Anda di halaman 1dari 4

NAMA : EKO……..

NPM : 16…………
Bidang Skripsi : Farmasi Klinis dan Komunitas
Rancangan Judul : “Studi Farmakovigilans Pengobatan Asma Pada Pasien
Rawat Inap di Suatu Rumah Sakit di Bandar Lampung”

A. Latar Belakang
Asma adalah penyakit heterogen dengan inflamasi kronik pada saluran
pernafasan yang melibatkan sel inflamasi didalamnya, yang akan merespon
suatu trigger secara berlebih sehingga menimbulkan gejala episodik seperti
mengi, sesak napas, rasa tertekan didada, dan batuk (terutama pada pagi dan
malam hari) (Global Initiative for Asthma, 2014).
Asma menjadi salah satu masalah kesehatan utama baik di Negara maju
maupun Negara berkembang. Menurut data dari laporan Global Initiatif for
Asthma (GINA) tahun 2017 dinyatakan bahwa angka kejadian asma dari
berbagai Negara adalah 1-18% dan diperkirakan terdapat 300 jiwa penduduk
dunia menderita asma. Prevalensi penyakit asma menurut data Riskesdas tahun
2018 tingkat kekambuhan penyakit asma di Indonesia sebanyak 57,5% dan
Provinsi Lampung merupakan provinsi dengan angka kekambuhan penyakit
asma tertinggi urutan ke-4 dari seluruh Indonesia.
Salah satu pelayanan kesehatan yang menangani pasien asma baik rawat
jalan maupun rawat inap adalah Rumah Sakit. Perawatan asma di Rumah Sakit
perlu pemantauan serius karena risiko keselamatan pasien dan meningkatkan
biaya perawatan. Beberapa cara perlu dilakukan dalam menangani asma, gejala
asma memerlukan pengobatan yang bertujuan untuk meminimalkan gejala
kronis yang mengganggu aktivitas normal, meminimalkan rujukan ke rumah
sakit, dan untuk mempertahankan fungsi normal paru (Guidelines for Diagnosis
and Management of Asthma, 2017). Oleh karena itu dalam penanganan terapi
harus memperhatikan ADR dan interaksi kejadian obat yang tidak diinginkan.

1
Salah satu upaya untuk mengurangi kejadian yang tidak diinginkan adalah
dengan studi farmakovigilans.
Farmakovigilans merupakan suatu keilmuan dan aktifitas deteksi,
assessment, pencegahan, pemahaman terkait efek samping obat, dan
permasalahan lain dalam penggunaan suatu obat atau yang lebih dikenal dengan
sebutan Monitoring Efek Samping Obat (MESO) (WHO, 2010). Tujuan utama
dari farmakovigilans ialah menempatkan penggunaan produk obat yang tepat
sehingga dapat dipastikannya keamanan dan efikasi dari obat tersebut terhadap
pasien.
Berdasarkan penelitian (Amelia, 2015) terkait studi farmakovigilans,
menunjukkan hasil penelitian bahwa di Rumah Sakit wilayah Bojonegoro obat
asma juga dapat menyebabkan kejadian ADR dan bahkan kombinasi dari obat
asma juga berisiko menyebabkan interaksi obat. Pengobatan salbutamol yang
menurut pustaka relative aman ternyata justru menunjukkan kejadian ADR yang
lebih besar dibandingkan aminofilin, dan interaksi obat yang diduga bersifat
actual terbanyak adalah pada kombinasi obat aminofilin dan salbutamol.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut penulis akan melakukan
penelitian terkait “Studi Farmakovigilans Pengobatan Asma Pada Pasien Rawat
Inap di Suatu Rumah Sakit di Bandar Lampung”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah hasil dari studi farmakovigilans terhadap pasien asma dewasa di
suatu Rumah Sakit di Bandar Lampung?

C. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisa kejadian ADR kategori actual ataupun potensial yang terjadi
pada pengobatan asma dari pasien asma dewasa yang menjalani rawat inap di
suatu Rumah Sakit di Bandar Lampung.

2
D. Manfaat Penelitian
1. Keilmuan
Bagi bidang Farmasi sebagai bahan acuan untuk penilaian dalam
meningkatkan hasil terapi pengobatan pasien asma.
2. Personal dan Instansi
a. Bagi peneliti untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
melakukan penelitian sehingga diharapkan mampu memberikan edukasi
yang benar bagi masyarakat khususnya terapi pengobatan terbaik untuk
penyakit asma.
b. Bagi Rumah Sakit sebagai bahan pertimbangan dalam penatalaksanaan
pengobatan yang sesuai standar dan kebutuhan pengobatan pasien.
c. Bagi peneliti lainnya sebagai acuan pustaka.

Metode Penelitian
1. Populasi, Sampel, dan Metode Pengambilan
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien asma dewasa yang
menjalani rawat inap di suatu Rumah Sakit Bandar Lampung.
b. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah pasien asma rawat inap yang
masuk kedalam kriteria inklusi pada Januari-Maret 2020.
c. Teknik Pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling.

2. Kriteria Sampel
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi
oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel
(Notoadmojo, 2012). Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dalam
penelitian ini :
1) Pasien Asma rawat inap berusia dewasa (> 18 tahun)

3
b. Kriteria ekslusi
Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat
diambil sebagai sampel (Notoadmojo, 2012). Kriteria ekslusi dalam
penelitian ini :
1) Data rekam medis yang tidak lengkap.
2) Terapi pada resep tidak jelas dan tidak teridentifikasi.
3) Pasien asma dengan komplikasi penyakit.

3. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dengan retrospektif dengan melihat rekam
medik pasien dianalisa serta dilakukan wawancara pasien untuk
mengidentifikasi hasil terapi dari pengobatan.

4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu resep yang
diberikan kepada pasien asma dewasa yang menjalani rawat inap
mendapatkan terapi pengobatan di suatu Rumah Sakit Kota Bandar
Lampung periode Januari-Maret 2020, buku digunakan untuk mencari
masalah dan penyebab masalah dalam penanganan asma . Tinjauan pustaka
dilakukan untuk perencanaan penanganan terapi yang baik.

5. Analasis Data
Analisis data menggunakan metode statistik deskriptif.

Anda mungkin juga menyukai