Pendahuluan
Era transisi otonomi adalah masa antara tahun 2000 hingga 2003 yang
merupakan masa awal implementasi otonomi daerah. Fase ini ditandai
dengan masih belum mantapnya perangkat hukum, kelembagaan,
infrastruktur dan sumber daya manusia daerah dalam mewujudkan
tujuan otonomi daerah. Dalam masa transisi ini masih sering terjadi uji
coba sistem baru, sehingga sering terjadi revisi peraturan perundangan
di bidang pengelolaan keuangan negara/daerah.
Perubahan basis akuntansi dari basis kas (cash basis) menjadi basis
akrual (accrual basis). Perubahan dari single entry menuju double
entry akan lebih cepat memberikan pengaruh penguatan
terhadap akuntabilitas publik. Selama ini, basis pencatatan transaksi
yang digunakan pada hampir semua lembaga pemerintahan di
Indonesia adalah basis kas (cash basis), yang banyak mengandung
kelemahan yang mendasar yaitu tidak mencerminkan kinerja yang
sesungguhnya karena dengan sistem cash basis tingkat efisiensi dan
efektivitas suatu kegiatan, program atau aktivitas tidak dapat diukur
dengan baik. Perubahan basis akuntansi dari basis kas (cash basis)
menjadi basis akrual (accrual basis) bertujuan agar pemda dapat
menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, akurat,
komprehensif dan relevan untuk pembuatan keputusan ekonomi, sosial
dan politik.
Pertanyaan
1. Jelaskan perjalanan reformasi manajemen keuangan daerah di
Indonesia!
2. Sebutkan beberapa aspek utama reformasi manajemen keuangan
daerah!
3. Jelaskan perbedaan anggaran tradisional dengan anggaran
berbasis kinerja!
4. Bandingkan kelebihan dan kelemahan sistem manajemen
keuangan daerah sebelum dan sesudah otonomi daeah !
5. Sebutkan ciri-ciri anggaran pendekatan NPM !
6. Jelaskan kelemahan single entry dibanding double entry !
7. Berikan evaluasi anda tentang reformasi kelembagaan pengelolaan
keuangan daerah yang dilakukan pemerintah daerah. Apa saja
yang menjadi kendala dan permasalahan dalam reformasi
kelembagaan pengelolaan keuangan daerah tersebut