Anda di halaman 1dari 2

14.

Wadah yang digunakan untuk sediaan mata


a. Menurut Dasar-dasar farmasetika dan sediaan semi solid (Elmitra, 2017: 106)
Salep biasanya dikemas baik dalam botol atau dalam tube, botol dapat dibuat dari gelas tidak
bewarna, warna hijau, amber atau biru atau buram dan porselen putih. Botol plastik juga
dapat digunakan. Wadah dari gelas buram dan berwarna berguna untuk salep yang
mengandung obat yang peka terhadap cahaya. Tube dibuat dari kaleng atau plastik, beberapa
diantaranya diberi tambahan kemasan dengan alat bantu khusus bila salep akan digunakan
untuk dipakai melalui rektum, mata, vagina, telinga, atau hidung.
b. Menurut Ars Prescribendi Resep Yang Rasional Edisi 2 (Joenoes N.Z., 2003: 118)
Wadah obat dapat berupa botol-tetes khusus, atau botol biasa tetapi dilengkapi dengan alat
penetes.
c. Menurut Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi (Syamsuni, 2005: 104)
Cara Pembuatan Salep Mata
Bahan obat ditambahkan sebagai larutan steril atau serbuk steril termikronisasi pada dasar
salep steril. Hasil akhirnya dimasukkan ke dalam tube steril secara aseptik. Bahan obat dan
dasar salep disterilkan dengan cara yang cocok, sedangkan tube disterilkan dengan otoklaf
pada suhu 115°-116°C selama tidak kurang dari 30 menit.
d. Menurut Farmasi Rumah Sakit Teori & Penerapan (Siregar C.J.P., dan Lia A., 2003: 270)
Wadah plastik atau kaca, bersih, dengan tutup mengepas kedap dan satu penetes plastik atau
kaca (terpisah) yang bersih (obat mata dan obat telinga harus steril)
e. Menurut Obat-obatan (Widjajanti N.,1991: 90)
Salep mata atau dalam Farmasi disebut Oculenta. Yang dimaksud dengan salep mata adalah
salep yang digunakan pada mata. Salep ini harus steril dan disimpan di dalam tube salep mata
yang steril.
f. Menurut Herbal Medicine: Suatu Tinjauan Farmakologis (Sutrisna E., 2016: 247)
Plastik kaku (polistiren dan polivinil/PVC) digunakan apabila tidak diper syaratkan
impermeabilitas, misalnya untuk maksud dispetsing. Plastik yang lebih lentur (poliolefin dan
PVC yang diplastisasi) digunakan untuk botol atau kantong tranfusi, tube untuk salap topikal,
dan lain-lain. Wadah lentur ini tidak saja tahan pecah, tetapi kemampuannya kempis,
meniadakan bahaya dari udara tidak steril yang memasuki kantong sewaktu produk
digunakan. Keuntungan ini dimanfaatkan dengan menggunakan plastik lentur dalam
pembuatan wadah sekali pakai untuk sediaan enema, sediaan obat tetes teli- nga, tetes mata,
dan semprot hidung.

DAFTAR PUSTAKA

Elmitra, 2017, Dasar-Dasar Farmasetika Dan Sediaan Semi Solid, Deepublish: Yogyakarta.

Joenoes N.Z., 2003, Ars Prescribendi Resep Yang Rasional Edisi 2, Airlangga University Press:
Surabaya.

Siregar C.J.P., dan Lia A., 2003, Farmasi Rumah Sakit Teori & Penerapan, EGC: Jakarta.

Sutrisna E., 2016, Herbal Medicine: Suatu Tinjauan Farmakologis, Universitas Muhammadiyah
Press: Surakarta, Jawa Tengah.

Syamsuni, 2006, Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmasi, EGC: Jakarta.

Widjajanti N., 1991, Obat-obatan, Kanisius Press: Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai