Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran Mikro
Dosen Pengampu
Drs. Tasri Ponta, M.Pd.

Disusun oleh :
SARIF FAQIH
(NIM. 1625040013)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah- Nya. Sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Pembelajaran Mikro yang berjudul “KETERAMPILAN
DASAR MENGAJAR“.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada nabi kita Muhammad
SAW, keluarga dan sahabat – sahabatnya yang telah membimbing umat manusia
dari alam jahiliyah menuju alam islamiyah.
Dengan terselesainya makalah ini tak lupa penulis menyampaikan terimakasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan berupa informasi,
pengarahan maupun petunjuk yang sangat bermanfaat bagi penulis sehingga
karya tulis ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini mempunyai banyak
kekurangan dalam hal pembuatan makalah, sehingga masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang
membangun, sehingga dapat memperbaiki makalah selanjutnya.

Makassar,23 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah................................................................................1
B.     Rumusan Masalah.........................................................................................1
C.     Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.    Definisi keterampilan dasar mengajar...........................................................2
B.     Macam-macam keterampilan dasar mengajar...............................................3
C.     Tujuan dan manfaat keterampilan dasar mengajar........................................24
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan....................................................................................................25
B.     Saran..............................................................................................................26
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Perkembangan Pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami
suatu peningkatan. Hal itu disebabkan karena adanya beberapa faktor-faktor
penunjang misalnya kurikulum pendidikan yang ideal, sarana prasarana yang
memadai di setiap sekolah dan yang terpenting ialah faktor pendidik atau kinerja
guru. Pendidik merupakan seseorang yang penting dalam berlangsungnya suatu
pendidikan dan kinerja guru dalam proses pembelajaran dapat juga mempengaruhi
perkembangan pendidikan.
Keberhasilan mengajar, selain ditentukan oleh faktor kemampuan, motivasi,
dan keaktifan peserta didik dalam belajar dan kelengkapan fasilitas atau
lingkungan belajar, juga akan tergantung pada kemampuan guru dalam
mengembangkan berbagai keterampilan mengajar. Keterampilan dasar mengajar
adalah keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru. Penguasaan
terhadap keterampilan ini memungkinkan guru mampu mengelola kegiatan
pembelajaran secara lebih efektif. Keterampilan dasar mengajar ini perlu dikuasi
oleh semua guru.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini pemakalah akan membahas mengenai
keterampilan dasar mengajar, guru diharapkan dapat memahani dan memiliki
kemampuan untuk menerapkan keterampilan dasar mengajar tersebut secara utuh
dan terintegrasi dalam meningkatkan kualitas proses pembelajarannya.
B.       Rumusan Masalah
1.         Apa definisi keterampilan dasar mengajar?
2.         Apa macam-macam keterampilan dasar mengajar?
3.         Bagaimana tujuan dan manfaat keterampilan dasar mengajar?
C.      Tujuan Penulisan
1.      Untuk memaparkan definisi keterampilan dasar mengajar.
2.      Untuk memaparkan macam-macam keterampilan dasar mengajar.
3.      Untuk memaparkan tujuan dan manfaat keterampilan dasar mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.      Definisi Keterampilan Dasar Mengajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan kecakapan
untuk menyelesaikan tugas. Sedangkan mengajar adalah melatih. DeQueliy dan
Gazali mendefinisikan mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada seseorang
dengan cara paling singkat dan tepat. Definisi yang modern di Negara-negara
yang sudah maju bahwa “teaching is the guidance of learning”, mengajar adalah
bimbingan kepada siswa dalam proses belajar.
Alvin W.Howard berpendapat bahwa mengajar adalah suatu aktivitas untuk
mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau
mengembangkan skill, attitude, ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan
knowledge.
Jadi dapat disimpulkan keterampilan dasar mengajar  (teaching skills) adalah
kemampuan atau keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional
behaviors) yang harus dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar
dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional.
Dengan demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa
keterampilan atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh
tenaga pengajar dalam melaksanakan tugas mengajarnya.
Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh
seorang tenaga pengajar, yaitu:
1.    Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach).
2.    Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya( how to teach).
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara
membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan
dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar
memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar
proses menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas
seperti pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.
B.       Macam-Macam Ketrampilan Dasar Mengajar
Menurut Turney terdapat 8 keterampilan mengajar/membelajarkan yang sangat
berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, diantaranya:
1.    Keterampilan Bertanya
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam proses komunikasi,
termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan
hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam
pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas.
Melalui keterampilan bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses
berpikir di kalangan siswa dan sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan
proses belajar di kalangan siswa. Dengan demikian, guru dapat mengembangkan
pengelolaan kelas dan sekaligus pengelolaan instruksional menjadi lebih efektif.
Selanjutnya dengan kemampuan mendengarkan guna dapat menarik simpati dan
empati di kalangan siswa sehingga kepercayaan siswa terhadap guru meningkat
yang pada akhirnya kualitas proses pembelajaran dapat lebih di tingkatkan.
a.         Macam-macam Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya dibedakan menjadi 2 yaitu:
1)        Keterampilan bertanya dasar : mempunyai beberapa komponen yang perlu
diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Keterampilan bertanya
dasar terdiri atas 7 komponen. Ketujuh komponen-komponen itu ialah sebagai
berikut:
a)      Pengajuan pertanyaan secara jelas dan singkat. Hal ini bertujuan agar pertanyaan
yang diberikan guru mudah dipahami oleh siswa.
b)      Pemberian acuan, acuan dapat diberikan pada awal pertanyaan maupun sewaktu-
waktu saat guru akan memberikan pertanyaan. Acuan tersebut berupa informasi
yang perlu diketahui siswa. Hal ini bertujuan sebagai pedoman  bagi siswa dalam
menjawab pertanyaan.
c)      Pemusatan, yaitu memfokuskan perhatian siswa agar terpusat pada inti masalah
tertentu sesuai dengan pertanyaan.
d)     Pemindahan giliran, siswa pertama memberikan jawaban, kemudian guru
meminta siswa kedua melengkapi jawaban siswa pertama, lalu siswa ketiga dan
seterusnya. Hal ini dapat mendorong siswa untuk selalu memperhatikan jawaban
yang diberikan temannya serta meningkatkan interaksi antarsiswa.
e)      Penyebaran, berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan guru. Guru menunjukkan pertanyaan kepada seluruh siswa kemudian
menyebarkan pertanyaan secara acak sehingga semua siswa siap untuk mendapat
giliran.
f)       Pemberian waktu berpikir, guru mengajukan pertanyaan kemudian menunggu
beberapa saat untuk siswa berpikir bar kemudian meminta atau menunjuk siswa
untuk menjawab pertanyaan.
g)      Pemberian tuntunan, agar siswa yang tidak bisa menjawab atau siswa yang bisa
menjawab namun tidak sesuai dengan apa yang diharapkan setelah memperoleh
tuntunan dari guru siswa tersebut akan mampu memberikan jawaban yang
diharapkan.
2)        Ketrampilan bertanya lanjut : lanjutan dari bertanya dasar yang mengutamakan
usaha pengembangan kemampuan berfikir siswa. Komponen keterampilan
bertanya lanjut terdiri dari:
a)      Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan, guru diharapkan
memberikan pertanyaan yang bersifat pemahaman, aplikasi (penerapan), alalisis
dan sintesis, evaluasi, dan kreasi. Pertanyaan yang bersifat ingatan hendaknya
dibatasi sesuai dengan sifat materi dan karakteristik siswa.
b)      Pengaturan urutan pertanyaan, agar kemampuan berpikir siswa dapat berkembang
secara baik dan wajar. Pertanyaan pada tingkat tertentu hendaknya dimantapkan,
kemudian beralih ke tingkat pertanyaan yang lebih tinggi. Hal itu dikarenakan
agar tidak membingungkan siswa dan tidak menghambat perkembangan
kemampuan berpikir siswa.
c)      Penggunaan pertanyaan pelacak, hal ini bertujuan agar guru dapat membimbing
siswa untuk mengembangkan jawabannya.
d)     Peningkatan terjadinya interaksi, merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan
keterlibatan mental intelektual siswa secara maksimal.
b.        Tujuan-tujuan dalam memberikan pertanyaan
1)      Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan.
2)      Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep.
3)      Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar.
4)      Mengembangkan cara belajar siswa aktif.
5)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi.
6)      Mendorong siswa mengemukakannya dalam bidang diskusi.
7)      Menguji dan mengukur hasil belajar siswa.
8)      Untuk mengetahui keberhasilan guru dalam mengajar.
c.         Prinsip Penggunaan Keterampilan Bertanya
Dalam menerapkan keterampilan bertanya, guru hendaknya
memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan atau hal-hal yang mempengaruhi
keefektifan pertanyaan sebagai berikut:
1)      Kehangatan dan keantusiasan
Pertanyaan hendaknya diajukan dengan penuh keantusiasan dan kehangatan
karena hal ini akan mempengaruhi kesungguhan siswa dalam menjawab
pertanyaan.
2)      Menghindari kebiasaan-kebiasaan berikut:
a)      Mengulangi pertanyaan sendiri
Mengulangi pertanyaan sendiri akan membuat siswa tidak memperhatikan
pertanyaan pertama sehingga menurunkan perhatian dan partisipasi siswa.
b)      Mengulangi jawaban siswa
Mengulangi jawaban siswa yang bertujuan untuk memberikan penguatan
sangat baik dilakukan oleh guru. Namun, jika guru terbiasa mengulangi jawaban
siswa maka siswa lain tidak akan mendengarkan jawaban temannya karena
jawabannya akan diulangi oleh guru.
c)      Menjawab pertanyaan sendiri
Guru cenderung menjawab sendiri pertanyaannya kalau siswa tidak ada yang
memberikan jawaban. Kebiasaan ini tidak baik karena dapat membuat siswa
frustasi dan malas berpikir
d)     Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak
Sebagai satu selingan, guru kadang-kadang mengajukan pertanyaan yang
memancing jawaban serentak sehingga kelas menjadi hidup. Namun, kalau hal ini
dibiasakan maka akan menurunkan fungsi pertanyaan karena guru tidak tahu siapa
yang menjawab dan siswa malas berpikir karena guru tidak meminta jawaban
perorangan. Untuk menghindari kebiasaan ini, guru hendaknya menyusun
pertanyaan secara baik dengan tingkat kesukaran yang sesuai sehingga siswa tidak
mungkin menjawabnya secara serentak.
e)      Mengajukan pertanyaan ganda
Pertanyaan yang diberikan oleh guru secara ganda dapat menyebabkan siswa
menjadi frustasi karena banyaknya pertanyaan dan pertanyaan-pertanyaan itu
dijadikan menjadi satu pertanyaan. Guru hendaknya memecah pertanyaan menjadi
beberapa pertanyaan sehingga siswa yang kurang mampu berpikir dapat
memikirkan jawaban dengan tenang dan tidak menjadi frustasi.
f)       Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan
Guru kadang-kadang cenderung menunjuk siswa tertentu untuk menjawab
pertanyaan yang akan diajukannya. Hal ini sebaiknya dihindari karena dapat
membuat siswa lain tidak memperhatikan pertanyaan guru. Sebaiknya guru
mengajukan pertanyakan ke seluruh siswa, menunggu sejenak, kemudian baru
menunjuk siswa tertentu untuk menjawabnya.
3)      Memberikan waktu berpikir
Pada pertanyaan tingkat lanjut, waktu berpikir yang dberikan hendaknya lebih
lama dari waktu berpikir yang diberikan ketika menerapkan keterampilan bertanya
dasar. Hal ini sangat perlu diperhatikan karena siswa memerlukan waktu yang
cukup untuk berpikir dan menyusun jawabannya.
4)      Mempersiapkan pertanyaan pokok yang akan diajukan
Pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan diajukan oleh guru hendaknya
disiapkan secara cermat sehingga urutan tingkat kesukaran pertanyaan dapat
disusun lebih dahulu dan materi pelajaran dapat dicakup secara tuntas.
5)      Menilai pertanyaan yang telah diajukan
Pertanyaan-pertanyaan pokok hendaknya dinilai oleh guru setelah pelajaran
berlangsung sehingga ketepatan jumlah pertanyaan, tingkat kesukaran, kualitas
pertanyaan dalam mengembangkan kemampuan berpikir, dan cakupan materinya
dapat diketahui dengan jelas.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan keterampilan bertanya
tersebut, diharap guru akan mampu mengembangkan kemampuan berpikir siswa
serta meningkatkan keterlibatan mental intelektual siswa melalui pertanyaan-
pertanyaan yang diajukannya.

2.    Ketrampilan Memberikan Penguatan


Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons, apakah bersifat
verbal ataupun non verbal, yang merupakan bagian dari modifikasi tingkah laku
guru terhadap tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau
umpan balik (feed back) bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu
dorongan atau koreksi. Penguatan juga merupakan respon terhadap suatu tingkah
laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku
tersebut.
a.         Tujuan Pemberian Penguatan
Penguatan mempunyai pengaruh yang berupa sikap positif terhadap proses
belajar siswa dan bertujuan sebagai berikut:
a.       Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran.
b.      Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar.
c.       Meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa yang produktif.
b.        Jenis-jenis Penguatan
1)      Penguatan verbal
Penguatan verbal biasanya diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian,
penghargaan, persetujuan dan sebagainya.
2)      Penguatan nonverbal
Penguatan nonverbal terdiri dari penguatan gerak isyarat, penguatan pendekatan,
penguatan dengan sentuhan (contact), penguatan dengan kegiatan yang
menyenangkan, penguatan berupa simbol atau benda dan penguatan tak penuh
(partial).
c.         Prinsip Penggunaan Penguatan
Penggunaan penguatan secara efektif harus memperhatikan tiga hal, yaitu
1)      Kehangatan dan keantusiasan
Penguatan yang diberikan guru haruslah disertai dengan kehangatan dan
keantusiasan. Kehangatan dan keantusiasan dapat ditunjukkan dengan berbagai
cara, misalnya dengan muka/wajah berseri disertai senyuman, suara yang riang
penuh dengan perhatian atau sikap yang memberi kesan bahwa penguatan yang
diberikan memang sungguh-sungguh. Sebaliknya, penguatan yang diberikan
dengan suara lesu, sikap acuh tak acuh, wajah yang murung, tidak akan ada
dampak positif bagi siswa, bahkan hanya akan menimbulkan kesan negatif bagi
siswa.
2)      Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan guru haruslah bermakna bagi siswa. Artinya, siswa
memang merasa terdorong untuk meningkatkan penampilannya.
3)      Menghindari penggunaan respons yang negatif.
Respons negatif seperti kata-kata kasar, cercaan, hinaa, hukuman atau ejekan dari
guru merupakan senjata ampuh yang dapat menghancurkan iklim kelas yang
kondusif dan kepribadian siswa sendiri. Oleh karena itu, guru hendaknya
menghindari segala jenis respons negatif tersebut.         
Di samping ketiga prinsip di atas, dalam meberikan penguatan, guru
hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1)      Sasaran penguatan
Sasaran penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas. Misalnya memberikan
penguatan kepada siswa tertentu, “Maron, karanganmu bagus sekali”.
Contoh penguatan kepada kelompok siswa ataupun kepada seluruh siswa secara
utuh, “Wah, Ibu bangga benar dengan kedisiplinan kelas 2 ini”.
Dengan demikian, setiap penguatan yang diberikan oleh guru harus jelas
sasarannya, apakah dituju kepada pribadi tertentu, kepada kelompok kecil siswa
atau kepada seluruh siswa.
2)      Penguatan harus diberikan dengan segera
Agar dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan hilang penguatan
haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan respons yang diharapkan.
Dengan kata lain, tidak ada waktu tunggu antara respons yang ditunjukkan dengan
penguatan yang diberikan.
3)      Variasi dalam penggunaan
Pemberian penguatan haruslah dilakukan dengan variasi yang kaya sehingga
dampaknya cukup tinggi bagi siswa yang menerimanya. Penguatan verbal dengan
kata-kata yang sama dan terus-menerus akan kehilangan makna hingga tidak
berarti apa-apa bagi siswa. Demikian juga penguatan nonverbal yang dilakukan
secara terus-menerus akan membosankan dan tidak berdampak apa-apa, bahkan
mungkin akan menimbulkan respon negatif, misalnya menjadi bahan tertawaan.
Oleh karena itu, guru hendaknya berusaha mencari variasi baru dalam memberi
penguatan.

3.    Ketrampilan Mengadakan Variasi


Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi
stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar
mengajar yang di tujukan untuk mengatasi kebosanan siswa sehingga, dalam
situasi belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh
partisipasi.
a.      Komponen mengadakan variasi
Variasi dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai proses perubahan
dalam pengajaran, yang dapat di kelompokkan ke dalam tiga kelompok atau
komponen, yaitu :
1)      Variasi dalam cara mengajar guru, meliputi : penggunaan variasi suara (teacher
voice), Pemusatan perhatian siswa (focusing), kesenyapan atau kebisuan guru
(teacher silence), mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and
movement), gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, dan
pergantian posisi guru dalam kelas dan gerak guru (teachers movement).
2)      Variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran. Media dan alat pengajaran
bila ditunjau dari indera yang digunakan dapat digolongkan ke dalam tiga bagian,
yakni dapat didengar, dilihat, dan diraba. Adapun variasi penggunaan alat antara
lain adalah sebagai berikut :
a)   Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids). Contohnya: gambar-
gambar, diagram, grafik, papan, buletin, slide presentasi, ukiran, peta, globe dan
semua alat yang dapat dilihat oleh manusia.
b)   Variasi alat atau bahan yang dapat didengart (auditif aids). Contohnya: rekaman
suara binatang, rekaman pidato, rekaman nyanyian, rekaman kuis atau ujian
listenning, radio, dll.
c)   Variasi alat atau bahan yang dapat diraba (motorik), dan variasi alat atau bahan
yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio visual aids). Contohnya: biji-bijian,
binatang kecil yang hidup, patung, alat mainan, alat-alat laboratorium, globe, dll.
3)      Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Pola interaksi guru dengan murid
dalam kegiatan belajar mengajar sangat beraneka ragam coraknya. Penggunaan
variasi pola interaksi dimaksudkan agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan,
serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan siswa dalam mencapai
tujuan.
b.      Tujuan dan Manfaat mengadakan Variasi
1)        Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek
belajar mengajar yang relevan.
2)        Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingin mengetahui dan
menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru.
3)        Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan
berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik.
4)        Guna member kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima
pelajaran yang disenanginya.
c.       Prinsip Penggunaan mengadakan variasi
1)      Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan
tujuan yang hendak dicapai.
2)      Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak akan
merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
3)      Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana
pelajaran atau satuan pelajaran.
4.    Ketrampilan Menjelaskan
Menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan
secara sistematik yang bertujuan untuk menunjukkan hubungan, antara sebab
akibat, yang diketahui dan yang belum diketahui.
Dari segi etimologis, kata menjelaskan mengandung makna “membuat
sesuatu menjadi jelas”. Dalam kegiatan terkandung makna pengkajian makna
secara sistematis sehingga yang menerima penjelasan memiliki gambaran yang
jelas tentang hubungan informasi yang satu dengan informasi lainnya. Misal
hubungan informasi baru dengan lama, hubungan sebab akibat, hubungan antara
teori dan praktik, atau hubungan antara dalil-dalil dengan contoh.
a.         Tujuan keterampilan menjelaskan
Kegiatan menjelaskan mempunyai beberapa tujuan. Tujuan-tujuan tersebut
antara lain ialah:
1)      Membantu siswa memahami berbagai konsep, hukum, dalil, dan sebagainya
secara objektif dan bernalar.
2)      Membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa” yang muncul dalam proses
pembelajaran.
3)      Meningkatkan keterlibatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah melalui
cara berpikir yang lebih sistematis.
4)      Mendapatkan balikan dari siswa tentang tingkat pemahamannya terhadap konsep
yang dijelaskan dan untuk mengatasi salah pengertian.
5)      Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penalaran dalam
penyelesaian ketidakpastian.

Sementara itu, penguasaan keterampilan menjelaskan akan memungkinkan


guru untuk:
1)        Meningkatkan efektivitas pembicaraan di kelas sehingga benar-benar merupakan
penjelasan yang bermakna bagi siswa.
2)        Memperkirakan tingkat pemahaman siswa terhadap penjelasan yang diberikan.
3)        Membantu siswa menggali pengetahuan dari berbagai sumber.
4)        Mengatasi kekurangan berbagai sumber belajar.
5)        Menggunakan waktu secara efektif.
b.        Komponen-Komponen Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan memberi penjelasan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
besar, yaitu:
1)      Keterampilan merencanakan penjelasan
Merencanakan isi pesan (materi) pembelajaran, merupakan tahap awal
dalam proses menjelaskan. Di dalamnya mencakup:
a)        Menganalisis masalah yang akan dijelaskan secara keseluruhan termasuk unsur-
unsur yang terkait.
b)        Menetapkan jenis hubungan antara unsur-unsur yang berkaitan tersebut.
c)        Menelaah hukum, rumus, prinsip atau generalisasi yang mungkin dapat
digunakan dalam menjelaskan masalah yang ditentukan.
d)       Menganalisis karakteristik penerimaan pesan, agar guru mampu mengetahui
apakah siswanya sudah paham tentang materi yang dijelaskan atau masih belum
paham.
2)      Keterampilan menyajikan penjelasan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keterampilan menyajikan
penjelasan:
a)        Kejelasan ucapan dalam berbicara, sangat menentukan kualitas suatu penjelasan.
b)        Penggunaan contoh dan ilustrasi, agar penjelasan akan lebih menarik dan mudah
dipahami.
c)        Pemberian tekanan, agar siswa lebih menangkap inti permasalahan yang
djelaskan.
d)       Balikan, untuk memeriksa pemahaman siswa dengan cara mengajukan pertanyaan
atau ekspresi wajah siswa setelah mendengarkan penjelasan guru.
c.         Prinsip Penggunaan Keterampilan Menjelaskan
Dalam memberikan penjelasan, guru perlu memperhatikan hal-hal seperti di
bawah ini:
1)      Memperhatikan kaitan antara yang menjelaskan (guru) dengan yang
mendengarkan (siswa) dan bahan yang djelaskan (materi).
2)      Penjelasan dapat diberikan pada awal, tengah, dan akhir pelajaran, tergantung
dari munculnya kebutuhan akan penjelasan.
3)      Penjelasan yang diberikan harus bermakna dan sesuai dengan tujuan pelajaran.
4)      Penjelasan dapat disajikan sesuai dengan rencana guru atau bila kebutuhan akan
suatu penjelasan muncul dari siswa.

5.    Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran


Membuka pelajaran (set induction) ialah usaha atau kegiatan yang dilakukan
oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondusi bagi
siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya
sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan
belajar. Adapun tujuan membuka pelajaran antara lain, yaitu :
1)      Menarik perhatian siswa
2)      Menumbuhkan motivasi belajar siswa
3)      Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan
dilakukan.
Sedangkan menutup pelajaran (closure) ialah kegiatan yang dilakukan oleh
guru untuk mengakhiri pelajaran atau kegiatan belajar mengajar. Tujuan kegiatan
menutup pelajaran yaitu untuk memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai
hasil belajar yang telah dikuasainya. Kegiatan-kegiatan dalam menutup pelajaran
misalnya : Merangkum atau membuat garis besar permasalahan yang dibahas,
memberikan tindak lanjut, dan lain-lain.
a.         Komponen Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
1)      Membuka Pelajaran
Komponen keterampilan yang dikuasai guru dalam membuka pelajaran adalah
sebagai berikut :
a)   Menarik perhatian siswa
Menarik perhatian siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain
memvariasikan gaya mengajar, mengunakan alat-alat bantu mengajar, dan
penggunaan pola interaksi yang bervariasi.
b)   Menimbulkan motivasi
Salah satu tujuan membuka pelajaran adalah membangkitkan motivasi siswa
untuk mempelajari atau memasuki topik/kegiatan yang akan di bahas atau
dikerjakan,cara memberikan motivasi ada bermacam-macam cara, diantaranya
ialah sikap hangat dan antusias, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide
yang bertentangan,dan memperhatikan minat siswa.
c)   Memberi acuan
Memberi acuan dalam usaha membuka pelajaran bertujuan untuk memberikan
gambaran singkat kepada siswa tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan di
pelajari siswa. Acuan dapat diberikan dengan berbagai cara seperti:
Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarankan langkah-langkah yang
akan dilakukan, mengigatkan masalah pokok, dan mengajukan pertayaan-
pertanyaan.
d)  Membuat kaitan
Salah satu aspek yang membuat pelajaran menjadi bermakna adalah jika pelajaran
tersebut dikaitkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Dalam hal ini
guru berusaha mengaitkan materi baru dengan pengetahuan, pengalaman, minat,
serta kebutuhan siswa, misalnya meninjau kembali pemahaman siswa tentang
aspek-aspek yang telah diketahui dari materi baru yang akan di jelaskan,memberi
kaitan materi baru dengan materi yang sudah diketahui siswa atau apabila konsep
yang akan dijelaskan terlebih dahulu.
2)      Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran dilakukan pada setiap akhir penggal kegiatan. Agar
kegiatan menutup pelajaran dapat berlangsung secara efektif,guru diharapkan
menguasai cara menutup pelajaran sebagai bahan sebagai berikut :
a)   Meninjau kembali (mereview)
Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap inti pelajaran, pada akhir penggal
kegiatan guru hendaknya melakukan peninjauan kembali tentang penguasaan
siswa. Hal ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu merangkum dan atau membuat
ringkasan inti pelajaran.
b)   Merangkum inti pelajaran
Kegiatan merangkum inti pelajaran pada dasarnya berlangsung selama proses
pembelajaran. Misalnya, ketika selesai menjelaskan suatu topik guru meminta
siswa merangkum topik yang telah dibahas.
c)   Membuat ringkasan
Membuat ringkasan merupakan satu cara untuk memantapkan penguasaan siswa
terhadap inti pelajaran.
d)  Menilai (mengevaluasi)
Penggal kegiatan atau akhir satu pelajaran dapat ditutup dengan menilai
penguasaan siswa tentang pelajaran yang telah dibahas. Penilaian dapat dilakukan
dengan cara berikut: Tanya jawab secara lisan, mendemostrasikan ketrampilan,
mengaplikasikan ide baru, menyatakan pendapat tentang masalah yang di bahas,
dan memberikan soal-soal tertulis yang dikerjakan oleh siswa secara tertulis.
e)   Memberi tindak lanjut
Agar siswa dapat memantapkan/mengembangkan kemampuan yang baru
dipelajari,guru perlu memberikan tindak lanjut yang dapat berupa: Tugas-tugas
dapat dikerjakan secar individual, seperti pekerjaan rumah (PR) dan tugas
kelompok untuk merancang sesuatu atau memecahkan masalah berdasarkan
konsep yang baru dipelajari.
b.        Prinsip-Prinsip Pengunaaan Keterampilan Membuka dan Menutup
Pelajaran
Penerapan ketrampilan membuka dan menutup pelajaran harus mengikuti
prinsip tertentu. Tanpa memperhatikan prinsip tersebut, kegiatan membuka dan
menutup pelajaran tidak akan berlangsung secara efektif. Prinsip itu adalah:
1)      Bermakna
Harus bermakana artinya harus relevan dengan materi yang akan dibahas dan
disesuaikan dengan karakteristik siswa sehingga mampu mencapai tujuan yang
diinginkan, seperti menarik perhatian,meningkatkan motivasi, memberi acuan,
membuat kaitan, mereview atau menilai.
2)      Berurutan dan Berkesinambungan
Membuka dan menutup pelajaran merupakan bagian yang utuh dari kegiatan
pembelajaran, dan bukan merupakan kegiatan yang lepas-lepas dan berdiri itu
sendiri. Dalam hal ini guru hendaknya berusaha membuat susunan kegiatan yang
tepat, yang sesuai dengan minat, pengalaman, dan kemampuan siswa, serta jelas
kaitanya antara yang dengan yang lain.

6.    Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil


Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai
pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai
suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi
kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif.
Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta
membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya keterampilan
berbahasa.
Diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1)      Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9
orang).
2)      Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan) dan
langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling
beradu pandang dan saling mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan
yang lain.
3)      Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota
kelompok.
4)      Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju suatu
kesimpulan.
Dengan memperhatikan keempat karakteristik tersebut dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan diskusi kelompok adalah suatu proses pembicaraan
yang teratur  yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
informal dengan tujuan untuk mengambil keputusan atau memecahakan suatu
persoalan atau masalah.
a.         Tujuan dan Manfaat Diskusi
Adapun tujuan dan manfaat kegiatan diskusi anatara lain :
1)        Memupuk sikap toleransi yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap pendapat
yang dikemukakan oleh setiap peserta didik.
2)        Memupuk kehidupan demokrasi yaitu setiap siswa secara bebas dan bertanggung
jawab terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar fikiran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
3)        Memndorong pembelajaran secara aktif yaitu siswa dalam membahas suatu topik
pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui kerjasama
dalam kelompok diskusi siswa belajar mengembangkan kemmapuan berfikirnya.
4)        Menumbuhkan rasa percaya diri yaitu dengan kebiasaan untuk beragumentasi
yang dilakukan antar sesama teman dalam kelompok diskusi, akan mendorong
keberanian dan rasa percaya diri mengajukan pendapat maupun mencari solusi
pemecahan.
b.        Tahap-Tahap Kegiatan diskusi
1)      Memusatkan perhatian
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa harus berusaha memusatkan
perhatian dan aktivitas pembelajaran siswa pada topik atau permasalahan yang
didiskusikan. Dengan demikian apabila terjadi pembicaraan yang menyimpang
dari sasaran diskusi, maka pada saat itu pula pimpinan diskusi harus segera
meluruskan dan mengingatkan peserta diskusi tentang topik dan sasaran dari
diskusi yang sedang dilakukan. Oleh karena itu sebelum dan selama proses
diskusi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a)        Merumuskan tujuan diskusi yaitu rumusan tujuan atau kompetensi secara jelas
dan terukur yang harus dimiliki atau dicapai oleh siswa dari kegiatan diskusi yang
akan dilakukan.
b)        Menetapkan topik atau permasalahan
Topik yang didiskusikan diusahakan harus menarik minat, menantang dan
memerhatikan tingkat perkembangan siswa. Topik masih bisa dirumuskan dalam
bentuk pertanyaan atau pernyataan. Melalui topik yang dirumuskan tersebut dapat
mendorong dan menggugah rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa akan secara
aktif mencari informasi, belajar, dan memecahkannya.
c)        Mengidentifikasi arah pembicaraan yang tidak relevan dan menyimpang dari arah
diskusi. Hasil dari identifikasi dapat dijadikan masukan bagi pimpinan diskusi
untuk meluruskan pembicaraan, pertanyaan, atau komentar lainnya, sehingga
kegiatan diskusi senantiasa terjaga dan terfokus pada masalah diskusi.
d)       Merangkum hasil diskusi
Rangkuman ini tidak hanya dilakukan pada ahir diskusi, tapi selama proses
berlangsung hasil pembicaraan yang inti segera dirangkum, sehingga pada ahir
diskusi akan dapat menyimpulkannya secara lengkap dan akurat.
2)        Memperjelas masalah atau urunan pendapat
Pada saat diskusi berjalan, kadang-kadang pertanyaan, komentar, pendapat,
atau gagasan yang disampaikan peserta diskusi ada kalanya kurang jelas, sehingga
jelas mengaburkan pada topik pembahasan kadang-kadang juga menimbulkan
ketegangan atau permasalahan baru dalam diskusi. Kejadian ini jangan dibiarkan
semakin berkembang, karena akan mengganggu proses dan hasil diskusi itu
sendiri.
3)        Menganilisis pandangan siswa
Perbedaan pendapat dalam diskusi adalah sesuatu yang wajar dan sangat
mungkin terjadi. Namun yang harus diperhatikan oleh guru atau pimpinan diskusi
adalah bagaimana agar perbedaan tersebut menjadi pendorong dan membimbimng
setiap anggota kelompok untuk berpartisipasi secara aktif dan konstruktif
terpecahkannya masalah yang didiskusikan.
4)        Meningkatkan urunan siswa
5)        Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6)        Menutup diskusi
c.         Keunggulan Diskusi Kelompok Kecil
1)      Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik.
2)      Termotivasi oleh kehadiran teman.
3)      Mengurangi sifat pemalu.
4)      Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok.
5)      Meningkatkan pemahaman diri anak.
6)      Melatih sisa untuk berfikir kritis.
7)      Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya.
8)      Melatih dan mengembangkan jiwa social pada diri siswa.
d.        Kelemahan Diskusi Kelompok Kecil
1)      Waktu belajar lebih panjang.
2)      Dapat terjadi pemborosan waktu.
3)      Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif.
4)      Dominasi siswa tertentu dalam diskusi.
5)      Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap mengikuti
kegiatan pembelajaran.

7.    Ketrampilan Mengelola Kelas


Pengelolaan kelas adalah ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam
proses belajar mengajar. Dalam melaksanakan ketrampilan mengelola kelas maka
perlu diperhatikan komponen ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan
dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentif) berkaitan
dengan kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran,
dan bersifat represif ketrampilan yang berkaitan dengan respons guru terhadap
gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan
tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
Komponen-komponen keterampilan mengelola kelas adalah sebagai berikut:
a.         Keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi
belajar yang optimal (bersifat preventif). Keterampilan ini berkaitan dengan
kemampuan guru dalam mengambil inisiatif dan mengendalikan kegiatan
pembelajaran, sehingga berjalan secara optimal, efisien dan efektif. Keterampilan
tersebut meliputi :
1)      Menunjukkan sikap tanggap
2)      Memberi perhatian
3)      Memusatkan perhatian kelompok
4)      Memberikan petunjuk yang jelas
5)      Menegur
6)      Memberi penguatan
b.         Keterampilan yang berhubungam dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal. Keterampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa
yang berkelanjutan. Dalam hal ini guru dapat mengadakan tindakan remedial
untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
8.    Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah berjumlah terbatas, yaitu berkisar
antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang untuk perseorangan.
Pengajaran kelompok kecil dan perseorangan memungkinkan guru memberikan
perhatian terhadap setiap siswa serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara
guru dan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
Ciri-ciri pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai berikut :
1)      Terjadi hubungan ( interaksi) yang akrab dan sehat antara guru dan siswa serta
siswa dengan  siswa.
2)      Siswa belajar sesuai dengan kecepatan, cara, kemempuan, dan minatnya sendiri.
3)      Siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhannya.
4)      Siswa dilibatkan dalam penentuan cara-cara belajar yang akan ditempuh, materi
dan alat yang akan digunakan, dan bahkan tujuan yang ingin dicapai.
5)      Peran guru dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah sebagai
berikut :
a)      Organisator kegiatan pembelajaran
b)      Sumber informasi bagi siswa
c)      Pendorong bagi siswa untuk belajar / motivator
d)     Penyedia materi dan kesempatan belajar bagi siswa
e)      Orang yang mendiagnosis kesulitan siswa dan memberibantuan yang sesuai
dengan kebutuhannya.
a.         Komponen katerampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
1)        Pemusatan perhatian
2)        Memperjelas permasalahan
3)        Menganalisis pandangan peserta didik
4)        Meningkatkan urunan, pikiran psesrta didik
5)        Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi
6)        Mengadakan pendekatan secara pribadi
7)        Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran
8)        Membimbing dan memudahkan belajar
9)        Merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran
10)    Menutup diskusi
b.         Prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil atau perorangan :
1)      Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan.
2)      Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan.
3)      Rencanakan diskusi kelompok dengan sistematis.
4)      Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi
Berbagai hal yang harus dihindari guru dalam membimbing diskusi kelompok
kecil adalah:
1)      Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya
dengan topic pembicaraan.
2)      Membiarkan diskusi dikuasai/dimonopoli oleh peserta didik tertentu.
3)      Membiarkan peserta didik tidak aktif.
4)      Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik.
5)      Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk
memikirkan pemecahan masalah.
6)      Tidak merumuskan hasil diskusi dan tidak membentuk tindak lanjut.

C.      Tujuan dan Manfaat Dari Ketrampilan Dasar Mengajar


1.         Tujuan dari keterampilan dasar mengajar guru yaitu supaya guru atau tenaga
pendidik dapat memahami hakikat keterampilan dasar mengajar yang dapat
dipratikkan di dalam kelas, mengidentifikasi jenis-jenis keterampilan dasar
mengajar dan terampil menerapkan setiap jenis keterampilan dasar mengajar
untuk meningkatkan kuaitas proses dan hasil pembelajaran. Dengan memiliki
pemahaman ini seorang guru akan mempunyai persiapan mengajar yang baik
dalam menguasai bahan pengajaran, mampu memilih metode yang tepat serta
bisa memberikan penguasaan kelas yang baik.
2.         Tujuan yang lain yaitu untuk membekali tenaga pendidik beberapa keterampilan
dasar mengajar dan pembelajaran. Bagi calon tenaga pendidik hal ini akan
memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan
dasar mengajar secara terpisah, sedangkan bagi calon tenaga pendidik hal ini
dapat mengembangkan keterampilan dasar mengajarnya sebelum mereka
melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik. Memberikan kemungkinan calon
tenaga pendidik untuk mendapatkan bermacam keterampilan dasar mengajar serta
memahami kapan dan bagaimana menerapkan dalam program pembelajaran
sehingga pada akhir masa kuliah mahasiswa diharapkan memiliki kompetensi
(pengetahuan, keterampilan dan nilai–nilai dasar atau sikap yang direfleksikan
dalam berfikir dan bertindak) sebagai calon guru sehingga memiliki pengalaman
melakukan pembelajaran dan kesiapan untuk melakukan praktek pendidikan di
sekolah/lembaga.
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.    Keterampilan dasar mengajar merupakan suatu keterampilan yang harus dikuasai
oleh semua guru, baik guru SD, SMP, SMA/SMK maupun dosen di PT. Jadi guru
haruslah menguasai semua ketrampilan dasar mengajar bukan hanya ketrampilan
membuka dan menutup pelajaran. karena semua ketrampilan itu saling
berhubungan. Jika seorang guru hanya terampil dalam satu atau dua saja
ketrampilan dasar mengajar hasil dari kegiatan belajar mengajar tidak akan
maksimal. Selain itu dengan terampil dalam mengajar akan berdampak baik pada
semuanya bukan hanya siswa saja tetapi juga akan berdamapak baik kepada guru
itu sendiri.
2.    Macam- macam keterampilan dasar mengajar ada 8 yaitu:
a.       Keterampilan Bertanya
b.      Ketrampilan Memberikan Penguatan
c.       Ketrampilan Mengadakan Variasi
d.      Ketrampilan Menjelaskan
e.       Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
f.       Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
g.      Ketrampilan Mengelola Kelas
h.      Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perseorangan
3.    Tujuan mempelajari keterampilan dasar mengajar yaitu untuk memberikan
pengetahuan yang lebih kepada pendidik mengenai keterampilan mengajar. Selain
itu keterampilan dasar mengajar juga berperan penting dalam proses
pembelajaran, semakin guru itu memahami dan mengaplikasikan keterampilan
tersebut, semakin berpengaruh positif juga terhadap proses pembelajaran.
B.     Saran
Penulis sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan.
Menyadari kekurangan itu kami mohon dengan kerendahan hati untuk
memberikan segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca bagi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
Marno dan Idris. 2014. Strategi, Metode dan Teknik Mengajar (Menciptakan
Keterampilan Mengaar yang Efektif dan Edukatif). Jakarta: Ar-Ruzz Media.

Pusat Bahasa DEPDIKNAS. 2010. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.

Rhezi. “Keterampilan Dasar Mengajar” dalam http://rheziak.blogspot.co.id/2015/07/


diakses 13 September 2016 pukul 10:02

Slamet. 2016. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Usman, M. Uzer. 2015. Menjadi Guru Profesional. Badung: PT Remaja Rosdakarya

http://aulia-kesenangan.blogspot.com/2016/09/makalah-keterampilan-dasar mengajar.html

https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/9588/8-Keterampilan-Dasar-Mengajar-ini-
Yang-Harus-Dikuasai-Guru

Anda mungkin juga menyukai