Anda di halaman 1dari 9

Kegiatan ke 4

Fungsi Empedu Sebagai Emulgator

A. Tujuan Kegiatan
Mahasiswa dapat membuktikan empedu bersifat sebagai emulgator

B. Kajian Pustaka
Menurut Devi (2017:139) Hati merupakan kelenjar pencernaan yang
terbesar dalam tubuh dengan berat 2 kg dan berwarna kemerahan.Terletak di
dalam rongga perut sebelah kanan, di bawah sekat rongga dada.Menghasilkan
cairan empedu (bilus) yang ditampung dalam kantung empedu (vesica felea).
Setiap hari vesica felea menghasilkan 0,5 liter cairan empedu . Kandungan
empedu berupa garam kholat, natrium karbonat, clan kolesterol. Garam kholat
berfungsi mengaktifkan lipase pancreas, menurunkan tekanan permukaan
butir-butir lemak sehingga dapat di emulsikan dalam pencernaan, bersenyawa
dengan asam lemakn membentuk senyawa yang mudah larut dalam air dan
mudah diserap. Natrium karbonat berfungsi mengatur keasaman empedu
sehingga membuat pH empedu menjadi 7,1 sampai 8,5. Kolesterol merupakan
lemak netral yang memiliki daya larut sangat kecil dalam air.Merupakan
prekusor dari aktivitas steroid seperti vitamin dan hormone. Empedu
menghasilkan zat warna empedu (bilirubin dan biliverdin) dan garam
empedu.Fungsi empedu untuk mengemulsikan atau memecah lemak dan
membunuh kumen-kumen dalam saluran pencernaan bagian atas .
Menurut (Thomas, 1990: 396) Kandung empedu berbentuk bulat buah
apokat, berujung buntu, merupakan divertiulum dari duktus hepatikus
komunis yang dihubungkan dengan duktus sistikus. Kandung empedu
panjangnya kurang lebih 8 cm dan garis tengahnya 4 cm tetapi dapat sangat
membesar. Dindingnya terdiri atas tiga lapis yaitu membran mukosa,
muskularis, dan adventisia (serosa). Membran mukosa bila kosong, mukosa
membentuk banyak lipatan atau rugae jadi dalam potongan tampak tidak
teratur, seringkali tampak kelenjar simpleks.Semua sel epitel serupa selnya
2

silindris tinggi, dengan inti terletak di basal.Dengan mikroskop elektron


tampak mikrofili halus di bagian apikal sel. Sel-sel epitel ditunjang oleh
lamina basal yang halus dan lamina propria terdiri atas jaringan retikular halus
dengan banyak pembuluh darah kecil.Kadangkadang terdapat noduli limfatisi
kecil dan sedikit kelenjar mukosa di bagian leher kandung empedu.
Muskularis, tidak terdapat submukosa dalam kandung empedu, dan di sebelah
luar mukosa ada lapisan serat otot polos, yang tebal dan susunan seratseratnya
tidak teratur. Pada tiap sajian, serat otot polos akan terpotong dalam beberapa
macam bidang, karena tunika muskularis berupa jala yang terdiri atas
gabungan serat otot polos yang terjalin sebagai anyaman dengan di antaranya
terdapat kolagen, retikulin, dan elastin.
Adventisia atau serosa, kandung empedu terletak pada permukaan bawah
hati, dan selubung luarnya yang terdiri atas jaringan ikat pada kolagen bersatu
pada beberapa tempat dengan simpai glison. Di tempat lain adventisida
diliputi oleh peritoneum. Leher kandung empedu melanjutkan diri dengan
duktus sitikus dan disini membran mukosa membentuk lipatan spiral dengan
serat otot polos sebagai pusatnya ini disebut katub spiral heister dan dianggap
berfungsi untuk mencegah perubahan mendadak pada kapasitas kandung
empedu yang disebabkan oleh perubahan tekanan. Kandung empedu sendiri
berfungsi sebagai tempat penampungan (reservoir) empedu yang dihasilkan
terus-menerus oleh hati, tetapi dikeluarkan sedikit demi sedikit ke dalam usus
akibat kontraksi setelah dirangsang oleh kolesistokoninDi dalam kandung
empedu, empedu dikentalkan karena cairannya diabsorpsi oleh epitel
(Thomas, 1990: 396-397).
Empedu disekresikan oleh sel-sel hati dalam duktus koledokus, yang
mengalir kedalam duodenum. Diantara waktu makan, orivisiumduktus ini di
duodenum tertutup dan empedu mengalir ke dalam kandung kemih, tempat
empedu disimpan. Sewaktu makanan masuk mulut, sfmgtcr disekitar oriEsium
mclemaa; sewaktu isi lambung masuk ke dalam duodenum, hormone CCK
dari mukosa usus menyebabkan kandung kemih berkontraksi (William, 2002:
480).
3

Empedu tendiri dari garam empedu, pigmen empedu, dan zat yang larut
dalam larutan elektrolit alkalis yang mirip dengan liur pancreas. Sekitar 500
mL disekresikan setiap hari. Sebagian komponen empedu diserap ulang dalam
usus kemudian dieksresikan kembali oleh hati. Glukurom'da pada pigmen
empedu, bilirubin dan biliverdin, menyebabkan empedu berwarna kuning
keemasan. Garam empedu adalah garam-garam natn'um dan kalium asam
empedu, dan semua zat yang disekresi kedalam empedu berkonjugasi dengan
glisin atau taurin, suatu derifat sistem. Bersamaan dengan vitamin D
kolesterol, berbagai hormon steroid, dan glikosida digitalis, asam-asam
empedu mengandung inti siklopentano perhidroperhidrofenantren. Dua asam
empedu utama (primer) yang terbentuk dalam hati adalah asam kolat dan asam
kenodeosikolat. Didalam kolon, bakteri mengubah asam kolat menjadi asam
diosikolat dan asam kenodioksikolat menjadi asam litokolat. Oleh karena
terbentuk akibat kerja bakteri, asam dioksikolat dan asam litokolat disebut
asam empedu sekunder (W illiam, 2002: 482-483).
Menurut (William, 2002: 483) Garam-garam empedu memiliki sejumlah
efek penting. Garam-garam ini menurunkan tegangan permukaan dan bersama
fosfolipid dan monogkliserida, berperan untuk emulsifikasi lemak sebagai
persiapan untuk dicerna dan diserap diusus halus, garam-garam ini bersifat
amfipatik yaitu memiliki domain hidrofilik dan hidrofobik, salah satu
permukaan molekul bersifat hidrofilik kama ikatan peptidapolar dan gugus
karboksil serta hidroksil terletak di permukaan tersebut, sedangkan permukaan
lain bersifat hidrofobik. Dengan demikian, garam empedu cenderung
membuntuk lempeng silindris yang disebut misel, dengan permukaan
hidrofilik menghadap keluar dan permukaan hidrofobik menghadap kedalam.
Misel berperan penting dalam mempertahankan lemak dalam larutan dan
membawanya ke brush border sel epitel usus, dan disitu lemak tersebut
diserap. Sembilan puluh sampai 95% garam-garam empedu diserap dari m
halus. Sebagian diserap melalui difusi nonionic, tetapi sebagian besar diserap
dari ileum terminalis oleh suatu proses kotratransport Na+-garam empedu
sistem Nai-K+ ATPase basolateral yang sangat efisien, yang mirip dengan
4

sistem kotransport Natglukosa. Salah satu kotransporter Na+-garam empedu


yang berperan dalam sistem transport aktif sekunder ini telah dapat diklon dan
ada bukti bahwa paling sedikit terdapat 1 jenis lagi. Sisanya 5-10% garam
empedu masuk kedalam kolon yang diubah menjadi garam-garam asam
dioksikolat dan asam litokolat. Litokolat relatife tidak larut dan sebagian besar
diekskresikan dalam ginjal; hanya 1% persen yang diserapNamun deoksikolat
diserap.
Empedu adalah cairan berwarna kuning kehijauan yang diproduksi dari
hati yang kemudian dikonsentrasikan di kandung empedu, disimpan, atp
ditranspor ke duodenum. Fungsinya adalah membantu pencernaan lemak di
duodenum. Empedu diproduksi terus-menerus dalam hati (sel-sel hepatosit),
yaitu sekitar 0.7 liter/ hari, tetapi tidak selalu dikosongkan seketika ke dalam
usus. Empedu terdiri atas garam dan asam empedu, kolesterol, pigmen, air,
dan elektrolit dengan pH netral atau sedikit alkalis dengan pH sekitar 5-6
(Sulaman, 2012: 8)
Garam empedu terdiri dari empat macam empedu, yakni kolat,
deoksikolat, kenedeoksikolat, dan asamlitokolik, yang masing-masing dapat
bergabung dengan glisin dan taurin untuk membentuk garam dan asam
empedu yang lebih kompleks. Empedu berkumpul dalam kanalikulin empedu
yang bergabung membentuk saluran empedu. Kemudian, empedu menuju
duktus hepatikus kiri dan kanan yang bergabung menjadi duktus hepatikus
komunis. Duktus sistikus dari kandung empedu selanjutnya bergabung dengan
duktus hepatikus komunis membentuk duktus koledokus (Sulaman, 2012: 9).
Di sampimg tugasnya yang penting dalam metabolisme, hati mempunyai
fungsi ekstesi. Empedu di sekresikan dari sel hati secara langsung kedalam
kanalikuli empedu yang terletak antara ael hati yang berdekatan, dan
kemudian mengalir ke dalam duktua koledokus, lalu mencapai kandung
.mpedu atau duodenum. dan keduanya. Selain air dan elektrolit, empedu
mengandung bilirubin. hormone steroid. garam, dan asam empedu, kolesterol
lentm (fosfatidil kolin), dan banyak substansi lainnya. Obat-obatan juga bias
diekskresikan melalui hati. Substansi tertentu yang tersebut diatas (misalnya,
5

bilirubin) tidak dengan mudah larut dalam air oleh karena itu, terikat dengan
albumin dalam darah (Sulaman, 2012: 9).
Empedu hati adalah cairan isotonic berpigmen dengan komposisi
elektrolit mirip plasma darah, tetapi berbeda dengan empedu dalam kandung
empedu. Komponen utama empedu hati adalah air, asam empedu, lesitin
empedu, lesitin dan fosfolipid lain, dan kolesterol yang tidak diensterfikasi.
Unsur pokok lain temasuk b ilirubin terkonjugasi, protein elektrolit, mucus
dan seringkali obat-obatan serta hasil tambahan metabolik lainnya. Total
sekresi empedu hati basal kira-kira 500-700 mU hari. Sekresi empedu antara
lain dirangsang oleh peningkatan aliran darah hepatik, perangsangan vagus,
peningkatan kadar garam empedu dalam darah, sekretin, dan lain-lain
(Sulaman, 2012: l0).
Asam empedu disintesis di hati dan jaringan lain. Sebanyak 250-500 mg
diproduksi dan hilang bersama fese setiap harinya. Sintesisnya berada dalam
control umpan balik negative. Asam empedu primer, yaitu asam kolik dan
asam kenodeoksikolik dibentuk dari kolesterol. Terdapat 2 jalur metabolic
yang berbeda dari sintesis asam empedu. Jalur yang telah lama dikenal
hidroksilasi kolesteriol pada hati (Sulaman, 2012: ll).
Fungsi kandung empedu dan sfingter, fungsi sfmgter adalah mencegah
teljadinya refluks kandungan duodenum ke dalam pancreas dan duktusbiliaris
serta meningkatkan pengisisan kandung empedu. Oleh kandung empedu,
empedu hati disimpan sampai pada saat diperlukan dalam proses pencernaan.
Sebelumnya, empedu hati dipekatkan melalui absorpsi air dan elektrolit
transmukosa. Pada kondisi normal kandung empedu akan mengosonhkan jalur
sepanjang traktus biliarisuntuk membantu proses pencernaan dengan
meningkatkan peristaltic dan absorpsi, mencegah pembusukan, dan
mengemulsikan lemak (Sulaman, 2012: 13).
Kandung empedu (vesika fellea) adalah kantung yang berbentuk buah
peer yang terletak pada permukaan visceral, diliputi oleh peritoneum, kecuali
bagian yang melekat pada hepar. Terletak pada permukaan bawah hati di
antara lobus dckstra dan lubus kuadratus hati. Empedu terdiri atas: fundus
6

vesika fellea, berbentuk bulat, biasanya menonjol di bawah pinggir inferior


hati, berhubungan dengan dinding anterior abdomen setinggi rawan ujung
kosta IX kanan. Korpus vesika fellea, bersentuhan dengan permukaan visceral
hati mengarah ke atas, ke belakang dan kiri. Kollum vesika fellea, berlanjut
dengan duktus istikus yang berjalan dalam omentum minus bersatu dengan
sisi kanan duktus hepatikus kommunis membentuk duktus koledokus
(Syaifuddin, 2016: 297).
Saluran empedu berkumpul menjadi duktus hepatikus kemudian bersatu
dengan duktus sistikus karena akan tersimpan dalam kandung empedu.
Empedu mengalami pengentalana 5-10 kali dikeluarkan dari kandung empedu
oleh aksi kolesistokinin. Kelesistokinin adalah suatu hormone tang dihasilkan
dalam membrane mukosa dari bagian atas usus halus tempat masuknya lemak.
Kolesistokinin menyebabkan kontraksi otot kandung empedu. Pada waktu
bersamaan terjadi relaksasi sehingga empedu mengalir ke dalam duktus
sistikus dan duktus koledokus terjadi peristaltic usus masuk ke duodenum
(Syaifuddin, 2016: 298).
Kantong empedu merupakan sebuah organ berbentuk seperti kantomg
yang terletak di bawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati sampai
pinggiran depanyang memiliki panjang 8-12 cm dan berkapasitas 40-60 cm3.
Kantong empedu mimiliki bagian fundus, leher, dan tiga pembungkus, yaitu
sebelah luar pembungkus peritoneal, sebelah tengah jaringan berotot tak
bergaris, dan sebelah membran mukosa (Hidayat, 2016: 53).
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu,
memekatkan cairan empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan pH
optimum enzim-enzim pada usus halus, mengemulsikan garam-garam
empedu. mengemulsikan lemak, mengekskresi beberapa zat yang tak
digunakan oleh tubuh, dan memberi warna pada feses, yaitu kuning kehijauan
(dihasilkan oleh pigmen empedu). Cairan empedu mengandung air, garam
empedu, lemak, kolesterol, pigmen fosfolipid, dan sedikit protein (Hidayat,
2016: S3).
7

Emulgator sering dikombinasikan untuk menggunakan emulsi yang lebih


baik yaitu emulgator dengan keseimbangan hidrofiik dan lipofilik yang
diinginkan, melainkan kestabilan dan sifat kohesi dari lapisan antarmuka serta
mempengaruhi kosistensi dan penampakanemulsi (Nonci, 2016: 169).
Emulgator dengan nilai HLB dibawah 7 umumnya menghasilkan emulsi
air dalam minyak (AIM), sedangkan emulgator dengan nilai HLB diatas 7
umumnya menghasilkan emulsi minyak dalam air. Tetapi sistem HLB tidak
memberikan indikasi tentang konsentrasi yang digunakan.Sebagai aturan,
emulgator dengan konsentrasi 2% adalah jumlah yang cukup dalam suatu
formula walaupun konsentrasi yang lebih kecil dapat memberikan hasil yang
lebih baik. Jika konsentrasi emulgator lebih dari 5% maka emulgator akan
menjadi bagian utama dari formula dan hal ini bukanlah tujuan dari
penggunaan emulgator (Nonci, 2016: 169).
8

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Tabung reaksi 2 buah
b. Pipet tetes 3 buah
2. Bahan
a. Empedu encer
b. Minyak goreng
c. Aquades

D. Cara Kerja
1. Disiapkan 2 buah tabung reaksi. Pada masing-masing tabung diisi 3 mL
aquades.
2. Ditambahkan 3 tetes minyak goreng pada masing-masing tabung.
3. Ditambahkan pada tabung pertama 3 mL empedu encer.
4. Dikocok kedua tabung, kemudian dicatat dan diperhatikan apakdl
terbentuk emulsi yang stabil.
9

Daftar Rujukan

Davi, Anarkadian. K. B. 2017. Anatomi Fisiologi dan Biokimia Keperawatan.


Yogyakarta: Pustaka baru press

Hidayat, A, dkk. 2016. Buku Ajar llmu Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba
Medika

Syaifuddin. 2016. Ilmu Biomedik Dasar. Jakarta: Salemba Medika

Sulaman, Ali, dkk. 2012. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Jakarta: Sagung Seto

Thomas, Leeson, dkk. 1990. Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC

William, Ganong. 2002. Buku Ajar F isiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Nonci, Faridha Y. 2016. Formulasi dan Uji Stabilitas F isik Krim Susu Kuda
Sumbawa Dengan Emulgator Nonionik dan Anionik. Jf fnk uinam. 4(4): 169.
Journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/juma1_fannasi/article. Diakses pada7
0ktober 2019.

Anda mungkin juga menyukai