yaitu syarat Ta’lik yang bersangkutan
serta mengenai besarnya iwadh. 1. Kekuatan Berlakunya Ta’lik Talak
Perubahan mengenai kualitas syarat Ta’lik Talak dalam berbagai kitab
Ta’lik di Indonesia, baik sebelum kemer- fiqh dibahas demikian mendetail, ter-
dekaan (1940) maupun pasca kemer- masuk tentang kekuatan berlakunya Ta’lik
dekaan (1947, 1950, 1956 dan 1975) yang Talak yang telah diucapkan suami. Salah
ditentukan Departemen Agama semakin satu hal yang mempengaruhi kekuatan
menunjukkan kualitas yang lebih sesuai berlakunya Ta’lik Talak adalah lafaz yang
dengan asas syar’iy yakni mempersukar digunakan dalam sighat Ta’lik.
terjadinya perceraian dan sekaligus Menurut kitab Qawanin al-
melindungi isteri dari kesewenangan Syar’iyah, jika Ta’lik Talak itu meng-
suami. gunakan kata ‫( ان‬jika) atau ‫( اذا‬apabila)
Perubahan rumusan tersebut dapat atau ‫( متي‬manakala) dan semacamnya,
dikemukakan misalnya pada rumusan ayat maka sighat Ta’lik itu berlaku sekaligus,
(3) sighat Ta’lik, pada rumusan tahun artinya jika telah terjadi perceraian, baik
1950 disebutkan “menyakiti isteri dengan karena Talak Raj’i maupun lainnya, maka
memukul”, sehingga semua pengertian kekuatan Ta’lik Talak yang diucapkan
dibatasi pada memukul saja, sedangkan suami gugur adanya. 12
sighat rumusan tahun 1956 tidak lagi Lain halnya jika menggunakan kata
sebatas memukul, sehingga perbuatan ‫( كلما‬sewaktu-waktu), dan ini yang dipakai
yang dapat dikategorikan menyakiti badan dalam Permenag. No. 2 Tahun 1990,
dan jasmani seperti: menendang, men- artinya jika sebelum terwujud syarat
dorong sampai jatuh dan sebagainya dapat Ta’lik kemudian suami menjatuhkan
dijadikan alasan perceraian, karena ter- Talak Raj’i dan kemudian suami me-
penuhi syarat Ta’lik dari segi perlin- rujuknya dalam masa iddah, maka Ta’lik
dungan pada isteri. Talak yang diucapkan suami tetap
Demikian halnya perubahan kualitas mempunyai kekuatan hukum, sehingga
kepada yang lebih baik (mempersukar sewaktu-waktu terwujud syarat Ta’lik,
terjadinya perceraian) dapat dilihat pada maka isteri dapat menggunakan sebagai
rumusan ayat (4) sighat Ta’lik tentang alasan gugatan perceraian dengan alasan
membiarkan isteri. Pada rumusan tahun pelanggaran Ta’lik Talak.13
1950 disebutkan selama 3 bulan, sedang Namun bila terjadi Talak Ba’in atau
rumusan tahun 1956 menjadi 6 bulan kawin lagi, setelah lepasnya Talak Raj’i,
lamanya. Demikian pula tentang pergi Ta’lik Talak yang diucapkan suami tidak
Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 2, Juli 2012, hlm 148-155 | 152

lagi mempunyai kekuatan hukum, sebaliknya jika terjadi hal itu dipandang
sehingga jika suami isteri itu meng- sebagai perbuatan sia-sia.16 Dalam
hendaki berlakunya perjanjian Ta’lik hubungan ini Nabi bersabda: “Umatku
Talak, maka harus diulang.14 dibebaskan karena keliru, lupa dan mereka
yang dipaksa”.17
2. Bila Suami atau Isteri Tidak
Dalam praktek, jika terjadi hal
Mengetahui Isi Sighat Ta’lik Talak
demikian (Ta’lik Talak yang mengandung
Jika suami tidak mengetahui isi atau unsur paksaan), maka hakim harus
maksud sighat Ta’lik Talak yang diucap- menolak gugatan isteri, karena tidak
kannya, maka hal itu harus dianggap tidak memenuhi syarat Ta’lik, atau tidak terjadi
ada. Itulah sebabnya sehingga dalam surat pelanggaran sighat Ta’lik. Pendapat inilah
nikah pada masa sebelum kemerdekaan yang populer hingga sekarang.
sampai dengan tahun 1950, selalu ada Satu-satunya pendapat yang meng-
catatan-catatan untuk mereka yang kurang anggap sah atas Ta’lik Talak yang
paham dengan bahasa Indonesia, oleh mengandung unsur paksaan adalah Imam
PPN harus menjelaskannya dalam bahasa Abu Hanifah, walaupun pendapat ini
daerah yang dipahami oleh para pihak menyalahi pendapat jumhur.18
sampai mereka paham, dan disuruhnya
4. Tidak Menandatangani Sighat Ta’lik
mengucapkan Ta’lik itu dalam bahasa
daerah yang dipahami. Namun pada tahun Secara yuridis dalam Permenag. No.
1950 tidak ada lagi catatan demikian, 2 Tahun 1990 dkatakan bahwa untuk
sehingga ada kemungkinan jika PPN sahnya perjanjian Ta’lik Talak, maka
tidak menjelaskan isi sighat Ta’lik, suami suami harus menandatangani sighat Ta’lik
atau isteri tidak dapat mengetahuinya. Jika yang diucapkannya sesudah akad nikah.
terjadi kondisi demikian, maka perjanjian Dari pernyataan ini dipahami bahwa
itu dianggap tidak ada dan batal demi antara pengucapan dan penandatanganan
hukum. Hal ini merujuk kepada Qaidah perjanjian Ta’lik Talak, keduanya bersifat
Fiqhiyyah yang menyatakan bahwa yang kumulatif.
dianggap ada dalam perjanjian adalah Dari keadaan demikian, bila
maksud pengertiannya, bukan berdasarkan dikaitkan dengan keadaan riil di lapangan
ucapan dan bentuk kata-katanya.15 masih sering terjadi, bahwa suami tidak
menandatangani kutipan akta nikah,
3. Mengucapkan Sighat Ta’lik Talak
sekalipun dalam akta nikah dijelaskan
Karena Terpaksa
bahwa suami mengucapkan Ta’lik Talak,
Sebagaimana diketahui bahwa ke- kenyataan ini menunjukkan bahwa salah
beradaan Ta’lik Talak harus didasarkan satu dari kedua syarat sahnya perjanjian
pada kerelaan kedua belah pihak, karena Ta’lik Talak tidak terpenuhi, sehingga
perbuatan itu merupakan perbuatan akibatnya perjanjian Ta’lik Talak tadi
hukum yang akan berakibat hukum pula. harus dianggap tidak sah atau batal.
Jika suami mengucapkan Ta’lik Di pandang dari sudut kekuatan
Talak karena dipaksa atau ada pemaksaan, pembuktian, bahwa dalam kutipan akta
maka Talak suami tidak jatuh, karena hal nikah itu jelas bahwa suami mengucapkan
demikian berarti bukan kehendak bebas sighat Ta’lik, maka hakim harus terikat
yang berarti pula bahwa taklif (pem- terhadap apa yang tertera dalam kutipan
bebanan) harus dianggap tidak ada pula. akta nikah itu, karena pada dasarnya itu
Dalam keadaan seperti itu, maka yang merupakan kekuatan pembuktian
para ulama sepakat bahwa jika suami yang sempurna.19
berakal, baligh dan berkehendak bebas, Akan tetapi jika dilihat dari
maka Talaknya dipandang sah dan substansinya, maka Ta’lik Talak merupa-
Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 2, Juli 2012, hlm 148-155 | 153

kan perjanjian suami isteri yang bersifat sepakati di Indonesia ada Ta’lik Talak,
sukarela, yang ada atau tidak hanya namun rumusan itu hendaknya tidak
ditentukan oleh para pihak (suami isteri) bersifat paten dengan alasan, begitu
dengan tujuan memberikan keadilan bagi mudahkah seorang perempuan mem-
masing-masing pihak. Karena itu dalam peroleh status mantan isteri dari seseorang
kasus demikian, maka hakim karena (janda) hanya karena persoalan pelang-
jabatannya berwenang untuk menilai garan Ta’lik tadi.
bahwa penandatanganan tadi tak ubahnya Kedua permasalahan yang ber-
sebagai suatu tindakan yang sifatnya lebih hubungan dengan sighat Ta’lik dan Ta’lik
menunjukkan pada tindakan administratif. Talak itu sendiri nampaknya memang
Dari kondisi seperti itu, maka jalan masih perlu dikaji lebih jauh. Sebab bila
keluar yang dapat dipakai adalah jika dibaca berbagai pembahasan tentang hal
suami hadir dalam persidangan, maka ini dalam berbagai kitab fiqh, nampaknya
hakim dapat menunjukkan langsung tidak selamanya ke sepuluh asas dalam
padanya, dan jika suami mengaku, maka sighat Ta’lik yang ada itulah yang harus
ia dipandang sah dan bila menyangkal, ada, akan tetapi mungkin dalam bentuk
maka hakim harus memeriksa ada perjanjian yang lain yang lebih mengikat
tidaknya perjanjian Ta’lik Talak sesuai ketenteraman dalam rumah tangga.
dengan hukum yang berlaku. Sementara Bahkan lebih jauh lagi, terdapat
itu bila suami tidak hadir, maka isteri pemikiran bahwa, mengingat pelaksanaa
harus membuktikan bahwa suami Ta’lik Talak selama ini, tampaknya lebih
mengucapkan sighat Ta’lik Talak. Dalam mengarah kepada hal yang bersifat
hal ini hakim tidak cukup memakai bukti serimonial belaka, karena pelaksanaannya
keterangan kutipan akta nikah, tetapi ditanyakan kepada calon mempelai wanita
harus dikuatkan oleh bukti lain seperti sesaat sebelum akad nikah dilangsungkan.
keterangan dari PPN di mana pernikahan Di lain pihak, asas-asas yang terdapat
itu dilangsungkan atau dengan keterangan dalam Ta’lik Talak sudah diramu
saksi-saksi. sedemikian rupa, sehingga kecen-
derungannya seolah-olah kasus semua
5. Tanggapan Penulis Tentang Sighat
rumah tangga di seluruh Indonesia persis
Ta’lik
apa yang ada dalam Ta’lik Talak itu.
Walaupun dalam pelaksanaan Sementara kekuatan hukumnya tidak
hukum perkawinan di Indonesia, terlalu kuat, karena tidak ada data
khususnya tentang sighat Ta’lik Talak, pendukung kecuali pencatatan yang
telah mendapatkan rumusan yang baku dilakukan oleh PPN belaka.
dari Departemen Agama sebagaimana Berdasarkan dari pemikiran sepertri
adanya sekarang ini, namun nampaknya itu perlu dipikirkan ke depan tentang
rumusan itu tidaklah bersifat final untuk kemungkinannya diintegrasikan antara
selamanya. Hal ini dibuktikan bahwa Ta’lik Talak dengan perjanjian per-
Ta’lik Talak itu sendiri dalam pem- kawinan, dengan pertimbangan bahwa
bahasan para fuqaha, terjadi ikhtilaf, ada jika Ta’lik Talak disatukan dalam
yang membolehkan, ada pula yang tidak. perjanjian perkawinan, maka pemerik-
Yang tidak membolehkan beralasan saannya dilakukan jauhjauh sebelum akad
bahwa kalau hanya dengan alasan nikah dilangsungkan, sehingga kedua
perlindungan isteri dari kesewenangan belah pihak terbebas dari unsur keter-
suami, masih ada jalan lain yang paksaan dan mempunyai banyak waktu
dibenarkan oleh syari’at Islam. untuk memikirkan secara matang tentang
Sekarang ini ada pemikiran isi perjanjian yang dilakukan keduanya.
sementara pakar, bahwa bolehlah kita Di sisi lain, kekuatan hukumnya lebih
Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 2, Juli 2012, hlm 148-155 | 154

kuat, karena jika dalam bentuk perjanjian Manan, Abdul. “Masalah Ta’lik Talak
maka harus ada pihak lain yang terlibat Dalam Hukum Perkawinan Di
seperti saksi-saksi dan kalau perlu Indonesia “ dalam Mimbar
perjanjian itu dikeluarkan oleh Notaris, Hukum No. 23 Tahun VI.
walau harus menambah sedikit biaya. Jakarta: Al-Hikmah, 1995), h. 68.
Adapaun asas-asas yang terdapat ________. Penerapan Hukum Acara
dalam Ta’lik Talak yang ada sekarang ini, Perdata Dalam Lingkungan
bisa dimasukkan dalam kelompok pem- Peradilan Agama. Cet. I; Jakarta:
bahasan tentang pashah, sehingga tidak Al-Hikmah, 2000.
terdapat lagi unsur yang mengenyam-
pingkan atau menghilangkan asas Mertokusumo, Soedikno. Hukum Acara
urgennya Ta’lik Talak itu sendiri, wallahu Perdata Indonesia. Jakarta:
a’lam. Liberty, 1976.
Sabiq, Sayyid. Fiqh al-Sunnah, Jilid II.
III. KESIMPULAN Beirut: Dar al-Fikr, 1980.
Dari uraian yang lalu, berikut dapat Al-Suyuthiy. Jami’ al-Saghir, Juz I. t.tp:
dirumuskan kesimpulan-kesimpulan yang t.p., t.th.
sederhana: Syalthout, Mahmoud. Perbandingan
1. Mengenai Ta’lik Talak, terjadi ikhtilaf Mazhab dan Masalah Fiqh,
di kalangan para fuqaha, di antaranya dialih bahasakan oleh Drs. H.
ada yang membolehkan dan ada pula Ismuha. Jakarta: Bulan Bintang,
yang tidak membolehkan. 1978.
2. Di Indonesia nampaknya, Ta’lik Talak
telah ada sejak zaman Belanda, dan Uthman, Sayyid. Qawanin al-Syar’iyah.
telah mengalami banyak perubahan Surabaya: Salin Nabhan, t. th.
bahkan pada masa kemerdekaan sam-
pai sekarang, rumusannya pun telah Catatan Akhir:
1
ditetapkan oleh Departemen Agama Lihat Abdul Manan, “Masalah Ta’lik
dengan maksud untuk melindungi isteri Talak Dalam Hukum Perkawinan Di Indonesia “
dalam Mimbar Hukum No. 23 Tahun VI (Jakarta:
dari perlakuan sewenang-wenang dari Al-Hikmah, 1995), h. 68.
suami. 2
3. Dalam tata cara penyelesaian adminis- Lihat ibid., h. 69.
3
trasi perkawinan Indonesia, pembuk- Lihat Abdul Manan, Penerapan Hukum
tian tentang Ta’lik Talak menjadi Acara Perdata Dalam Lingkungan Peradilan
Agama (Cet. I; Jakarta: Al-Hikmah, 2000), h. 245-
bahagian yang amat penting demi 246.
memenuhi tuntutan perundang- 4
undangan yang berlaku bagi warga Lihat Mahmoud Syalthout, Perbandingan
Mazhab dan Masalah Fiqh, dialih bahasakan oleh
negara, terutama yang beragama Islam, Drs. H. Ismuha. (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h.
hal ini penting karena merupakan salah 218-233.
satu pembuktian di pengadilan, jika 5
Lihat Abdul Manan, op. cit., h. 71-72.
terjadi kasus cerai gugat. Wallahu 6
A’lam Bi al-Shawab. Lihat Prof. Dr. Hamka, “Tafsir Al-Azhar”,
Panji Masyarakat (Jakarta: t.p., 1981), h. 71.
7
DAFTAR PUSTAKA Lihat Abdul Manan, op. cit., h. 72-73.
8
Lihat Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Jilid
Hamka. “Tafsir Al-Azhar”, Panji II (Beirut: Dar al-Fikr, 1980), h. 123.
Masyarakat. Jakarta: t.p., 1981. 9
Lihat Mahmoud Syalthout, op. cit., h. 237.
Jurnal Hukum Diktum, Volume 10, Nomor 2, Juli 2012, hlm 148-155 | 155

10 15
Unsur pokok Ta’lik Talak: 1. Suami Lihat Abdul Manan, op. cit., h. 87.
meninggalkan isteri, 2. Suami tidak memberi 16
Lihat Sayyid Sabiq, op. cit., h. 211.
nafkah, 3. Suami menyakiti isteri, 4. Suami
17
membiarkan isteri, 5. Isteri tidak ridha, 6. Isteri Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah,
mengadu, 7. Pengaduan diterima, 8. Isteri Ibnu Hibban, Daruquthniy, Hakim dan Thabrani
membayar iwadh, 9. Jatuh Talak suami satu, 10. yang di-hasan-kan oleh Imam Nawawi.
Uang iwadh dikuasakan kepada Pengadilan. Selengkapnya lihat Al-Sunnah-Suyuthiy, Jami’ al-
11 Saghir, Juz I (t.tp: t.p., t.th.), h. 600.
Lihat Abdul Manan, op. cit., h. 76.
19
12 Lihat Sayyid Sabiq, op. cit., h. 211.
Lihat Sayyid Uthman, Qawanin al-
Syar’iyah (Surabaya: Salin Nabhan, t. th.), h. 80. 20
Lihat Soedikno Mertokusumo, Hukum
13 Acara Perdata Indonesia (Jakarta: Liberty, 1976),
Lihat ibid.
105-116.
14
Lihat ibid.

Anda mungkin juga menyukai