Anda di halaman 1dari 11

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

SISTEM REPRODUKSI PRIA

OLEH :

NI NYOMAN ALITTINI

NIM : 17-2065

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

SEKOLAH TINGGI FARMASI MAHAGANESHA

2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan
keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan
melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk menghasilkan
keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan
demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau
sexual.Untuk dapat mengetahui reproduksi pada manusia , maka harus
mengetahui terlebih dahulu organ-organ kelamin yang terlibat serta proses
yang berlangsung didalamnya. Sistem reproduksi pada manusia akan mulai
berfungsi ketika seseorang mencapai kedewasaan (pubertas) atau masa akil
balik.

Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang


bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi.Untuk kehidupan
makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpaadanya proses
reproduksi makhluk hidup tidak mati. Akan tetapi bila makhluk tidup tidak
dapat bereproduksi maka kelangsungan generasi makhluk hidup tersebut
terancam dan punah, karena tidak dapat dihasilkan keturunan (anak) yang
merupakan sarana untuk melanjutkan generasiOleh sebab itu, sangatlah
penting bagi kita untuk mengetahui apa dan bagaimana itu sex dalam system
reproduksi kita.

2. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk kita lebih memahami dan
menambah pengetahuan mengenai sistem reproduksi pada manusia dan fungsi
serta masalah masalah yang terjadi di sistem reproduksi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Reproduksi Pria


Meliputi organ-organ reproduksi, spermatogenesis dan hormon pada
pria. Organ Reproduksi Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi
dalamDan organ reproduksi luar.
1. Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan
kelenjar asesoris.
 Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam
kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak).
Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan
kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan
otot polos. Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk
memproduksi sperma dan hormone kelamin jantan yang disebut
testoteron.
 Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari
epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
a. Epidermis
Epididimis merupakan saluran berkelok -kelok di
dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah
sepasang disebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi
sebagai t e m p a t penyimpanan sementara sperma sampai
sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
b. Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens)
merupakan s a l u r a n l u r u s yang mengarah ke atas dan
merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak
menempel pada testis dan ujungsalurannya terdapat di dalam
kelenjar prostat. Vas deferens berfungsisebagai saluran tempat
jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau
kantung mani (vesikula seminalis).
c. Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang
menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini
berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam
uretra.
d. Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang
terdapat didalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran
kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk
membuang urin dari kantung kemih.

 Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi
penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar
asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan
kelangsungan hidup dan pergerakan sperma. Kelenjar asesoris
merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis,
kelenjar prostat dan kelenjar Cowper .
a. Vesikula Seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung
mani)merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di
belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis
menghasilkan zat makanan yangmerupakan sumber
makanan bagi sperma.

b. Kelenjar Prostate
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan
terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat
menghasilkan getah yang mengandung kolesterol, garam
dan fosfolipid yang berperan untuk kelangsungan hidup
sperma.
c. Kelenjar Cowper
Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan
kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar
Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa).

2. Organ Reproduksi Luar


Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
a. Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Duarongga
yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa.Satu
rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons
korpusspongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi
oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung
pembuluh darah dan ujung -ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan,
rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi
tegang dan mengembang (ereksi).
b. Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi
testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotumkiri.
Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa
jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk
menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di
dalamskrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan
otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak
sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses
pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil,
yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
3. Spermatogenis
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada
tubulusseminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel
germinal mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel
terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis. Dinding
tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium
germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat
spermatogenesis.
Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang
testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus
testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel
epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium= tunggal).
Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus
seminiferus.Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak
diri,sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahaptahap
perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid
(2 atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi
membrane epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogenia
tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian,
setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit
primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap
spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah
spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder kemudian
membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid.
Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan
bersifat haploid(n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan).
Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma).Proses
perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi. Ketikaspermatid
dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel.
Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat
bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.Kepala sperma terdiri dari sel berinti
tebal dengan hanya sedikitsitoplasma. Pada bagian membran permukaan di
ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom
mengandung enzim hialuronidasedan proteinase yang berfungsi untuk
menembus lapisan pelindung ovum.Pada ekor sperma terdapat badan sperma
yang terletak di bagian tengah sperma.Badan sperma banyak mengandung
mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan
sperma.Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-
selsertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan
mengatur proses spermatogenesis.
4. Hormon pada pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu estoteron,LH
(Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan
hormon pertumbuhan.
a. Estoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus
seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal
untuk m e m b e n t u k sperma, terutama pembelahan meiosis untuk m e
m b e n t u k spermatosit sekunder.
b. LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH b e r f u n g s i
menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron
c. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan
berfungsimenstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan
spermatid menjadisperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
d. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel
sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat
testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada
tubulusseminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
e. Hormone Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi
metabolismetestis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan
pembelahan awal pada spermatogenesis.

B. Gangguan Pada Sistem Reproduksi Pria


1. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan
olehgangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron.
Gangguanini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-
tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
2. Kriptorginisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk
turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal
tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic
gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga,
dilakukan pembedahan.
a. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis
dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering
menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, ureplasma
urealyticum atau virus herpes.
b. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa
bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
c. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi
pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.

3. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus
parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Pada reproduksi pria memiliki penis dan kelenjar testis untuk
menghasilkan sperma, kematangan sel sperma ditandai dengan mimpi basah
pada usia pubertas.
2. Saran
Pengetahuan mengenai seks & seksualitas hendaknya dimiliki oleh
semua orang. Dengan pengetahuan yang dimiliki diharapkan orang tersebut
akan dapat menjaga alat reproduksinya untuk tidak digunakan secar bebas
tanpa mengatahui dampaknya, Pengetahuan yang diberikan harus mudah
dipahami, tepat sasaran, dantidak menyesatkan. Dengan demikian orang
tersebut akan
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai